Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial

Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

STRATEGI AGENDA SETTING MEDIA TELEVISI


STUDI KUALITATIF-EKSPLORATIF

Ratna Komala1,Irwansyah2

Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi


Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya No. 4, Gd. IASTH, Lt. 6, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat 10430
E-mail : ratna.komala01@ui.ac.id, irwansyah09@ui.ac.id

Abstract
This paper aims to explore the strategy of agenda setting of television media, as a qualitative-exploratory study.
Qualitative studies are explorative in nature, because from previous studies on agenda setting which carried out,
using a quantitative approach, so that this exploratory study as an initial stage to be explored with further
research. Data collection technique by doing In-depth interview with an editor-in chief of TV station, and one of
television audiences.The results of the study found that the television media carried out both agenda-setting
strategies, that is media agenda and the public agenda .
Abstrak
Paper ini bertujuan untuk menggali strategi agenda setting Media Televisi, sebagai studi kualitatif-
eksploratif. Studi kualitatif ini bersifat eksploratif, karena dari studi-studi terdahulu tentang agenda
setting yang dilakukan, menggunakan pendekatan kuatitatif, maka studi ini menjajaki sebagai tahap
awal untuk dapat didalami dengan penelitian lanjutan. Teknik pengumpulan data wawancara
mendalam terhadap pembuatan keputusan di media dan kepada pemirsa untuk mendapatkan
pandangan lain. Hasil yang diperoleh bahwa media televisi melakukan kedua strategi agenda setting
baik agenda media maupun agenda public.

Pendahuluan Grebner mengembangkan penerapan teori,


khususnya teori tentang media di tahun 1973,
Sejak awal abad 20 studi tentang media dengan memasukkan interesnya dalam ilmu
memiliki rentang variasi subjek yang luas, jurnalisme dan politik.(Long and Wall, 2013:
dengan bermacam-macam pendekatan yang 284). Di sinilah tahap-tahap awal teori-teori
digunakan untuk menelaah fenomena. Diawali efek media dieksplor, dengan memfokuskan
salah satu karya generasi pertama para ilmuwan pada bagaimana perilaku manusia dapat
atau para peneliti media adalah, ketika mencoba berubah akibat paparan media. Dengan asumsi
mengkoseptualisasikan proses komunikasi dasar media memiliki kekuatan untuk
yang memungkinkan media dan khalayaknya mempengaruhi khalayak atau audiensnya,
terhubung. Contoh model yang memberi melalui bagaimana media mengkonstruksi
banyak pengaruh ini adalah model Shannon and realitas, memproduksi makna dari produk-
Weaver yang dicetuskan tahun 1949, yang produk media sebagai outputnya. Ketika media
menggambarkan bagaimana proses komunikasi melalui pekerja media atau produser
terjadi, yakni proses pengiriman pesan dari menghasilkan teks media, biasanya
seseorang ke orang lain melalui pembicaraan dilatarbelakangi berbagai kepentingan,
yang efektif di saluran telepon. Selanjutnya

38
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

termasuk ideologi, budaya, serta kepentingan yang ikut mempengaruhi. Media mungkin
ekonomi sebagai bagian dari industrialisasi, di hanya untuk memperkuat peran perilaku
mana makna dihasilkan, melibatkan audiens daripada menjadi penyebab hubungan
seperangkat pilihan. Dalam penelitian dan yang mempengaruhi langsung. Dalam
kajian-kajian media, produk media seperti teks perkembangannya dalam tradisi efek media,
media, tidak ada yang natural, melainkan dikenal teori kultivasi, yang menggambarkan
dikonstruksi atau dipabrikasi oleh orang-orang ide, bahwa bahwa televisi merupakan agen
yang berada di media, seperti pekerja media yang menanamkan budaya yang sama dan
atau produser. berpola secara kumulatif dalam jangka waktu
panjang kepada kelompok atau segmen
Dalam perkembangannya, ahli teori- masyarakat tertentu (Littlejohn, 2017:157).
teori efek media, meyakini bahwa manusia
telah dipengaruhi persepsi dan preferensinya Dalam penelitian terkait teori kultivasi
oleh media, saat media melakukan konstruksi ini ada aspek yang menarik adalah mean-world
realitas, misalnya terkait memaknai konsep syndrome atau “syndrome dunia jahat”. Meski
cantik, sehat, modern dan bentuk tubuh yang hanya kurang dari 1 persen populasi menjadi
ideal. Salah satu penelitian di tahun 1996 yang korban kejahatan kekerasan, namun karena
dimuat USA Today menyebutkan, bahwa penayangan yang terus-menerus melalui
setelah menyaksikan opera sabun, video music televisi, maka membuat pemirsa percaya ada
dan film, 40% anak perempuan usia 9 dan 10 kejahatan yang mengintai, sehingga tidak ada
tahun mencoba menurunkan berat badan. satu orang pun yang dipercaya. Dalam
Demikian pula studi terhadap remaja yang menganalisis tindakan kekerasan dari 2000
menonton opera sabun atau film di tahun 1996, program televisi anak-anak diantara tahun
merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya dan 1967 dan 1985, oleh Signorielli menunjukkan
ingin kurus. (Long & Wall, 2013: 274). bahwa 71% prime-time dan 94% program akhir
pekan, temasuk yang menayangkan tindakan
Penelitian yang menggunakan kekerasan. Sementara penelitian juga
pendekatan studi bagaimana media menemukan bahwa penonton televisi berat,
mempengaruhi audience atau khalayaknya, cenderung melihat dunia lebih suram dan lebih
bahkan dapat membentuk opini masyarakat, kejam dibandingkan dengan penonton televisi
yang cukup dikenal adalah teori efek yang tidak terlalu berat .(littlejohn , 2017: 159).
komunikasi hypodermic-needle (teori jarum
suntik) atau magic-bullet (peluru ajaib) yang Menelaah mengapa media melakukan
menunjukkan bahwa media sangat memiliki strategi mempengaruhi khalayaknya, dan
pengaruh kuat dalam membentuk opini public. bagaimana teknik-teknik yang dilakukan?
Menurut teori ini pesan media secara langsung Salah satunya dimulai dengan bagaimana
dan signifikan mempengaruhi individu. media memposisikan organisasinya dan jenis
Belakangan ide pengaruh langsung khalayak seperti apa yang ingin dibentuk.
komunikator terhadap komunikan yang Khususnya ketika media secara regular
digambarkan oleh teori ini ditolak oleh memproduksi symbol dan makna, maka media
Raymond Bauer karena menurutnya banyak bukan hanya sebagai organisasi yang
variable yang terkait dalam membentuk memproduksi artefak atau teks sebagai output
pengaruh dengan beragam cara. (Littlejohn, media, namun organisasi media juga dilihat
017: 157). Menyusul kemudian berbagai teori bagaimana cara mempertahankan
dikembangkan dalam tradisi efek media kelangsungannya sebagai organisasi bisnis
terhadap khalayaknya. Ada teori two-step flow atau industri, yang berorientasi pada perolehan
hypothetis yang mempertimbangkan efek keuntungan untuk melipatgandakan investasi
media menjadi minimal karena komunikasi yang sudah ditanamkan oleh pemilik. Untuk itu
diperantarai melalui peran opinion leader atau sebagai industri dalam ekonomi kapitalis,
pemimpin opini, di mana ada orang lain yang organisasi media selalu berkompetisi dengan
ikut mempengaruhi dalam penerimaan pesan organisasi bisnis lainnya, dalam hal menguasai
oleh individu. Dalam meneliti efek dari target pasarnya atau khalayaknya. Penguasaan
komunikasi massa, Klapper mengatakan bahwa target pasar atau khalayak tertentu berhubungan
komunikasi massa tidak cukup menyebabkan dengan peluang-peluang pengiklan untuk
efek kepada audiens, karena banyak variabel mendekati pasar mereka melalui media. Dalam
39
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

iklim persaingan media harus membuat politik. Antara lain surat kabar Raleigh serta
strategi-strategi yang bisa mendukung Durham, Majalah Times dan Newsweek, The
kelangsungan bisnisnya, sekaligus untuk New York Times, CBS, NBC. Strategi yang
mengembangkan dan memperluasnya. John digunakan media ketika itu adalah terkait
Lock, Adam Smith dan belakangan Karl Marx, dengan penempatan berita dan panjang berita,
concern pada pendekatan ekonomi politik khususnya terkait orang-orang terkemuka.
dalam bisnis media. Politik dan ekonomi Contoh berita utama diletakkan di halaman
memang sulit untuk dipisahkan, apalagi dalam pertama surat kabar, tiga kolom beritanya di
bisnis persaingan bebas yang harus halaman dalam. Judul editorial biasanya
berkompetisi, kekuatan politik menjadi menyangkut isu-isu yang terbukti menjadi
penting, khususnya melindungi bisnis secara focus perhatian, misalnya mereka membahas
hukum dengan regulasi. Oleh karenanya media isu-isu seperti kebijakan luar negeri, hukum dan
biasanya memiliki agenda media, yang pada keteraturan, kebijakan fiscal, kesejahteraan
akhirnya diharapkan akan menjadi agenda masyarakat dan hak-hak sipil. Melihat hasil di
khalayaknya. tahap awal bahwa studi hanya menunjukkan
ada korelasi media dengan agenda publik,
McComb dan Shaw sebagai inisiator teori Lippman berpendapat bahwa agenda media
Agenda Setting, awalnya mengembangkan belum tentu menjadi agenda public. Hasil studi
teori ini melalui penelitian dengan asumsi menunjukkan bahwa peliputan surat kabar dan
bahwa para pembaca bukan hanya banyak televisi sudah merefleksikan perhatian public,
mempelajari isu dari berita yang diberikan namun ternyata agenda public yang menjadi
media, namun juga bagaimana pentingnya agenda media. Artinya justru berlawanan
untuk melekat menjadi bagian dari isu di dalam dengan hipotesis agenda setting.
berita dan posisinya. Jadi dalam memilih dan Terkait hipotesis McComb dan
menyajikan berita, pemimpin redaksi, staf Shaw bahwa media mempengaruhi khalayak,
redaksi dan broadcaster memainkan peran khususnya dalam konteks berita-berita politik,
penting dalam membentuk realitas politik. Dainton berpendapat bahwa banyak asumsi
McComb dan Shaw melakukan studi terobosan berita media sekedar menjadi cermin minat atau
terhadap para pemilih di Chapel Hill, North interes publik. (Dainton, 2019:310). Namun
Carolina yang belum menentukan pilihan McComb dan Shaw menyatakan hal yang
dalam pemilihan presiden Amerika Serikat sebaliknya, bahwa dalam fungsi agenda-setting
1968. Ketika itu, berdasarkan ucapan para berita media yang sudah diuji di tingkat
kandidat yang muncul di media massa selama pertama, sangat tergantung dua asumsi kunci :
kampanye, media massa menentukan isu-isu pertama, bahwa berita media memiliki agenda,
penting, untuk mengatur "agenda" kampanye. yakni menegaskan berita-berita apa yang
Informasi di media massa menjadi satu-satunya dipertimbangkan sebagai berita penting; jadi
cara kontak orang dengan politik, terutama bagi media menyajikan “tentang apa yang harus
mereka yang berpendidikan tinggi dan dipikirkan”, bukan sebaliknya “tidak berpikir
memiliki perhatian kepada masalah politik. tentang” . Kedua, masyarakat memerlukan
Janji-janji, dan retorika yang dikemas dalam orientasi yang mempengaruhi hingga tingkat
berita, kolom, dan editorial merupakan mana fungsi agenda-setting membentuk pola
informasi yang menjadi dasar pengambilan pikir public.
keputusan pemungutan suara. (McComb & Dalam penelitian tahap lanjutannya di
Shaw, 1972:176). tahun 1972, McComb dan Shaw juga peneliti-
peneliti lain yang melanjutkan penelitian,
Sementara Walter Lippman dalam mendapatkan bahwa antara berita-berita yang
(Griffin, 2019:369-370) menyatakan bahwa disajikan media kepada khalayak, ada
media bertindak sebagai mediator antara “dunia hubungan sebab-akibat, yakni bahwa apa yang
luar dan gambaran di dalam kepala kita”. ditampilkan oleh media sebagai berita penting
Dalam membahas penilitian McComb dan dipersepsikan penting pula oleh khalayak.
Shaw, Lippman melihat bahwa warga Chapel Hubungan sebab akibat berita media
Hill ketika itu sangat mempercayai sembilan menggunakan pendekatan agenda-setting
media yang ada, baik media cetak maupun dikembangkan lebih jauh melalui “framing”
elektronik, sebagai sumber berita-berita atau pembingkaian. (Dainton, 2019:311).
40
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

Terkait dengan konsep “framing”, How Political Satire Increased TTIP’s Saliency
Griffin (2003) menjelaskan sebuah penelitian on the Public, Media, and Political Agenda”.
(Dainton, 2019:312), bahwa ada 75% berita Agenda setting umumnya diteliti sebagai
yang masuk ke meja redaksi tidak pernah proses kognitif untuk memahami arti penting
diterbitkan atau ditayangkan. Hal ini karena isu-isu politik dalam media pemberitaan
diperkirakan rata-rata orang dapat mengikuti tradisional. Pertanyaanya kemudian, apakah
berita hanya tiga sampai lima berita. Apabila sindiran politik dalam acara entertainmen juga
ada sejumlah besar berita maka memerlukan dapat dipahami sebagai agenda. Studi yang
proses seleksi, penekanan dan elaborasi atau dilakukan untuk menginvestigasi apakah dua
memisahkan berita eksklusif, yakni melalui episode program “Dutch satire show Zondag
proses pembingkaian atau framing. Atau dapat met Lubach (ZML)” tentang Kerjasama
dikatakan proses pembingkaian atau framing perdagangan dan investasi Uni Eropa- Amerika
merupakan pengembangan tahap dua dari Serikat atau yang disebut European Union-
agenda-setting. Di sinilah kemampuan orang- United States trade agreement Transatlantic
orang di ruang redaksi yang termasuk sebagai Trade Investment and Partnership (TTIP), telah
kelompok gatekeeper, yakni jurnalis, editor, dipicu efek Agenda Setting tingkat pertama.
produser atau broadcaster memberi pengaruh Untuk tujuan tersebut, tiga studi telah dilakukan
pada agenda media. untuk meneliti 3 tahap proses agenda setting
(mempelajari, memahami, dan melakukan
Di samping framing, dalam memahami tindakan).
penilaian politik pada berita, juga digunakan
konsep priming. Teori tentang priming Hasilnya Studi 1: Survei menunjukkan
dibangun atas dasar asumsi bahwa orang tidak bahwa konsumsi satire atau sindiran politik
mengelaborasi pengetahuan tentang persoalan menunjukkan perolehan pengetahuan yang
politik dan tidak mempertimbangkan segala terpengaruh secara positif tentang TTIP, Studi
sesuatu yang diketahuinya ketika membuat 2: Eksperimen acak menunjukkan bahwa
keputusan politik. Yang paling diperhatikan paparan ZML meningkatkan persepsi
adalah apa yang paling cepat melintas di dalam pemahaman tentang TTIP, dan berdampak
pikirannya dan media akan membantu untuk positif pada arti-penting TTIP. Studi 3: Data
menentukan penilaian politik, termasuk dari penelitian longitudinal membuktikan,
evaluasi terhadap tokoh politik (Alger, 1989: bahwa arti penting TTIP dalam agenda publik
127) (angka pendek) dan dalam agenda politik
(jangka panjang), dipengaruhi secara positif
Priming dan framing merupakan dua proses oleh episode satire atau sindiran politik ZML.
pengaruh media untuk menjelaskan bagaimana Studi tersebut, menunjukkan kemampuan satire
khalayak dipengaruhi media. (Nabi & Oliver, atau sindiran untuk mengatur agenda, baik
2009: 85-86). Priming adalah proses yang akan pada tingkat individu maupun kelompok. Ini
mengingatkan publik akan informasi menunjukkan relevansi teori agenda-setting
sebelumnya yang mereka miliki, sehingga akan dalam lingkungan media. (Boukes, 2019:426)
memicu perhatian yang lebih. Jadi Priming
adalah dampak dari stimulus sebelumnya yang Sudah lebih dari 50 tahun sejak McComb
akan mempengaruhi tindakan atau penilaian dan Shaw pertama kali menginisiasi tradisi
yang akan dilakukan kemudian.) (Roskos- agenda setting, banyak peneliti telah menguji
Ewoldsen et al., 2007: 53). karakteristik-karakteristik personal yang
mempengaruhi kekuatan efek agenda-setting
Dalam perkembangannya banyak dan telah mengembangkan penelitian tingkat
peneliti menggunakan pendekatan agenda kedua agenda-setting (melibatkan agenda dari
setting untuk meneliti berbagai masalah, yang atribut media) dan yang terbaru adalah
pada perkembangannya terkadang sudah penelitian tingkat tiga (melibatkan jejaring dari
bergeser dari konsep awal yang diinisiasi oleh atribut media). (Wanta and Alkazemi, 2017: 1).
McComb dan Shaw. Sebuah penelitian Dengan perkembangan yang semakin
menggunakan pendekatan agenda setting kompleks, maka muncul beberapa tantangan
menelaah sindiran politik dilakukan oleh Mark baru dalam penelitian agenda setting, baik
Boukes, berjudul “Agenda-Setting With Satire: secara metodologi maupun teori. Teknologi
41
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

