Dosen Pengampu :
Ns. Hj. Silvia Maya Sari Riu, S.Kep, M.Kep
A. Latar Belakang
Awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merabaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakit disebut COVID-19 (coronavirua
disease 2019). COVID-19 merupakan penyakit yang di identifikasi penyebabnya
adalah virus corona yang menyerang sistem pernapasan. Gejala utama penyakit
Covid-19 yaitu batuk, demam, dan sesak napas. Infeksi Covid-19 juga menyebabkan
kematian yang cukup tinggi di berbagai negara. (Kemkes, 2020).
Angka kejadian penyakit akibat Covid-19 di dunia pada tanggal 8 Mei 2020
mencapai 3.679.499 orang dengan angka kematian 254.199 orang di 215 negara
(WHO, 2020). Sementara di Indonesia angka kejadiannya mencapai 12.776 orang
dengan angka kematian mencapai 930 orang (Kemkes, 2020). Angka kejadian infeksi
Covid-19 di Pulau Jawa Tengah mencapai 9.920 orang dengan angka kematian
mencapai 6.069 orang. Sedangkan di Kota Surakarta mencapai angka 5.133 orang
dengan angka kematian 268 orang. (Kemkes, 2020).
Pandemi COVID-19 telah memfokuskan kesehatan mental berbagai populasi
yang terkena dampak, diketahui bahwa prevanlesi epidemic menonjolkan atau
menciptakan stressor baru termasuk ketakutan dan kekhawatiran pada diri sendiri atau
orang yang dicintai, kendala pada pergerakan fisik dan aktivitas sosial akibat
karantina, serta perubahan gaya hidup yang tiba-tiba dan radikal (Brooks SK, dkk.
2020).
Penyebaran Covid-19 kebijakan tersebut tepat, meski dalam perjalanannya
menimbulkan masalah baru bagi kalangan masyarakat, baik pelajar,
pekerja/karyawan, dan seluruh rakyat, oleh karena seluruh kegiatan harus dilakukan di
rumah, yang dikenal dengan istilah Work From Home (WFH) dan menerapkan social
distancing. Ini menjadi pemicu awal untuk seseorang mengalami kecemasan,
kebosanan dan kejenuhan karena kurang efektifnya onteraksi secara online dan
lainnya. (Peraturan menteri kesehatan no.9/2020 tentang pedoman PSBB dalam
rangka penanganan Covid-19).
Program Profesi Ners merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan. Profesi menjadi syarat menjadi
perawat profesional, sehingga Program Profesi Ners menjadi wajib bagi mahasiswa
yang telah selesai menempuh pendidikan sarjana keperawatan, institusi pendidikan
sebagai penyelenggaraan pendidikan bertanggung jawab terhadap lulusan untuk
memfasilitasi dan meluluskan sampai dengan pendidikan profesi Ners.
Uji kompetensi merupakan teknik pengukuran hasil pembelajaran, keahlian,
pendidikan dan kemahiran mahasiswa tingkat akhir program studi kesehatan setelah
melaksanakan seluruh rangkaian pendidikan (Anggraeini, 2018; Hartina et al., 2018).
Hal ini dapat memunculkan perasaan khawatir, takut, tegang, dan kecemasan karena
takut tidak lulus dalam uji kompetensi dan tidak bisa bekerja apabila belum memiliki
STR (Hartina et al., 2018; Hayat, 2017).
Kesulitan-kesulitan saat menghadapi ukom oleh mahasiswa sering dirasakan
sebagai suatu beban yang berat, seperti sulitnya berkonsentrasi, sulit untuk
memfokuskan otak dan menyamakan persepsi antara dosen dan mahasiswa, akibatnya
kesulitan-kesulitan yang dirasakan tersebut berkembang menjadi sikap yang negative
yang akhirnya dapat menimbulkan suatu kecemasan seseorang (Hidayat,2008).
Kecemasan adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketakutan,
khawatir, gelisah, dan perasaan tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik.
Kecemasan dapat timbul dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi
menjadi kecemasan ringan, sedang, tinggi hingga menimbulkan kepanikan dari
individu itu sendiri, terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu
pekerjaan.
Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar.diperkirakan 20% dari
populasi dunia menderita kecemasan (Stuart, G. W,2006) dan sebanyak 47,7% remaja
sering merasa cemas. Kondisi seseorang yang sedang mengalami kecemasan akan
susah berkonsentrasi dan bersosialisasi sehingga menjadi kendala dalam menjalankan
fungsi social, pekerjaan, dan peranya (Slavani, 2005)
Pembelajaran pada program profesi ners dapat memicu cemas karena menjadi
kegiatan yang sulit bagi mahasiswa. Umumnya kesulitan-kesulitan yang ada berkaitan
pada masalah interpersonal, perasaan frustasi dan perasaan lelah yang muncul pada
saat kebutuhan mahasiswa tidak teridentifikasi dengan baik, serta situasi nyata
lapangan yang tidak sekedar menggambarkan situasi dalam teori.
Seseorang yang mengalami kecemasan dapat dilihat dan dirasakan dari
perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya yaitu seperti merasa pusing dan
sakit kepala, mudah marah dan susah tidur. Ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan
yang tidak beralasan pada akhirnya menghadirkan kecemasan, dan kecemasan ini
tentu akan berdampak pada perubahan perilaku seperti, menarik diri dari lingkungan,
sulit fokus dalam beraktivitas, susah makan, mudah tersinggung, rendahnya
pengendalian emosi amarah, sensitive, tidak logis, susah tidur. (Jarnawi 2020).
Rasa cemas yang berlebihan membuat otak melepaskan hormon stres secara
teratur. Kondisi tersebut dapat meningkatkan frekuensi kemunculan gejala mulai dari
pusing, kepala kliyengan, hingga depresi. Otak mempunyai lima bagian utama,
menurut Rizki (2008, dalam Purwanto et. al., 2009) yaitu otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), jembatan varol dan sumsum sambung
(medulla oblongata) yang memiliki fungsi dan peranan penting sehingga fungsinya
saling terkait satu sama lain, oleh karena itu diperlukan suatu strategi khusus yang
dapat membantu mengurangi gejala cemas tersebut. Penyembuhan gangguan cemas
dapat dilakukan dengan cara farmakologis maupun non farmakologis.
Menurut Harry (2005, dalam Purwanto et. al, 2009) olahraga atau senam otak
merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri,
karena saat melakukan olahraga atu senam otak dan susunan syaraf tulang belakang
akan menghasilkan endorphin, hormone yang berfungsi sebagai obat penenang alami
dan menimbulkan rasa nyaman. Keuntungannya adalah : memungkinkan belajar dan
bekerja tanpa stress, karena dilakukan dalam waktu singkat; Brain Gym juga tidak
memerlukan bahan atau tempat khusus, sehingga dapat menyesuaikan situasi belajar
dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari; dengan Brain gym dapat meningkatkan
kepercayaan diri secara aktif meningkatkan potensi dan keterampilan yang dimiliki
karena Brain Gym menyenangkan dan menyehatkan.
Prevalensi gangguan kecemasan secara nasional tahun 2017 pada penduduk
umur ≥ 15 tahun berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20 adalah 6,0% (37.728
orang dari subyek yang dianalisis). Provinsi dengan prevalensi gangguan kecemasan
adalah Sulawesi Tengah (11,6%), sedangkan yang terendah di Lampung (1,2%), dan
untuk prevalensi gangguan kecemasan di provinsi Kalimantan Timur adalah 3,2 %
(Riskesdas, 2017).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa perilaku
keseharian mahasiswa profesi ners yang sedang menanti UKOM di universitas
Muhammadiyah Malang antara lain banyaknya keluhan mahasiswa mengenai sakit
kepala yang sering mengganggu aktivitas mereka sehari-hari, keluhan mengenai
kesulitan tidur, sering melamun, mudah marah, dan beberapa mahasiswa mengatakan
mereka juga mengalami penurunan nafsu makan, keluhan-keluhan ini merupakan
indikasi atau menunjukkan adanya gejala kecemasan.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan terhadap mahasiswa profesi ners Di
Universitas Muhammadiah Malang pada tanggal 6 November 2021 dengan
menggunakan lembar kuesioner berdasarkan teori stress terhadap 10 mahasiswa
tingkat akhir, perwakilan dari dua kelas yang masing-masing terdiri dari 5 orang.
Hasil studi pendahuluan yaitu 5 mahasiswa (50%) menunjukkan gejala cemas sedang,
3 mahasiswa (30%) menunjukkan gejala cemas berat, dan 2 mahasiswa (20%)
menunjukkan gejala cemas sangat berat, dimana 8 mahasiswa (80%) mengatakan
upaya yang dilakukannya untuk mengatasi kecemasan adalah dengan menjalankan
sholat 5 waktu ditambah dengan sholat malam (tahajud), belajar, mendengarkan
musik, berdiskusi dengan teman, serta jalan-jalan dan 2 mahasiswa (20%) merasa
pasrah tidak melakukan apa - apa dengan alasan tidak mengerti apa yang harus
dilakukan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Profesi NERS menghadapi UKOM
B. Rumasan Masalah
Terkait permasalahan yang ada diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
yaitu “Apakah ada Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Profesi NERS Menghadapi UKOM”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap tingkat kecemasan
mahasiswa profesi ners untuk menghadapi ukom
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pegaruh brain gym
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa profesi ners
menghadapi ukom
c. Untuk menganalisa adanya pengaruh brain gym terhadap tingkat
kecemasan mahasiswa profesi ners menghadapi ukom
3. Manfaat penelitian
Manfaat teoritis
Pada penelitian diatas diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
menjadi pertimbangan keperawatan untuk lebih meningkatkan
Manfaat praktis
1. Pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan khusunya di Pendidikan keperawatan mengenai brain
gym terhadap tingkat kecemasan
2. Bagi responden
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh brain
gym terhadap tingkat kecemasan mahasiswa profesi ners menghadapi
ukom
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti ini dapat memberikan pengalaman berharga dan
menambah wawasan bagi peneliti karena peneliti dapat secara
langsung mengaplikasikan teori penelitian yang dapat tentang
pengaruh senam otak (brian gym) terhadap tingkat kecemasan.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Brain Gym
Brain gym yang terdiri dari dua kata yaitu Brain dan Gym. Brain yang berasal dari
bahasa inggris yang artinya otak sedangkan Gym berasal dari kata Gymnastics yang
artinya olah raga senam (Enniza, 2015).
Brain Gym merupakan suatu gerakan sederhana yang didesain untuk merangsang
pengoptimalan otak. Hal ini dapat menyangkut keseimbangan otak pada bagian kanan dan
kiri, relaksasi otak belakang dan depan sebagai dimensi pemfokusan, merangsang otak
pada bagian tengah atau biasa disebut limbis dalam pengaturan emosional dan
merangsang dimensi pemusatan pada otak besar (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017).
Brain Gym adalah latihan yang terangkai menggunakan gerakan yang dinamis, dan
menyilang. Brain gym adalah latihan dengan menggunakan gerakan-gerakan sederhana
yang memiliki tujuan untuk menghubungkan dan menyatukan fikiran dan tubuh (Sariana
N, Afiif A, 2017).
Brain Gym merupakan berbagai gerakan sederhana yang menyenangkan dan yang
digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology yang biasa di singkat dengan
(Edu-K) dilakukan untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan otak.
Gerakan - gerakan Brain Gym dapat membuat pelajaran menjadi lebih mudah, serta
bermanfaat juga untuk kemampuan akademik (Pramesti, Sastrawan, & Wardhana, 2018)
Berdasarkan beberapa definisi di atas peneliti menarik kesimpulan bahwasanya brain
gym adalah olah raga senam untuk merangsang otak dan mempunyai gerakan yang
dinamis serta gerakan yang menyenangkan. Adapun manfaat dan macam macam gerakan
brain gym adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Brain Gym
Meningkatkan keseimbangan otak kiri dan kanan (dimensi leteralitas-
komunikasi), meningkatkan fungsi pemfokusan dan pemahaman, meningkakan
ketajaman pendengaran serta penglihatan, meningkatkan daya ingat serta
mempercepat kerja otak, membantu mengurangi dalam kesalahan saat membaca,
memori dan kemampuan komperhensif serta peningkatan rangsangan visual pada
penderita gangguan bahasa (Diana Sulis, Adiesty Ferilia, 2017).
Menurut Dadan, (2017) manfaat Brain Gym adalah dengan melakukan Brain
Gym maka dapat membuat pikiran lebih jernih, lebih berkonsentrasi, anak akan
menjadi lebih kreatif dan efisien dan lebih sehat serta prestasi belajar yang didapatkan
anak akan lebih meningkat. Manfaat lainnya dari Brain Gym adalah belajar dan
bekerja tidak akan menjadi stress karena dilakukan dalam waktu yang singkat, untuk
melakukan Brain Gym tidak memerlukan tempat yang luas dan tempat yang khusus
sehingga memerlukan dapat disesuaikan dengan situasi belajar dalam sehari-hari,
Brain Gym dapat meningkatkan kepercayaan diri pada anak, hasil akan dirasakan
dalam hal kemandirian anak saat belajar, secara aktif dapat meningkatkan
keterampilan dan kreativitas yang dimiliki anak karena Brain Gym sangat
menyenangkan dan menyehatkan (Saputra Chendi Bayu, 2017).
2. Macam-macam Gerakan Brain Gym
Gerakan brain gym ini sangat efektif dan efisien karna dilakukan dimana saja, ileh
siapa saja, dan tidak terikat oleh waktu khusus (Dennison, 2009). Gerakan brain gym
pada remaja (usia 12-15 tahun) sebagai berikut :
a. Gerakan silang (Cross crawl)
Gerakan ini menyilang antara gerakan tangan kanan bersamaan dengan
kaki kiri dan tangan kiri bersamaan dengan kaki kanan. Bergerak ke depan, ke
samping, ke belakang atau jalan ditempat. Untuk “menyebrangi garis tengah”
sebaiknya tangan menyentuh tumit yang berlawanan.
Fungsi : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian
yang menggunakan informasi sehingga memudahkan proses mempelajari hal-
hal baru serta meningkatkan daya ingat.
a. Teori Psikoanalitik
Menurut pandangan psikoanalitik kecemasan terjadi karena adanya
konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu id dan super
ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego
berperan menengahi konflik yang tejadi antara dua elemen yang bertentangan.
Cemas merupakan hal alamiah sebagai respon tubuh untuk mengendalikan
kesadaran terhadap stimulus tertentu (Videbeck, 2008)
b. Teori Interpersonal
Kecemasan timbul dari masalah-masalah dalam hubungan
interpersonal, dan berkaitan erat dengan kemampuan seseorang utnuk
berkomunikasi (Videbeck, 2008). Cemas muncul karena adanya perasaan takut
terhadap penolakan dan tidak adanya penerimaan interpersonal. Cemas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan.
c. Teori Perilaku
Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan.
d. Teori Prespektif Keluarga
a. Faktor Eksternal
a) Usia
Keterangan
: Hubungan Variabel
B. Hipotesa Penetilian
Hipotesa merupakan suatu jawaban sementara atau kesimpulan dari apa yang
menjadi permasalah. Hipotesa adalah pertanyaan ebagai jawaban sementara atasa
pertanyaan penelitian, yang harus di uji validitasnya secara empiris. Jadi hipotesis
tidak dinilai dari benar atau salah. Melainkan di uji apakah sahih (valid) atau tidak
(Suyanto & Siswanto 2018).
Hipotesa Penelitian ini antara lain :
Ha : Ada pengaruh brain gym dengan kecemasan mahasiswa profesi ners menghadapi
Ukom
Ho : Tidak ada pengaruh brain gym dengan kecemasan mahasiswa profesi ners
menghadapi Ukom
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen sering disebut variabel stimulus, preditor, ateccendent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah brain gym.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi akibat adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat
kecemasan mahasiswa profesi NERS.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilahnya yang
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah
pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2016).
Tabel 3.1 : Definisi Operasional Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Profesi NERS menghadapi UKOM
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skore
Independe Latihan gerak yang Senam otak SOP - -
n sederhana untuk (brain gym) : (gerakan
Brain Gym menurunkan 1. Gerakan senam
kecemasan dengan silang otak)
mengunakan gerakan (cross
air, pernapasan perut, crawl)
gerakan silang,titik 2. Mengaktifk
positif, kait relaks, an tangan
tombol imbang, (The active
lambaian kaki dan arm)
coretan gandayang 3. Pasang
dilakukan 10-15 kuda-kuda
menit, sebanyak 1 (The
kali dalam sehari grounder)
4. Tombol
bumi
(Earth
button)
5. Tombol
angkasa
(space
button)
a.
Dependen Cemas merupakan 1. Respon Kuesioner Ordinal - Tidak
Tingkat reaksi emosional yang fisiologis cemas
Kecemasan timbul oleh penyebab 2. Respon :1
yang tidak spesifik psikologis - Cemas
yang dapat 3. Respon ringan
menimbulkan kongnitif :2
perasaan tidak - Cemas
nyaman sehingga sedang
menimbulkan reaksi :3
pada mahasiswa - Cemas
profesi NERS, karena berat :
ketegangan dirasakan 4
sebagai suatu
ancaman umum
terhadap hasil
perkuliahan akan
mempengaruhi
keputusan pendidikan
yang akan datang dan
pekerjaan, sehingga
menimbulkan
kecemasan pada
setiap mahasiswa.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap
pernyataan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2017).
Desain penelitian yang digunakan ini adalah penelitian kuantitatif (Sugiyono,
2015) dengan menggunakan pendekatan cross-sectional study dengan cara
obsevasional yaitu untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym terhadap tingkat
kecemasan mahasiswa ners menghadapi ukom.
B. Populasi, Sampel Dan Sampling
1. Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai kelompok orang atau penduduk yang menepati
suatu wilayah tertentu (Suyanto & Siswanto, 2016).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa profesi Ners di
Universitas Muhammadiyah Manado yang berjumlah 150 mahasiswa (Universitas
Muhammadiyah Manado).
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga
dianggap mewakili populasinya (Suyanto & Siswanto, 2018).
Sampel pada penelitian ini berupa kecemasan mahasiswa profesi ners
menghadapi ukom di Universitas Muhammadiyah Manado yang pengambilan
datanya diambil dengan cara kuesioner.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah random sampling, yakni teknik
pengambilan sampel dimana dilakukan secara acak. Pengambilan sampel yang
akan dilakukan oleh peneliti menggunakan rumus Arikunto 20% dari jumlah
populasi yang ada.
Sampel di ambil dari populasi dengan Rumus Arikunto 20% dari keseluruhan.
Mengacu pada penjelasan (Arikunto, 2013). Jika sampel populasinya kurang dari
100 orang, maka jumlah sampelnya di ambil keseluruhan, selanjutnya jika jumlah
subjeknya lebih besar dari 100, dapat di ambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau
lebih. Rumus Arikunto sebagai berikut :
Rumus Arikunto n = N x %
n = 150 x 20%
n = 30 Orang
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah Sampel
Jadi sampel dapat digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 30
mahasiswa profesi Ners
3. Kriteria Sampel
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015).
Responden yang bersedia jadi responden
Responden yang bersedia menandatangani informen konsen
Responden dengan tingkat kecemasan
Mahasiswa profesi Ners Universitas Muhammadiyah Manado
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai sebab (Nursalam,
2015).
Responden yang tidak menghadapi ukom
Responden yang mengalami gangguan stress
Responden yang belum menyeselaikan studi S1
Yang bukan Mahasiswa profesi Ners Universitas Muhammadiyah
Manado
E. Pengumpulan Data
1) Tahap Persiapan
1. Melakukan perijinan etik
2. Melakukan kesepakatan terkait dengan penentuan waktu pelaksanaan setiap
pengambilan data yang akan dilakukan oleh peneliti dengan universitas
muhammadiyah manado
3. Persiapan beberapa APD lengkap seperti gown, masker dan faceshield oleh
peneliti untuk digunakan nanti ketika pengambilan data sesuai dengan
protokol kesehtan guna untuk mencegah terjadinya penyebaran covid-19
4. Instrument dipersiapkan oleh peneliti yang akan diberikan kepada responden
dalam pengambilan data
5. Pengambilan dan pengumpulan data diperoleh dengan cara memberikan
kuesioner kepada calon responden atau peneliti menanyakan langsung
kepada responden terkait isi kuesioner
2) Tahap Pelaksanaan
1. Memakai APD lengkap seperti masker dan handsenitizer
2. Peneliti bersama melakukan koordinasi dan mempersamakan persepsi terkait
isi dan maksud dari setiap Quesioner dan penilaiannya
3. Peneliti dan melakukan penjadwalan terkait pengambilan data
4. Peneliti memperkenalkan diri dan menginformasikan kepada Rektor dan
Dosen yang ada di Universitas Muhammadiyah Manado dan meminta izin
untuk melakukan pengambilan data
5. Informed consent dan lembar kuesioner dipersiapkan oleh peneliti
6. Peneliti meminta izin kepada responden dan ditanyakan apakah mau untuk
menjadi responden pada penelitian setelah responden
7. Peneliti melakukan kontrak waktu kepada responden selama kurang lebih 15
menit
8. Peneliti memberitaukan terkait tujuan dari penelitian dan isi dari kuesioner
secara ringkas dan jelas
9. Responden melakukan Pengisian kuesioner, akan tetapi jiak responden tidak
mampu akan dibantu oleh peneliti
10. Mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya dan waktu yang telah
diberikan responden
3) Tahap Pengelolaan Data
1. Penyuntingan data
Tahapan ini dilakukan oleh peneliti untuk melakukan pengecekan
terhadap terhadap kuesioner guna untuk menghindari adanya sebuah
kekosongan disetiap pertanyaaan. Hal itu dilakukan oleh peneliti ketik data
sudah terkumpul
2. Pengkodean (coding)
Tahapan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengelolaan data
3. Memasukkan data (Entry)
Tahapan ini merupakan pemasukkan data yang sudah berbentuk kode
dalam microsoft excel yang berupa tabel, untuk mengetahui uji validitas dan
reliabilitas
4. Cleaning
Tahapan ini digunakan yaitu untuk pengecekan kembali terhadap data
responden secara keseluruhan guna untuk memeriksa kemungkinan adanya
sebuah kesalahan kode, ketidaklengkapan data dan lainnnya, kemudian
dilakukan pembenaran
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa data Univariat merupakan analisis yang melibatkan hanya satu
varibel dalam keterikatanya analisis hubungan antar variabel penelitian, sehingga
analisis jenis ini hanya melibatkan satu variabel baik dependent atau independen
(Lusiana & Mahmudi, n.d).
Pada penelitian ini data univariatnya adalah karakteristik respondent pada
penelitian, Brain Gym dan tingkat kecemasan.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan penganalisisan yang dilakukan pada dua
variabel secara langsung. Analisis ini dilakukan dengan cara mengaitkan data
variabel dependen dengan independen (Hasnidar et al., 2020).
G. Etika Penelitian
Peneliti harus mampu berprilaku baik ketika melakukan pengambilan data
ke peserta atau responden. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan dalam
pengambilan data.
1. Informed Concent (untuk responden)
Informed Concent diberikan kepada responden dan meraka diberikan
penjelasan terkait tujuan dan maksud penelitian dilakukan. Jika responden yang
diberikan informed concent tersebut bersedia maka akan menandatangani lembar
persetujuan
2. Right to privacy
Kerahasian responden menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan dengan
mengambil langkah untuk tidak terjadinya pelanggaran kerahasiaan yaitu dengan
langkah ; mencantumkan identitas informasi (nama dan alamat) dan menyimpan
data dalam bentuk a locked file.
3. Confidentiality
Confidentiality merupakan sebuah permasalahan etika dengan cara
menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian yang dilakukan, baik informasi atau
apapun. Semua data yang diperoleh dari responden dijamin akan kerhasiaannya
oleh peneliti dan data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk perkembangan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Rasmun. (2009). Stress Koping dan Adaptasi : Teoti dan Pohon Masalah
Keperawatan. CV Sagung Seto. Jakarta
Ahmed, C.N, & Abu, B.R. (2009). Assessing nursing clinical skills
performance using objective structured clinical examination (OSCE) for open
distance laming students Open University Malaysia. Proceedings of the International
Conference on normation. Kuala Lumour
Arief, S., & Sumarni. (2013). Hubungan kecemasan menghadapi ujian skills
lab modul shock dengan prestasi yang dicapai pada mahasiswa FK Universitas Gajah
Mada angkatan 2000. diakses agustus 2022
http://wwwv.eboolispdf.org/download/kecemasan.html
Hasan & Chitra. (2015). Kecemasan pada mahasiswa menjelang ujian skill
lab. Diakses agustus 2022, dari http://downloadportalgaruda.org/artikel.php
Tim OSCE Keperawatan. (2013). Blueprint OSCE Pendidikan D III Keperawatan dan
Ners
Paul E. Dennison dan Sail Dennison, 2006, Brain Gym : Senam Otak. Jakarta: PT.
Gramedia Widisarana Indonesia.
Cipta.Hawari, D. (201 1). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Edisi ke 2. Jakarta
Balai Penerbit FKUI.
Dikti. (2016). Uji Kompetensi Nasional Progam Pendidikan D3 Keperawatan
untuk Profesionalitas Tenaga Perawat. Diakses 19 April 2016 dari http:/belmawa
ristekdikti.co.id
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Kepada Yth :
Bapak/Ibu di Kampus Universitas Muhammadiyah Manado
Di –
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan fakultas kesehatan di Universitas Muhammadiyah Manado.
Nama :
NIRM :
Akan mengadakan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Profesi Ners Menghadapi
Ukom”.
Bersama ini saya mohon kesedian Bapak/Ibu untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan dalam lembarkuesioner. Jawaban responden akan saya
jaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas bantuan dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA
PROFESI NERS MENGHADAPI UKOM
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Inisial Responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
Responden
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR KUESIONER
TINGKAT KECEMASAN
1. Data Demograf
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
2. Petunjuk Pengisian
a. Isilah daftar pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang
tersedia, sesuai dengan persepsi saudara tentang tingkat kecemasan yang dirasakan
oleh mahasiswa profesi ners.
b. Pilih salah satu jawaban yang menurut saudara paling sesuai, yaitu :
SL = Selalu
SR = Sering
KK= Kadang-Kadang
TD = Tidak Pernah
Sebelum kuesioner dikembalikan mohon agar diperiksa kembali kelengkapan
jawaban, sehingga tidak ada kolom jawaban yang tidak terisi