Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Tingkat Stres saat Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi

Covid-19 dengan Premenstrual Syndrome Mahasiswa S1


Kebidanan Alih Jenjang Kelas Non Kerja Stikes Karya Husada
Kediri
Chellyani Chantika Damayanti, A.Md.Keb
Program Studi S1 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri, chellyanichantika17@gmail.com, +6289682864905

Abstrak
Salah satu faktor penyebab PMS adalah stres yang rentan terjadi akibat perubahan fisik dan psikologis yang
cepat pada mahasiswa terutama ditengah Pandemi Covid-19 perkuliahan secara daring menjadikan stres
akademik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat stres saat perkuliahan
daring ditengah pandemi covid-19 dengan PMS Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih Jenjang Kelas Non Kerja
STIKES Karya Husada Kediri. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross-
sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Sarjana Kebidanan yang berjumlah 50 mahasiswa, sampel
diambil sebanyak 44 responden dengan teknik non random sampling. Instrument dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji Spearman Rho.Hasil penelitian, didapatkan p value =
0.000 (>  = 0,005), r = 0.782 menurut tabel inteprestasi korelasi yaitu tingkat hubungan kuat dan arah korelasi
positif. Kesimpulan yang diperoleh adalah ada hubungan signifikan antara tingkat stres saat perkuliahan daring
ditengah Pandemi Covid-19 dengan PMS.
Kata kunci: Tingkat Stres, Premenstrual Syndrome (PMS) , Pandemi Covid-19, Mahasiswa Sarjana

Abstract
One of the factors that causes PMS is stress which is prone to occur due to rapid physical and psychological
changes in students, especially in the midst of the Covid-19 Pandemic, online lectures cause academic stress.
The purpose of this research is to find out whether there is a relationship between stress levels during online
lectures in the midst of a covid-19 pandemic. 19 with PMS Undergraduate Midwifery Students Switch Non-Work
Class Classes from STIKES Karya Husada Kediri. This study uses a correlation analytic method with a cross-
sectional approach. The population of this study were 50 undergraduate students of Midwifery, 44 respondents
were taken as a sample using non-random sampling technique. The instrument in this study used a
questionnaire, data analysis used the Spearman Rho test. The results of the study obtained p value = 0.000 (> 
= 0.005), r = 0.782 according to the correlation interpretation table, namely the level of strong relationship and
the direction of positive correlation. The conclusion obtained is that there is a significant relationship between
stress levels during online lectures in the midst of the Covid-19 Pandemic and PMS.

Keywords: Stress Levels, Premenstrual Syndrome, Covid-19 Pandemic, Student of College

PENDAHULUAN mencapai 5.930.741 orang. Pemerintah telah


Kondisi perkembangan pandemi saat ini menetapkan berbagai kebijakan dalam rangka
kasus positif COVID-19 dengan varian baru pencegahan dan pengendalian Corona Virus
yaitu Omicron di Indonesia hingga kini Disease 2019 (COVID-19). Kebijakan yang
grafiknya semakin meningkat dilansir data dari ditetapkan pemerintah menyesuaikan dengan
kemkes, covid-19, BNPB, hingga kamis 17 perkembangan kasus COVID-19 yang terjadi
Maret 2022 jumlah kasus konfirmasi COVID- di Indonesia, termasuk dengan munculnya
19 di seluruh Indonesia telah satu Varian of Concern (VoC) virus SARS-CoV
2, yang diberi nama varian Omicron
Alamat Korespondensi Penulis :
Chellyani Chantika Damayanti
(B.1.1.529). Sejak laporan kasus pertama
Email : chellyanichantika17@gmail.com pada tanggal 24 November 2021 dari Afrika
Alamat: Jl. Soekarno hatta No. 7, Kotak Pos 153, Telp.
(0354) 391866 Pare Kediri Selatan, sampai saat ini terdapat 149 negara
yang telah melaporkan varian Omicron. Dalam ini lah yang menjadi salah satu faktor adanya
Technical brief WHO per tanggal 7 Januari gangguan kesehatan mental yang dialami
2022 disebutkan bahwa tingkat penularan mahasiswa selama pembelajaran daring.
varian Omicron lebih cepat, namun Penelitian yang dilakukan oleh Harahap et al.,
berdasarkan beberapa studi awal di Denmark, ditemukan mayoritas mahasiswa mengalami
Afrika Selatan, Kanada, Inggris dan Amerika stres selama dilakukannya pembelajaran
Serikat saat ini menunjukkan bahwa risiko daring di tengah pandemi COVID-19. Dari 300
perawatan di rumah sakit lebih rendah mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel
dibandingkan varian delta. Penelitian lebih penelitian, ditemukan 39 mahasiswa (13%)
lanjut terkait Omicron masih terus dilakukan. dengan stres akademik yang tinggi, 225
WHO mengatakan bahwa COVID-19 sebagai mahasiswa (75%) dengan stres akademik
kegawatdaruratan kesehatan masyarakat sedang, dan 36 mahasiswa (12%) stres
internasional. Penyebaran COVID-19 ini terjadi akademik yang rendah.
sangat cepat dan telah memicu masalah
United State Department of Health and
kesehatan mental di kalangan masyarakat[1].
Human Services, mengemukakan bahwa
Pandemi COVID-19 menyebabkan premenstrual syndrome didefinisikan sebagai
kejadian stres sering dialami oleh masyarakat. kumpulan gejala yang dialami wanita 1-2
Adanya pembatasan sosial yang dilakukan minggu menjelang menstruasi dan berakhir
oleh pemerintah untuk mengurangi dampak setelah perdarahan mentruasi berhenti[3].
penyebaran COVID-19 menjadi salah satu hal Sedangkan menurut Nugroho & Utama,
penyebab terjadinya stres. Berdasarkan premenstrual syndrome merupakan suatu
Laporan Hasil Riset Perhimpunan Dokter keadaan dimana sejumlah gejala terjadi
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) secara rutin dan berhubungan dengan siklus
yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan menstruasi, gejala biasanya timbul 7-10 hari
prevalensi kasus kesehatan mental selama sebelum menstruasi dan menghilang ketika
pandemi COVID-19. Menurut data yang menstruasi dimulai. Gejala fisik yang khas
ditemukan 63% responden mengalami cemas pada sindrom pramenstruasi di antaranya
dan 66% mengalami depresi di Indonesia. adalah nyeri tekan dan pembengkakan
Pada riset ini juga ditemukan 80% responden payudara, perut kembung, sakit kepala,
mempunyai kriteria yang mendukung untuk penurunan koordinasi, rasa panas dan
stres selama masa pandemi COVID-19[2]. kemerahan pada wajah serta leher. Gejala
fisik lain yang muncul pada sindrom
Selama pandemi ini pembelajaran secara
pramenstruasi seperti ketidaknyamanan
daring dinilai sebagai bentuk solusi terbaik
panggul, perubahan pola buang air besar,
yang dapat dilaksanakan, tetapi dalam
perubahan nafsu makan, mual serta timbulnya
pelaksanaannya banyak sekali kendala yang
jerawat atau lesi kulit. Sedangkan gejala
dihadapi oleh mahasiswa khususnya dalam
psikologis yang umum terjadi berupa perasaan
pemahaman materi, penggunaan teknologi,
tegang, irritabilitas, depresi, perubahan mood,
serta fasilitas yang mendukung dalam
ansietas, gelisah, letargi dan penurunan
pelaksanaan pembelajaran secara daring. Hal
konsentrasi[4].
Prevalensi penderita Premenstrual Soedirman, menunjukkan terdapat 24 orang
Syndrome pada mahasiswa keperawatan di (60,0%) mengalami premenstrual syndrome.
Libanon sebesar 54,6% dan di Srilanka Diduga penyebab premenstrual syndrome
sebesar 65,7% . Sedangkan prevalensi banyak terjadi akibat kombinasi dari berbagai
Premenstrual Syndrome di Iran sebesar factor kompleks yang salah satunya adalah
98,2%, di Brazil sebesar 39%, di Australia akibat perubahan hormonal yang terjadi
sebesar 44% , dan di Jepang sebesar 34%. sebelum menstruasi. Faktor psikologis yaitu
Berdasarkan data jurnal Archieves of Internal stress sangat besar pengaruhnya terhadap
Medicine, studi yang dilakukan terhadap 3000 kejadian premenstrual syndrome[8].Memasuki
wanita didapatkan hasil sekitar 90% masa menstruasi wanita cenderung
perempuan mengalami Premenstrual mengalami ketegangan pre-menstruasi salah
Syndrome sebelum menstruasi. Berdasarkan satu gangguan paling umum pada wanita
penelitian yang dilakukan di Indonesia yang di pada usia produktif. Perubahan sistem
sponsori oleh WHO didapatkan hasil bahwa hormonal pada masa luteal dari siklus
gejala premenstrual syndrome dialami 23% menstruasi yang menyebabkan terjadinya
oleh remaja di Indonesia[5]. gejala fisik, kognitif, perilaku dan suasana hati
yang terjadi pada 7-14 hari sebelum masa
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan
menstruasi. Gejala emosional atau perilaku
kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi
termasuk cepat marah, gugup, perubahan
yang terkait dengan siklus menstruasi wanita,
suasana hati, kesedihan, depresi, penurunan
gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum
konsentrasi, hipersomnia / insomnia, dan
menstruasi dan menghilang ketika menstruasi
penarikan diri dari aktivitas sehari-hari.12
dimulai. Gejala yang paling parah dan paling
Saat ini ada dua teori yang dipostulasikan
sering adalah iritabilitas emosional dan tingkah
pada etiologi PMS, yaitu kesensitifan wanita
laku, depresi, gelisah, kelelahan, kosentrasi
terhadap perubahan hormon progesteron dan
berkurang, pembengkakan dan rasa tidak
estrogen menjelang menstruasi dan
nyaman pada payudara dan nyeri di daerah
perubahan kedua hormon tersebut
perut. Menstruasi yang terjadi terkadang diikuti
menyebabkan penurunan kadar hormon
dengan gangguan-gangguan seperti
serotonin. Hormon serotonin merupakan
gangguan siklus, dysmenorrhea, dan sindrom
neurotransmitter kimia yang dikenal dalam
premenstruasi (Premenstrual Syndrome) [6].
mengatur suasana hati. Rendahnya hormon
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
serotonin berhubungan dengan terjadinya
American College of Obstetricians and
stres. Wanita dengan gangguang psikologis,
Gynecologist bahwa sedikitnya 85% dari
khususnya stres, akan lebih mudah
wanita menstruasi mengalami minimal satu
menderita pre-menstruasi sindrom dan
dari gejala premenstrual syndrome dan
gangguan Premenstrual Dysphoric Disorder
umumnya terjadi pada wanita usia 14-50 tahun
(PMDD) [9]. Menurut Colbert, stres
dengan gejala yang bervariasi pada tiap
menyebabkan terjadinya respon
wanita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
neuroendokrin sehingga menyababkan
oleh Retissu, dkk, terhadap 40 mahasiswi
Corticotrophin Releasif Hormone (CRH)
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
yang merangsang keluarnya Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH) di tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
bagian hipotalamus utama. Kemudian tentang Hubungan Tingkat Stres Saat
menghasilkan efek katabolis dari sebagai Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi Covid-
akibat dari aktivitas ACTH yang 19 Dengan Premenstrual Syndrome
mempengaruhi kelenjar adrenalis untuk Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih Jenjang
mengeluarkan hormon kortisol. Akibat dari Kelas Non Kerja STIKES Karya Husada Kediri.
tingginya perngeluaran kortissol
METODE PENELITIAN(
menyebabkan turunnya volume
Penelitian ini menggunakan metode analitik
Dehydroepiandrosteronr (DHEA) yang
korelasi, mencari hubungan antara variabel
bersifat anabolis, sehingga berlawanan
independent tingkat stres dan variabel
dengan kinerja kortisol yang menyebabkan
dependent Premenstrual Syndrome dengan
turunnya jumlah progesteron dan
pendekatan cross-sectional.
mengakibatkan timbulnya premenstrual
syndrome (PMS), Kejadian sindrom Penelitian dilakukan pada mahasiswi
pramenstruasi pada wanita belum secara pasti Sarjana Kebidanan Alih jenjang kelas non
diketahui penyebabnya, meskipun telah kerja diSTIKES Karya Husada Kediri dengan
dilakukan penelitian berskala luas. Namun jumlah 44 responden yang memenuhi syarat
teoriteori yang dikemukakan dapat menjadi kriteria inklusi dan eksklusi. Cara pengambilan
sumber informasi untuk menerangkan alasan sampel pada penelitian ini menggunakan non
terjadinya sindrom pramenstruasi yaitu random sampling.
stres.Apabila didalam diri seorang wanita
terus menerus mengalami tekanan dalam Instrument penelitian ini menggunakan 2

hal ini stres maka akan semakin kuesioner, pengukuran tingkat stress

memperberat gejala dari sindrom kuesioner yang digunakan yaitu DASS 42

premenstruasi yang dia rasakan. Salah satu (Depression Anxiety Stress Scales 42) dari

cara mencegah stres adalah meningkatkan Lovibond (1995) yang sudah teruji validitas

strategi emosi dengan cara pengaturan respon secara internasional. Sedangkan pengukuran

emosional dari stres melalui perilaku individu premenstrual syndrome menggunakan

seperti mengontrol diri, melakukan relaksasi kuesioner SPAF (The Shortened

dengan meditasi, modifikasi pola tidur, Premenstruasi Assesment Form) Teknik

menyediakan waktu untuk bersantai baik analisa data yang digunakan pada penelitian

dirumah ataupun jalan-jalan[10]. ini adalah spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun karakteristik responden sebagai berikut.
Tabel 1.
Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat Stres Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih Jenjang Kelas
Non Kerja STIKES Karya Husada Kediri bulan Juni 2022
Tingkat Stres Frekuensi (f) Presentase (%)
Normal 7 15,9
Ringan 4 9,1
Sedang 7 15,9
Berat 5 11,4
Sangat Berat 21 47,7
Total 44 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar 47,7% (21 responden) dari distribusi
frekuensi responden berdasarkan Tingkat Stres Mahasiswa yaitu Sangat Berat.

Tabel 2
Distribusi frekuensi berdasarkan Premenstrual Syndrome (PMS) mahasiswa Sarjana
Kebidanan Alih Jenjang Kelas Non Kerja STIKES Karya Husada Kediri bulan Juni 2022
Premenstrual Syndrome (PMS) Frekuensi (f) Presentase (%)
Tidak PMS 1 2,3
PMS Ringan 9 20,5
PMS Sedang 15 34,1
PMS Berat 19 43,1
Total 44 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar 43,1% (19 responden) dari distribusi
frekuensi responden berdasarkan Premenstrual Syndrome (PMS) yaitu PMS Berat.

Tabel 3
Distribusi Silang Hubungan Tingkat Stres Saat Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi Covid-19
Dengan Premenstrual Syndrome (PMS) Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih Jenjang Kelas Non Kerja
Stikes Karya Husada Kediri bulan Juni 2022

Premenstrual Syndrome (PMS)


PMS PMS PMS Tidak PMS Total p Nilai r
Tingkat Stres
Berat Sedang Ringan value
F % F % F % F % F %
Sangat Beratm 12 27.3 9 20.5 0 0.0 0 0.0 21 47.7
Berat 2 4.5 3 6.8 0 0.0 0 0.0 5 11.4
Sedang 4 9.1 1 2.3 2 4.5 0 0.0 7 15.9 0.000 0.782
Ringan 1 2.3 2 4.5 1 2.3 0 0.0 4 9.1
Normal 0 0.0 0 0.0 6 13.6 1 2.3 7 15.9
Total 19 43.2 15 34.1 9 20.5 1 2.3 44 100
Test Spearman Rho p = 0.000 >  0.05
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden) dengan PMS Berat 27,3% (12
sebagian besar responden menglami tingkat responden) dan PMS Sedang 20,5% (9
stres sangat berat sebanyak 47,7% (21 responden). Tingkat stress berat sebanyak
11,4% (5 responden) dengan PMS Berat 4,5% 19 Dengan Premenstrual Syndrome (PMS)
(2 responden) dan PMS Sedang 6,8% (3 Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih Jenjang
responden). Tingkat stres sedang sebanyak Kelas Non Kerja Stikes Karya Husada Kediri.
15,9% (7 responden) dengan PMS Ringan Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
4,5% (2 responden), PMS Sedang 2,3% (1 sebagian besar responden menglami tingkat
responden) dan PMS Berat 9,1% (4 stres sangat berat sebanyak 47,7% (21
responden). Tingkat stress ringan sebanyak responden) dengan PMS Berat 27,3% (12
9,1% (4 responden) dengan PMS Sedang responden) dan PMS Sedang 20,5% (9
4,5% (2 responden), PMS Ringan dan Berat responden). Tingkat stress berat sebanyak
2,3% (1 responden). Tingkat stress normal 11,4% (5 responden) dengan PMS Berat 4,5%
sebanyak 15,9% (7 responden) dengan tidak (2 responden) dan PMS Sedang 6,8% (3
PMS 2,3% (1 responden) dan PMS Ringan responden). Tingkat stres sedang sebanyak
13,6% (6 responden). 15,9% (7 responden) dengan PMS Ringan
Hasil analisis data menggunakan uji spearman 4,5% (2 responden), PMS Sedang 2,3% (1
rho, didapatkan p-value = 0.000 dimana nilai responden) dan PMS Berat 9,1% (4
probabilitas (p) >  (0,05) yang berarti ada responden). Tingkat stress ringan sebanyak
hubungan yang signifikan antara Tingkat Stres 9,1% (4 responden) dengan PMS Sedang
Saat Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi 4,5% (2 responden), PMS Ringan dan Berat
Covid-19 dengan Premenstrual Syndrome 2,3% (1 responden). Tingkat stress normal
(PMS) Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih sebanyak 15,9% (7 responden) dengan tidak
Jenjang Kelas Non Kerja STIKES Karya PMS 2,3% (1 responden) dan PMS Ringan
Husada Kediri, sedangkan nilai r = 0.782 13,6% (6 responden).
menunjukkan derajat kekuatan korelasinya Stres adalah suatu reaksi fisik dan
kuat, arah korelasi positif (+) menunjukkan psikis terhadap setiap tuntutan yang
searah, semakin besar nilai satu variabel menyebabkan ketegangan dan mengganggu
semakin besar pula nilai variabel lainnya, stabilitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan
dengan demikian dapat diartikan bahwa teori menurut Kartikawati & Sari, stress adalah
semakin tinggi Tingkat stres semakin besar respon tubuh yang sifatnya nonspesifik
mempengaruhi Premenstrual Syndrome terhadap tuntutan beban yang merupakan
(PMS) adanya gejala fisik, psikologis, dan respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari
perilaku yang menimbulkan distres dan tidak manusia yang mencoba untuk mengadaptasi
disebabkan oleh penyakit organik yang secara dan mengatur baik tekanan internal dan
teratur timbul selama fase yang sama pada eksternal (stresor).
siklus ovarium atau siklus menstruasi, dan Sesuai dengan teori Andiarna (2018),
secara signifikan menurun atau hilang selama faktor psikologis yaitu stress sangat besar
sisa siklus menstruasi. pengaruhnya terhadap kejadian premenstrual
syndrome ini terjadi adanya abnormalitas
PEMBAHASAN neuroendokrin pada siklus menstruasi yang
Hubungan Tingkat Stres Saat banyak terjadi pada fase premenstrual.
Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi Covid-
Pada tabel 2 dapat diketahui hasil analisis PMS Berat, hal ini menunjukkan bahwa stres
data menggunakan uji spearman rho, menjadi faktor yang sangat mempengaruhi
didapatkan p-value = 0.000 dimana nilai Stres akademik sendiri merupakan stres yang
probabilitas (p) >  (0,05) yang berarti ada bersumber dari akademik. Hal ini berarti
hubungan yang signifikan antara Tingkat Stres stressor yang dirasakan dapat berupa konflik
Saat Perkuliahan Daring Ditengah Pandemi dalam pembelajaran, sistem pembelajaran,
Covid-19 dengan Premenstrual Syndrome mau pun bobot atau jumlah tugas yang
(PMS) Mahasiswa Sarjana Kebidanan Alih diberikan. Stressor selama perkuliahan daring
Jenjang Kelas Non Kerja STIKES Karya diantaranya tugas yang diberikan terlalu
Husada Kediri, sedangkan nilai r = 0.782 banyak, mahasiswa ragu dalam
menunjukkan derajat kekuatan korelasinya menyampaikan pendapatnya di perkuliahan,
kuat, arah korelasi positif (+) menunjukkan meski pun menerapkan sistem perkuliahan
searah, semakin besar nilai satu variabel daring. Lalu, mahasiswa kehilangan motivasi
semakin besar pula nilai variabel lainnya, belajar semenjak perkuliahan daring. Padahal
dengan demikian dapat diartikan bahwa seperti yang diketahui, motivasi belajar
semakin tinggi Tingkat stres semakin besar merupakan aspek penting dalam
mempengaruhi Premenstrual Syndrome pembelajaran itu sendiri. Sejalan dengan
(PMS) adanya gejala fisik, psikologis, dan penelitian yang dilakukan oleh Rudiyanti &
perilaku yang menimbulkan distres dan tidak Nurchairina Semakin berat tekanan psikologi
disebabkan oleh penyakit organik yang secara seseorang maka dapat memperberat
teratur timbul selama fase yang sama pada terjadinya ketidakseimbangan hormon
siklus ovarium atau siklus menstruasi, dan estrogen dan progesteron (hormon estrogen
secara signifikan menurun atau hilang selama semakin meningkat dan hormon progesteron
sisa siklus menstruasi. menurun) yang menyebabkan semakin berat
Penelitian ini dilakukan pada bulan premenstrual syndrome yang dialami. Selain
mei 2022 dimana pada rentang waktu tersebut itu, stres juga dapat meningkatakan produksi
terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian prolaktin yang dapat memperberat keluhan
Omicron sehingga pemerintah menerapkan premenstrual syndrome.
pembelajaran dilakukan secara daring online Pada penelitian yang dilakukan oleh Andiarna
yang menyebabkan keterbatasan gerak (2018) terhadap 35 mahasiswi di Universitas
mahasiswa yang mulai berangsur-angsur Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya,
membaik harus kembali membatasi aktifitas menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
dan kegiatan diluar ruangan sehingga dapat bermakna antara tingkat stress dengan
menjadi stressor yang menyebabkan sebagian kejadian premenstrual syndrome (p = 0,040)
responden pada penelitian ini mengalami sehingga stress merupakan salah satu faktor
stress sangat berat. yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian
Pada penelitian ini dari data khusus premenstrual syndrome. Penelitian oleh
menunjukkan sebagian besar 55,2% (16 Rudiyanti & Nurchairina (2015) terhadap 157
responden) memiliki tingkat stres dan mahasiswa jurusan kebidanan di Poltekkes
sebagian besar 69% (20 responden) memiliki Tanjungkarang, menunjukkan yang
mengalami PMS terdapat 80,8% (97 orang) tingkat stres bukan merupakan satusatunya
yang mengalami stress dan 27% (10 orang) faktor yang meningkatkan kejadian
yang tidak mengalami stres. premenstrual syndrome, akan tetapi pada
Hasil penelitian bila dihubungkan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres
dengan teori yang menyebutkan bahwa bisa menjadi salah satu faktor yang
adanya pengaruh tingkat stress terhadap meningkatkan angka kejadian dan dapat
premenstrual syndrome pada Siswi SMK memperberat gejala premenstrual syndrome.
Islam, maka teori tersebut sudah dapat Berat tidaknya tingkat stres mempengaruhi
dibuktikan oleh peneliti. Dapat disimpulkan premenstrual syndrome dipengaruhi oleh
tehadap hubungan (korelasi) antara tingkat beberapa hal antara lain usia, kelas, usia haid
stres dengan premenstrual syndrome. pertama, lamanya pengalaman mengalami
Dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat stress menstruasi, dan gaya hidup di sekolah itu
mahasiswi maka semakin memperberat sendiri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
tejadinya premenstrual syndrome. Pada tingkat stress juga mempunyai pengaruh
penelitian ini peneliti dapat mengetahui bahwa tehadap kejadian premenstrual Syndrome
stres yang terjadi pada mahasiswa selama (PMS).
perkuliahan daring memiliki pengaruh yang Pada penelitian ini peneliti dapat
berarti terhadap Premenstrual Syndrome hal mengetahui bahwa apabila didalam diri
ini dikarenakan stressor yang terjadi pada seorang wanita terus menerus mengalami
mahasiswa tidak hanya bersumber dari tekanan dalam hal ini stres maka akan
lingkungan akademik tetapi dapat berasal dari semakin memperberat gejala dari sindrom
lingkungan sosial, konflik dalam keluarga, premenstruasi yang dia rasakan. Salah satu
masalah percintaan, bullying dan peristiwa cara mencegah stres adalah meningkatkan
traumatis yang menimpa individu tersebut, strategi emosi dengan cara pengaturan
disisi lain banyak faktor selain dari stres yang respon emosional dari stres melalui perilaku
dapat mempengaruhi Premenstrual Syndrome individu seperti mengontrol diri, melakukan
pada mahasiswa yang perlu diamati secara relaksasi dengan meditasi, modifikasi pola
mendalam untuk mengetahui penyebab dari tidur, menyediakan waktu untuk bersantai baik
Premenstrual Syndrome (PMS). dirumah ataupun jalan-jalan.
Teknik dalam memanajemen stres terdiri dari SIMPULAN
pencegahan terhadap stres, strategi Dengan demikian dapat diartikan
memecahkan stres, dan memperhatikan bahwa semakin tinggi Tingkat stres semakin
kesehatan secara intensif. Manajemen stres besar mempengaruhi Premenstrual Syndrome
yang dapat dilakukan yaitu penggunaan (PMS) adanya gejala fisik, psikologis, dan
mekanisme koping yang baik misalnya perilaku yang menimbulkan distres dan tidak
dengan mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan disebabkan oleh penyakit organik yang secara
tidur, berolahraga (mengadakan senam yang teratur timbul selama fase yang sama pada
dilakukan minimal 2 minggu sekali guna siklus ovarium atau siklus menstruasi, dan
merelaksasi tubuh dan pikiran siswi), secara signifikan menurun atau hilang selama
mengatur berat badan, dan lainnya. Walaupun sisa siklus menstruasi.
SARAN Community Medicine and Public Health,
32(1), 7–12.
Disarankan kepada mahasiswi yang
[8]. Andiarna, F. 2018. Korelasi Tingkat Stres
mengalami stres melakukan evaluasi pribadi dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi
pada Mahasiswi. Journal of Health
untuk mengetahui penyebab stresnya dan
Science and Prevention, 2(1), 8–13.
diusahakan untuk meningkatkan koping stres [9]. Alvionita, F. 2016. Hubungan Pola Makan
dengan Pre Menstrual Syndrome pada
sehingga menghindari terjadinya
Mahasiswa S1 Pendidikan Bidan Fakultas
ketidakseimbangan sistem dalam tubuh yang Kedokteran Universitas Airlangga.
[10]. Susanti, H. D., Ilmiasih, R., Arvianti, A.,
dapat mengganggu Kesehatan serta
Studi, P., Keperawatan, I., Kesehatan, F.
mahasiswa yang mengalami Premenstrual I., & Malang, U. M. 2017. Hubungan
antara tingkat keparahan pms dengan
Syndrome (PMS) melakukan evaluasi pribadi
tingkat kecemasan dan kualitas tidur
untuk mengetahui penyebab Premenstrual pada remaja putri. J.K. Mesencephalon,
3(1), 23–31. Wiwin Eva Nuvitasari,
Syndrome (PMS).
Susilaningsih, & Agnis Sabat Kristiana.
2020. Tingkat Stres Berhubungan
Dengan Premenstrual Syndrome Pada
DAFTAR PUSTAKA
Siswi SMK Islam. Semarang : Fiskes
[1]. Menkes. 2022. SE Menteri Kesehataan PPNI.
No. HK.02.01-MENKES-18-2022 Tentang [11]. Zuhana, N., Supani. 2017. Hubungan
Pencegahan dan Pengendalian Kasus Usia Menarche dengan Kejadian Sindrom
COVID-19 Varian Omicron B.1.1.529. Premenstruasi di SMP N 1 Sragi
Jakarta. Kabupaten Pekalongan Tahun 2016.
[2]. Kementerian Kesehatan Republik Jurnal of Indonesia Midwifery. vol 8 (1):
Indonesia. 2021. Pedoman kesiapsiagaan 17-26.
menghadapi coronavirus disease [12]. Ritung, D. C. N., & Olivia, S. 2018.
(COVID-19). Direkorat Jenderal Hubungan Stres terhadap Premenstrual
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Syndrome (PMS) pada Mahasiswa
1–88. Fakultas Kedokteran Universitas
[3]. PDSKJI, 2020. Perhimpunan Dokter Tarumanagara Angkatan 2011.
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Tarumanagara Medical Journal, 1(1), 59–
2020.Available at: http//pdskji.org/home 62.
[4]. Harahap, A. C. T, Harahap, D. P,
Harahap, S. R 2020, ‘Analisis Tingkat
Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama
Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Covid-
19’, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Indonesia, vol. 3, No.1 hh 10-14
[5]. Kusumawardani, E. F., & Adi, A. C. 2017.
Aktivitas Fisik dan Konsumsi Kedelai
pada Remaja Putri yang Mengalami
Premenstrual Syndrome di SMKN 10
Surabaya, 12(1), 54–63.
[6]. Amelia, C. R. 2014. Pendidikan Sebaya
Meningkatkan Pengetahuan Sindrom
Pramenstruasi pada Remaja. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 28(2), 152–154.
[7]. Fatimah, A., Prabandari, Y. S., & Emilia,
O. 2016. Stres dan Kejadian
Premenstrual Syndrome pada Mahasiswi
di Asrama Sekolah. BKM Journal of

Anda mungkin juga menyukai