media baru juga memberikan dampak terhadap Tujuan penelitiannya untuk mengeksplor
kerangka teoritis dari efek agenda setting. Teori sampai tahap mana tingkat kedinamisan arus
agenda setting diinisiasi di Amerika Serikat informasi yang diciptakan di media baru –
yang dikenal sebagai negara demokratis, khususnya di blogs dan twitter-- mendistorsi
namun dalam perkembangan terbaru ada sekitar batas-batas dalil tradisional dari perspektif
400-500 penelitian agenda setting dilakukan di teoretis ini.
negara-negara Eropa, seperti Spanyol,
Polandia, Turki dan Kosovo. Sebagian negara Dari perspektif Agenda Setting,
di Eropa Tengah merupakan negara-negara analisis hubungan antara media tradisional dan
sosialis komunis, yang tidak mendukung ruang virtual baru telah menyaksikan
kemerdekaan pers. Sehingga teori agenda momentum yang berkembang sejak tahun 2005
setting di Eropa diterapkan dalam negara- dengan publikasi disertasi doktor Lee tentang
negara yang memiliki rentang kemerdekaan penggunaan dan efek media online pada opini
pers yang lebar, mulai dari yang rendah sampai publik (Lee, 2005). Pembacaan rinci studi
yang tinggi. Penelitian juga telah bergeser jauh tentang keterkaitan antara media lama dan baru
melampaui model efek media yang menunjukkan bahwa temuan para peneliti yang
berkembang di tahun-tahun awal teori agenda menguji hubungan antara media elit tradisional,
setting muncul. (Wanta & Lodzki, 2010:191- blog dan Twitter, menyimpang tajam dari tesis
192) Chapel Hill tahun 1968 yang asli. .(Aruguete,
Contoh sebuah penelitian 2016: 35-37)
menggunakan pendekatan agenda-setting yang Hal ini memang memerlukan
sudah bergeser dari konsep awal, adalah penelitian lebih lanjut mengingat blog dan
penelitian untuk menelaah pilihan musik radio. twitter adalah media yang diasumsikan
Penelitian yang berjudul “The Agenda Setting memiliki khalayak yang aktif, tidak seperti
Process in Music Radio: A Purposive Sample asumsi McComb dan Shaw dalam teori agenda
of Listeners”, bertujuan untuk menguji setting yang mengasumsikan khalayaknya
kemampuan radio stasiun untuk memberi kesan sebagai khalayak pasif. (McCombs & Shaw,
kepopuleran berbagai lagu melalui strategi 1972).
pemutaran secara berulang. Dengan melakukan Namun dalam sebuah penelitian
survei terhadap pendengar radio yang dipilih dilakukan pada tahun 2006, Yu dan Aikat
secara purposive, ditanyakan nama lagu yang (2006) menemukan korelasi antara halaman
dianggap paling popular dalam kurun waktu utama publikasi surat kabar online utama,
penelitian dilakukan. Lagu yang dipilih tidak saluran televisi online dan mesin pencari berita
perlu lagu yang menjadi kegemaran pendengar. online. Coleman dan McCombs (2007)
Pendengar hanya perlu untuk menyebutkan menganalisis perbedaan dalam pengaturan efek
lagu yang mereka pikir popular. Ternyata agenda, dengan menghubungkan penggunaan
diperoleh hasil, bahwa data penilaian Internet dengan usia penonton di Louisiana dan
pendengar tentang lagu popular berkorelasi North Carolina. Sementara pengaruh media
dengan playlist radio. Hasil studi menunjukkan lebih lemah untuk pengguna Internet yang
korelasi yang signifikan antara pendengar dan intens dan generasi muda, itu tetap signifikan.
data playlist yang diusulkan oleh radio airplay Karena itu, Coleman dan McCombs
yang dipersepsikan sebagai lagu-lagu popular, menyimpulkan bahwa penggunaan Internet
meski penelitian ini berbeda dari konsep awal tidak menghilangkan dampak media terhadap
yang meneliti pentingnya arti berita bagi khalayak .(Aruguete, 2016: 36-37)
publik. (Burns, 1998:1) Mempelajari berbagai fenomena kajian
media dari data-data yang diperoleh, baik dari
Kemunculan teknologi media baru di akhir jurnal maupun buku-buku teks yang telah
abad 20, juga berpengaruh pada pengembangan diuraikan, peneliti tertarik dengan
studi agenda setting. Salah satu yang dilakukan perkembangan teori agenda setting yang
Aruguete adalah melakukan tinjauan literatur diinisiasi oleh McComb dan Shaw di tahun
yang mendiskusikan premis dasar dari studi 1972. Dalam rentang waktu lebih 50 tahun,
teoritis dan empiris teori agenda setting, untuk telah banyak terjadi pergeseran, baik secara
mengusulkan "batas baru" dalam hubungan metodologi, teori maupun konsep-konsep yang
antara media elit tradisional dan media baru. awalnya membahas agenda media massa,
42
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

khususnya agenda politik. Dari studi-studi investigative. Oleh karenanya. dari data hasil
terkait agenda setting yang dilakukan, eksplorasi tersebut dapat menjadi dasar untuk
pendekatan yang dilakukan kebanyakan penelitian lanjutan. (Neuman, 2013:43)
kuantitatif. Maka dalam penelitian ini, ingin
menggali lebih dalam strategi media, Teknik pengumpulan data dengan melakukan
khususnya media televisi, dengan pendekatan wawancara mendalam kepada 2 orang
kualitatif dalam upaya mempengaruhi persepsi informan, yang merupakan orang kunci di
publik, dengan pendekatan isu-isu kepentingan redaksi pemberitaan televisi. Keduanya dipilih
masyarakat agar memperoleh perhatian dan secara purposif, dengan mempertimbangkan
respons positif dari pemirsa. Agenda setting positioning media berdasarkan klasifikasi
yang direspons positif oleh khalayaknya, khalayak (media kategori kelas menengah-atas
diharapkan akan mengangkat rating program dan kelas menengah). Kedua informan adalah
dan rating media untuk keuntungan ekonomi. pembuat keputusan dalam tugas sehari-hari
Di samping itu peneliti juga ingin memperoleh memproduksi berita atau mereka yang disebut
aspek kebaruan atau yang masih sedikit kelompok gatekeeper di ruang redaksi, yang
dilakukan adalah, mengangkat fenomena menjalankan fungsi menetapkan editorial dan
strategi media di Indonesia untuk editing). Wawancara dilakukan dengan
mempengaruhi khalayak, dengan pendekatan menggunakan lembar pedoman wawancara
kualitatif eksploratif. mendalam.

Untuk mendapatkan sudut pandang dari


Metode pemirsa televisi, sebagai Teknik triangulasi,
maka dengan menggunakan pedoman
Penelitian ini bertujuan ingin menggali lebih wawancara mendalam dilakukan juga
dalam bagaimana media televisi nasional wawancara dengan satu orang pemirsa televisi,
berkompetisi ingin mempengaruhi yang menonton televisi secara rutin setiap hari.
khalayaknya dengan pendekatan Hasil wawancara mendalam kemudian
mengkonstruksi isu-isu yang dikelola dan ditranskrip untuk dijadikan uraian deskriptif
dikemas dengan memperhatikan situasi yang dari laporan penelitian. Pengolahan data
berkembang di masyarakat di satu sisi. Di sisi kualitatif dilakukan dengan melakukan
lain mencoba menampilkan isu-isu penting dan pengelompokan data atau kategorisasi.
bermanfaat bagi khalayaknya. Peneliti juga
ingin menggali proses di belakang layar mulai Diksusi dan Pembahasan
dengan untuk tujuan apa dan apa target yang
ingin dicapai oleh media. Maka akan digunakan Berangkat dari pendekatan induktif, yaitu
pendekatan kualitatif. mempelajari berbagai fenomena studi media
yang ditemukan di berbagai jurnal terkait studi-
Dari studi-studi yang pernah dilakukan studi Efek Media, maka penelitian ini ingin
menggunakan teori agenda setting, biasanya menggali lebih dalam kasus di Indonesia, di
menggunakan pendekatan kuantitatif. mana televisi melakukan strategi untuk dapat
Sebagaimana sang inisiator McComb dan Shaw mempengaruhi khalayaknya, agar di satu sisi
pada saat meneliti warga Chapel Hill dalam khalayak dapat memberikan respons positif atas
Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahnun berita-berita yang disajikan, yang berdampak
1968 dengan melakukan survei. Maka untuk pada peningkatan rating dan peluang iklan. Di
memperoleh kebaruan peneliti menggunakan sisi lain media memiliki agenda untuk bisa
metode kualitatif-eksploratif. Mengapa membentuk khalayaknya, khususnya
dikatakan eksploratif? Karena ingin menggali membentuk opini sesuai dengan agenda media,
kebaruan dibandingkan penelitian sebelumnya dan diharapkan dapat membentuk agenda
yang umumnya dilakukan dengan survei khalayak.
kuatitatif. Penelitian Eksplorasi skalanya kecil
dan sifatnya preliminary atau bersifat awal. Dari wawancara mendalam yang dilakukan
(Baxter & Babbie, 2004: 31), kebanyakan terhadap dua orang, yakni kepada Pemimpin
menggunakan data kualitatif, berpikiran Redaksi Media Televisi, dan satu lagi yang
terbuka dan fleksibel, serta menerapkan sikap mewakili sudut pandang pemirsa, sebagai
43
Copyright@jurnal.minartis.com
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

upaya triangulasi. Informan satu, Pemimpin dan bermanfaat. Isu yang sedang hangat
Redaksi Televisi merupakan pengambil menjadi editorial terkait vaksin covid-19
keputusan di ruang redaksi, di mana dengan adalah kontroversinya, khususnya terkait
jabatannya sebagai pimpinan memungkinkan kemananan dan kehalalannya.
untuk menetapkan kebijakan editorial di
redaksi. Informan nomor satu adalah seorang Selain menetapkan angle untuk mengupas dan
Pemimpin Redaksi di Televisi Nasional, memberikan edukasi kepada masyarakat
perempuan, dengan memposisikan medianya terkait dampaknya, diangkat juga
sebagai televisi hiburan dan memiliki pangsa perbandingan yang diterapkan di Luar Negeri.
pasar menengah atas. Ini terlihat dari profil Diharapkan dampaknya juga akan mendapat
pemirsanya yang diambil dari data Lembaga respons dari pemerintah sebagai pihak
riset Nielsen adalah didominasi perempuan, regulator dalam hal ini terkait perlindungan
dengan tingkat Status Sosial Ekonomi kepada masyarakat.
menengah atas, berpendidikan SMA dan Strata
satu. Terkait agenda setting liputan politik, biasanya
bertujuan mengangkat citra tokoh, contohnya
Sebagai seorang Pemimpin Redaksi, informan kandidat bakal calon yang berkontestasi atau
memiliki kewenangan untu memimpin rapat gambaran isu-isu yang terkait dengan
agenda setting di medianya, yang dilakukan kepentingan perusahaan group. Di samping itu
setiap minggu secara regular. Namun agenda dengan menayangakan unsur-unsur simbol
setting khusus juga biasa disiapkan jika ada politik, diharapkan pemirsa memberikan
projek besar. Projek besar yang dimaksud dukungsn politik sesuai dengan agenda. Tapi di
adalah Ketika ada pesta demokrasi, yakni sisi lain kerap terbentur dengan kepentingan
pemilihan presiden atau pemilihan kepala kapitalisme atau pengiklan. Karena topik
daerah. agenda setting politik biasanya g kurang sesuai
dengan harapan pengiklan.
Dalam menetapkan topik-topik agenda setting
yang regular, biasanya informan Strategi Tarik menarik antara mengedepankan
mempertimbangkan kebutuhan profil kepentingan public dengan kepentingan
pemirsanya yang didominasi perempuan, atau ekonomi media, tetap dipertahankan agar
isu-isu yang cocok dengan kepentingan dapat mencapai kedua tujuan. Lalu Ketika
perempuan atau kepentingan ibu. Tujuannya membuat agenda setting untuk kepentingan
adalah agar direspons dengan baik oleh public, medianya berharap dapat menjalankan
pemirsa, karena ada target-target rating fungsi social sekaligus professional. Yang
tertentu yang harus dicapai, agar konsisten diusung oleh redaksi media yang
mendapatkan kue iklan terbanyak dipimpin informan, adalah untuk
dibandingkan dengan televisi pesaing lainnya. mencerdaskan masyarakat, memberikan
Jadi agenda setting medianya diakuinya lebih informasi yang lebih komprehensif disertai
banyak berorientasi pada perolehan income latar belakang maksud dan tujuan-tujuan yang
melalui kue iklan. Meskipun Ketika diharapkan, agar pemirsa bisa memutuskan
menetapkan agenda media, aspek rating untuk kepentingan diri sendiri. Contoh, ketika
adalah menjadi pertimbangan utama. menayangkan agenda setting makanan-
makanan kadaluarsa, diharapkan pemirsa
Strategi agenda setting yang dilakukan
cerdas mengecek produk makanan kadaluarsa,
dikatakannya beragam, kadang harus Tarik
kandungan makanan, kampanye hidup sehat
menarik antara isu yang mengedepankan
melalui pengetahuan kandungan materi
kepentingan public dan kepentingan
makanan. Termasuk juga apakah wadah
komersial. Namun yang berlangsung dalam
makanannya ber potensi beracun atau tidak.
bulan Desember 2020 hingga Januari 2021
yang ditetapkan di redaksi medianya adalah Ada strategi khusus Ketika menayangkan
mengenai Vaksin Covid-19. Informan Liputan agena setting Politik/tokoh, biasanya
mengatakan bahwa Ketika mengangkat isu dikemas dengan lebih popular atau lebih
haruslah yang berdampak kepada masyarakat
44
Copyright@jurnal.minartis.com
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

menghibur, karena liputan politik biasanya dengan profil pemirsa yang didominasi
kurang diminati oleh pemirsa, termasuk juga perempuan, makanya yang dipilih adalah topik
oleh pengiklan. Informasi yang sajikan adalah non politik. Topik politik hanya disesuaikan
untuk memberikan informasi kepada dengan event politik yang terjadi
masyarakat, dikaitkan dengan kebijakan-
kebijakan yang lebih mengedepankan Efek yang diharapkan dari khalayak adalah
kepentingan public sambal memgambarkan tayangan berita dapat menambah
citra positif tentang tokoh atau kandidat pengetahuan dan perubahan sikap dalam
kepala daerah. masyarakat, dalam jangka panjang dapat
meningkatkan engegament atau keterlibatan
Topik-topik yang menjadi prioritas untuk masyarakat dengan media. Terkait kampanye
diangkat dalam agenda setting adalah Kesehatan, tidak sekedar menambah
masalah social kemasyarakatan biasanya pengetahuan, tapi ada perubahan perilaku.
direspon baik, tentang Kesehatan khususnya Contoh kampanye kandungan unsur beracun
covid, informasi tentang vaksin, isu-isu pada plastic yang dijadikan tempat makanan,
sensitive terhadap Kesehatan dan kehidupan lengkap dengan bukti-bukti laboratorium dan
sehari-hari. Isu-isu ini sering diangkat karena dampak yang terjadi, akhirnya diikuti dengan
selalu mendapat respons baik dari pemirsa. sikap kewaspadaan dari khalayak.
Ditunjukkan dari data pergerakan penonton
Menurut informan, agenda setting yang
yang mempengaruhi perolehan rating program
berhasil menjadi perhatian pemirsa, sekaligus
dan yang diukur dari pergerakan minute-by-
berdampak adalah agenda setting plastic
minute minat penonton. Strategi pemilihan beracun, yang menjadi pembicaraan public dan
topik biasanya menggunakan data-data dari membuat masyarakat menjadi lebih waspada.
Nielsen ini, sehingga bisa mengetahui bagian Topik pembantaian orang utan juga berdampak
mana dari program yang direspons positif dan kepada penegakan hukum, demikian pula
mana yang menurun. Termasuk juga contoh jual beli surat keterangan sehat covid
mempertimbangkan umpan balik atau berdampak pada penegakan hukum. Sementara
Feedback yang diperoleh dari Sosmed, investigasi pungli di lapas Cipinang ,
Focused Group Discussion, ataupun masukan berdampak pada pencopotan kepala sipir dan
disampaikan dari bagian corporate secretary. kepala lapas.

Informan secara khusus menggambarkan Untuk memperoleh sudut pandang yang


strategi agenda setting media agar memberi berbeda, peneliti juga melakukan wawancara
dampak kepada public dan bahwa public medalam dengan pemirsa televisi. Informan
paham bahwa isu yang diangkat penting dan adalah seorang laki-laki, pekerjaan sebagai
memotivasi untuk dapat setuju dengan agenda Pengurus Yayasan Sekolah Cakra Buana
media, bahkan diikuti dengan kecenderungan Bintara, Depok. Informan merupakan pemirsa
melakukan tindakan yang mendukung agenda televisi yang rutin menonton berita, setiap
setting media. Aspek-aspek yang diperhatikan hari pada pukul 21 ke atas, dengan alasan
antara lain adalah kemasan berita dan berita sepanjang hari sudah lengkap dan ada
pendekatan disesuaikan dengan pemirsa. informasi terkini
Diasumsikan semua lapisan masyarakat adalah
awam, sehingga penyajian berita lebih ramah Tujuan informan menonton berita adalah
pemirsa dan mudah dicerna, baik dari segi untuk menambah wawasan, dan mengupdate
bahasa mapun gambar. informasi, sesuai dengan kebutuhan dan
aktivitas pekerjaan. Menurut informan adalah
Aspek lainnya adalah presentasi dengan grafis disampaikan secara actual dan berita yang
yang menarik, penempatan berita dalam tidak bisa diakses oleh masyarakat langsung,
segment 1 disandingkan dengan peristiwa memerlukan media sebagai perantara
terbaru dan menarik. Durasi berita agenda penyampai. Contohnya kecelakaan pesawat
setting sekitar 6-10 menit durasi lebih Panjang atau topik-topik social kemasyarakatan,
dari topik normal. Dalam satu minggu sesuai bencana, aktivitas atau kebijakan public yang
45
Copyright@jurnal.minartis.com
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

berpngaruh . Kebijakan atau peraturan selama Terkait tayangan televisi, kadang informan
pandemic, kurs rupiah, dan bencana. memberikan feedback kepada media sebagai
Ditanyakan mengapa menyukai topik-topik respons karena tayangannya salah. Informan
tersebut. Menurut informan berita tentang mengaku pernah menyampaikan masukan
bencana membuat kita waspada, ombak tinggi dalam bentuk e-mail dan menelepon redaksi .
kita harus waspada.
Informan dapat membaca bahwa televisi
Disamping topik, informan menyukai memiliki agenda-agenda tertentu, keliatannya
bagaimana cara menyampaikan berita, misal mengikuti agenda pemerintah dalam banyak
apakah memenuhi nilai moral dan social, serta kasus, termasuk ikut simpang siur
ada etika. Pesawat jatuh tidak harus menyatangkan beirta tentang vaksin, contoh
ditunjukkan potongan tubuh sehingga tidak kesimpangsiuran target usia yang akan
menampilkan kengerian dan trauma, media divaksin usia. Karena berubah dan
harus bijaksana. Terkait covid kebijakan vaksin menayangkan kesimpangsiuran , menciptakan
sangat penting, dan harus mempertimbangkan opini yang tidak baik di masyarakat. Padahal
dampak dan kegunaan bagi masyarakat dalam situasi pemerintah belum memberikan
ketetapan media media tidak boleh ikut
Informan mengakui bahwa liputan media ada agenda pemerintah.
yang mengedukasi. Contoh tentang covid
bagaimana pemerintah terus meneru
mengkampanyekan tentang protocol
Kesehatan, membangun kewaspadaan . Kesimpulan
Sebelumnya informan tidak paham, dan Dari wawancara mendalam yang dilakukan
menyepelekan protocol kesehatan, sekarang kepada salah satu pemimpin redaksi televisi
serius mengimplementasikan. Namun ada pula nasional di Indonesia, sebagai informan terkait
berita dampaknya membingungkan, Ketika Strategi Agenda Setting Televisi, dapat
ada perbedaan angka dari pusat dan daerah disimpulkan bahwa data studi kualitatif
terkait korban covid yang tidak valid. Demikian ekploratif ini merupakan data awal yang bisa
pula terkait kecelakaan pesawat, ada didalami lagi dalam penelitian lanjutan. Dari
perbedaan data manifes dari angkasa pura, dimensi-dimensi konsep yang digali dari
muncul lagi manifes yang dari maskapai, informan, yang disajikan dalam laporan
kementrian perhubungan, semuanya berbeda, deskriptif, cukup memberikan gambaran
akibatnya berdampak pada keluarga yang mengenai strategi media menyiapkan agenda
mencari keluarga korban. Contoh lain TV setting, khususnya agenda media. Jika
membandingkan dengan penelitian agenda
mewawancarai regulator, ahli ikut
setting yang biasanya diteliti menggunakan
menjelaskan validitas dan akurasi berita, dari
pendekatan kuantitatif, penelitian ini yang
informasi yang salah tapi sudah disebarkan menggunakan pendekatan kualitatif memiliki
sebelumnya. Masyarakat justru tidak perbedaan dalam perumusan agenda setting dan
teredukasi, malah bingung . tujuan-tujuannya.
Topik yang mengedukasi yang adalah dalam Dari McComb dan Shaw sebagai inisiator teori
system belajar Jarak Jauh yang mendorong agenda setting, yang awalnya berangkat dari
cara berkreasi dalam kegiatan belajar penelitian melalui agenda berita politik, yang
mengajar. Informan mengaku mendapatkan bertujuan untuk membentuk opini calon
keuntungan menonton berita, yakni pemilih yang belum memutuskan pilihan dalam
menambah pengetahuan memotivasi untu pemilihan presiden Amerika Serikat di tahun
melaksanakan protocol Kesehatan, Namun 1968. Untuk kasus di Indonesia agenda setting
terkait pilihan politik tidak ada pengaruh, lebih banyak memilih topik-topik social-
hanya sekedar mengetahui informasi tentang kemasyarakatan, bukan topik politik seperti
bakal calon yang ditayangkan. yang banyak diteliti di Amerika atau Eropa. Hal
ini berdasarkan tujuan media ingin lebih
mendapatkan keuntungan ekonomi
dibandingkan politik. Meski dalam peristiwa
46
Copyright@jurnal.minartis.com
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

politik tertentu misalnya dalam pemilihan Griffin, Em.(2008). A First Look at


kepala daerah, terkadang dibuat agenda media Communication Theory. McGraw-Hill
untuk mengangkat citra calon atau kandidat. Companies, Incorporated. 53-64
Namun karena kurang direspons positif oleh
pemirsa dan pengiklan, maka para produser dan Langer, Ana Ines., and Gruber, Johannes
broadcaster lebih memilih agenda setting yang B.(2020). Political Agenda Setting in the
berasal dari agenda masyarakat, khususnya Hybrid Media System: Why Legacy Media Still
terkait masalah-masalah social dan bencana. Matter a Great Deal The International Journal
DAFTAR PUSTAKA of Press/Politics 0(0) 1–28 ! The Author(s)
2020 Article reuse guidelines:
Alger, D.E. (1989). The Media and sagepub.com/journals-permissions DOI:
Politics. New Jersey: Prentice Hall. 10.1177/1940161220925023
journals.sagepub.com/home/hij

Aruguete, Natalia. (2017). The agenda Laughey, Dan.(2007). Key Themes in


setting hypothesis in the new media Media Theory.Open University Press,
environment, orcid: http://orcid.org/0000- McGraw Hill.
0002-1571-9224 Fecha de recepción:
17/08/2015. Aceptación: 20/07/2016. Núm. Littlejohn, Stephen W., Foss Karen
28, enero-abril, 2017, pp. 35-58. issn 0188- A.,(2011), Theories of Human
252x Communication. Waveland. 99-105

Baxter, Leslie A.,and Babbie Earl. (2004). Long, Paul., Wall, Tim.(2013). Mdia
The Basics of Communication Research. Studies. Text, Production, Context. 2nd
Wadsworth/Thomson Learning, Inc. Edition. Routledge. Taylor & Francis
Group.
Boukes, Mark. (2019).Agenda-Setting With
Satire: How Political Satire Increased TTIP’s Lycarião, Diógenes., Sampaio, Rafael.
Saliency on the Public, Media, and Political (2016). Setting The Public Agenda In The
Agenda, Political Communication, 36:3, 426- Digital Communication Age Copyright ©
451, DOI: 10.1080/10584609.2018.1498816 2016 SBPjor /Associação Brasileira de
Pesquisadores em Jornalismo.
Burns, J.E. (April, 1998) The Agenda
Setting Process in Music Radio: A McCombs. Maxwell., Shaw, Donald L.
Purposive Sample of Listeners. Paper (1972) The Agenda-Setting Function of
presented at Broadcast Education Mass Media. Public Opinion Quarterly 36(2):176-
Association annual convention, Las Vegas, 187.DOI: 10.1086/267990

Cushion, Stephen., Kilby, Allaina., Thomas,


Richard., Morani, Marina & Sambrook, Mudjiyanto, Bambang. (2018). Tipe
Richard (2018) Newspapers, Impartiality and Penelitian Eksploratif Komunikasi
Television News, Journalism Studies, 19:2, Exploratory Research In Communication
162-181, DOI: Study. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN
10.1080/1461670X.2016.1171163 NV. MEDIA ISSN: 1978-5003 e-ISSN: 2407-6015
Dainton, Marianne., Zelley, Elaine D. Nabi, Robin L., Oliver, Mary Beth. (2009).
(2019).Applying Communication Theory The SAGE Handbook of Media Processes
for Professional Life.A Practical and Effects.SAGE Publications, Inc.
Introduction. Fourth Edition.SAGE
Publications, Inc. Neuman, W. Lawrance. (2013).Metodologi
Penelitian Sosial :Pendekatan Kualitataif

47
Copyright@jurnal.minartis.com
Jurnal Ilmu Komunikasi dan Media Sosial
Vol. 1 No.1 31 Juli 2021

dan Kuantitatif. Edisi 7.PT. Indeks,


Jakarta
Shimpach, Shawn. (2020).THE ROUTLEDGE
COMPANION TO GLOBAL TELEVISION .
Routledge, Taylor & Fracis Group.

Wanta, Wayne., Alkazemi,


Mariam.(2017). Agenda‐Setting: History
and Research Tradition,
DOI: 10.1002/9781118783764.wbieme003
0. In book: The International Encyclopedia
of Media Effects

Wanta, Wayne., Lodzki, Bartlomiej.


(2010). Development of agenda-setting
theory and research. Between West and
East. Central European Journal Of
Communication 2 (2010)
ISSN 1899-510
l kemasyarakatan.

48
Copyright@jurnal.minartis.com

Anda mungkin juga menyukai