I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan
atau perkabaran. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communication
dari kata dasar communis yang artinya sama. Secara terminologis, komunikasi diartikan
sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan
media. Sudah diketahui banyak orang bahwa komunikasi ada dimana-mana, dirumah,
sekolah, kantor, dan masjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita
(Jalaludin Rakhmat,1985). Hal ini mengandung arti bahwa hampir seluruh kegiatan
manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Bidang pendidikan
misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa
berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984). Dengan kata lain, tidak ada perilaku
pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Semuanya membutuhkan komunikasi,
komunikasi yang sesuai dengan biang daerah yang di sentuh.
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan
orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa
manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang satu dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
adalah :
1
1. Apa itu Komunikasi?
2. Apa dan Bagaimana Pendidikan ?
3. Apa dan Bagaimana Komunikasi Pendidikan?
4. Bagaimana Penagaruh Komunkasi terhadap Pendidikan?
1.3. Tujuan Pembahasan
pendidikan sehingga dapat di aplikasikan dalam aktivitas bekerja dan aktivitas sehari-hari.
2
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1. Komunikasi
mengandung “kesamaan makna” antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan
“minimal’’ karena kegiatan komunikasi itu tidak bersifat “informatif” saja, yakni agar
orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasif” yaitu agar orang bersedia menerima
akibat tertentu. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktifitas pertukaran ide
atau gagasan secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat
dipahami sebagai kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak
lain, denagn tujuan komunikasi yaitu menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide
kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk
membangun kontak siosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi
orang lain untuk merasa, berfikir, dan berperilaku seperti yang kita inginkan.
3
Ada sejumlah komponen penting atau unsur yang merupakan prasyarat
tersebut meliputi:
sangat familier dalam dunia komunikasi yaitu “we cannot not communication”, “Kita
tidak dapat tidak berkomunikasi”. Betapa tidak, komunikasi terjadi jika seseorang
memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Jadi semua perilaku
kita memiliki potensi komunikasi, baik dari segi ekspresi muka, bahasa tubuh, terlebih
2.2. Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti
pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal
dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak) dan ‘Agoge’
yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang (pemuda) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar
dan menjemput anak-anak (siswa) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang
semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk
nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari
sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam
membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
4
Kihajar dewantara (bapak pendidikan nasional indonesia 1889-1959)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin) pikiran (intellect) dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dengan kata lain, Pendidikan dapat di artikan sebagai usaha orang dewasa
dalam mendewasakan peserta didiknya agar menjadi dewasa dan menjadi manusia yang
seutuhnya.
2.3. Komunikasi Pendidikan
Komunikasi pendidikan merupakan komunikasi yang sudah merambah atau
menyentuh dunia pendidikan dan segala aspeknya dan merupakan proses komunikasi
yang dipola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran tertentu
kearah yang lebih baik. Sasaran atau komunikan disini maksudnya adalah sekelompok
orang, yang mana dalam proses pendidikan disini adalah murid atau siswa.
5
Komunikasi pendidikan bukan hanya terjadi pada kasus dialog saja, namun
masih banyak contoh lainnya seperti pada setiap orang tua, baik sebagai ayah, ibu
ataupun wali, bahkan mereka yang berkedudukan sebagai “orang tua” (senior, baik
dalam ilmu, status sosial, maupun dalam usia) dilingkungan masyarakatnya, mempunyai
keinginan memberi wejangan kepada yang lebih muda. Bentuk wejangan ini bermacam-
macam. Sebuah nasihatpun berarti wejangan. Juga wejangan dalam bentuk contoh atau
teladan perbuatan termasuk perbuatan memberi semangat, dorongan, dan hal lain yang
dapat menumbuhkan motivasi seseorang untuk berbuat sesuai dengan norma yang
berlaku. Hal ini terlihat jelas sebagai mana disarankan dalam salah satu konsep
pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkenal itu, yakni ing ngarso sung tulodo, ing
madyo mbangun karso, tutwuri handayani. Artinya kira-kira sebagai berikut: didepan
dapat memberi contoh atau teladan yang baik, baik dalam pengetahuan, sikap maupun
dalam berbuat, di tengah-tengah harus bisa membangun kehendak atau kemauan,
berinisiatif, dan dibelakang harus bisa memberi dorongan atau semangat.
Banyak tujuan komunikasi pendidikan atau tujuan belajar yang sering tidak
tercapai akibat dari kurang atau tidak berfungsinya unsur-unsur komunikasi di
dalamnya, atau tujuan pendidikan tidak tercapai karena penerapan komunikasi yang
keliru. Tujuan pendidikan secara umum adalah mengubah kondisi awal manusia kepada
atau ke arah yang sesuai dengan norma kehidupan yang lebih baik, lebih berkualitas dan
lebih sejahtera, baik lahir maupun batin. Dengan demikian, komunikasi direncanakan
secara sadar untuk tujuan-tujuan pendidikan, tujuan mengubah perilaku pada pihak
sasaran, karena itu ia memerlukan waktu. Dalam menjalani waktu itulah terjadi proses
komunikasi, proses saling berbagi informasi antara dua pihak (Schramm, 1977).
Tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan, dan tentu oleh suatu tindakan
komunikasi pendidikan, sesuai yang diamanatkan dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam GBHN, yaitu untuk mencapai predikat manusia
Indonesia yang ber-Pancasila, meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME,
kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat agar dapat menumbuhkan manusia-manusia yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
6
2.4. Pengaruh Komunikasi Dalam Pendidikan
Banyak tujuan komunikasi pendidikan atau tujuan belajar yang sering tidak
tercapai akibat dari kurang atau tidak berfungsinya unsur-unsur komunikasi di
dalamnya, atau setidaknya tujuan pendidikan tidak tercapai karena penerapan
komunikasi yang keliru. Jourdan (1984) pernah berkata bahwa “tidak ada perilaku-
perilaku pendidikan yang tidak berkaitan dengan komunikasi”. Ini artinya bahwa
hampir semua kegiatan pendidikan banyak dilakukan atau berkaitan dengan
komunikasi. Karena itu, kegagalan-kegagalan dalam pendidikan dan komunikasi pun
sedikit banyak sebenarnya terjadi karena kegagalan dalam komunikasi.
7
terutama apabila terjadi umpan balik dari pihak sasaran (komunikan) kepada penyampai
atau sumber pesan secara berlanjut.
Apabila proses komunikasi tersebut berakibat timbulnya perubahan perilaku
pada pihak sasaran yang lebih baik, terutama perubahan dalam domain kognitif, afektif
dan psikomotor, maka prosesnya sudah berada pada suasana pendidikan, suasana
belajar. Dalam hal ini, belajar atau lebih luasnya pendidikan juga membutuhkan
komunikasi karena sebenarnya proses belajar merupakan suatu proses komunikasi.
Berlo: pesan yang disalurkan lewat media (M) oleh sumber (S) akan dapat
dikomunikaasikan kepada sasaran penerima pesa (P), kenudian proses komunikasi itu
sendiri baru terjadi setelah ada reaksi umpan balik (feedback) yang disimbolkan denagn
huruf (U). Dalam hal ini penerima (P) berubah fungsinya jadi sumber (S’).
8
capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini, khususnya
komunikasi pendidikan.
9
khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
(1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3)
dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari
waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan
sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan
tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut
(Rosenberg, 2001).
10
BAB. III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kegiatan komunikasi pada intinya adalah aktifitas pertukaran ide atau gagasan
secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai
kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak lain, denagn tujuan
komunikasi yaitu menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang
disampaikan tersebut.
Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan
memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat
berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Komunikasi pendidikan adalah proses perjalanan
pesan atau informasi yang menambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan.
Hubungan komunikasi dan pendidikan sangatlah erat, dengan kata lain,
komunikasi dan pendidikan sangat berkaitan erat setu sama lain. Komunikasi dalam
pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Bahkan ia sangat besar
peranannya dalam menetukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Tinggi
rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini,
khususnya komunikasi pendidikan. Di dalam pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan
melalui sekolah), tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses
belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik yang
berlangsung secara intrapersona maupun secara antarpersona.
3.2. Saran
Didalam penerapannya komunikasi sangat berperan penting di dalam
perkembangan kemajuan pendidikan. Tanpa pemahaman komunikasi interpersonal dan
antarpersonal seorang guru tidak dapat mengembangkan proses belajar dan
pembelajarannya dengan baik untuk mencapai prestasi siswa. Maka diharapkan peran guru
dalam memahami dan menerapakan system komunikasi yang baik agar tujuan pencapaian
11
taraf pendidikan yang lebih baik dapat tercapai. Sehingga hambatan-hambatan dalam
komunikasi dapat juga di minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2043347-pengertian-pendidikan/, diakses
tanggal 1 Desember pukul 19.44 wib
http://blog.umy.ac.id/mamikcahya/2011/11/15/hubungan-komunikasi-dengan-pendidikan/ ,
diakses tanggal 1 Desember 2014 pukul 20.52 wib
https://communicateur.wordpress.com/2012/11/18/peran-komunikasi-dalam-pendidikan/ ,
Diakses tanggal 2 Desember pukul 2.31 wib
12