Nirmala Ayuderryanti
Rizka Dwi Ramadhani
Siska Aprianti
Yanni Rizkia
Class : A 2018 2
Kelompok : 2 ( kelompok kecil 4)
HASIL DISKUSI
Fenomena :
Covid-19 telah menjadi pandemi global dan dapat menyebar lewat droplet. Di
Indonesia, per tanggal 5 Oktober 2020 sudah terdapat 303.498 kasus positif Covid-19 dan
3,7% di antaranya meninggal dunia. Salah satu langkah yang diterapkan pemerintah untuk
mencegah penularan ini dengan physical distancing melalui kegiatan work from home. Akibat
work from home, berbagai aktivitas dilakukan secara online menggunakan smartphone
maupun laptop sehingga penggunaan kedua benda tersebut mengalami peningkatan pesat
selama masa pandemi.
Mahasiswa merupakan faktor utama yang menentukan kegiatan perkuliahan berjalan
dengan benar. Proses belajar yang lama menjadikan mahasiswa mengalami banyak keluahan.
Dengan adanya kuliah daring akibat dari pandemic Covid19 ini, memungkinkan
ketidaknyamanan mahasiswa pada saat perkuliahan semakin meningkat. Pada penelitian ini,
dilakukan sebuah identitifikasi terkait keluhan kesehatan yang terjadi pada mahasiswa selama
perkuliahan menggunakan metode daring.
Hal ini dapat menyebabkan terjadi keluhan kesehatan berupa rasa sakit sementara,
jangkat pannjang, dan permanen. Titik tubuh yang paling banyak terasa sakit adalah terletak
pada area tangan (Bahu, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan), dan batang tubuh
(leher, punggung, pinggul, pinggang dan pantat). Berdasarkan hasil ini dibutuhkan solusi
berupa postur tubuh yang baik saat kerja.
Pengaruh penggunaan smartphone dan laptop terhadap otot skeletal selama masa
pandemi Covid-19 di Indonesia dari studi literatur yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
peningkatan penggunaan smartphone maupun laptop dengan posisi tubuh yang kurang tepat
atau tidak ergonomis saat work from home dapat memberikan beban berlebih pada otot dan
mengurangi aliran nutrisi pada otot sehingga dapat menimbulkan kelelahan pada otot dan
meningkatkan risiko timbulnya keluhan muskuloskeletal, seperti nyeri pada leher, bahu,
punggung, dan pergelangan tangan. Posisi ergonomis yang baik dan peregangan yang tepat
saat dan sesudah beraktivitas dapat menurunkan risiko kemunculan keluhan muskuloskeletal.
Kesimpulan: Peningkatan penggunaan smartphone, laptop, dan komputer di era work from
home selama pandemi Covid-19 di Indonesia dengan posisi ergonomi yang salah
meningkatkan risiko munculnya keluhan muskuloskeletal.
Referensi :
Sobirin, M. (2020). Identifikasi Keluhan Kesehatan Mahasiswa Selama Perkuliahan
Daring Pada Masa Pandemic Covid19. Jurnal Surya Medika (Jsm), 6(1), 128-132. (Diakses
pada :Http://Journal.Umpalangkaraya.Ac.Id/Index.Php/Jsm/Article/View/1550 9 Desember
2020)
Dampati, P. S., Veronica, E., & Chrismayanti, N. K. S. D. (2020). Potensi Peningkatan
Keluhan Muskuloskeletal Penduduk Indonesia Pada Pandemi Covid-19. Gema
Kesehatan, 12(2), 57-67. (Diakses pada :
Http://Jurnalpoltekkesjayapura.Com/Index.Php/Gk/Article/View/135 9 Desember 2020)
Amro, A., Albakry, S., Jaradat, M., Khaleel, M., Kharroubi, T., Dabbas, A., & Dwaik,
R. (2020). Musculoskeletal Disorders And Association With Social Media Use Among
University Students At The Quarantine Time Of Covid-19 Outbreak. (Diakses pada :
Https://Dspace.Alquds.Edu/Handle/20.500.12213/5718 9 Desember 2020)
Judul yang diangkat : Hubungan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Terhadap Kesehatan
Muskuloskeletal pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Riau Di Masa Pandemi Covid-19
Alasan Topik : Proses pembelajaran yang lama antara 9-10 jam menjadikan mahasiswa
mengalami banyak keluhan mulai dari terasa sakit adalah terletak pada area tangan (Bahu,
lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan), dan batang tubuh (leher, punggung, pinggul,
pinggang dan pantat).
Alat ukur : Kuisioner yang di sebarkan ke mahasiswa Keperawatan Universitas Riau yang
sedang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2. Virus ini merupakan virus baru yang
menyerang sistem pernafasan dengan gejala yang ditimbulkan antara lain demam,
batuk, pilek, sesak nafas, kelelahan, anosmia, ageusia serta dapat pula menyebabkan
kematian pada individu rentan (WHO, 2020). Masa inkubasi virus ini kurang lebih
sekitar 2 minggu dan dapat menyebar melalui droplet (Hartati et al., 2020). Status
Covid-19 sebagai pandemi global ditetapkan WHO pertama kali saat pertengahan
bulan Maret 2020 karena virus ini menular dan sudah menyebar ke negara-negara di
penjuruh dunia (Hartati et al., 2020). Di Indonesia, kasus Covid-19 sendiri mulai
muncul pada sekitar akhir Februari 2020. Indonesia merupakan salah satu negara
dengan penularan virus Covid-19 tercepat dengan lebih dari 100 kasus baru setiap
harinya (Ardianti et al., 2020).
Sebagai upaya pemerintah indonesia agar penularan covid 19 tidak tersebar
maka salah satu langkahnya adalah physical distancing dan memberlakukan segala
aktivitas baik kegiatan kantor maupun perkuliahan secara online atau yang lebih
dikenal dengan istilah work from home (Ardianti et al., 2020). Di Indonesia, sekitar
80% penduduknya melakukan beragam aktivitas baik kerja maupun belajar dari
rumah karena pandemi ini. Selain dapat meminimalisir risiko tatap muka, work from
home juga dapat meminimalisir penularan Covid-19 dan membuat pekerjaan menjadi
lebih fleksibel pengerjaannya. Khususnya untuk jenjang perguruan tinggi yang
melaksanakan kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring, dengan ketentuan yang
telah diatur oleh masing-masing pengelola perguruan tinggi (Minghat et al., 2020).
Mahasiswa di perguruan tinggi merupakan faktor utama yang menentukan
kegiatan perkuliahan berjalan dengan benar. Proses belajar yang lama antara 9 hingga
10 jam menjadikan mahasiswa mengalami banyak keluhan mulai dari stress belajar,
bagian tubuh tertentu sakit, tidak fokus, dll. Dengan adanya kuliah daring akibat dari
pandemic Covid-19 ini, memungkinkan ketidaknyamanan mahasiswa pada saat
perkuliahan semakin meningkat. Salah satu keluhan yang dapat terjadi berupa rasa
nyeri sistem muskuloskeletal sementara, jangka panjang, dan permanen.
Muskuloskeletal adalah salah satu sistem organ pada tubuh manusia yang terdiri dari
tulang, otot, dan jaringan ikat yang meliputi tulang rawan, tendon, dan ligamen.
Sistem ini berperan dalam memberikan bentuk dan stabilitas bagi tubuh serta
membantu dalam proses gerakan tubuh (Peate, 2018). Keluhan muskuloskeletal
merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi akibat adanya gangguan atau cedera pada
sistem muskuloskeletal. Titik tubuh yang paling banyak terasa sakit adalah terletak
pada area tangan (Bahu, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan), dan batang
tubuh (leher, punggung, pinggul, pinggang dan pantat). Kondisi ini bisa terjadi ketika
salah satu bagian tubuh dipaksa untuk bekerja lebih keras, diregangkan secara
berlebihan atau digunakan melebihi batas fungsinya (Darmawan et al., 2020).
Berdasarkan fenomena yang terjadi serta belum adanya penelitian yang
dilakukan mengenai hubungan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap kesehatan
muskuloskeletal pada mahasiswa keperawatan universitas riau di masa pandemi
covid-19. maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap kesehatan
muskuloskeletal pada mahasiswa keperawatan universitas riau di masa pandemi
covid-19.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran keluhan pada sistem muskuloskeletal pada saat
pembelajaran jarak jauh pada mahasiswa keperawatan universitas riau ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Terhadap Kesehatan
Muskuloskeletal pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Riau Di Masa
Pandemi Covid-19.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pembelajaran jarak jauh
b. Mengetahui gambaran masalah muskuloskeletal pada mahasiswa
c. Menganalisis hubungan pembelajaran jarak jauh dengan masalah
muskuloskeletal pada mahasiswa Keperawatan Universitas Riau.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pendidikan
keperawatan yaitu dapat dijadikan bahan masukan dan himbauan agar sekiranya
dapat manajemen waktu dengan menjaga posisi tubuh yang benar pada PJJ
sehingga kita terhindar dari keluhan sistem muskuloskletal terutama para
mahasiswa yang sehari hari berhadapan dengan pembelajaran secara daring
sehingga tidak terjadi masalah atau keluhan pada sistem muskuloskeletal.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi baru dalam ilmu
keperawatan mengenai bagaimana pentingnya manajemen waktu dengan menjaga
posisi tubuh yang benar pada PJJ sehingga kita terhindar dari keluhan sistem
muskuloskletal.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai
dasar dan bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut, sehingga dapat menambah
wawasan keilmuan khususnya bidang keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran “dalam jaringan” sebagai
terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan
komputer pembelajaran daring (online) sebagai strategi pembelajaran yang
menyenangkan bagi pebelajar (mahasiswa) karena dapat menyimaknya dengan
melalui smartphone, laptop, maupun komputer bukan hanya sekedar menyimak
buku. Pembelajaran daring memiliki beberapa manfaat, di antaranya dapat
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen,
memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimana dan kapan saja,
menjangkau mahasiswa dalam cakupan yang luas, dan mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Aktivitas belajar
mahasiswa dengan pembelajaran daring (online) dapat membuat mahasiswa tidak
merasa bosan, semakin tertarik, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran,
Kebermaknaan belajar, kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil belajar.
Salah satu cara dalam pembelajaran jarak jauh yang dilakukan adalah
dengan menerapkan pembelajaran daring atau online. Pemanfaatan tekhnologi di
era globalisasi dapat dimaksimalkan dalam situasi seperti ini. Sistem pembelajaran
online berbasis proyek memberikan banyak peluang untuk mengakses bahan ajar
oleh warga pembelajar. Banyak platform maupun media online yang bisa diakses
melalui jaringan internet oleh pengajar maupun peserta didik. Beberapa hal yang
menjadi kendala dalam penerapan pembelajaran online diantaranya kuota internet
yang terbatas dan masih belum familiarnya tenaga pendidik beserta peserta didik
dalam mengaplikasikannya.
Secara berangsur-angsur, banyak organisasi mengadopsi online learning
sebagai metode penyampaian utama untuk melatih para pegawai. Meskipun
penggunaan sistem belajar online merupakan sesuatu yang mahal dari segi
penggunaan paket data, namun dapat ditarik suatu manfaat yang sangat besar dari
strategi tersebut baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik. Mahalnya
pembelajaran online juga masih bisa terjangkau menggantikan biaya transportasi
ketika harus datang ke kelas.
Berdasarkan pengertian ergonomi menurut Pusat Kesehatan Kerja Departemen
Kesehatan Kerja RI (2003), ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi
tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi (Wardaningsih,
2010).
2. Musculoskeletal Disorders (MSDs)
a. Definisi Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah sekumpulan gejala atau gangguan
yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem saraf,
struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs pada awalnya menyebabkan sakit,
nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur dan
rasa terbakar (OSHA, 2000).
Keluhan sistem musculoskeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot
yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi
pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak
terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot
maksimum. Namun, apabila kontraksi otot melebihi 20%, maka peredaran
darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh
besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses
metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan
asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot (Tarwaka, 2010).
Secara garis besar keluhan otot dapat dibedakan menjadi dua (Tarwaka, 2010),
yaitu :
1) Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat
otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan
segera hilang apabila pembebanan dihentikan.
2) Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat
menetap, walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa
sakit pada otot masih terus berlanjut.
b. Jenis-jenis Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Ada beberapa jenis MSDs (Levy et al, 2005 dalam Handayani, 2011), yaitu:
1) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan tekanan pada saraf
yang mempengaruhi saraf tengah, salah satu dari tiga saraf yang
menyuplai tangan dengan kemampuan sensorik dan motorik. CTS pada
pergelangan tangan merupakan terowongan yang tebentuk oleh carpal,
tulang pada tiga sisi dan ligamen yang melintanginya.
2) Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS) adalah gangguan pada
pembuluh darah dan saraf pada jari yang disebabkan oleh getaran alat
atau bagian/permukaan benda yang bergetar dan menyebar langsung ke
tangan. Dikenal juga sebagai getaran yang menyebabkan white
finger,traumatic vasopatic disease.
3) Low Back Pain Syndrome (LBP) merupakan bentuk umum dari
sebagian besar kondisi patologis yang mempengaruhi tulang, tendon,
saraf, ligament, intervetebral disc dari lumbar spine (tulang belakang).
4) Peripheral Nerve Entrapment Syndrome adalah penjepitan syaraf pada
tangan atau kaki (saraf sensorik, motorik dan autonomic).
5) Peripheral Neuropathy adalah gejala permulaan yang tersembunyi dan
membahayakan dari dysesthesias dan ketidakmampuan dalam
menerima sensasi.
6) Tendinitsi dan Tenosynovitis. Tendinitis merupakan peradangan pada
tendon, adanya struktur ikatan yang melekat pada masingmasing
bagian ujung dari otot ke tulang. Tenosynovitsi merupakan peradangan
tendon yang juga melibatkan synovium (perlindungan tendon dan
pelumasnya).
c. Tahapan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Gejala yang menunjukkan tingkat keparahan MSDs (Oborne, 1995) dapat
dilihat dari tingkatan sebagai berikut:
1) Tahap pertama
Timbulnya rasa nyeri dan kelelahan saat bekerja tetapi setelah
beristirahat akan pulih kembali dan tidak mengganggu kapasitas kerja
2) Tahap kedua
Rasa nyeri tetap ada setelah semalaman dan mengganggu waktu
istirahat
3) Tahap ketiga
Rasa nyeri tetap ada walaupun telah istirahat yang cukup, nyeri ketika
melakukan pekerjaan yang berulang, tidur menjadi terganggu,
kesulitan menjalankan pekerjaan yang akhirnya mengakibatkan
terjadinya inkapasitas.
3) Faktor Lingkungan
a) Suhu dan Kelembapan
Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat
menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja
sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan
kekuatan otot menurun. Beda suhu lingkungan dengan suhu
tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian besar
energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh
untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini
tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan
terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya,
peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun,
proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi
penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri
otot (Tarwaka, et al, 2004).
Sebagai bahan pertimbangan dimana Indonesia merupakan
daerah tropis yang mempunyai suhu udara lebih panas dengan
kelembapan yang jauh lebih tinggi, maka rekomendasi dari
NIOSH tersebut perlu dikoreksi apabila ditempatkan di daerah
tropis. Temperatur yang normal untuk orang Indonesia adalah
22,5-260C dengan kelembapan udara sebesar 40-75%
(Tarwaka, et al, 2004).
b) Getaran
Vibrasi/getaran dengan frekuensi tinggi akan
menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini
menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam
laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot
(Suma’mur, 1982). Paparan vibrasi pada seluruh tubuh
merupakan faktor risiko yang dapat berkontribusi untuk
menyebabkan cidera, khususnya di tulang belakang dan leher
serta punggung bagian bawah. Paparan jangka panjang akan
menyebabkan MSDs, diketahui gejala yang semakin
progresif dimulai mati rasa atau perubahan warna pada ujung
beberap jari tangan. Kemudian akan terjadi8 penurunan rasa
dan ketangkasan tangan (Budiono, 2004).
B. Kerangka Konsep
Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, kerangka teori pada
penelitian ini digambarkan pada bagan berikut :
C. Hipotesis
1. Hipotesis Nol (Ho)
a. Tidak ada keluhan pada sistem muskuloskeletal pada saat pembelajaran jarak
jauh pada mahasiswa keperawatan universitas riau
b. Tidak ada faktor keluhan pada sistem muskuloskeletal saat pembelajaran
jarak jauh pada mahasiswa keperawatan universitas riau
c. Tidak ada hubungan posisi dengan gangguan muskuloskeletal pada
mahasiswa keperawatan universitas riau
d. Tidak ada hubungan masa pembelajaran jarak jauh dengan gangguan
muskuloskeletal pada mahasiswa Keperawatan universitas riau
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada keluhan pada sistem muskuloskeletal pada saat pembelajaran jarak jauh
pada mahasiswa keperawatan universitas riau
b. Ada faktor keluhan pada sistem muskuloskeletal saat pembelajaran jarak jauh
pada mahasiswa keperawatan universitas riau
c. Ada hubungan posisi dengan gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa
keperawatan universitas riau
d. Ada hubungan masa pembelajaran jarak jauh dengan gangguan
muskuloskeletal pada mahasiswa Keperawatan universitas riau.