Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT STRES DALAM MENGIKUTI KEGIATAN


SEBAGAI VAKSINATOR DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA
MAHASISWA PRODI SARJANA KEPERAWATAN ITEKES BALI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Sekolah Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh :
NI KOMANG TRIANA MAHAYANI
18C10193

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Maraknya kejadian terinveksi virus baru merupakan hal yang tidak dapat
dipungkiri, virus tersebut ialah Covid-19. Virus Corona dapat menyebakan
penyakir bagi hewan dan manusia. Penyakit Covid-19 berasal dari
coronavirus, coronavirus merupakan kelompok virus yang bisa menginfeksi
hewan serta manusia (WHO, 2021). Banyak kasus yang ada akibat Covid-19
ini, sudah banyak nyawa yang direnggut oleh virus ini. Covid-19 pertama kali
ditemukan di Wuhan, China pada bulan Desember 2019, lalu menyebar
hampir keseluruh belahan dunia dan menjadi sebuah pandemic (WHO,
2020). Indonesia ialah salah satu dari sekian banyak negara yang terkena
Covid-19. Kasus covid-19 terus saja terjadi tetapi kasusnya sudah mulai
menurun dengan pesat. Adanya pengadaan vaksin Covid-19 untuk
menghindari penambahan kasus Covid-19. Tercatat tanggal 18 agustus 2021
kasus yang terkonfimasi di Indonesia ialah 4.239.396 kasus, untuk kasus
pasien yang sudah sembuh sebanyak 4.081.417, kasus pasien yang meninggal
akibat Covid-19 ialah sebanyak 143.176, sedangkan kasus aktif sebanyak
14.803 (Kemkes, 2021).

Untuk meminimalisir penyebaran covid-19, Indonesia melakukan


program vaksinasi Covid-19 sebagai penanggulangannya. Vaksinasi
merupakan proses untuk membuat seseorang yang divaksin menjadi kebal
akan penyakit tertentu dan apabila terkena penyakit tersebut maka penderita
akan tidak sakit atau berdampak ringan bagi tubuhnya. Vaksinasi
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia melalui tahapan-tahapan, untuk
tahapan yang pertama dilaksanakan pada bulan Januari- April 2021 dilakukan
untuk garda terdepan terutama tenaga kesehatan. Untuk tahapan yang kedua

1
yaitu dengan sasaran petugas pelayanan publik pada bulan Januari- April
2021, tahapan ketiga dilaksanakan untuk masyarakat yang rentan dari aspek
tertentu pada bulan April 2021-Maret 2022, dan untuk tahapan yang keempat
ialah dengan pelaku perekonomian serta masyarakat yang dilaksanakan pada
April 2021-Maret 2022 (Ritunga et al., 2021).

Dengan menyukseskan dan mempercepat program pemerintah untuk


menanggulangi pandemi Covid-19 maka mahasiswa kesehatan ikut terjun
langsung dan membantu proses kegiatan vaksinasi Covid-19 ini. Pelaksanaan
vaksinasi yang dibantu oleh mahasiswa kesehatan banyak dilaksanakan di
daerah-daerah. Khususnya seperti penelitian yang dilakukan oleh
(Prihartanti, Yujiani, Pritviatana, Wardani, & Muniroh, 2021) adanya
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Stikes Pemkab Jombang
yang bertujuan membantu proses vaksinasi guna percepatan program
pemerintah khususnya di wilayah Kabupaten Jombang. Ada beberapa
tantangan yang menjadikan mahasiswa kesehatan membantu langsung proses
vaksinasi yaitu karena sasaran vaksinasi yang semakin luas dan juga akibat
dari kurangnya tenaga vaksinator. Khususnya di Bali, peserta yang dilibatkan
menjadi vaksinator ialah berasal dari anggota PPNI Bali, anggota IDI
Denpasar, Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Denpasar, tim vaksinator Dinas
Kesehatan Kabupaten Klungkung dan RSUD Klungkung, serta Mahasiswa
ITEKES Bali yang dilaksanakan dengan cepat, bersama-sama, dan tanpa
reward (DISKES Provinsi Bali, 2021).

Staf keperawatan termasuk mahasiswa keperawatan berada di garis


terdepan untuk melawan pandemi ini. Covid-19 memberikan dampak
terhadap beban kerja yang besar sehingga mereka terpengaruh terhadap
tekanan yang besar juga. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan stress bagi
mahasiswa dan staf keperawatan (Hamadi et al., 2021). Banyaknya kegiatan
serta tuntutan yang dimiliki oleh mahasiswa khususnya dalam hal ini

2
mahasiswa kesehatan memberi dampak terhadap kesehatan mental
mahasiswa itu sendiri. Dari hasil data Riskesdas 2018 mendata pada kasus
gangguan kesehatan mental emosional menghasilkan persentase 9,8%,
sedangkan dilihat dari hasil data Riskedas sebelumnya yaitu pada tahun 2013
didapatkan hasil data 6% ini membuktikan bawasannya ada peningkatan pada
gangguan kesehatan mental setiap tahunnya (KEMKES, 2018).

Secara garis besarnya pengertian stres itu sendiri ialah adanya sesuatu hal
yang mempengaruhi tubuh sehingga memberikan respon terhadap hal
tersebut. Menurut Cannon dalam konsep “the fight-or-flight” atau bisa
disebut dengan melawan atau menghindar disebutkan bahwa stress ialah
suatu rangsangan psikologis ataupun fisik yang menghasilkan perubahan
keseimbangan terhadap fisiologis, sebagai akibat dari gangguan homeostatis
(Jannah & Santoso, 2021). Stres dibagi menjadi beberapa tingkatan menurut
buku ‘Potter and Perry’s Fundamental of Nursing – 4 th Edition’ ialah untuk
yang pertama situasi stres ringan, stres yang tidak menimbulkan penyakit
yang biasanya dialami dalam waktu beberapa saat sehingga stress ini tidak
mengganggu aspek fisiologis orang yang mengalaminya, tetapi stresor yang
dalam waktu singkat dan banyak dapat menyebabkan suatu penyakit. Yang
kedua situasi stres sedang ialah stres yang berlangsung lebih lama dari pada
stres ringan biasanya dialami beberapa jam bahkan beberapa hari. Yang
terakhir ialah stres berat ialah suatu stress yang berlangsung berminggu-
minggu bahkan sampai bertahun-tahun. Semakin lama dan semakin sering
seorang individu mengalami stres, maka semakin beresiko tinggi pula
terhadap kesehatan. Jadi jika seseorang mengabaikan stresnya dan tidak
mengetahui tingkatan stresnya maka akan sangat beresiko, adapun
perkembangan penyakit yang diakibatkan oleh stres. Pada tahap 1 situasi
stres ringan (tidak ada risiko), tahap 2 situasi stres sedang (beresiko), tahap 3
situasi stres berat, tahap 4 terdapat tanda klinis pertama, tahap 5 adanya

3
gejala, tahap 6 terdapat penyakit atau ketidakmampuan, tahap 7 yang terakhir
ialah menyebabkan kematian. Jika tingkat stres sudah diketahui maka teori
Orlando dapat diterapkan. Menurut (Orlando, 1961) dalam buku ‘Potter and
Perry’s Fundamental of Nursing – 4 th Edition’, klien ialah individu yang
kebutuhannya dipenuhi akan berdampak pada kepuasan yang meningkat,
sehingga stres dapat berkurang serta kesehatan pun akan menjadi optimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tazkirah, Husna, & Safuni, 2021),
menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, sebanyak 23 perawat
(36,4%) mengalami stres ringan dan 16 perawat (25,4%) mengalami stres
sedang. Hal ini dipengaruhi oleh keikutsertaan perawat dalam workshop
COVID-19, tingkat pendidikan, dan partisipasi dalam program vaksinasi
COVID-19 (98,4%). Ini menunjukan bahwa ada pengaruh kegiatan dan juga
beban kerja perawat serta keikutsertaan sebagai partisipasi dalam program
vaksinasi terhadap stres.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Nurwahid; Anggraeni, 2020), dari


46 responden menunjukan bahwa paling banyak adalah responden dengan
lingkungan kurang baik yaitu sebanyak 43 responden (93,5%), sedangkan
responden dengan lingkungan baik yaitu sebanyak 3 responden (6,5%). Dari
46 responden menunjukan bahwa paling banyak adalah responden dengan
strategi koping kurang baik yaitu sebanyak 35 responden (76,1%), sedangkan
responden dengan strategi koping baik yaitu sebanyak 11 responden (13,9%).
Dihubungkan sebagai penelitian terkaimenunjukan lingkungan
mempengaruhi tingkat stres, lingkungan dimana mahasiswa menjalankan
tugasnya serta strategi koping yang mempengaruhi sebagai akibat dari
kurangnya pengetahuan tentang tingkat stres yang dialami sehingga strategi
koping tidak berjalan dengan lancar.

4
Hasil penelitian (Inama, 2021) menunjukan bahwa tingkat stres terkait
aktivitas 52 kelompok (GARS) yang paling banyak dialami oleh subjek
penelitian adalah stress ringan, yaitu 44 orang (41%). Hal ini digunakan
sebagai penelitian terkait aktivitas kelompok, karena kegiatan vaksinasi
dilakukan oleh kelompok.

Hasil penelitian (Kambu, 2016)didapatkan tingkat stres mahasiswa


berada pada kategori stres berat berjumlah 132 responden (54,3%), stresor
terkait akademik berada pada ketegori stres berat berjumlah 138 responden
(56,8%), stresor terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal berada pada
kategori stres berat berjumlah 98 responden (40,3%), stresor terkait hubungan
belajar-mengajar berada pada ketegori stres berat berjumlah 111 responden
(45,7%). Hal ini menunjukan mahasiswa mengalami stres berat selama
pandemic Covid-19.

Hasil penelitian (Pasaribu & Ricky, 2021) didapatkan bahwa tingkat stres
kategori tinggi pada perawat di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa perawat di Rumah
Sakit Advent Bandar Lampung, bahwa perawat mengalami ganggguan
mental yaitu stres. Petugas merasa khawatir jika mereka bisa menularkan
Covid -19 terhadap keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Penyebabnya
ialah salah satunya pengguanan APD mengganggu kegiatan perawatan. Alat
Pelindung Diri akan dipakai selama melakukan kegiatan rata – rata 5- 8 jam
kerja.

Hasil penelitian (Hamadi et al., 2021) didapatkan skor rata-rata


keseluruhan stres sebelum COVID-19 adalah 1,32 (stres rendah) dan 1,95
(stres sedang) selama COVID-19 (Lihat Tabel 4). Di keenam kategori stres,
skor stres rata-rata lebih rendah sebelum COVID-19 dibandingkan selama
COVID-19. Terutama dalam hal ini adanya peningkatan stres dari tugas dan

5
beban kerja mahasiswa keperawatan mengalami peningkatan nilai pada
sebelum covid 1.59 dan disaat covid mengalami peningkatan menjadi 2.21.

Hal ini menunjukan bahwa perawat dan juga mahasiswa mengalami stres
di masa Covid-19, keterkaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan
ialah mahasiswa keperawatan yang menjadi vaksinator hampir mempunyai
tugas serta beban kerja yang sama dengan perawat. Hal ini penting diteliti
karena untuk mengetahui lebih awal tingkat stres mahasiswa, apalagi
ditambah dengan kegiatan sebagai vaksinator yang tentunya menambah tugas
sebagai mahasiswa. Dengan mengetahui tingkat stres lebih awal akan
mempengaruhi seorang penderita dalam penanganan stres menjadi lebih awal
juga dan lebih cepat. Dampak jika tidak ditanggulangi ialah akan berdampak
ke masalah kesehatan yang kompleks serta bisa berdampak ke faktor yang
lainnya, karena selain belajar ada tanggung jawab tambahan yaitu sebagai
vaksinator yang kegiatannya cukup padat dan menyita waktu. Perlu perhatian
tambahan bagi kesehatan mental serta fisik yang harus dijaga oleh mahasiswa
selama mengikuti kegiatan sebagai vaksinator. Stres jika tidak ditanggulangi
maka stres itu sendiri bisa mengancam kesehatan seorang individu, dan lebih
parahnya jika sampai berlarut-larut dampaknya berujung kematian.

Implikasinya dalam keperawatan ialah stres sangat berpengaruh dalam


diri suatu individu. Dalam penelitian ini ialah mahasiswa yang ikut serta
dalam kegiatan vaksinator. Jika mahasiswa tersebut tidak mengetahui dirinya
mengalami stres, maka bisa berpengaruh terhadap kinerjanya menjadi
vaksinator. Menjadi vaksinator ialah suatu kegiatan yang cukup menguras
pikiran serta tenaga, jika mahasiswa mengalami stres dan tidak mengetahui
tingkatan stresnya maka ia tidak bisa melaksanakan tugas keperawatannya
menjadi vaksinator. Tugas sebagai care giver yang terpenting dalam hal ini,
karena tugas menjadi vaksinator bukan saja hal tentang menginput data,
melainkan dalam keperawat yaitu melakukan pengkajian ke setiap individu

6
yang akan melakukan vaksinasi dan kegiatan yang lainnya yang terutama
berhubungan dengan keperawatan.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Gambaran tingkat stres dalam mengikuti kegiatan sebagai
vaksinator di masa pandemi covid-19 pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan
ITEKES BALI ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat


stres dalam mengikuti kegiatan sebagai vaksinator di masa pandemi
covid-19 pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan ITEKES Bali.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik mahasiswa prodi sarjana
keperawatan ITEKES Bali berdasarkan jenis kelamin dan status
tinggal
b. Untuk mengidentifikasi tingkat stress pada mahasiswa prodi sarjana
keperawatan ITEKES Bali.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
untuk pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan dan juga sebagai
awal langkah pencegahan dengan mengetahui tingkat stres.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan

7
Bagi institusi pendidikan dapat menjadi sumber informasi tambahan
bagi pendidikan tentang mengetahui gambaran tingkat stres dalam
mengikuti kegiatan sebagai vaksinator di masa pandemi covid-19
pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan ITEKES Bali.
b. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat dapat memberikan kontribusi berupa informasi
bagaimana cara mengetahui gambaran tingkat stres dalam
mengikuti kegiatan sebagai vaksinator di masa pandemi covid-19
pada mahasiswa prodi sarjana keperawatan ITEKES Bali.
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
serta dapat mengetahui tingkat stres.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya
terkait stres dan cara mengatasi stres.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali


https://www.diskes.baliprov.go.id/kadiskes-optimis-bali-pulih-dengan-
hadirnya-1000-vaksinator-prakarsa-idi-dan-bapelkesmas/ [Diakses tanggal
7 November 2021]

Anda mungkin juga menyukai