Anda di halaman 1dari 6

SKRIPSI

HUBUNGAN STRES PSIKOLOGIS DENGAN INSOMNIA PADA MAHASISWA


TINGKAT AKHIR PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI 2024

Oleh :
Siti Mutmaina
202002006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semester akhir merupakan perjalanan puncak seorang mahasiswa untuk menuntut

ilmu dan menempuh Pendidikan terakhir di suatu perguruan tinggi dengan jurusan tertentu.

Mahasiswa semester akhir juga diwajibkan menulis karya ilmiah atau skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana (Ulansari dan Sena, 2020). Mahasiswa semester akhir yang sedang

mengerjakan tugas akhir berpotensi mengalami tekanan dan stress. Stres yang dialami

mahasiswa berdampak secara fisik, emosional, kognitif, maupun interpersonal. Mahasiswa

menjadi tidak bersemangat dan sulit berkonsentrasi ketika bimbingan sehingga tidak dapat

menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Ada dua faktor penyebab stres pada mahasiswa yang

sedang menyusun skripsi yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal berupa

kemampuan maupun kecerdasan mahasiswa itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal berupa

tuntunan kampus, keluarga, maupun finansial (Zurrahmi et al., 2021). Stres merupakan hal

yang paling sering dialami oleh mahasiswa. Banyaknya tanggung jawab dan tuntutan

yang ada di kampus membuat mahasiswa merasa tertekan dan rentan mengalami stres.

Stres menurut World Health Organitation (WHO) dapat didefinisikan sebagai

segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional atau psikologis.

Menurut data dari American College Health Association (ACHA, 2022). College Student

Mental Health Report (2022) melaporkan bahwa mahasiswa di perguruan tinggi sering

mengalami masalah seperti kecemasan, kurang tidur, pemikiran ragu akan diri sendiri,

kesulitan dalam manajemen waktu, burnout karena materi atau tugas perkuliahan yang
membuat mereka sangat rentan terhadap stres dan depresi. Prevalensi mahasiswa yang

mengalami stres di seluruh dunia pada tahun 2019 berkisar antara 38-71% dari tiga

penelitian yang dilakukan di Asia, yaitu di Pakistan dengan 161 partisipan (30,84%), di

Thailand dengan 686 partisipan (61,4%), dan di Malaysia dengan 396 partisipan (41,9%).

Sementara itu, prevalensi stres pada mahasiswa di Indonesia dengan 271partisipan

menunjukkan bahwa 23,91% partisipan mengalami depresi, 69,74% cemas, 43,17%

mengalami stres dari tingkat ringan hingga berat, dan 92,25% partisipan mengalami

kualitas tidur yang buruk (Purna, 2020). Stres yang terjadi di lingkungan pendidikan atau

sekolah sering disebut sebagai stress akademik. Stres akademik merupakan respons siswa

atau mahasiswa terhadap tekanan dan tuntutan sekolah yang menyebabkan ketidak

nyamanan. Selain itu, stres juga dapat dialami oleh mahasiswa yang menghadapi tekanan

berat seperti tugas yang banyak.ujian praktek dan penyusunan skripsi. Hal ini dianggap

sebagai faktor pemicu stres dan dapat menyebabkan insomnia pada mahasiswa. Menurut

(Lubis, Ramadhani, dan Rasyid, 2021).

Insomnia merupakan manifestasi klinis dari gangguan psikiatri dimana

mengalami mengalami ketidaknyamanan untuk tidur atau tidak merasa ingin tidur

(kesulitan untuk tidur nyenyak meskipun memiliki waktu untuk tidur yang cukup) yang

terjadi beberapa kali dalam seminggu yang mengakibatkan peningkatan stress dan

mengganggu kegiatan sehari- hari misalnya mengantuk, sulit untuk memperhatikan,

berkonsentrasi dan mood yang tidak stabil (Ichsandra et al., 2019). Insomnia merupakan

pola tidur yang terganggu yang di alami seseorang. Orang yang terkena insomnia akan

merasakan tidur kurang maksimal dan merasa aktivitas yang di lakukan setiap harinya

merupakan gangguan dikarenakan kurangnya jam tidur. Terdapat beberapa gejala


insomnia seperti sulit tidur di malam hari serta akan terbangun lebih awal di pagi harinya

(Asih et al., 2022).

Gejala Insomnia ini merupakan gangguan tidur yang sangat sering di temukan,

Menurut data National Sleep Foundation (2023), kejadian insomnia di seluruh dunia

mencapai 75%. Di Indonesia prevalensi insomnia pada remaja adalah 10% dari jumlah

penduduk atau sekitar 28 juta orang (Tarlemba et al., 2018). Insomnia biasanya di tandai

dengan sulit untuk tertidur, sering terbangun untuk jangka yang lama, terbangun lebih

awal atau dini hari, jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, kesulitan untuk kembali

tidur, serta kegelisahan dan kegelisahan saat tertidur. Insomnia ini muncul ketika

sesesorang dalam suasana hati yang baik atau ketika mengantuk (Wahyuni and Irianti,

2022). Pada kesehatan tidur malam yang baik adalah kisaran waktu 6 hingga 9 jam

sehari. Orang membutuhkan jumlah tidur yang cukup untuk mendorong aktivitas dan

melakukan semua aktivitas secara optimal di siang hari. Saat menuju dewasa jumlah tidur

menjadi lebih meningkat. Keluhan utama insomnia adalah suli tidur, merasa kurang tidur,

mimpi menakutkan, dan kondisi fisik yang buruk. Penderita insomnia memiliki

ketidakmampuan untuk tidur meskipun ada kesempatan tidur dalam jangka panjang

(Andrian et al., 2020)

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Stres Psikologis dengan Insomnia Pada Mahasiswa

Tingkat Akhir Prodi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi 2024.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Apakah ada Hubungan Stres Psikologis dengan Insomnia Pada Mahasiswa Tingkat

Akhir Prodi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi 2024” ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Stres Psikologis dengan Insomnia Pada Mahasiswa Tingkat

Akhir Prodi S1 Keperawtan Stikes Banyuwangi 2024.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Teridentifikasi Stres psikologis pada mahasiswa tingkat akhir prodi S1

keperawatan Stikes Banyuwangi 2024.

b) Teridentifikasi Insomnia pada mahasiswa tingkat akhir prodi S1 keperawatan

Stikes Banyuwangi 2024.

c) Teranalisis Hubungan stress psikologis dengan insomnia pada mahasiswa tingkat

akhir prodi S1 keperawatan Stikes Banyuwangi 2024.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritits

Pembahasan penelitian ini diharapkan dapat menjadi teori tambahan mengenai

Stres psikologis dan insomnia yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai hubungan stress

psikologis dengan insomnia pada mahasiswa tingkat akhir prodi S1 keperawatan

Stikes Banyuwangi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelittian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru serta

sebagai bahan referensi lanjutan mengenai hubungan stress psikologis dengan

insomnia pada mahasiswa tangkat akhir.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai sumber referensi bagi

institusi untuk menambah keilmuan terkait tentang Hubungan Stres Psikologis

dengan Insomnia pada Mahasiswa Tingkat Akhir prodi S1 Keperawatan Stikes

Banyuwangi 2024 serta dapat ditempatkan diperpustakaan institusi sebagai

panduan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai