Anda di halaman 1dari 21

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

PENGARUH SMARTPHONE ADDCTION TERHADAP STRES


AKADEMIK PADA SISWA SMK PUBLIK MAKASSAR

Ratu Pratiwi Aprylia


210701502132
Kelas I

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS PSIKOLOGI

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu pasti pernah mengalami stres, tergantung dari pada individu itu
sendiri dalam mengelola setiap tuntutan yang ada untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehingga dapat merespon setiap sumber stressor yang ada dengan positif.
Adanya sebuah keterampilan dan pengalaman guna dapat mengelola sumber daya dan
merespon setiap sumber stressor (Hicks & Heastie, n.d.2008)

Di Indonesia sendiri, fenomena tentang stres akademik sering terdengar seiring


dengan munculnya berbagi pemberitaan tentang kasus-kasus karena stres akademik di
berbagai media massa . stres academic disebabkan oleh berbagai tuntutan ketika
menjalani masa Pendidikan, dan akan terjadi bila individu gagal dalam memenuhi atau
mengatasi tuntutan tersebut .

Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa stres tidak selalu negatif, individu
memiliki kepekaannya masing-masing dalam merespon tekanan. Ada yang merespon
dengan kemarahan, depresi atau merasa bersalah, tetapi ada juga yang memilih
mengabaikan dan menganggap tekanan tersebut sebagai tantangan. Oleh karena itu
stres tidak hanya berdampak negatif namun juga berdampak positif tergantung dari
bagaimana individu menghadapinya. (Sun dkk, 2011) mendefinisikan academic stress
sebagai tekanan yang siswa rasakan disekolah karena tuntutan berbagai macam tugas
yang harus diselesaikan namun tidak sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

Stress academic yang dialami siswa bersumber dari proses pembelajaran atau hal-
hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar seperti , tekanan untuk memasuki
semester selanjutnya, lama belajar, tuntunan tugas yang banyak ,persaingan ,
kegagalan serta hubungan yang kurang baik dengan teman,dosen atau anggota
keluarga (Purwati & Rahmandani, 2018). Siswa yang mengalami academic stress
secara emosional ditandai dengan : gelisah atau cemas, sedih atau depresi karena
tuntutan akademik, merasa harga dirinya menurun atau merasa tidak mampu untuk
melaksanakan tuntutan dari pendidikan atau akademiknya (Barseli et al., 2017) .
Berdasarkan survey yang telah peneliti lakukan di Smk Publik Makassar pada
tanggal 17 – 18 september 2022 terhadap 41 siswa diperoleh data sebagai berikut : 1).
75,6 % siswa pernah mengalami stress academic , 29,3 % siswa belum pernah
mengalami 2). 36,6 % Mengalami stress akademik karena tekanan dari keluarga , 36,6
% hasil nilai yang tidak sesuai dengan ekspetasi , 17,1 % mengalami stress karena
tugas yang menumpuk , 7,3 % siswa merasa tuntunan akademik yang dinilai terlampau
berat 3). 68,3 % siswa merasakan smartphone dapat membuat ia lupa akan stress yang
dialami 31,7 % siswa merasa tidak lupa akan stress yang dialami hanya karena
smartphone 4). 78 % siswa yang menggunakan smartphone lebih dari empat jam
perhari 22 & siswa tidak menggunakan smartphone lebih dari empat jam perhari 5).
70,7 % siswa merasa smartphone dapat mengalihkan rasa stress yang dialami 29,3 %
siswa tidak merasa smartphone dapat mengalihkan rasa stress yang dialami.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan cukup banyak siswa yang mengalami
stress academic dari beberapa factor dan banyak siswa yang menggunakan smartphone
sebagai pengalihan di saat mereka mengalami stres karena factor berbagai tuntutan
akademik. Banyak Siswa juga menggunakan smartphone lebih dari empat jam sehari

Thurson (dalam Barseli et al., 2017) mengatakan stress akademik dapat disebabkan
oleh materi pelajaran yang sulit bagi siswa, sehingga muncul rasa takut siswa terhadap
guru yang mengajar. faktor-faktor yang mempengaruhi academik stress yaitu faktor
internal yang meliputi pola pikir, kepribadian, dan keyakinan, sedangkan faktor
eksternal yang terdiri dari tekanan untuk berprestasi tinggi, dukungan sosial . Kejadian
negatif yang menimbulkan efek stres pada kehidupan dapat menimbulkan berbagai
dampak yang berbeda pada setiap individu mulai dari keadaan fisiologis dan
psikologis .

Seseorang yang mengalami stress akan menunjukkan beberapa gangguan


diantaranya cemas, takut, sedih, gelisah, gugup, gangguan fisik berupa sulit tidur,
tidak nafsu makan, jantung berdebar, badan merinding dan gejala intelektual seperti
sulit berkonsentrasi, daya ingat menurun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.(
Braham, 1990) .Proses akademis belajar mengajar melalui penggunaan fasilitas media
internet merupakan bagian tetap yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan
belajar mahasiswa. Oleh sebab itu sarana media internet saat ini telah dipermudah
melalui proses penggunaannya yaitu dengan media smartphone. ( Novianto, 2012)
Hasil survey yang telah dilakukan terhadap siswa di smk publik makassar mereka
merasa tertekan dengan beberapa faktor yang tertinggi yaitu 36,6 % tekanan dari
keluarga dan 36,6 % hasil nilai yang tidak sesuai dengan ekspetasi mereka . hal itu
menyebabkan mereka mengalami stress akademik dan siswa mengalihkan rasa stress
tersebut dengan menggunakan smartphone. Seseorang yang mengalami situasi atau
kondisi yang menimbulkan stress, secara alamiah akan berusaha untuk mengatasinya
dengan menggunakan sejumlah perilaku tertentu, salah satunya adalah dengan
penggunan smartphone ( Waksita, 2017 )

Siswa tidak hanya berkomunikasi secara langsung melainkan juga melalui media
yaitu smartphone. Pengunaan smartphone dalam aktivitas sehari-hari yang berlebihan
dan telah mengganggu kegiatan remaja merupakan manifestasi dari kecanduan
smartphone Para siswa memiliki berbagai alasan dalam penggunaan smartphone yaitu
tidak ingin ketinggalan zaman atau ingin lebih aktif dimedia sosial, mencari berbagai
informasi tentang kesukaan atau hobi, ada juga yang memanfaatkannya secara positif
yaitu sebagai sumber belajar, mencari bahan materi pelajaran, berbagi informasi
mengenai tugas yang diberikan oleh guru . (Alimuddin Unde & Rahamma, 2017)

Penggunaan smartphone juga tidak selamanya membawa manfaat, ketika


mahasiswa menggunakan smartphone sebagai coping stress dikarenakan stres
akademik yang sedang dialaminya, akan dapat menimbulkan penggunakan
smartphone secara berlebihan dan tidak terkontrol. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya smartphone addiction . Kwon dkk, (2013) menyebutkan bahwa istilah
smartphone addictions adalah sebagai perilaku keterikatan atau kecanduan terhadap
smartphone yang memungkinkan menjadi masalah sosial seperti halnya menarik diri,
dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol
impuls terhadap diri seseorang .

Menurut Aljomaa (2016) siswa yang menghabiskan waktu menggunakan


smartphone lebih dari 4 jam sehari dapat meningkatkan kecenderungan mengalami
smartphone addiction. Torrecillas (dalam Aljomaa dkk, 2016) juga menemukan
bahwa 40% siswa dan orang dewasa menggunakan smartphone selama lebih dari 4
jam sehari hanya untuk melakukan panggilan, mengirim serta menerima pesan.
Penelitian yang menyatakan hubungan antara academic stress dengan smartphone
addction pada mahasiswa pengguna smartphone antara lain penelitian yang dilakukan
oleh (Karuniawan & Cahyanti, 2013) , berdasarkan penelitian tersebut menunjukan
adanya hubungan signifikan antara stress akademik terhadap smartphone addction
demikian juga arah hubungan yang menunjukan arah positif, artinya jika variasi dari
data variable stress akademik meningkat, maka variasi dari data variable smartphone
addction juga meningkat. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiu
(2014) yang menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara variabel life
stress pada variabel smartphone addiction. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh
Chiu (2014) menyebutkan bahwa life stress terjadi pada kehidupan siswa, sehingga
siswa menggunakan smartphone sebagai pelarian rasa stress tersebut. Karena adanya
penggunaan dari smartphone yang tidak terkontrol membuat siswa menjadi
ketergantungan terhadap smartphone (smartphone addiction).

Hasil penelitian (Azriel et al., n.d.) mendapatkan adanya pengaruh signifikan


antara stress akademik terhadap smartphone addction pada siswa Mts NII Kota Medan
.membuktikan jika ada hubungan signifikan tersebut . Chiu ( 2014 ) menyebutkan
bahwa adanya gangguan smartphone addiction adalah sebagai salah satu alasan untuk
pengalihan rasa stress pada diri seorang individu dikalangan remaja, dan tidak adanya
kontrol diri yang kuat terhadap pemakaian smartphone sehingga sebagai awal mula
terjadinya ketergantungan akan alat komunikasi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas, menyatakan stress akademik ada


hubungan terhadap smartphone addction , yang disebabkan oleh faktor-faktor tertekan
keluarga, tugas yang dinilai oleh siswa terlalu berat sehingga mengalami stress dan
menjadikan smartphone sebagai pengalihan . kaitan antara stress academic dan
smartphone addction penting untuk diteliti karena smartphone addction adalah
kecenderungan individu dalam menggunakan smartphone secara berlebihan , sehingga
perlu untuk di ungkap dengan pengambilan data serta memperhatikan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas , maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah Apakah Terdapat Pengaruh Smartphone Addction Terhadap Stress
Akademik Pada Siswa Smk Public Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah ,maka tujuan penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengaruh smartphone addction terhadap stres akademik pada siswa smk
public makassar

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai referensi
bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan teori terkait stress academic dan
smartphone addction

b. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi pada siswa ,sehingga bisa
mencegah terjadinya smartphone addction pada diri siswa , bagi siswa yang
sudah mengalami dapat bisa mengurangi penggunan smartphone yang
berlebihan
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak
terkait seperti orang tua, pendidik, dan masyarakat sebagai upaya-upaya untuk
mengetahui gejala-gejala smartphone addction pada siswa dan menemukan
solusi untuk mencegah perkembangan semakin banyak
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Stres Akademik

Sarafino dan Smith (2014) mendefinisikan stress sebagai kondisi saat individu
merasa tidak mampu menghadapi tuntutan-tuntutan dari lingkungan mereka, sehingga
individu merasa tegang dan tidak nyaman. Kondisi ini terjadi karena adanya beberapa hal
yang timbul khususnya pada siswa berbakat harga diri yang rendah,perfeksionis , kepekaan
yang berlebihan (supersensitivity), kurangnya keterampilan sosial, dukungan sosial yang
rendah , isolasi sosial, harapan yang tidak realistis dan tidak tersedianya pelayanan
Pendidikan yang sesuai (Munandar, 2002).

Stress akademik adalah kombinasi dari tuntutan yang berkaitan dengan akademik
melebihi sumber daya adaptif yang dimiliki individu (Kadapatti dan Vijayalaxmi ,
2012).Stres dapat dialami oleh individu dimanapun berada seperti keluarga, sekolah,
pekerjaan, dan masyarakat. Stres bisa dirasakan oleh semua kalangan dari berbagai usia,
mulai anak-anak, remaja, dewasa ataupun lanjut usia. Stres dapat membahayakan fisik
maupun mental seseorang (Kupriyanov, 2014) .

Menurut Olejnik dan Holschuh (2016) stres akademik adalah respon atau reaksi
yang muncul karena terlalu banyak tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan stress academic adalah tekanan yang
dirasakan oleh individu akibat perspektif subjektif terhadap suatu kondisi akademik .
tekanan nya ini melahirkan beberapa respon yang di alami siswa berupa reaksi fisik,
perilaku, pikiran, dan emosi yang negatif yang muncul akibat adanya tuntutan sekolah atau
akademik.

B. Aspek-Aspek Stres Akademik

Menurut Sun dkk (2011) , aspek aspek akademik stress dapat diliat dari lima aspek yaitu

1. Tekanan belajar (pressure for study), berkaitan dengan tekanan yang dialami individu
Ketika sedang belajar di sekolah dan di rumah . tekanan tersebut biasa di alami seperti
dari keluarga, sekolah ataupun teman sebaya.
2. Beban tugas (workload) , berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan siswa di
sekolah . beban yang dialami individu berupa pekerjaan rumah (pr) , tugas di sekolah
dan ujian atau ulangan
3. Kekhawatiran terhadap nilai ( worry about grades), aspek intelektual berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru . aspek ini
juga berkaitan dengan protes kognitif individu. Siswa yang mengalami stress
academic akan sulit untuk berkonsentrasi, mudah lupa dan terdapat penurunan
kualitas kerja.
4. Ekspetasi diri (self expectation), berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
memiliki harapan atau ekspetasi terhadap dirinya sendiri . individu tersebut yang
memiliki academic stress akan mengalami ekspetasi yang rendah terhadap dirinya
sendiri seperti merasa selalu gagal dalam hal nila akademik dan merasa selalu
mengecewakan orang tua dan guru apabila nilai akademis tidak sesuai dengan
ekspetasi
5. Keputusasaan (despondency) , berkaitan dengan respon emosional individu Ketika ia
merasa tidak dapat mencapai target atau tujuan dalam hidupnya. Seseorang itu akan
mengalami academic stress dan merasa bahwa dia tidak mampu memahami pelajaran
serta mengerjakan tugas-tugas disekolah.

Sementara itu , Menurut Robotham (2008) aspek-aspek academic stress ada empat yaitu

1. Aspek Kognitif, kondisi stress disebabkan oleh adanya kesulitan memusatkan


perhatian dalam proses belajar dan memiliki pikiran negative terhadap diri sendiri
dari lingkungan sekitarnya. Contohnya , merasa seperti kebingungan , sulit untuk
berkonsentrasi,performansi belajar yang buruk, daya ingat semakin menurun (
mudah lupa).
2. Aspek Fisologis, yang biasanya terjadi adalah merasa sakit pada bagian tubuh
tertentu dan Kesehatan fisik menurun. Seperti merasa sakit kepala,mengalami
gangguan pencernaan ,nafsu makan yang menurun, istirahat tidak berkualitas. Secara
fisik kondisi stress muncul dengan wajah pucat, badan merasa lemas,gemetar dan
keringat dingin
3. Aspek Perilaku , meliputi berperilaku seperti kea rah negative dan mulai menghindari
orang-orang disekitar. Seperti udah menyalahkan orang lain, mencari kesalahan
orang lain, bersikap acuh , lebih senang menyendiri dan melakukan penundaan tugas
sekolah.
4. Aspek Emosional , meliputi perasaan negative yang timbul karena diri sendiri,
seperti kecemasan berlebihan,ketakutan,mudah marah,sedih yang mendalam,
kemampuan atau potensi yang dimiliki rendah,sehinga merasa tidak mampu untuk
memenuhi tuntutan akademik

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek academic stres adalah


tekanan belajar,tekanan dari keluarga (orang tua),beban tugas yang menumpuk
,kekhawatiran terhadap nilai dan tidak sesuai dengan ekspetasi .

C. Faktor Faktor Stres Akademik

Lin dan chen (2009) mengemukakan bahwa terdapat tujuh factor yang
menyebabkan mahasiswa mengalami stress akademik , yaitu :

a. Tekanan yang ditimbulkan dari pengajar,seperti mengajarkan materi dan


memberikan latihan
b. Akibat yang ditimbulkan dari tekanan pencapaian, seperti konflik antara dugaan dan
opini, dan penurunan peringkat
c. Tekanan ujian, seperti kekhawatiran untuk menyiapkan ujian dan mengulangi mata
kuliah wajib
d. Tekanan yang dihadapi dalam kegiatan belajar kelompok, seperti Latihan laporan
dan pengelompokkan
e. Tekanan dari teman, seperti persaingan akademik dan campur tangan teman
kelompok
f. Tekanan yang ditimbulkan dari manajemen waktu, seperti aktivitas social dan
hubungan siswa , serta manajemen waktu dan pilihan
g. Tekanan yang timbulkan dari dalam diri sendiri, seperti harapan individu dan
ketarikan terhadap pilihan mata pelajaran.

Ada pun di kutip dari Kai Wen (2009), beberapa factor yang mempengaruhi stress
academic yakni:
a. Faktor Fisik
Sebagian remaja sangat memperhatikan penampilan fisik mereka.
Kebanyakan mereka tidak puas dengan keadaan fisik mereka (Siegel dan
Lane dalam Kai-wen 2009). Remaja yang tidak puas akan keadaan fisik
mereka cenderung akan mengalami stress dan menjadi tidak percaya diri.
b. Faktor Keluarga
Keluarga yang penuh dengan konflik biasanya kurang memiliki
komunikasi yang baik antara anggota keluarga
c. Faktor Pendidikan
Sebagian stress pada remaja berasal dari lingkungan Pendidikan yakni
tugas yang terlalu banyak, performansi akademik yang kurang baik ,
kurangnya minat dalam mata kuliah tertentu dan hukuman dari dosen.
Harapan dari orang tua,guru dan diri sendiri biasanya menjadi sumber stress.
d. Faktor Sosial
Seiring dengan perkembangan zaman dan beragam masyarakt, setiap
orang memiliki peran ganda. Dirumah, seorang siswa beperan sebagai
seorang anak,kakak atau adik,suami atau istri

Menurut Fink (2016) terdapat dua faktor yang mempengaruhi stres akademik yaitu:
a) Faktor Biologis
Menurut Fink (2016), stres disebabkan oleh aktivitas atau kerja otak
yang berlebihan. Respon biologis terhadap stres melibatkan aktivasi tiga
sistem utama di dalam otak yang saling terkait. Sistem otak yang berpengaruh
adalah sesnori otak, homeostatis, dan hormon adrenalin.
b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang menyebabkan stres adalah status sosial, peran
sosial dan lingkungan sekitar. Semakin tinggi status dan peran sosial
seseorang semakin tinggi beban dan tekananyang harus ditanggung oleh
seseorang tersebut. Seperti seorang siswa, semakin tinggi jenjang
pendidikannya semakin tinggi pula tugas dan tanggung jawab yang harus
dihadapi yang dapat memicu stres akademik.
Berdasarkan uraian di atas ,jelas ada hubungan smartphpne addction terhadap
stress akademik dikarenakan Stress dibidang akademik pada siswa muncul ketika
harapan untuk meraih prestasi akademik meningkat, baik itu dari orang tua, guru
ataupun teman sebaya. Harapan tersebut seringkali tidak sesuai dengan kemampuan
yang mereka miliki (Shahmohammadi, 2011). Seseorang yang mengalami situasi atau
kondisi yang menimbulkan stres, secara alamiah akan berusaha untuk mengatasinya
dengan menggunakan sejumlah perilaku tertentu, salah satunya adalah dengan
penggunaan smartphone (Waskitha, 2017).
D. Teori Mengenai Stres Akademik
a. Grand Theory
Teori kognitif adalah teori belajar yang muncul setelah teori behavioristik. Teori
belajar kognitif tidak hanya fokus pada stimulus-respon, tapi juga fokus pada perubahan
mental dan perilaku. Menurut teori kognitif, pengetahuan terbentuk dalam diri individu
melalui proses interaksi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Teori kognitif
berpendapat bahwa tingkah laku individu selalu fokus pada kognisi, dimana perilaku atau
peruabahan individu ditentukan oleh perspektif atau pengetahuannya tentang diri dan
situasi yang ingin dicapai.
b. Middle Theory
Lazarus, (dalam DiMatteo, 2002) mengembangkan teori penilaian kognitif
(cognitive appraisal) untuk memberikan pengertian atau penjelasan mengenai
stres. Ia memberikan definisi stres yang terdiri dari berbagai faktor, stimulus,
tanggapan, penilaian kognitif terhadap ancaman, gaya pertahanan (coping styles).

c. Spesicic Theory
Menurut Ang, Huan dan Braman (Mulyadi, Rahardjo, & Basuki, 2016)
mengemukakan bahwa stres akademik merupakan persepsi mahasiswa yang cenderung
negatif terhadap tuntutan dari orang tua dan dosen untuk mencapai prestasi akademik
yang tinggi.

E. Pengertian Smartphone Addction


Menurut Kim definisi adiksi smartphone merupakan sebagai bentuk
penggunaan dengan waktu yang berlebihan dan melibatkan diri sendiri secara
mendalam pada suatu hal yang menjadi ketergantungan, sehingga hilangnya
kontrol diri dan munculnya kecemasan psikologis (Cho, Kim, & Park, 2017).
Kwon, et al (2013) mengatakan istilah dari smartphone addiction yaitu perilaku
kecanduan terhadap smartphone yang dapat mengakibatkanterjadinya masalah
sosial terhadap individu.
Aljomaa (2016) mengungkapkan bahwa siswa yang menghabiskan waktu
menggunakan smartphone lebih dari 4 jam sehari dapat meningkatkan
kecenderungan mengalami smartphone addiction . Lee dan Lee (2017)
menyebutkan siswa yang biasanya sangat rentan terpengaruh smartphone addiction
adalah mereka yang berprestasi rendah di bidang akademik, hubungan sosial
dengan keluarga yang tidak baik, dan tingginya ketidakpuasan pada kehidupan
sekolah. Manifestasi penggunaan smartphone ini di antaranya adalah demi
mendapatkan pengakuan teman sebaya dan akses informasi hiburan.

Kondisi tersebut sejalan dengan pendapat Bernroider, Krumay, dan


Margiol (2014), dalam penelitiannya, salah satu alasan seseorang dapat mengalami
adiksi smartphone adalah karena penggunaan smartphone dapat meningkatkan
perasaan “bersenang-senang (having fun)” dalam diri mereka. Hal ini dikarenakan
adanya ketidakpuasan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari Smartphone
dianggap lebih aman dan berguna jika dibandingkan dengan individu lainnya.

F. Aspek-Aspek Smartphone Addction

Menurut Kwon, dkk (2013) aspek dari smartphone addction yaitu :

1. Daily life disturbance

Dalam hal ini kehidupan sehari-hari akan terganggu akibat penggunaan


smartphine yang berlebihan, seperti melewatkan pekerjaan yang sudah di
rencanakan,kesulitan berkonsentrasi saat dikelas serta nyeri pada pergelangan
tangan dan leher.

2. Positif anticipation

Merupakan gambaran sikap atau perasaan senang Ketika menggunakan


smartphone dan merasa hampa tanpa smartphone.

3. Withfrawal

Dalam hal ini individu merasa tidak bisa tanpa smartphone, merasa bahwa
tidak sabar dan cemas apabila tidak menggunakanya , dan senantiasa berfikir
tentang smartphone,walaupun tidak sedang digunakan.

4. Cyberspace oriented relationship

Dalam hal ini seseorang merasa hubungan dengan teman didunia maya
lebih akrab dan seru dibandingkan dengan pada hubungan terhadap teman yang
ada didunia nyata
5. Overuse

Dalam hal ini penggunaan smartphone yang terlalu seringa tau berlebihan,
Ketika memerlukan bantuan, individu lebih memilih untuk mencarinya melalui
smartphone , dan adanya perasaan dari dalam diri sendiri yang ingin menggunakan
Kembali smartphone tersebut.

6. Tolerance

Merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol penggunaan


smartphone.

Sementara itu Kim dkk, (2014) terdapat empat aspek atau ciri yang menandakan bahwa
individu terindikasi smartphone addiction, yaitu: disturbance of adaptive functions
(gangguan fungsi adaptif),virtual life orientation (orientasi hidup secara
virtual),withdrawal (penarikan) dan tolerance (toleransi).

G. Teori Mengenai Smartphone Addction


a. Grand Theory
Aliran humanistic, teori ini lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia dari pada focus terhadap ketidak normalan atau sakit. Aliran ini lebih
melihat kejadian setelah “sakit” yaitu bagaiman manusia ingin membangun dirinya
untuk melakukan hal positif.
b. Middle Theory
Menurut Thakkar (2006) kecanduan adalah sesuatu kondisi medis yang ditandai
dengan penggunaan secara berlebihan (kompulsif) terhadap sesuatu yang apabila
digunakan terus menerus dapat memberikan dampak negative dalam kehidupan
penggunaanya , seperti hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga maupun
teman ataupun kehilangan pekerjaan
c. Specific Theory
Menurut Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menyatakan bahwa kecanduan
smartphone internet merupakan suatu gangguan secara psikofisiologis yang
meliputi:
a) Tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan
respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan
kesenangan dalam jumlah yang sama )
b) Withdrawal symptom (mengalami gangguan tremor,kecemasan dan
perubahan mood)
c) Gangguaan afeksi (depresi,sulit menyesuaikan diri)
d) Terganggunya kehidupan social (menurut atau menghilang sama sekali,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas)
H. Kaitan Antara Smartphone Addction Dan Stres Academik

Berbagai macam tuntutan tersebut akan berdampak terhadap siswa, salah satunya
adalah mengalami stres akademik. Stres akademik muncul ketika harapan untuk meraih
prestasi akademik meningkat, baik dari diri sendiri, orang tua, dosen maupun teman sebaya.
Namun harapan tersebut seringkali tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
individu siswa tersebut.

Hadirnya perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti adanya smartphone


memiliki pengaruh yang besar dalam dunia akademik siswa. Smartphone seringkali
menjadi hiburan sesaat bagi para siswa. Tak jarang pula siswa yang sedang stres dengan
pembelajaran lebih terfokus pada smartphone dibanding dengan kegiatan akademisnya.
Tingginya angka penjualan smartphone di Indonesia dapat mengindikasikan bahwa
banyaknya siswa yang mengalami ketergantungan.

Fimian dan Cross (dalam Qurrotu, 2019) disamping keluarga, sekolah merupakan
sumber stress yang utama bagi siswa, hal itu disebabkan karena siswa banyak
menghabiskan waktunya disekolah. Sinaga dkk, (dalam Barseli & Ifdil, 2017) mengatakan
stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan biasanya disebut dengan akademik
stress. Sun dkk, (2011) mendefinisikan akademik stress sebagai tekanan yang siswa
rasakan disekolah karena tuntutan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan namun
tidak sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

Penelitian yang menyatakan hubungan antara akademik stress dengan smartphone


addction pada mahasiswa pengguna smartphone antara lain penelitian yang dilakukan oleh
(Karuniawan & Cahyanti, 2013) , berdasarkan penelitian tersebut menunjukan adanya
hubungan signifikan antara akademik stress terhadap smartphone addction demikian juga
arah hubungan yang menunjukan arah positif, artinya jika variasi dari data variable
academic stress meningkat, maka variasi dari data variable smartphone addction juga
meningkat. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiu (2014) yang
menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara variabel life stress pada variabel
smartphone addiction.

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Chiu (2014) menyebutkan bahwa life
stress terjadi pada kehidupan siswa, sehingga siswa menggunakan smartphone sebagai
pelarian rasa stress tersebut. Karena adanya penggunaan dari smartphone yang tidak
terkontrol membuat siswa menjadi ketergantungan terhadap smartphone (smartphone
addiction).

Hasil penelitian (Azriel et al., n.d.) mendapatkan adanya pengaruh signifikan


antara stress academic terhadap smartphone addction pada siswa Mts NII Kota Medan
.membuktikan jika ada hubungan signifikan tersebut . Chiu ( 2014 ) menyebutkan bahwa
adanya gangguan smartphone addiction adalah sebagai salah satu alasan untuk pengalihan
rasa stress pada diri seorang individu dikalangan remaja, dan tidak adanya kontrol diri yang
kuat terhadap pemakaian smartphone sehingga sebagai awal mula terjadinya
ketergantungan akan alat komunikasi tersebut.

I. Kerangka Teori

SISWA SMK
PUBLIK
MAKASSAR

Akademik Stres Smartphone Addction


Kim dkk, (2014)
Menurut Sun, dkk
mengembangkan empat
(2011), academic
aspek yang menandakan
stress dapat dilihat
bahwa individu
dari lima aspek
terindikasi smartphone
yaitu:
addiction:
1. Pressure for study
1. Disturbance of
2. Workload
adaptive functions
3. Worry about
2. Virtual life orientation
grades
3. Withdrawal
4. Self-expectation
4. Tolerance
5. Despondency
J. Hipotesis

Berdasarkan dalam rumusan masalah penelitian ini hipotesis dirumuskan:


H0:Tidak ada pengaruh negarif antara smartphone addction terhadap stress
akademik
Ha: Terdapat pengaruh negatif antara smartphone addction terhadap stress
akademik
BAB III

A. Indentifikasi Variabel
Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas X : Smartphone Addction
Variabel Terikat Y : Stress Akademik

B. Operasionalisasi Variabel

1. Smartphone Addction
Smartphone addction merupakan perilaku individu yang sering dan
terpengaruh untuk menggunakan smartphone setiap hari nya . Hal
ini dikarenakan adanya ketidakpuasan yang dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari Smartphone dianggap lebih aman dan
berguna jika dibandingkan dengan individu lainnya. Dengan
menggunakan nya sesuatu hal dapat teralihkan .Smartphone
addction dapat diukur melalui skala Penelitian modifikas yaitu
smartphone addiction scale (SAS) yang orisinil. Hasilnya modifikasi
SAS versi Bahasa Indonesia memiliki resiko smartphone addiction
yang dikembangkan oleh Gde dkk (2016) berdasarkan skala Kwon
dkk (2013). smartphone addiction scale merupakan kuisioner self-
reported berjenis skala Likert yang terdiri atas enam dimensi dengan
33 item pernyataan. Tiap item pernyataan memiliki enam skala
jawaban yang menggambarkan frekuensi gejala yaitu dari 1 hingga
6 (1: sangat tidak sesuai; 2: tidak sesuai; 3: agak tidak sesuai; 4: agak
sesuai; 5: sesuai; 6: sangat sesuai).

2. Stres Akademik
Stress akademik adalah tekanan yang dirasakan oleh individu akibat
perspektif subjektif terhadap suatu kondisi akademik . tekanan nya
ini melahirkan beberapa respon yang di alami siswa berupa reaksi
fisik, perilaku, pikiran, dan emosi yang negatif yang muncul akibat
adanya tuntutan sekolah atau akademik.untuk stress akademik
peneliti menggunakan skala stress akademik yang diadaptasi dari
educational stress scale for adolescent (ESSA) yang disusun oleh
Sun dkk, (2011). skala ini terdiri dari lima aspek, yaitu pressure for
study (tekanan belajar), workload (beban tugas), worry about grades
(kekhawatiran terhadap nilai), self-expectation (ekspektasi diri), dan
despondency (keputusasaan).
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin Unde, A., & Rahamma, T. (2017). DAMPAK PENGGUNAAN
SMARTPHONE DI LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA Effect of Smartphone Use in School Environments on Student
Learning Achievements. In Jurnal Komunikasi KAREBA (Vol. 6, Issue 2).

Aljomaa, S. S., Mohammad, M. F., Albursan, I. S., Bakhiet, S. F., & Abduljabbar, A. S.
(2016). Smartphone addiction among university students in the light of some
variables. Computers in Human Behavior, 61, 155–164.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.03.041

Azriel, F., Siregar, A., & Daulay, N. (n.d.). The Effect of Academic Stress on Smartphone
Addiction on Students in Medan. https://doi.org/10.30868/ei.v11i02.2348

Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal
Konseling Dan Pendidikan, 5(3), 143–148. https://doi.org/10.29210/119800

Bernroider, E. W. N., Krumay, B., & Margiol, S. (2014). Not without my smartphone!
Impacts of smartphone addiction on smartphone usage. New Zealand: Australasian
Conference on Information Systems

Cho, H.Y., Kim, D. J., & Park, J.W. (2017). Stress and adult smartphone addiction :
mediation by selfcontrol, neuroticism, and extraversion. Stress and Helath.
http://doi.org/10.1002/smi.2749.

Chiu, S.-I. (2014) The Relationship between Life Stress and Smartphone Addiction on
Taiwanese University Students: A Mediation Model of Learning Self-Efficacy and
Social Self-Efficacy. Computers in Human Behavior, 34, 49-57.
http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2014.01.024

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

DiMatteo, M.R. & Martin, L.R. 2002. Health Psychology. Boston: Allyn & Bacon

Freeman, CB. (2008). Internet Gaming Addiction. The Journal for Nurse Practitioners.
pp.42-47.

Gusniarti, U. (2002). Hubungan antara persepsi siswa antara tuntutan dan harapan
sekolah dengan stres siswa di Sekolah Menengah Umum-Plus. Jurnal Psikologika.

Hicks, T., & Heastie, S. (n.d.). High School to College Transition: A Profile of the
Stressors, Physical and Psychological Health Issues That Affect the First-Year On-
Campus College Student. https://digitalcommons.uncfsu.edu/soe_faculty_wp
Karuniawan, A., & Cahyanti, I. Y. (2013). Hubungan antara Academic Stress dengan
Smartphone Addiction pada Mahasiswa Pengguna Smartphone. In Jl. Airlangga
(Vol. 2, Issue 1).

Kadapatti, M., & Vijayalaxmi, A. (2012). Stressor of academic stress- a study on Pre-
universitystudents. Indian J.Sci.Res., 1(3), 171–175. Retrieved
fromhttp://ijsr.in/upload/428127980Paper 30.pdf.

Kai-Wen, C. (2009). A study of stress sources among college student in taiwan. . Journal
of Academic and Business Ethics.

Kupriyanov, R. (2014). The Eustress Concept: Problems and Outlooks. World Journal of
Medical Sciences, 11, 179–185. https://doi.org/10.5829/idosi. wjms.2014.11.2.8433

Kim, D., Lee, Y., Lee, J., Nam, J. E. K., & Chung, Y. (2014). Development Of Korean
Smartphone Addiction Proneness Scale For Youth. Plos One, 9(5), 1-8.

Lazarus and Folkman, (1984). The transactional theory of stress and coping,
developed by Lazarus and Folkman

Lee, Changho., & Lee, Sook-Jung. (2017). Prevalence And Predictiors Of Smartphone
Addiction Proneness Among Korean Adolescents. Children And Youth Services
Review. 77, 10-17. Doi: 10.1016/ J.Childyouth.2017.04.002.

Lin, Y. M., & Chen, S. F. (2009). Academic Inventory of Students at Universities and
Collages of technology.

Mulyadi, S., Rahardjo, W., & Basuki, A. M. H. (2016). The Role of Parent-child
Relationship, Self-esteem, Academic Self-efficacy to Academic Stress. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 217, 603–608.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.02.063

Misra, R., & McKean, M. (2000). College Students' Academic Stress And Its Relation to
Their Anxiety, Time Management, and Leisure Satisfaction. American Journal of
Health Studies.

Munandar, Utami. (2004). Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah :


Jakarta: Gramedia

Novianto,A. (2012). Informasi Teknologi terkini di Penghujung tahun. (penelitian)


Jakarta: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Gunadarma.

Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. (2016). College Rules! 4th Edition How to Study,
Survive, and Succeed. New York: Ten Speed Press [On-line] Diakses dari:
https://books.google.co.id/books/about/ College_Rules.html?id=l0LTCwAAQ
BAJ&redir_esc=y Diakses tanggal 23 September 2022
Purwati, M., & Rahmandani, A. (2018). HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA
TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG (Vol. 7, Issue 2).

Robotham, D. 2008. Stress among higher education students: towards a research agenda.
Higher Education, Vol. 56, No. 6, 735–746

Shahmohammadi, N. (2011). Students’ Coping With Stress At High School Level


Particularly At 11 Th & 12 Th Grade. Procedia - Social And Behavioral Sciences,
30, 395–401.

Song, I., LaRose, R., Eastin, M. S., & Lin, C. (2004). Internet Gratification and Internet
Addiction: On the Uses and Abuses of New Media. CyberPsychology & Behavior,
7, 384-394.
http://dx.doi.org/10.1089/cpb.2004.7.384

Sun, J., Dunne, M. P., Hou, X. Yu, & Xu, A. Qiang. (2011). Educational Stress Scale For
Adolescents: Development, Validity, And Reliability With Chinese Students.
Journal Of Psychoeducational Assessment, 29(6), 534–546

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2014). Health psychology biopsychosocial interactions.


amerika:Wiley.

Waskitha, Bangkit Galih (2017) HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DENGAN


KECANDUAN SMARTPHONE PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG.

Anda mungkin juga menyukai