UNIVERSITAS MALAHAYATI
(PROPOSAL)
DISUSUN OLEH :
NPM. 16310206
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
semua tahap pendidikannya. Kewajiban utama bagi siswa sebagai pelajar adalah
belajar. Akan tetapi saat ini tidak sedikit siswa yang beranggapan bahwa melakukan
aktifitas belajar merupakan hal yang membosankan. Misalkan saja akhir-akhir ini
banyak ditemukan siswa yang malas masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas rumah
dan memiliki prestasi yang rendah. Dalam proses belajar siswa, hambatan atau
kendala yang dihadapi biasanya terjadi karena motivasi belajar peserta didik masih
rendah, hal ini berakibat pada rendahnya dorongan untuk melakukan aktivitas
belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas
usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang
menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar mahasiswa tetap jalan. Hal
dorongan, dan tujuan. Kebutuhan muncul apabila ada kesenjangan antara kenyataan
dengan apa yang sudah dan belum dimiliki. Dorongan muncul karena adanya
1
2
inti dari motivasi. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai seseorang agar
Abdulyatama yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sebanyak 59 (44,7%) yang
memiliki motivasi belajar rendah. Sementara itu, Suciani dan Rozali (2014)
belajar tinggi.
angkatan tahun 2018 memiliki 80% penurunan pada motivasi belajarnya dan 20%
menurunnya motivasi belajar dari hasil wawancara adalah kepercayaan diri sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan motivasi belajar. Yaitu ada fakrtor
laku dalam hal ini yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil suatu penilaian
dinyatakan dalam bentuk IPK. Hasil belajar yang ditunjukkan oleh seseorang
dipengaruhi oleh faktor internal misalnya motivasi dan faktor eksternal misalkan
3
dukungan orang tua atau keluarga (Hamid & Chandra, 2013). Motivasi
menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar peserta didik. Belajar
2008).
Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai sebuah situasi
dan hasil menguntungkan (Santock, 2012). Efikasi diri berkaitan dengan tiga proses
melalui pilihan yang dibuat berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Ketika
lancar, pelajar akan menjadi lebih baik dalam beraktivitas, berkerja, dan
mahasiswa akan mampu mengatur hal yang efektif dan dapat mengatasi setiap
(Burgoon, 2008).
menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan
misalnya orangtua, anak, saudara, rekan kerja dan kerabat (Susilowati et al., 2016).
dari orang tua, akan mempengaruhi seorang mahasiswa untuk selalu giat belajar dan
dukungan sosial orang tua yang baik, maka ia akan memperoleh motivasi untuk
belajar yang tinggi, dan sebaliknya dukungan sosial orang tua yang buruk akan
seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal meliputi lingkungan
(alam dan sosial), perhatian orang tua, kurikulum, pengajar, sarana prasarana,
fasilitas, dan administrasi, sedangkan faktor yang kedua yaitu faktor internal yang
meliputi fisiologis (kondisi fisik) dan psikologi (sikap, bakat, minat, kecerdasan, dan
Motivasi yang baik dalam belajar akan menujukkan efikasi diri yang baik dan
menjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha,
keyakinan, kemampuan, terutama didasari oleh motivasi maka siswa natural yang
merupakan dukungan sosial yang diterima individu melalui interaksi sosial dalam
akan belajar dengan tekun dan menghasilkan hasil dan tujuan tercapai. Intensisasi
motivasi siswa akan menentukan tingkat pencapaian tujuan hasil belajar yang
Seseorang yang mempunyai efikasi diri yang tinggi akan lebih termotivasi
untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang maka tingkat
motivasinya akan semakin tinggi pula. Hal ini dicerminkan dengan besarnya usaha
5
Ia akan terus mengerjakan tugas-tugasnya dan tidak mudah menyerah dan bertahan
efikasi diri dan dukungan sosial orangtua dengan motivasi belajar pada mahasiswa
Apakah terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial orang tua
Menjelaskan hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial orang tua dengan
2. Bagi mahasiswa: mengetahui cara untuk memiliki motivasi belajar dengan baik
cross sectional.
TUJUAN PUSTAKA
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai sesuatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intren. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat
di artikan sebagi daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif untuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain motivasi adalah
belajar.
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Motivasi belajar dapat timbul karena dua faktor yaitu faktor
intrinsik dan ektrinsik. Faktor intrinsik (dari dalam) meliputi keinginan untuk
8
9
cita-cita. Faktor ekstrinsik (dari luar) meliputi adanya penghargaan atas suatu
menarik.
motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam dan luar diri siswa
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Hasrat dan keinginan untuk berhasil
motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas
pangkat.
dalam bentuk lainnya terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar peserta
didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk
lebih baik.
permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi peserta
bermakna.
oleh lingkungan.
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
11
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal,
belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada motivasi berupa hukuman,
yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk
sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar antara lain:
demikian karena motivasi belajar memberikan dorongan dan energi lebih pada
yang ditentukan.
fokus pada tujuan belajar, dan sebagai penggerak untuk menambah semangat
Menurut Siregar (2014) terdapat enam faktor yang terbagi menjadi factor
internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi Motivasi Belajar dalam proses
pembelajaran yaitu:
1. Internal
d. Efikasi diri
2. Eksternal
c. Pengajar adalah salah satu faktor yang memiliki peran besar dalam
diperlukan untuk menghasilkan suatu hal. Individu yang yakin atas kemampuan
penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau
salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Menurut Ghufron & Risnawita (2014) efikasi diri merupakan salah satu aspek
pengetahun tentang diri atau self knowledge yang berpengaruh dalam kehidupan
sehari– hari. Hasil proses kognitif berupa keyakinan, keputusan tentang sejauh
suatu tugas. Individu memiliki keefektifan yaitu individu mampu menilai dirinya
keteguhan individu.
Bandura (dalam Ghufron & Rini, 2010) mengemukakan tiap individu itu
berbeda satu sama lain berdasarkan 3 dimensi dari efikasi diri, yaitu magnitude,
halangan untuk mencapai tuntutan itu sedikit, maka aktiviitas lebih mudah
dihadapinya.
Brown dkk (dalam Nuruddin, 2015) mengacu pada aspek efikasi diri yaitu
3. Yakin bahwa diri mampu berusaha dengan keras, gigih, dan tekun
Dari beberapa indicator di atas dapat disimpulkan bahwa dalam efikasi diri
Adman (2017) Efikasi diri yang telah terbentuk akan mempengaruhi dan
pada proses kognitif seseorang sangat bervariasi. Pertama, efikasi diri yang
semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri
dan yang memperkuat serta yang akan memperkuat suatu tujuan individu
yaitu komitmen yang baik. Individu dengan efikasi diri yang kuat akan
tujuan yang diciptakan individu bagi dirinya sendiri dengan seberapa besar
dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada
situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat
Individu yang yakin pada dirinya sendiri dapat menggunakan kontrol pada
sering kali dipelajari dari orang tua, guru, dan anggota kelompok.
akan diambil oleh indvidu. Individu menghindari aktivitas dan situasi yang
yang menantang dan memilih situasi yang dinilai mampu untuk diatasi.
proses, yaitu :
menghancurkan.
situasi yang mengancam akan merasa tidak cemas dan merasa tidak
oleh orang–orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang
tersebut, dukungan sosial dapat merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga diri
atau segala bentuk bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok.
Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal,
bantuan nyata, atau tindakan yang didapatkan karena kehadiran orang lain dan
(M.Thahir, 2016). Lebih lanjut dukungan sosial menurut House & Khan adalah
(Pamungkas, 2016):
1. Kebutuhan Fisik
23
22
sosial.
2. Kebutuhan Sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh
Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin
3. Kebutuhan Psikis
perasaan religius, yang tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.
1) Appraisal Support
2) Tangiable Support
Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik dalam
23
menyelesaikan tugas
atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari
4) Belonging Support
rasa kebersamaan.
anak, kerabat, pasangan hidup, sahabat rekan kerja, dan juga tetangga
(Harijanto, 2017). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wentzel bahwa
yang berarti bagi individu, seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan
sekerja, saudara, dan tetangga, teman- teman dan guru disekolah (Lastary &
Rahayu, 2018).
orang tua (Kusrini & Prihartanti, 2017). Jadi dukungan sosial orang tua adalah
dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional,
dengan kesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri,
percaya diri, motivasi dan kesehatan mental. Dukungan sosial orang tua dapat
dibagi menjadi dua hal, yaitu dukungan yang bersifat positif dan dukungan yang
24
2.4 Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Orangtua Dengan Motivasi
Belajar
mempengaruhi motivasi belajar adalah, salah satunya yaitu efikasi diri. Efikasi
Siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung untuk memfokuskan
kesulitan yang mungkin terjadi. Pervin & John (dalam Bandura, 1997)
seseorang yang mempunyai self- efficacy yang tinggi akan lebih memiliki
motivasi belajarnya akan semakin tinggi pula. Hal ini dicerminkan dengan
orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan berusaha lebih keras di
terdapat tiga aspek efikasi diri yaitu: Mangnitude adalah aspek yang berkaitan
dengan tingkat kesulitan tugas yang dilakukan, Strength adalah aspek yang
aspek yang berhubungan dengan luas bidang tugas atau tingkah laku yang
25
mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Faktor Efikasi diri menurut
Dukungan orang tua merupakan faktor yang bersifat social, hal ini baik
pribadi maupun keberhasilan anak. Dukungan orang tua adalah peran orang tua
tua yang positif berkaitan dengan hubungan yang erat antara orang tua dan
anak, rasa harga diri yang tinggi keberhasilan akademis dan perkembangan
moral yang maju (Gunarsa, 2004). Sesuai pendapat Syah (2004) faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar berasal dari faktor sosial salah satunya
keterlibatan langsung dalam belajar anak, mereka melihat dukungan orang tua
belajar karena orang tua merupakan tokoh yang sangat berperan dalam
peran orang tua siswa dalam memberikan kemudahan dalam belajar anaknya,
orang tua yang dikemukakan oleh Sarafino (1996) dan Friedman (1998) yang
Motivasi
Belajar
Faktor
Intrinsik
(Siregar Faktor Ekstrinsik
2014)
Dukungan
Sosial
Orangtua
= Tidak di teliti
= Diteliti
METODE PENELITIAN
hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial orangtua dengan motivasi
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah
29
30
3.4.2 Sampel
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagi data. Untuk menghitung besar sample dapat digunakan
n=
n=
n = 124
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Bersar sampel
independen dan variabel dependen dengan istilah yang akan di gunakan peneliti
ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang
Variabel independen dalam penelitian ini adalah efikasi diri dan dukungan
sosial orangtua.
Tujuan) dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTS Negeri Kaliangkrik”.
Kuesioner ini mempunyai 35 item pernyataan yang telah dilakukan uji validitas
Cronbach sebesar 0,801. Oleh karena itu reliabilitas skala itu baik karena
33
nilainya hampir mendekati 1 dan terdiri dari 35 item yang valid. Dalam
jawaban alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Penilaian Pernyataan
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
No Kategori Keterangan
.
1 X > 102 Tinggi
2 68 ≤ X ≤ 102 Sedang
3 X < 68 Rendah
dengan judul “Hubungan Efikasi Diri Dan Kecemasan Dengan Motivasi Belajar
dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dengan skor reliabilitas yang dihitung
menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,836. Oleh karena itu reliabilitas skala
itu baik karena nilainya hampir mendekati 1 dan terdiri dari 18 item yang valid.
34
Dalam skuesioner ini, cara penilaian yang digunakan yaitu dengan menggunakan
jawaban alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
1 X > 45 Tinggi
2 27 ≤ X ≤ 45 Sedang
3 X < 27 Rendah
uji validitas dan reliabilitas, dengan skor reliabilitas yang dihitung menggunakan
Alpha Cronbach sebesar > 0,600. Oleh karena itu reliabilitas skala itu baik
karena nilainya hampir mendekati 1 dan terdiri dari 35 item yang valid.
menggunakan jawaban alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun untuk skor masing-masing
Penilaian Pernyataan
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 68 ≤ X ≤ 102 Sedang
3 X < 68 Rendah
36
tahun 2018.
3.10.1 Editing
out atau tidak. Kuesioner yang drop out adalah kuesioner yang tidak langkap,
tidak jelas, jawaban yang diberikan tidak relevan, dan tidak konsisten.
3.10.2 Coding
dilakukan cording yaitu dengan mengganti data mentah (yang ada dalam
mudah dibaca.
3.10.3 Processing
Data yang sudah dilewati pengkodean kemudian di proses agar data bisa
3.10.5 Cleaning
dengan mendeteksi data untuk mengetahui variasi data dan mendeteksi adanya
proporsi menurut bagian karakteristik, variabel yang diteliti baik untuk variabel
menggukanan uji Pearson Product Momen. Uji Pearson Product Momen adalah
salah satu dari beberapa jenis uji kolerasi yang di gunakan untuk mengetahui
derajat keeratan hubungan dua variabel yang bersekala interval atau rasio,
dimana dengan uji ini akan mengembalikan nilainya berkisar -1, 0 dan 1. Nilai
-1 terdapat korelasi negatif yang sempurna, 0 artinya tidak ada kolerasi dan nilai
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan