Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah

Judul: Hubungan antara Motivasi Instrinsik dengan Kepuasan Belajar pada

Mahasiswa

Bahas pendidikan dulu -> Baru bahas tentang belajar

Belajar merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa peningkatan pengetahuan atau

kemahiran. Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik,

pendidik, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan

evaluasi (Simamora, 2009). (ini jadiin nyambung dengan paragraph 1)

Note: 1 paragraf itu terdiri dari 3-5 kalimat. Satu lembar berisi 2-3 paragraf.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. (Paragraf 1).

         Menurut Siswoyo (2017), mahasiswa adalah orang yang sedang menimba ilmu di

perguruan tinggi, termasuk instansi negeri maupun swasta (Bagian ini gak perlu, karena

kalimat setelahnya bahas ini juga). Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses

menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu

bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan

universitas (Hartaji, 2012). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online,

kbbi.web.id).

         Tugas utama mahasiswa adalah melakukan kegiatan belajar. Belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku berdasarkan praktik atau pengalaman baru. Perbuahan tingkah

laku tersebut terjadi akibat interaksi  dengan situasi yang ada bukan terjadi dengan sendirinya

karena kedewasaan sesorang (Iskandar, 2009) (Tadi kan diatas bahas tentang belajar, kok

diulang?). Menurut Siallagan (2011), mahasiswa sebagai masyarakat kampus mempunyai

tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca buku, buat makalah, presentasi,

diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di

samping tugas utama, ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna

mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas

inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia

mencarikan solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi. 

Menteri Pendidikan Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020

tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Akibat

dari pandemik Covid-19 ini, menyebabkan (Ganti aja)  Pemerintah Indonesia menerapkan

berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan

himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk

menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan,

perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya

tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran

pandemik Covid-19 yang terjadi saat ini. Hal ini mengakibatkan penutupan sekolah di

seluruh Indonesia dan mendorong seluruh elemen pendidikan agar dapat melakukan

pembelajaran secara daring termasuk jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu, dengan
diberlakukannya proses pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai macam

fasilitas penunjang yang mendukung menjadi sebuah solusi efektif dalam mereduksi

penyebaran virus Covid-19 dalam sektor pendidikan (Herliandry, Nurhasanah, Suban, &

Kuswanto, 2020).   

            Penelitian sebelum oleh (Nurrohim, 2020) (Ganti aja). Nurohim (2020) menyatakan

bahwa pembelajaran online atau daring mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap siswa

selama pandemi Covid-19. penelitian oleh (Aureza, 2021) pembelajaran daring

mempengaruhi 60 % tingkat kepuasan terhadap siswa. Menurut (Yunita et al, 2021) Menurut

Yunita et al. (2021), proses belajar mangajar berbasis daring atau online selama covid-19

cukup memuaskan. Menurut (Hakim & Mulyapradana, 2020) pembelajaran online

mempengaruhi tingkat kepuasan dan motivasi belajar mahasiswa. Berita bahwa kepuasan

belajar rendah.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 8 Oktober 2022 terhadap 8 orang

mahasiswa Universitas Mercu Buana. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana

Yogyakarta, terdapat 8 mahasiswa menempuh pendidikan S1 di Universitas Mercu Buana

Yogyakarta (Hapus). 5 dari 8 subjek mengatakan bahwa kurangnya fasilitas belajar di

kampus dapat mempengaruhi kepuasan belajar pada mahasiswa. 7 dari 8 subjek mahasiswa

mengatakan kurangnya kemauan universitas untuk mendengar saran dan suara dari

mahasiswa membuat mahasiswa tidak mencapai kepuasan belajarnya. Selain itu kurangnya

kepedulian kampus atau universitas terhadap mahasiswa maka hal ini akan berdampak bagi

mahasiswa untuk mencapai kepuasan belajarnya. 5 dari 8 subjek juga mengatakan

penampilan gedung yang kurang baik termasuk perawatan gedung dan kebersihan,tentunya

akan membuat mahasiswa tidak merasa nyaman dengan hal ini maka akan membuat subjek

tersebut tidak mendapatkan kepuasan belajar.


Coba kamu cek kepuasan belajar kamu pake teorinya siapa? Nah, dimensi/aspeknya apa aja.

Nanti itu dijadikan parameter pertanyaan. Misal salah satu dimensi kepuasa belajar itu

tentang kualitas pengajaran dari dosen. Tanya terkait ini. Misal, gimana kualitas pengajaran

di UMBY? Apakah puas dengan kualitas pengajaran yang telah diberikan??

Lalu hasil wawancara diataspeneliti menarik kesimpulan bahwa fasilitas belajar

dapat mempengaruhi hasil prestasi belajar pada mahasiswa (kok jadi bahas fasilitas belajar

dan prestasi belajar??) Fokus ke kepuasan belajar. Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Menurunnya prestasi belajar dikarenakan oleh fasilitas belajarnya kurang memadai maka

prestasi belajarnya akan rendah,dan sikapnya menjadi acuh mudah putus asa kurang perhatian

dalam belajar dan tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran. 

         Faktor-faktor yang mempengaruhi diganti kepuasan belajat (ini nanti ganti, aku

kirimkan materinya) prestasi belajar menurut Madonat (2008) ada dua, yaitu faktor internal

yang merupakan faktor dari dalam diri siswa yang meliputi : minat, bakat, motivasi, tingkat

intelegensi. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar siswa yang meliputi kondisi lingkungan

masyarakat serta lingkungan dan metode. buah motivasi perhatian sangat di butuhkan oleh

mahasiswa terlebih mahasiswa merupakan remaja dimana emosi yang masih stabil dapat

mempengaruhi pembelajarannya. 

Teori kepuasan belajar yang nyambung ke motivasi intrinsik

Ini pake teorinya Herzberg (teori Motivasi Dua Faktor Herzberg menjelaskan tentang

motivasi instrinsik dan ekstrinsik)

         Motivasi yang berasal dari kata motif memiliki arti daya dorong, keinginan,

kebutuhan dan kemauan (Romadon & Maryam, 2019).  Motivasi merupakan suatu kekuatan

yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, termasuk belajar.

Motivasi untuk melakukan belajar adalah penting dalam melakukan kegiatan belajar
dikarenakan motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan seseorang.

Seseorang cenderung akan bersemangat untuk menyelesaikan suatu kegiatan karena ada

motivasi yang kuat dalam dirinya. 

         Menurut (Buchari 2009) Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan

motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau implus. Motivasi seseorang tergantung

kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan

menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini sering kali berkurang apabila telah

mencapai kepuasan ataupun menemui kegagalan Menurut (Sardiman 2014) yang di kutip

oleh Aziz mengemukakan bahwa Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena dari dalam diri individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi Ekstrinsik adalah motif-

motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

         Menurut Widayat (2015) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,

tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk

dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya

kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai

tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

         Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh ( Saragih dan Kumara.,

2018), disimpulkan sejumlah hal. Strategi belajar bahasa yang digunakan oleh pelajar dengan

tingkat motivasi intrinsik tinggi, sedang dan rendah berbeda secara signifikan. Pelajar dengan

motivasi intrinsik tinggi lebih sering menggunakan seluruh strategi belajar bahasa, yang

terdiri atas strategi memori, kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif dan sosial
dibandingkan pembelajar dengan motivasi intrinsik sedang dan rendah. Motivasi intrinsik

memberi sumbangan sebesar 62% terhadap penggunaan strategi belajar bahasa. Strategi

belajar bahasa yang digunakan oleh pelajar dengan gaya belajar visual, auditori, individual

dan kelompok tidak berbeda secara signifikan. (tambahkan dukungan penelitian terdahulu).

         Berdasarkan pembahasan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

menindaklanjuti permasalahan tersebut yaitu untuk mengetahui bagaimana motivasi intrinsik

dapat mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa?

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi

intrinsik dengan prestasi belajar pada mahasiswa 

3. Manfaat penelitian

a.                   Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai prestasi belajar dan

motivasi intrinsik pada mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan di bidang psikologi maupun pendidikan mengenai hubungan

antara motivasi intrinsik dengan prestasi belajar pada mahasiswa 

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada instansi pendidikan

yang ada di Yogyakarta mengenai permasalahan apa yang mungkin terjadi selama

kuliah daring dilaksanakan dan bisa membantu untuk menanggulanginya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Motivasi Intrinsik

1. Pengertian Motivasi Intrinsik 

Menurut Widayat (2015) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang

membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari

buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar

itu sendiri.

         Menurut Sri Hapsari (2005) motivasi Intrinsik pada umumnya terkait dengan

bakat dan faktor intelegensi dalam diri siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul sebagai

suatu karakter yang telah ada sejak seseorang dilahirkan, sehingga motifasi tersebut

merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh faktor endogen, faktor dunia dalam,

dan sesuatu bawaan (Singgih, 2008), menurut Thursam (2008), seorang siswa yang

memiliki motivasi intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh guru maupun

orang tua. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa dalam belajar akan lebik kuat lagi

apa bila memiliki motivasi eksrtrinsik


Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa  Motivasi intrinsik

adalah motif yang berasal dari dalam diri sendiri atau dorongan yang berasal dari

dalam individu untuk melakukan sesuatu. Motif ini berasal dari dalam diri sendiri

tidak ada dorongan dari luar untuk mendapatkan motif ini.

2.                  Aspek motivasi intrinsik

Aspek aspek motivasi intrinsik menurut Ghufron & Risnawati (2011) ada empat

yaitu:

a.       Kesenangan

Individu melakukan suatu pekerjaan karena merasa senang dengan pekerjaan

tersebut dan tidak disertai dengan rasa keterpaksaan. 

b.      Ketertarikan

Keinginan individu dalam melakukan suatu pekerjaan karena merasa

pekerjaan tersebut memiliki daya tarik tersendiri. 

c.       Mengerti akan kemampuannya

Tingkat individu dalam melakukan pekerjaannya secara baik dan benar

didorong oleh kemampuan yang ada pada diri individu tersebut. 

d.      Kebebasan untuk memilih

Individu bebas memilih suatu tugas pekerjaan yang dirasa sangat tepat dan

cocok untuk dijalaninya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa ada 4 aspek yang

mempengaruhi Motivasi Intrinsik yaitu kesenangan, ketertarikan, mengerti akan kemampuan,

kebebasan untuk memilih.


3.                  Faktor faktor yang mempengaruhi Motivasi Intrinsik 

         Menurut Sri Hapsari (2005 ) faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik

pada umumnya terkait dengan faktor intelegensi dan bakat dalam diri siswa. Sri Esti

berpendapat, bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti

kepuasan. Singgih (2008), mengemukakan bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh

faktor endogen, faktor konstitusi, faktor dunia dalam, sesuatu bawaan, sesuatu yang

telah ada yang diperoleh sejak dilahirkan. Selain itu, motivasi intrinsik dapat

diperoleh dari proses belajar. Seseoran yang meniru tingkah orang lain, yang

menghasilkan sesuatu yang menyenangkan secara bertahap, maka dari proses tersebut

terjadi proses internalisasi dari tingkah laku yang ditiru tersebut sehingga menjadi

kepribadian dari dirinya. Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik antara lain :  keinginan

diri,kepuasan,kebiasaan baik dan kesadaran

 
B. Kepuasan Belajar 

1. Pengertian Kepuasan Belajar

         Menurut Memet Mulyadi  (2008) kepuasan merupakan keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif terhadap

berbagai kegiatan dan tanggapannya menghadapi lingkungan luar. Kepuasan yang dimiliki

individu berbeda beda,namun apabila individu tersebut sudah merasa bahwa ia merasa senang

akan sebuah hasil atau sudah mencapai sebuah keinginannya dengan senang maka hal ini

dapat di sebut kepuasan.

Menurut Sopiatin (2010:33) mengemukakan kepuasan mahasiswa adalah sesuatu perilaku

positif mahasiswa terhadap pelayanan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh tenaga

pendidik sebab terdapatnya kesesuaian antara apa yang diharapkan serta diperlukan dengan

realitas yang diterimanya

Menurut pemaparan Husaini yang di kutip oleh Hermawan (2015) “kepuasan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara apa yang diterima dengan

harapannya.”. Kepuasan juga dirasakan oleh mahasiswa,namun dalam penelitian ini yang

akan di bahas adalah kepuasan belajar.  Seiring berjalannya zaman mahasiswa pastinya

mempunyai tingkat kepuasan dalam belajar sendiri sendiri hal ini di karenakan dengan

adanya sebuah perbedaan pada masing-masing individu, semakin memadai sarana dan

prasarana pendidikan maka semakin tinggi tingkat kepuasannya, dan begitu pula sebaliknya.

   Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa Kepuasan Belajar adalah tingkat

perasaan yang dimiliki individu atas pencapaian yang didapatkan individu tersebut dari hasil
belajarnya. Namun hasil pencapaiannya ini tidak luput dari campur fasilitas Pendidikan yang

diterimanya.

2.                  Aspek Aspek Kepuasan Belajar

Menurut Novanto (dalam Kotler 1977) aspek kepuasan belajar yaitu :

a.                   Kepuasan belajar ini dikenali melalui aspek reliablity,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible. Hal ini menurutnya dapat

diterapkan jika di terapkan pada perguruan tinggi yaitu reliability (keandalan)

adalah kemampuan universitas untuk memberikan jasa sesuai yang dijanjikan,

tepat, terpercaya, dan konsisten.

b.                  Responsiveness (keresponsifan) yaitu kemauan

universitas/fakultas untuk membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan

cepat, dan bermakna, serta kesediaan mendengar dan mengatasi keluhan

mahasiswa, misalnya penyediaan sarana-prasarana.

c.                   Assurance (kepastian) yaitu kemampuan universitas/fakultas

untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah

dikemukakan kepada mahasiswa.

d.                  Empathy (empati) yaitu kepedulian universitas/fakultas memberi

perhatian secara pribadi. Jika mahasiswa mengeluh maka harus dicari solusi

untuk mencapai persetujuan yang harmonis dengan menunjukkan rasa peduli

yang tulus.

e.                   Tangible (berwujud) yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan,

dan berbagai media komunikasi. Misalnya gedung, penataan ruangan,

kebersihan, dan peralatan fisik lainnya.


Berdasarkan uraian di atas ada 5 aspek Kepuasan Belajar yaitu aspek reliablity,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible. (Ini seriusan teorinya ini??) Kotler dan

Keller ini pakar marketing. Ini dimensi kualitas pelayanan.

3.                  Faktor faktor yang mempengaruhi Kepuasan Belajar

Menurut Sulistyono (2013) kepuasan belajar mahasiswa dapat di pengaruhi oleh beberapa

faktor secara umum faktor itu di bagi menjadi tiga, yaitu :

a.                   faktor administrasi

Dalam proses administrasi dengan kinerja administrasi yang baik hal ini juga

mempengaruhi kepuasan belajar mahasiswa. Pelayanan jasa yang baik yang di berikan oleh

Perguruan Tinggi akan mempengaruhi kepuasan belajar tersendiri untuk setiap mahasiswa hal

ini di karenakan kesiapan para staff atau petugas administrasi seperti TU,Pelayanan

Keuangan,Satpam Tukang Parkir dan Customer Service yang mempunyai ketulusan dalam

melayani dan membantu, kesiapan menerima keluhan mahasiswa, dan sikap serta perilaku

dalam memberikan pelayanan, merupakan cerminan dari kualitas administrasi perguruan

tinggi itu.

b.      faktor dosen, 

Dalam proses belajar tentunya mahasiswa akan berkomunikasi dengan dosen. Dengan

bagaimana dosen tersebut menyampaikan materi kepada mahasiswa. Dengan dosen

menyampaikan materi pembelajaran dengan baik ke mahasiswa hal ini akan menjadikan

kepuasan belajar untuk mahasiswa tersebut. Dalam proses pembelajaran mahasiswa yang

mempunyai keaktifan untuk berkomunikasi bertanya menanggapi hal ini akan memberikan

nilai positif sendiri untuk mahasiswa tersebut dan dosen tersebut,selain memudahkan

mahasiswa untuk belajar dengan bertanya hal yang belum di pahami hal ini juga dapat
membuat dosen lebih mengenal mahasiswa dan mengenal kemampuannyauntuk lebih

meningkatkan kualitas pembelajarannya.

c.       faktor ketersediaan fasilitas.

Ketersediaan fasilitas dalam sebuah perguruan tinggi. Apabila fasilitas tersebut dapat

memenuhi mahasiswa maka akan memberikan kepuasan tersendiri bagi mahasiswa. Dengan

adanya ruang belajar yang bersih dan aman tentunya akan membuat mahasiswa menjadi lebih

tenang saat menjalankan proses pembelajaran dengan lancar dan baik untuk belajar,wifi atau

hotspot yang lancar juga dapat memberikan kepuasan tersendiri. Karena dengan

perkembangan internet sekarang semua mahasiswa mempunyai kebutuhan yang

menggunakan internet,apabila hotspot yang di berikan sebuah Perguruan tinggi baik dan

cepat hal ini juga dapat memudakan mahasiswa untuk membantu proses pembelajaran.

Keyamanan ruang belajar,dengan ruang belajar yang bersih dan aman tentunya akan

membuat mahasiswa menjadi lebih tenang saat Dalam kepuasan belajar, pelayanan yang di

berikan oleh Perguruan tinggi tentunya akan dirasakan siswa. Oleh karena itu Jika kinerja

dari sebuah Perguruan tinggi maka akan memenuhi harapan, untuk mahasiswanya. Kepuasan

atau kesenangan yang tinggi akan menciptakan kelekatan emosional, hal ini juga akan

memberikan sebuah memori yang menarik untuk mahasiswa nya ia akan mengenang karena

apa yang di berikan Perguruan Tinggi tersebut dapat memenuhi harapannya untuk mencapai

sebuah kepuasan belajar dan mencapai tridharma perguruan tinggi. Apabila seorang

mahasiswa mencapai kepuasan belajarnya maka hal ini akan berpengaruh ke pencapaian

individu dalam meraih masa depannya salah satunya dalam dunia kerja dengan adanya

fasislitas dari Perguruan Tinggi maka akan membantu mahasiswa menggapai harapannya.

Apabila Perguruan tinggi memberikan pelayanan jasa yang baik hal ini akan memberikan
kepuasan tersendiri untuk mahasiswanya,selain itu Perguruan Tinggi tersebut maka akan

mempunyai beban tanggung jawab menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Belajar di pengaruhi oleh

beberapa faktor secara umum yaitu : faktor administrasi, faktor dosen, dan faktor

ketersediaan fasilitas.

C. Hubungan antara Motivasi Intrinsik dengan Kepuasan Belajar

Menurut Widayat (2015) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,

tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk

dibacanya. Oleh karena itu motivasi Intrinsik sering di sebut motivasi atau dorongan yang

berasal dari diri individu tidak perlu sebuah rangsangan dari faktor eksternal.

 Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori dari Purwanto yang

mengemukakan bahwa salah satu faktor yang turut mempengaruhi hasil belajar peserta didik

adalah motivasi intrinsik (Purwanto,2014). Hasil belajar akan meningkat jika motivasi peserta

didik untuk belajar juga bertambah. Semakin kuat atau semakin lemah motivasi belajar

individu tentu dapat berpengaruhi pada keberhasilan belajar. Sehingga, motivasi belajar harus

diupayakan, khususnya motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri dengan selalu

memikirkan masa depan yang cerah walaupun penuh dengan rintangan yang harus dihadapi

dalam menggapai cita-cita melalui proses belajar (Djamarah, 2011: 166-167).

Dari hasil uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa motivasi yang

mempengaruhi seseorang sangat beraneka ragam namun motivasi yang berasal dalam diri

memiliki pengaruh sangat besar terhadap perilaku individu dalam organisasi. Motivasi
intrinsik yang berasal dari dalam diri individu sangat mempengaruhi proses yang di lalui,

termasuk dalam kepuasan belajar individu tersebut. Motivasi intrinsik merupakan dorongan

dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu, seperti dalam proses belajar. Saat individu

mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi maka akan menghasilkan kepuasan belajar yang

tinggi, hal ini berpengaruh dalam proses untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

D. Hipotesis

Dari tinjauan pustaka diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis yaitu terdapat

hubungan yang positif antara motivasi intrinsik dengan kepuasan belajar pada mahasiswa.

Artinya semakin tinggi motivasi intrinsik pada mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat

kepuasan belajar pada mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah motivasi intrinsik pada

mahasiswa maka akan semakin rendah pula kepuasan belajar pada mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai