Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyampaikan bahwa

stress adalah suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik,

lingkungan, dan situasi social yang tidak terkontrol. Prevalensi kejadian

stress cukup tinggi dimana hampir lebih 350 juta penduduk dunia

mengalami stress dan merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia.

Stress merupakan reaksi seseorang baik secara fissik maupun emosional

(mental/psikis) jika ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan

seseorang menyesuaikan diri (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia).

Dalam penelitian Andiarna dan Kusumawati (2020) menyampaikan

berdasarkan data dari WHO sudah menetapkan yaitu keadaan covid-19

sebagai pandemi. Kasus covid-19 di dunia meningkat dengan jumlah kasus

covid-19 per Juli tahun 2020 mencapai 13.224.909 yang ditemukan di 215

negara beserta total kematian mencapai 574.903 (WHO, 2020). Menurut

Gugus Covid-19 (2020) bahwa di Indonesia pada 14 Juli 2020 total kasus

mencapai 76.981 kasus serta angka kematian 2.535 kasus. Dalam jurnal

penelitian Agustiningsih (2019) yaitu Labrague (2018) menyampaikan

dalam penelitiannya yang berjudul Examining stress perceptions and

coping strategies among Saudi nursing students: A systematic review data

1
2

yang dihasilkan bahwa mahasiswa keperawatan yang mengalami stress

akademik dan stress eksternal yang lebih tinggi daripada mahasiswa

farmasi, fisioterapi, kedokteran gigi dan kedokteran.

Menurut Arika (2020) Pada bulan Maret 2020 lebih dari 800 juta siswa di

dunia melakukan pembelajaran di rumah sebagai akibat dari pandemic

covid-19 (dalam Barseli, Ifdil, dan Fitria, 2020). Pandemic covid-19

melanda Negara Indonesia maupun juga di seluruh dunia. Dan

pembelajaran daring masih dilakukan sampai saat ini tahun 2022,

Sebelumnya pembelajaran offline atau secara langsung sempat dilakukan

oleh seluruh pelajar tetapi dengan munculnya variant covid Omicron

hampir seluruh jenjang pendidikan di lakukan kembali pembelajaran

secara online.

Stress menurut Husnar et al, tahun 2017 yaitu reaksi seseorang terhadap

stressor, seperti lingkungan atau peristiwa yang membahayakan individu

tersebut dan membebani kemampuan kopingnya. Stress merupakan proses

emosi dan fisiologi negative yang terjadi sewaktu orang mencoba

menghadapi ancaman, dan menganggu atau mengancam kegiatan sehari-

hari apabila orang tidak merasa bahwa mereka sanggup mengatasi

ancaman tersebut. Perilaku fisik, psikologi, dan perilaku bisa masuk

kedalam reaksi stress. Menurut Kramer et al, tahun 2014 Reaksi fisik

mencakup kedalam sindrom adaptasi umum, yang dimulai dengan reaksi


3

alarm, dan jika tetap ada stressor, berlanjut ke tingkat resistensi dan

kelelahan. Dalam penelitian Agustiningsih (2019) Stress akademik adalah

satu hal penting yang menjadi salah satu penyebab stress (Waghachavare

et al, 2013). Menurut Thawabieh and Naour (2012) dalam jurnal penelitian

Agustiningsih (2019) menyampaikan berdasarkan hasil penelitiannya

stress akademik merupakan stress yang berkaitan dengan proses melalui

kegiatan pendidikan yang terjadi pada waktu pendidikan yang disebabkan

oleh tuntutan yang mencuat selama seseorang dalam waktu pendidikan dan

terjadi jika mengalami ketegangan emosi saat terjadi kegagalan dalam

memenuhi suatu tuntutan.

Mahasiswa mengalami stress dapat berdampak positif atau negatif.

Peningkatan jumlah stress akademik akan menurunkan kemampuan

akademik yang berpengaruh terhadap indeks prestasi (Adrian, Putri, dan

Suri, 2021). Menurut Ambarwauti dkk (2017) bahwa stress tidak hanya

berdampak negatif tetapi juga memiliki dampak positif, yaitu berupa

peningkatan kreativitas dan memicu pengembangan diri, selama stress

yang dialami masih dalam batas kapasitas individu. Stress tetap

dibutuhkan untuk pengembangan diri mahasiswa (dalam Adrian, Putri, dan

Suri, 2021).

Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2021 pada akhir

November telah menetapkan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern,


4

yang disebut Omicron, berdasarkan anjuran dari Technical Advisory

Group on Virus Evolution (TAG-VE/Grup Penasihat Teknis tentang

Evolusi Virus) WHO. Keputusan ini diambil berdasarkan bukti yang

diajukan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang

dapat berdampak pada perilakunya. Saat ini belum ada informasi yang

mengindikasikan bahwa gejala-gejala mengenai Omicron berbeda dari

gejala akibat varian-varian lain. Infeksi-infeksi awal yang dialporkan

terjadi pada mahasiswa, orang-orang muda yang cenderung mengalami

penyakit ringan tetapi dibutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa

minggu untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron. Dalam

Situasi Global November 2021, total kasus konfirmasi Covid-19 di dunia

adalah 258.164.425 kasus dengan 5.166.192 kematian (CFR 2,0%) di 204

Negara terjangkit dan 151 Negara Transmisi komunitas. Sedangkan dalam

situasi Indonesia November 2021, pemerintah Republik Indonesia telah

melaporkan 4.254.443 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan ada

143.766 kematian (CFR 3,4%) terkait Covid-19 yang dilaporkan dan

4.102.700 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut (WHO dan PHEOC

Kemenkes, 2021).

Menurut data ASEAN (Association of South East Asian) setidaknya 6

Negara ASEAN telah terdeteksi kasus Covid-19 varian Omicron. Menurut

perhitungan dari berbagai laporan media, total kasus varian Omicron di

blok Asia Tenggara mencapai setidaknya 39 kasus. sejak pertama kali


5

ditemukan di Botswana pada pertengahan November 2021, varian

Omicron menyebar dengan cepat. Kini, virus itu sudah terdeteksi di lebih

dari 80 negara. Negara ASEAN yang sudah melaporkan kasus Omicron

diantaranya adalah, Indonesia, Thailand, Kamboja, Filipina, Malaysia, dan

Singapura. (CNN Indonesia, 2021). Habeeb (2010), Koochaki (2009)

(dalam Ambarwati, Pinilih, dan Astuti 2017) menyampaikan dalam

penelitiannya sesuai pilihan fakultas mereka sudah dilakukan oleh

beberapa universitas di dunia terkait tingkat stress pada mahasiswa. Data

yang ditemukan dalam prevalensi mahasiswa di dunia di dapatkan sebesar

38-71%, sedangkan data yang didapatkan menurut ASIA yaitu sebesar

39,6-61,3%.

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dari berbagai variant covid-19 yaitu,

total kasus Alpha 83 kasus, Beta 22 kasus, Delta 8494 kasus, dan Omicron

8097 kasus (Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI, 2022).

Pada tahun, 2020 negara Indonesia dilanda pandemi covid 19, bukan

hanya di Negara Indonesia tetapi di Negara-negara lain juga dilanda

pandemic covid 19 (Hasibuan, Mendrofa, Silaen, dan Tarihoran, 2020).

Pada kondisi ini memberikan kita tantangan dan peluang serta keluar dari

kegiatan rutinitas yang ada. Mulai saat itu teknologi menjadi manfaat

untuk pendidikan, dan pekerjaan. Selain itu pemerintah memberi kebijakan

tentang bekerja, belajar, dan ibadah dilakukan dari rumah. Kemendikbud


6

menghimbau agar semua lembaga pendidikan tidak melakukan proses

belajar mengajar secara langsung atau tatap muka, melainkan harus

dilakukan secara tidak langsung atau jarak jauh (daring) (Kemendikbud,

2020). Sehingga sesuai kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah,

mahasiswa diminta untuk belajar dari rumah dan tetap melaksanakan

tugasnya sebagai peserta didik dengan mengikuti proses pembelajaran

melalui media online via WhatsApp, Zoom Meeting, Google Meet, website

yang disediakan oleh kampus dan yang lainnya. Namun tidak sedikit dari

mereka yang mengeluh saat pembelajaran online berlangsung, karena

sering mengalami banyak kendala seperti fasilitas internet yang kurang

memadai, materi yang kurang bisa di mengerti, dan proses pembelajaran

yang kurang menarik. Sehingga hal ini berdampak pada mahasiswa

kemudian dapat menurunkan motivasi belajar mahasiswa. Hingga sampai

saat ini tahun 2022 pandemi Covid-19 masih merajalela bahkan kasus

covid-19 masih bertambah serta muncul varian covid-19 baru diantaranya

Omicron (Rokom Kemenkes RI, 2022).

Agustina dan Kurniawan (2020) menyampaikan bahwa Proses belajar

akan terganggu apabila menurunnya motivasi belajar, maka dari itu

permasalahan pada motivasi belajar perlu diberi perhatian khusus.

Sadirman (2014) dalam penelitian Wulandhari (2021) menyampaikan

bahwa motivasi belajar adalah suatu keinginan seseorang untuk berhasil.

Keberhasilan seseorang dalam proses pembelajaran, bergantung pada diri


7

sendiri dan juga lingkungan. Bila seseorang tidak mempunyai motivasi

didalam dirinya maka mahasiswa tersebut tidak akan bisa belajar dengan

baik dan tekun, bahkan seorang mahasiswa tidak akan melakukan kegiatan

belajar tanpa adanya motivasi (Wulandhari, 2021).

Apabila suatu tujuan mahasiswa ingin tercapai maka harus memiliki

motivasi belajar, karena dengan adanya motivasi belajar keseluruhan daya

penggerak dalam diri mahasiswa akan menimbulkan kegiatan belajar yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dengan begitu tujuan yang

dikehandaki akan tercapai (Agustina dan Kurniawan, 2020). Pada masa

pandemic covid-19 ini motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar mahasiswa. Menurut Schunk and Usher (2012)

motivasi dapat mempengaruhi apa yang kita pelajari, kapan kita belajar,

dimana kita belajar, dan bagaimana kita untuk belajar. Motivasi belajar

berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran (Taufik, Hendry and

Harsudianto, 2020). Adanya motivasi belajar yang tinggi membuat

mahasiswa belajar dengan giat dan tekun, hingga pada akhirnya terwujud

dalam prestasi akademik. Namun adanya tuntutan pendidikan yang harus

dijalani akan menjadi faktor pemicu timbulnya stress belajar pada

mahasiswa (Fenti, 2010) dalam penelitian Taufik, Hendry dan Harsudianto

tahun 2020. Saat seseorang mengalami ketidaksesuaian antara tuntutan dan

kemampuan dalam mengatasi belajar, hal ini dapat menimbulkan masalah

stress dan stress belajar merupakan masalah yang sering terjadi di


8

lingkungan pendidikan. Dalam penelitian Agustina dan Kurniawan (2020)

Sehingga pihak kampus harus menciptakan suasana dan metode

pembelajaran yang menarik sehingga tercipta motivasi belajar mahasiswa

yang tinggi dan dapat meningkatkan prestasi peserta didik (Hasanah,

2015).

Menurut Fenti (2010) dalam penelitian Taufik, Hendry dan Harsudianto

tahun 2020 menyampaikan pendidikan sangat penting dalam suatu proses

pembelajaran. Pendidikan adalah proses pembelajaran mulai pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan perilaku social, dimana saat menjalani proses

tersebut perlu mengatasi tahapan yang sudah dibuat untuk tercapainya

sebuah tujuan. Saat ini pendidikan telah mengalami tantangan dalam

mewabahnya virus covid-19 ini, sehingga pemerintah harus bekerja sama

untuk menekan laju penularan virus covid-19 kepada seluruh warga

masyarakat dengan cara menjaga jarak atau social distancing. Salah satu

kebijakan pemerintah yaitu dengan mengadakan belajar dari rumah atau

online pada seluruh pelajar. Dalam penelitian Taufik, Hendry dan

Harsudianto tahun 2020 menyampaikan yaitu Kegiatan belajar yang di

pindahkan di rumah, harus tetap dikendalikan oleh guru, dosen dan orang

tua, dengan menggunakan pembelajaran jarak jauh atau yang biasa disebut

PJJ (Anissa, Zaharah, & Galia, 2020).


9

Berdasarkan hasil penelitian Savira, Setiawati, Husna, dan Pramesti (2021)

yang berjudul Hubungan Stress dengan Motivasi Belajar Mahasiswa disaat

Pandemi Covid-19. Menyatakan Instrumen pengukuran yang digunakan

ialah angket DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scales 42), angket

motivasi belajar dengan hasil: menunjukkan bahwa sebaran variabel stress

tertinggi dengan tingkat stress sedang (43,3%) dan variabel motivasi

belajar tertinggi dengan tingkat motivasi belajar sedang (48,3%) lalu untuk

hasil analisis korelasi terhadap motivasi belajar, dengan variabel stress

diperoleh P = 0,000 dan hasil koefisien korelasi r = -0,511.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Demolingo, Kalalo, dan

Katuuk (2018) yang berjudul Hubungan Stress dengan Motivasi Belajar

Pada Mahasiswa Semester V Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, menyampaikan bahwa

tingkat stress pada mahasiswa semester V rata-rata 52,66 dengan jumlah

nilai terendah pada kuesioner adalah 1 dan tertinggi 112. Dan dari hasil

kuesioner didapatkan bahwa mahasiswa perempuan lebih rentan

mengalami stress dibandingkan mahasiswa laki-laki. Sedangkan pada

motivasi belajar dinyatakan nilai rata-rata 158,03 dengan jumlah nilai

terendah pada kuesioner adalah 65 dan tertinggi 209. Hasil menunjukkan

nilai P value = 0,062 ( > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara stres

dengan motivasi belajar.


10

Berdasarkan penelitian Sujadi (2021) dalam penelitiannya yang berjudul

Stress Akademik dan Motivasi Belajar Mahasiswa MengikutI

Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid-19. Peneliti menggunakan

desain penelitian deksriptif dan korelasional, survey online dengan

menggunakan google form sebanyak 204 partisipan berpartisipasi mengisi

instrument. Rata-rata skor responden stress akademik berada pada

rentangan 3,22-3,60. Sedangkan rata-rata skor responden motivasi belajar

adalah 3,21-3,87. Lalu bila korelasi antara stress akademik dan motivasi

belajar menjelaskan bahwa hasil analisa menunjukkan terdapat hubungan

antara stres akademik dan motivasi belajar mahasiswa (r = -.520, P <

0,000). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa semakin tinggi stres

akademik maka semakin rendah motivasi belajar, sebaliknya semakin

rendah tingkat stres akademik mahasiswa maka semakin tinggi motivasi

belajar mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan online selama pandemi

COVID-19.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 17 Maret 2022 telah

dilakukan wawancara sementara dengan 10 responden dalam menghadapi

proses belajar di masa pandemi di dapatkan hasil bahwa 7 orang

mengatakan stress karena merasa cemas dan khawatir bila materi yang

mereka pelajarkan akan berdampak pada nilainya, dengan gejala tidak

nyaman di keramaian atau kumpulan orang banyak, kurangnya semangat

dan bosan dalam belajar pada saat pandemi covid-19, mereka juga
11

mengatakan merasa malas untuk mengerjakan tugas karena selama

pandemi covid-19 tugas lebih banyak. Dan 3 orang lainnya mengatakan

tidak memiliki gangguan dan mereka merasa baik-baik saja bila belajar di

masa pandemi.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan, maka peneliti tertarik

meneliti tentang Hubungan Stress Akademik dengan Motivasi Belajar di

Masa Pandemi Covid Omicron pada Mahasiswa Semester 6 Stikes Widya

Dharma Husada Tangerang.

B. Rumusan Masalah

Stress merupakan proses emosi dan fisiologi negative yang terjadi sewaktu

orang mencoba menghadapi ancaman, dan menganggu atau mengancam

kegiatan sehari-hari apabila orang tidak merasa bahwa mereka sanggup

mengatasi ancaman tersebut. Dengan adanya pandemic covid-19

pemerintah melakukan kebijakan yaitu semua kegiatan belajar, bekerja

akan dilakukan secara online atau di kerjakan dari rumah. Tidak sedikit

dari mereka yang mengeluh karena kegiatan belajar dilakukan dari rumah

diantaranya ada kendala kurangnya koneksi internet, materi yang kurang

di pahami, dan metode belajar yang itu itu saja. Sehingga motivasi belajar

pada mahasiswa menurun serta tujuan sebagai mahasiswa kurang begitu

tercapai dan menurunnya prestasi akademik pada mahasiswa. Motivasi

belajar sangat berpegaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Apabila


12

seseorang mengalami ketidaksesuaian antara tuntutan dan kemampuan

dalam mengatasi belajar, hal ini dapat menimbulkan masalah stress dan

stress belajar merupakan masalah yang sering terjadi di lingkungan

pendidikan. Jika pihak sekolah atau kampus menciptakan metode

pembelajaran yang menarik dan membuat mahasiswa semangat dan tekun

belajar maka motivasi belajar akan meningkat pada mahasiswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

“Apakah terdapat Hubungan Stress Akademik Dengan Motivasi Belajar di

Masa Pandemi Covid Omicron Pada Mahasiswa Semester 6 STIKes

Widya Dahrma Husada Tangerang ?”.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran karakteristik responden (nama, usia, jenis

kelamin dan semester) pada mahasiswa semester 6 STIKes Widya

Darma Husada Tangerang ?

2. Bagaimana gambaran stress akademik pada mahasiswa semester 6 di

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang ?

3. Bagaimana gambaran motivasi belajar pada mahasiswa semester 6 di

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

4. Bagaimana hubungan stress akademik dengan motivasi belajar di masa

pandemic covid omicron pada mahasiswa semester 6 di STIKes Widya

Dharma Husada Tangerang.


13

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan stress akademik dengan motivasi belajar

di masa pandemic covid omicron pada mahasiswa semester 6 STIkes

Widya Dharma Husada Tangerang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (nama, usia, jenis kelamin

dan semester) pada mahasiswa semester 6 di STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang

b. Mengidentifikasi stress akademik di masa covid omicron pada

mahasiswa semester 6 STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

c. Mengidentifikasi motivasi belajar di masa pandemic covid omicron

pada mahasiswa semester 6 STIKes Widya Dharma Husada

Tangerang

d. Mengidentifikasi hubungan stress akademik dengan motivasi belajar

di masa pandemic covid omicron pada mahasiswa semester 6

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi, sumber

data dan juga informasi bagi mahasiswa STIKes Widya Dharma


14

Husada Tangerang dalam meningkatkan motivasi belajar di era

pandemic mengenai hubungan stress akademik dengan motivasi belajar

di masa pandemic covid omicron pada mahasiswa semester 6 STIKes

Widya Dharma Husada Tangerang.

2. Bagi Institusi Pendidikan yang Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi instansi

pendidikan tentang pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa di masa

pandemic covid omicron.

3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan bagi mahasiswa

tentang pentingnya motivasi belajar di masa pandemic covid omicron

pada mahasiswa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau

sumber data dan sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut

dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu keperawatan di

Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai