Abstrak
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan
pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja, mereka
mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang
berlaku dikalangan masyrakat. Dalam proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis, remaja kerap
menghadapi ketegangan, kebingungan, dan kekhawatiran. Peran komunikasi konseling yang dijalankan oleh sekolah
menengah pertama, dalam meningkatkan kualitas hidup remaja. Salah satu tujuan komunikasi konseling pada generasi
muda adalah meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan konseling yang dilakukan oleh guru , tidak terlepas dari strategi
komunikasi, yaitu dengan perencanaan yang menyeluruh. Selama proses bimbingan konseling tidak henti-hentinya
penndidik memberi motivasi dalam meningkatkan kualitas belajar, mengarahkan siswa-siswi sesuai dengan apa yang
akan mereka citacitakan. Memberikan semangat ketika mereka memiliki masalah yang sangat mengganggu dalam
proses belajar, agar prestasi belajar tidak turun.
ISI
1
https://www.kompasiana.com/altip/5c490a3643322f600b7129f2/tantangan-guru-menghadapi-peserta-didik-
generasi-z
2
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/JAHIJ9S3KOMCERF716JT3ENZ0.pdf
Strategi komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan konseling
Komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya suatu konseling, dan dapat juga
diartikan sebagai suatu proses pembinaan informasi antara dua orang manusia atau lebih dengan
menggunakan simbol-simbol bersama. Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling
pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima. Secara
umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan,
media, penerima, dan umpan balik.
Komunikasi adalah suatu proses sosial, komunikasi dinyatakan secara sosial yakni suatu proses
bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi, sedangkan komunikasi
dinyatakan berdasarkan proses, apabila suatu kejadian tertentu terjadi secara berkesinambungan,
dinamis, dan tidak memiliki akhir (West, Turner, 2009: 5-6)Menurut Effendi: Strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencaanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai
suatu tujuan (Effendy, 2007: 301). Strategi komunikasi merupakan perencanaan dan pengelolaan
komunikasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Keberhasilan dalam suatu komunikasi tidak terlepas dari pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki.Menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa :
Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang
akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin
dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat
ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri
khalayak dengan mudah dan cepat. ( Arifin 1984 : 10)Menurut Onong Uchjana Effendi bahwa
strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu: Secara makro (Planned multi-media strategy) dan
Secara mikro (single communication medium strategy).
Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu: Menyebarluaskan pesan komunikasi
yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang
berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan
milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam
dikomunikasiknnya.
Proses komunikasi konseling ini akan berjalan dengan lancar ketika antara guru BK dan siswa
remaja saling membuka diri, untuk mewujudkan agar komunikasi menjadi efektif. Membuka diri
merupakan tindakan dengan menunjukan diri sendiri sehingga membuat oleh orang lain jadi
mengenal diri sendiri. Membuka diri dalam komunikasi antar pribadi memilki karakteristik: (1)
Jujur; (2) Membuka pikiran; (3) Berlangsung dalam suasana keakraban; dan (4) Tidak
menyembunyikan informasi.
Untuk mencapai hasil yang efektif dalam strategi komunikasi antar pribadi antara guru dengan
siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: (1) Memberikan salam; (2) Sapaan yang
sopan, dengan nada suara yang baik; (3) Gerakan nonverbal yang disertai dengan perhatian secara
menyeluruh; (4) Pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana dan penuh perhatian; (5)
Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian; (6) Menerima dan memahami ungkapan dan
curhatan semua siswa; (7) Memberikan perhatian terhadap curhatan semua siswa; dan (8)
Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.
Ketika komunikasi terjalin baik, maka guru akan dapat memahami perbedaan antara apa yang
dikatakan dan apa yang dilakukan siswa, disamping guru juga mampu melihat perbedaan antara
apa yang telah dikatakan seseorang dengan apa yang dilaporkan orang lain tentang siswa. Guru
juga mampu melihat perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak. Selanjutnya
guru mampu memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa.
Dengan berhasilnya strategi komunikasi, pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan
baik, begitu juga sebaliknya apa yang disampaikan oleh siswa dapat dipahami oleh guru. Ketika
pesan sudah diterima dan dimengerti maka guru BK dapat melakukan pembinaan pada siswa –
siswa yang mengalami masalah, selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa
mampu menghadapi dan mengatasi masalah dan cobaan yang dialaminya.
3
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/JAHIJ9S3KOMCERF716JT3ENZ0.pdf
REFLEKSI
Refleksi teologi tentang bimbingan konseling terhadap dinamika pendidik dalam tantangan
menghadapi perserta didik adalah 9. Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Bimbingan konseling dalam
Memaknai tantangan pendidik dan strategi menghadapi peserta didik (remaja) amat diperlukan
dalam proses pendidikan. Tenaga pendidik perlu meningkatkan mutu dan kualitasnya untuk dapat
menuntun, membimbing anak-anak didiknya. Khusya tenaga pendidik yang berperan penting
untuk proses penuntasan masalah anak didik melalui Bimbingan Konseling. Ada beberapa konsep
yang berkenaan dengan hal ini yaitu pertama, bagaimana sikap yang harus diutamakan dan ada
dalam pribadi konselor kaitannya dengan iman kritiani yaitu sikap peduli dimana sikap Konselor
yang berhasil mengantarkan konseli kepada pemahaman dan kesadaran pada dirinya,maka
Konselor memiliki kepedulian Tuhan kepada sesama."Sebab anak manusia datang untuk mencari
dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19.10).Disni kita melihat bagaimana Tuhan sangat peduli
terhadap ciptaannya (manusia) yang akan binasa ia datang dalam dunia menjelma sebagai manusia.
Kedua, sikap belas kasih yang harus dilaksanakan. ketika manusia diperhadapkan dengan
hukuman, Allah menunjukkan kasihnya dengan mengaruniakan anaknya yang tunggal untuk
menebus dosa manusia. Sikap belas kasihan yang ditunjukan oleh Yesus menjadi contoh dalam
memberi bantuan konseling kepada konseli.Sikap belas kasih yang harus ditunjukkan oleh seorang
konselor kepada seorang konseli seperti berempati dan memberikan respon yang adalah suatu
tanggapan penerimaan menolong konseli menyadari bahwa ia sungguh -sungguh di mengerti,
diterima dan didengarkan sehingga ia bergairah untuk menceritakan masalahnya dengan merasa
nyaman. Dan ditanggapi oleh konselor dengan menunjukkan sikap yang hangat, bersahabat serta
menerima.
KESIMPULAN
Komunikasi konseling yang dilakukan dilingkungan lebih bersifat komunikasi antar pribadi,
dimana komunikasi yang tercipta merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara guru
BK dan siswa yang sedang melakukan bimbingan, dengan melibatkan beberapa pengaruh dan
umpan balik yang terjadi antara guru dengan siswa tersebut. Selama proses konseling yang
dilakukan oleh guru BK, banyak sekali informasi yang didapatkan, hal tersebut dikarenakan proses
komunikasi yang dilakukan oleh guru BK dapat diterima dengan baik oleh para siswa, maupun
sebaliknya. Remaja harus mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini. Motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya. Lingkungan
keluarga harus diciptakan seharmonis mungkin, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
Komunikasi yang rutin dilakukan oleh orang tua kepada para remaja sangat membantu. Memilih
teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan dengan siapa
saja remaja harus bergaul. Disamping itu remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.Ketika berlangsung kegiatan komunikasi konseling dengan remaja, ciptakan komunikasi
yang baik, saling membuka diri, agar komunikasi menjadi efektif. Ketika konselor tidak
berkomunikasi yang baik, akan menyebabkan klien tidak membagi masalah yang mereka hadapi
secara menyeluruh, sehingga penyelesaian yang akan dilakukan tidak akan maksimal, sehingga
hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/altip/5c490a3643322f600b7129f2/tantangan-guru-menghadapi-
peserta-didik-generasi-z ( di akses pada pukul 15.40 tanggal 5 desember 2022)
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/JAHIJ9S3KOMCERF716JT3ENZ0.pdf
(di akses pada pukul 15.50 tanggal 5 desember 2022)