Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO data yang di dapatkan pada tanggal 03 Desember 2020 penyebara virus
covid19 sudah tersebar luas ke seluruh dunia sebanyak 219 negara sudah terkena covid19 dengan
total 63,965,092 kasus yang terkonfirmasi covid19 dan total 1,488,120 kasus kematian. Adapun
juga data yang di dapatkan di Amerika Serikat (AS) covid19 masih berada di posisi teratas
dengan total 14.313.864 kasus positif, di mana dalam waktu 24 jam mengalami penambahan
203.350 kasus, sedangkan untuk jumlah meninggal dunia, AS mencatat 279.863 kasus dan
dimana hari ini ada tambahan 2.828 kematian, sedangkan pasien yang berhasil sembuh 8.462.336
orang dan tercatat ada 5.571.665 kasus aktif dan Amerika serikat juga menduduki peringkat
pertama dengan kasus terbanyak dari awal munculnya covid19 yang mana penyebabnya adalah
lambatnya pemerintah Amerika serikat dalam menangani covid19, ketidaksiapan Amerika
serikat dalam system medis Sedangkan data yang di dapatkan di Indonesia berada di urutan ke
22 sebagai negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif covid19 549.508 jiwa dan kasus
yang meninggal 17.199 jiwa, sedangkan dinyatakan sembuh sebanyak 458.880 jiwa dan DKI
Jakarta menduduki peringkat pertama kasus covid19 di Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak
140.238 jiwa yang terpapar covid19 dan yang meninggal sebanyak 2.734 jiwa, sedangkan
dinyatakan sembuh sebanyak 127.136 jiwa.
Kita sedang disibukkan dengan wabah covid-19 atau orang juga mengenal dengan
sebutan corona. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) (Pane, 2020). Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan
batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak
erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).
Tanda dan gejala umum infeksi covid-19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata adalah 5 - 6 hari dengan masa inkubasi
demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, covid-19 dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Tosepu et al., 2020).
Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi.
Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara
memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Krisis
benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus
mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara
masif dan untuk menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka sekolah dalam rangka survive
para pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi.
Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 menyatakan agar seluruh
kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun kampus perguruan tinggi menggunakan
metoda daring atau online sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran
Coronavirus disease (Covid-19). Pembelajaran secara daring diimplementasikan dengan
beragam cara oleh pendidik di tengah penutupan sekolah untuk mengantisipasi virus corona.
Namun implementasi tersebut dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada ketidak siapan
di kalangan pendidik untuk beradaptasi di iklim digital (Charismiadji, 2020).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara
dosen dan mahasiswa, tetapi melakukan melalui online. Pembelajarang dilakukan melalui video
conference, e-learning atau distance learning. Pembelajaran daring merupakan hal yang baru,
baik bagi mahasiswa maupun dosennya sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
beradaptasinya (hakiman,2020). Dampak positif dan negatif pada pembelajaran daring
mahasiswa bisa mendapatkan materi dengan mudah dan belajar mengevaluasi pembelajaran
sendiri dimanapun mereka berada, baik dirumah maupun di tempat umum lainnya sedangkan
dampak negatifnya adalah banyaknya mahasiswa yang menyalahgunakan system belajar online,
dan menggunakan waktu belajarnya ini dengan hal – hal yang bisa dibiang kurang penting, dan
itu bisa merugikan dirinya sendiri (Eko Putra 2020). Penelitian yang dilakukan oleh livana PH
dkk (2020) menunjukkan bahwa Tugas pembelajaran merupakan faktor utama penyebab stres
mahasiswa selama pandemi Covid-19. Ansietas dapat berupa perasaan khawatir, perasaan tidak
enak, tidak pasti atau merasa.
Dampak akibat sistim pembelajaran ini adalah kecemasan mahasiswa dan ini bisa
memnyebabkan terjadinya penurunan prestasi. Pembelajaran daring mahasiswa merasa cemas
karena harus menyesuaikan kuliah daring ini dengan aplikasi – aplikasi yang sebelumnya pernah
memakainya. Mereka merasa cemas karena dengan kuliah daring ini lebih banyak tugas
dibandingkan dengan pengajaran mata kuliah, dan juga dengan pembelajaran daring ini apakah
mereka bisa mendapatkan IPK dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
di antaranya adalah tujuan yang hendak di capai, situasi yang mempengaruhi, kesiapan
mahasiswa untuk belajar, minat dan konsentrasi mahasiswa dalam belajar, waktu dan kesiapan
belajar, karena banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pendidikan. Faktor
psikologis juga mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi belajar seseorang.
Menurut Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu
menghadapi suatu keadaan stress, di mana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan
hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan
timbul bila adaanya hambatan atau halangan individu dengan tujuan dan maksudnya.
Rasa cemas tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Orang yang cemas tidak
juga lepas dari keadaan mental yang tidak menyenangkan. Kecemasan adalah sesuatu yang
menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan
reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa
muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri
Ramaiah, 2003).
Menurut asmadi (Nyi Dewi, 2009), rasa cemas dapat menjadi beban berat yang
menyebabkan kehidupan individu tersebut selalu dibawah bayang-bayang kecemasan yang
berkepanjangan dan menganggap rasa cemas sebagai ketegangan mental yang disertai denagn
gangguan tubuh yang menyebabkan rasa tidak waspada terhadap ancaman, kecemasan
berhubunagn dengan stress fisiologis maupun psikologis, artinya cemas terjadi ketika seseorang
terancam baik secara fisik maupun psikolgis.
Penyebab terjadinya kecemasan sukar untuk diperkirakan dengan tepat. Hal ini
disebabkan oleh adanya sifat subjektif dari kecemasan, yaitu bahwa kejadian yang sama belum
tentu dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian
dengan kualitas dan kuantitas yang sama dapat diintepretasiakan secara berbeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya.
Setiap orang itu pasti pernah mengalami kecemasan baik itu anak-anak, remaja, dewasa
maupun lansia dalam setiap peristiwa atau kejadian baik sebelum maupun sesudah peristiwa atau
kejadian itu dialaminya. Salah satu penyebab yang menimbulkan kecemasan adalah pada saat
seseorang itu melihat dan bertemu dengan hewan yang ditakutinya, seperti takut pada seekor
kucing.
Kecemasan dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar
dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu
kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan dan Saddock, 2005).

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan


dengan kecemasan mahasiswa dalam menjalani pembelajaran dimasa covid.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum


Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan
mahasiswa keperawatan dalam menjalani pembelajran dimasa covid.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan
dalam menjalani pembelajaran dimasa covid.
b. Diketahuinya gambaran psikologis mahasiswa keperawatan dalam
menjalani pembelajran di masa covid.
c. Dikethauinya karakteristik responden mahasiswa keperawatan dalam
menjalani pembelajaran di masa covid.

1.3 Manfaat

1. Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk menambah
ilmu pengetahuan terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan
mahasiswa dalam menjalani pembelajaran dimasa covid.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan hasil penelitin ini dijadikan sumber refrensi untuk peneliti selanjutnya
dan melakukan penelitian tentang kecemasan dalam menjalanin pembelajaran di masa
covid.

Anda mungkin juga menyukai