SKRIPSI
17081382
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Walaupun pada saat ini masa pandemic dan kasus Covid-19 mulai mereda,
namun pandemi ini memberikan dampak yang cukup besar dalam dunia
pendidikan di perguruan tinggi. Salah satunya yaitu berdampak kepada
mahasiswa, tidak sedikit dari mahasiswa yang mengalami kecemasan social saat
menjalani masa perkuliahan selepas masa pandemi. Selain itu kesiapan dan
kemampuan setiap mahasiswa pasti akan diuji dengan sebuah tugas akhir atau
skripsi yang menjadi sebuah syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Skripsi
adalah sebuah karya ilmiah yang ditulis setiap mahasiswa dan menjadi bagian dari
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan akademis di perguruan tinggi
(Poerwadarminta, 2002). Berakhirnya masa pandemi ini mengharuskan
mahasiswa untuk bisa beradaptasi dengan banyaknya perubahan system
pembelajaran yang salah satunya pembelajaran online menjadi offline. Kurangnya
interaksi dan sosialisasi dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan
mahasiswa lainnya dimasa pembelajaran online akan menimbulkan berbagai
masalah pada pembelajaran offline di kampus. Salah satu dampak yang
ditimbulkan dapat mempengaruhi kesehatan mental seperti kecemasan dan
depresi, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kecemasan social saat menjalani
masa kuliah, dan dampak yang muncul akibat rasa cemas sangatlah berpengaruh
bagi kehidupan mahasiswa.
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anexiety yang berasal dari
bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango yang berarti mencekik
(Trismiati, dalam Yuke Wahyu Widosari, 2010: 16). Selanjutnya Syamsu Yusuf
(2009: 43) mengemukakan anexiety (cemas) merupakan ketidakberdayaan
neurotic, rasa tidak aman, tidak matang, dan kurang mampu dalam menghadapi
tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari.
Menurut Gail W. Stuart (dalam Annisa & Ifdil: 2016) ada beberapa aspek
dari kecemasan (anxiety) dalam respon perilaku, kognitif dan afektif, diantaranya.
Selain itu kecemasan juga dapat menyerang organ tubuh seseorang, rasa
cemas dan gelisah merupakan suatu gejala mental belaka, namun dapat
menyerang organ tubuh jika kecemasan negatif tersebut muncul secara berlebihan
(Batara, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rossaline dan
Imanuel (2021) dimana tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui
gambaran tingkat kecemasan dan pola makan responden serta hubungan antara
tingkat kecemasan dan pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa
profesi Ners di Universitas Advent Indonesia. Hasil yang diperoleh terdapat 73
(80,2%) responden mengalami gastritis yang didominasi dengan tingkat
kecemasan yang sangat parah yaitu 34,2% yang menyebabkan sebanyak 50
(54,9%) responden mempunyai pola makan kurang baik dan 41 (45,1%)
responden mempunyai pola makan yang baik. Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kecemasan yang sangat parah dapat menyebabkan pola makan
yang tidak teratur yang akan menjadikan gastritis atau dinding lambung megalami
peradangan, hal tersebut tentunya bisa berdampak buruk bagi kehidupan setiap
individu atau mahasiswa.
Gamelan Jawa adalah sebuah orkes tradisional yang terdiri dari berbagai jenis
instrumen seperti gong, kendang, saron, bonang, dan lain-lain. Gamelan Jawa
dapat digunakan menjadi strategi coping untuk mengurangi kecemasan pada
mahasiswa. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari American Music Therapy
Association, 2008) musik dengan laras slendro ini memiliki 60 ketukan/menit
yang menunjukkan musik ini hampir sama dengan musik Mozart yang telah
terbukti menurunkan ketegangan otot, mengurangi nyeri, menurunkan kecemasan,
dan menimbulkan efek tenang. Hal tersebut seirama dengan Arthin (2008) yang
menjelaskan bahwa musik dengan irama kurang lebih 60 ketukan/menit atau
dengan tempo lambat memiliki efek yang menenangkan. Mengutip dari jurnal
penelitian Rodiani & Analia (2016) yang meneliti tentang pengaruh pemberian
terapi musik klasik untuk menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil
menjelang persalinan, hasil penelitian ini didapatkan bahwa terapi musik klasik
dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu sebelum bersalin, dengan adanynya
getaran musik klasik yang senada dengan getaran syaraf otak sehingga bisa
merangsang saraf otak untuk berosilasi.
Menurut Haryono (dalam Adhi Susanto, 2012: 2) ada beberapa aspek yang
diklasifikasikan menurut sumber bunyinya, yaitu:
Menurut Razali, Yuszaidy, & Samad (2017) ada beberapa ciri dari gamelan
Jawa, yaitu:
a. Gong Agung, terdiri daripada satu ke dua buah gong berbusut yang
mempunyai garis pusat berjarak satu meter lebih dan gong ini
mempunyai register nada yang paling rendah.
c. Kenong, terdiri daripada dua belas buah gong berbusut lima buah gong
dilaraskan mengikuti slendro dan tujuh buah dilaraskan dengan pelog.
d. Bonang penerus, terdiri dari gong-gong kecil yang berbusut dan terletak
secara mendatar dalam dua baris kayu kotak, dua belas buah dilaraskan
dengan slendro dan empat belas dilaraskan dengan pelog.
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengguna
2. Bagi Peneliti
Mengimplementasi antara hobi akan gamelan Jawa dan ilmu yang sudah
dipelajari di perkuliahan .