Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, MOTIVASI

BELAJAR, DAN MINAT BELAJAR PADA DISIPLIN


BELAJAR SISWA SMA YP. UTAMA MEDAN

Safira Khairudina
safirakhairudina08@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari riset ini merupakan buat mengenali pengaruh area keluarga, motivasi
belajar, serta permintaan belajar untuk siswa “Sekolah Menegah Atas Yayasan
Pendidikan Utama Medan”, baik secara parsial ataupun simultan. Tata cara
pengumpulan informasi ialah dengan memakai kuesioner dengan membagikan
catatan statment kepada responden. Tata cara analisis informasi yang digunakan
merupakan analisis regresi berganda memakai IBM SPSS 23. 0. Informasi dalam
riset ini merupakan informasi primer dengan variabel terikat ialah disiplin belajar
serta variabel leluasa ialah area keluarga, motivasi belajar, serta atensi belajar.
Hasil yang didapat dalam riset ini merupakan kalau terdapat pengaruh yang
signifikan, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Keluarga Area, Motivasi
Belajar, serta Atensi Belajar secara simultan pada Disiplin Pendidikan dengan F
tabel 18. 321 > F Tabel 2.70. Variabel Area Keluarga, Motivasi Belajar, serta
Atensi Belajar mempengaruhi terhadap variabel disiplin belajar sebesar 34, 4%.
Sebaliknya sisanya sebesar 65, 6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel
dipelajari. Secara parsial area keluarga mempengaruhi terhadap disiplin belajar
dengan nilai t hitung sebesar 2, 454, motivasi belajar mempengaruhi terhadap
disiplin belajar dengan nilai t hitung sebesar 2, 055, serta atensi belajar pendidikan
mempengaruhi terhadap disiplin belajar dengan nilai t hitung sebesar 3, 791.

Kata kunci :
Area keluarga, motivasi belajar, atensi belajar, serta disiplin belajar.
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, tujuan pembangunan dapat tercapai. Penyelenggaraan
pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber
daya manusia di Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul
yang mampu menghadapi persaingan global di abad XXI ini. (Setyawati &
Subowo, 2018).

Pendidikan di Indonesia dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur formal dan
jalur nonformal. Menurut UU no. 20 Tahun 2003 pendidikan formal, yaitu jalur
pendidikan yang berjenjang dan terstruktur, yang terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berjenjang
dan terstruktur.

Dalam proses pembelajaran diperlukan ketertiban dan keteraturan untuk


memenuhi segala peraturan yang berlaku agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik. Untuk mematuhi aturan dan ketertiban membutuhkan disiplin.
Disiplin dapat mendorong pembelajaran konkrit dalam praktik kehidupan di
sekolah dan melakukan hal-hal positif serta menjauhi perilaku negatif (Setyawati
& Subowo, 2018).

Seseorang perlu memiliki sikap disiplin agar mampu menguatkan dirinya


untuk selalu membiasakan diri taat, patuh, dan meningkatkan pengendalian diri.
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, patuh dan patuh pada
peraturan yang berlaku. Sebagaimana dikemukakan oleh Rahman dalam Tu'u
(2004) yang menyatakan bahwa disiplin adalah suatu bentuk upaya pengendalian
diri dan sikap mental seorang individu atau masyarakat dalam mengembangkan
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan berdasarkan
dorongan dan kesadaran yang timbul dalam dirinya. jantung. Senada dengan
pendapat tersebut, Arikunto (1990) menyatakan bahwa disiplin atau strategi
mengacu pada ketaatan seseorang dalam mengikuti aturan atau peraturan karena
didorong oleh kesadaran yang ada dalam hati nuraninya.

Dalam kehidupan sehari-hari diperlukan sikap disiplin agar segala sesuatu


yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Dalam proses pembelajaran juga diharapkan adanya sikap disiplin agar siswa
dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut
Gunarsa (2012), disiplin belajar adalah ketaatan dan ketaatan pada aturan tertulis
dan tidak tertulis dalam proses perubahan perilaku yang bertahan sebagai hasil
dari latihan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengarkan, dan
mengikuti arahan.

Disiplin tidak dapat terbentuk atau tumbuh dengan sendirinya, tetapi perlu
kesadaran diri, pelatihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus
dimulai sejak dini. Berdasarkan hasil observasi, masih ada beberapa siswa yang
belum memiliki kedisiplinan belajar. Masih ada mahasiswa yang tidak menaati
peraturan kampus, masih ada mahasiswa yang datang terlambat ke kampus,
kurang tepat dalam menyampaikan tugas, masih ada mahasiswa yang tidak
memperhatikan dosen saat dosen menjelaskan materi, menggunakan handphone
saat pembelajaran.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh positif


lingkungan keluarga terhadap disiplin belajar siswa, (2) mengetahui pengaruh
positif motivasi belajar terhadap disiplin belajar siswa, (3) mengetahui pengaruh
positif minat belajar terhadap disiplin belajar siswa, dan (4) untuk mengetahui
pengaruh positif lingkungan keluarga, motivasi belajar, dan minat belajar secara
simultan terhadap disiplin belajar siswa.

TINJAUAN TEORITIS
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seseorang.
Seseorang tumbuh, berkembang, dan mendapatkan pendidikan pertamanya dari
keluarga. Menurut Gunarsa (2009) bahwa lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pertama yang pada mulanya mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap anak. Senada dengan pemikiran Gunarsa, Tu'u (2004) mengatakan
bahwa pada satuan pendidikan terkecil yaitu keluarga, keluarga merupakan
pendidikan pertama yang didapatkan seorang anak dan dapat mendominasi
perkembangan seorang anak. Munib (2016) mengatakan bahwa keluarga adalah
faktor pertama, sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan lain, lembaga
keluarga pertama ada.

Sutjipto Wirosidjojo dalam Slameto (2010) mengatakan bahwa keluarga


adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Senada dengan pemikiran Sujtipto
Wirosidjojo, Hasbullah (2009) mengatakan bahwa lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama mendapat pendidikan dan bimbingan. Disebut juga lingkungan utama,
karena sebagian besar kehidupan anak berada di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang diterima sebagian besar anak ada di dalam keluarga.

Slameto (2010) mengungkapkan indikator lingkungan keluarga yaitu cara


orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, kondisi
ekonomi keluarga, pemahaman orang tua, dan latar belakang budaya.

Motivasi Belajar
Dalam belajar tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar,
salah satunya adalah motivasi. Sardiman (2011) mengatakan bahwa motivasi
adalah serangkaian usaha untuk memberikan kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan mau melakukan sesuatu. Menurut Agus Dariyo (2013) motivasi adalah
dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh. Wina Sanjaya (2009; 228) mengatakan bahwa “Motivasi
adalah suatu dorongan yang memungkinkan siswa berbuat atau berbuat sesuatu”.
Zainun (2000: 95) menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu proses atau
faktor yang mendorong orang untuk bertindak atau berperilaku dengan cara
tertentu, atas dasar bahwa manusia mudah termotivasi karena jika kebutuhannya
terpenuhi, seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan apa
yang diberikan. tugas. Dimyati dan Mudjiono (2013) menjelaskan bahwa motivasi
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Motivasi mengandung keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan, mengarahkan sikap dan perilaku belajar individu.
Dimyati & Mudjiono (2009) membagi jenis-jenis motivasi menjadi dua, yaitu
a. Motivasi Utama Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-
motif dasar. Motif dasar ini umumnya datang dari sudut pandang biologis atau
fisik.
b. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan
motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada
makanan tanpa belajar. Untuk mendapatkan makanan ini, orang harus bekerja
dulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja.
"Melakukan dengan baik" adalah motivasi sekunder.
Menurut Sardiman (2011) indikator motivasi belajar adalah (a) tekun
dalam menghadapi tugas, bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai, (b) ulet dalam menghadapi kesulitan, tidak mudah
menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar, (c) Menunjukkan minat pada mata
pelajaran, siswa menunjukkan minat atau tertarik pada mata pelajaran akuntansi,
dan (d) Senang memecahkan masalahnya sendiri, siswa dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Minat Belajar
Crow and Crow (1989) dalam Djaali (2008) menyatakan bahwa minat
adalah sesuatu yang dapat mendorong siswa berkaitan dengan benda, orang,
kegiatan, atau pengalaman yang dirangsang dari kegiatan itu sendiri. Menurut
Sardiman (2011) minat adalah situasi siswa yang berkaitan dengan situasi yang
berkaitan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri.
Menurut Slameto (2010), minat adalah perasaan suka dan rasa keterikatan
terhadap sesuatu atau kegiatan, tanpa disuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan, semakin besar minat.
Menurut Sudaryono (2013) dimensi dan indikator minat belajar yaitu
(a) Passion, indikatornya adalah semangat dan inisiatif;
(b) Minat, indikatornya adalah ketanggapan dan urgensi;
(c) Perhatian, indikatornya adalah konsentrasi dan ketelitian, dan
(d) keterlibatan, indikatornya adalah kemauan, ketekunan, dan bekerja keras.

Disiplin Belajar
Tu'u (2004) menyatakan bahwa disiplin adalah kesadaran diri yang muncul
dari pikiran terdalam untuk mengikuti dan mentaati aturan, nilai, dan hukum yang
berlaku di lingkungan tertentu. Senada dengan pemikiran Tu'u, Moelino (1993)
dalam Darmadi (2017:321) menyatakan bahwa disiplin adalah ketaatan siswa
terhadap aturan, peraturan dan norma yang berlaku di masyarakat.
Menurut Rachman (1999) dalam Tu'u (2004) menyatakan bahwa disiplin
adalah suatu upaya pengendalian diri atau sikap seseorang dalam melaksanakan
dan mengembangkan ketaatan, ketaatan terhadap disiplin yang didorong oleh
kesadaran yang timbul dari dalam. Menurut Wibisono (2010) Disiplin belajar
adalah suatu keadaan yang diciptakan dan dibentuk melalui proses rangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, ketaatan, kesetiaan, ketertiban
dan keteraturan dalam belajar.
Menurut Tu'u (2004), indikator yang digunakan dalam kedisiplinan belajar
adalah (a) kepatuhan terhadap peraturan sekolah dan (b) kepatuhan terhadap
kegiatan belajar di kampus.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto


(2010), menyatakan bahwa “penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya,
dituntut untuk menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data,
interpretasi data, dan tampilan hasilnya”.
Teknik atau metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner. Dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan
kepada responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
responden mengenai lingkungan keluarga, motivasi belajar, minat belajar, dan
disiplin belajar.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup,


yaitu kuesioner yang telah memberikan jawaban. Responden hanya akan memilih
jawaban yang sudah tersedia. Alternatif jawaban yang digunakan adalah skala
Likert dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-
ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga, motivasi belajar, dan
minat belajar terhadap disiplin belajar Siswa Menengah Atas YP. Utama Medan.
Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, linieritas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji
signifikansi simultan (uji F), uji signifikansi parsial (uji t), dan koefisien
determinasi simultan (R2).

KERANGKA BERPIKIR
Kerangka pikir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seperti
yang terlihat pada grafik.
H1
Keluarga Lingkungan

(X1)
H4
Sedang belajar Pembelajaran
Motivasi Siswa Disiplin
(X2) (Y)
H2

Minat
Sedang belajar
(X3) H3
HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan teori-teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap disiplin belajar

siswa.

H2 : Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap disiplin belajar siswa.

H3 : Ada pengaruh positif terhadap minat belajar siswa.

H4 : Terdapat pengaruh positif lingkungan keluarga, motivasi belajar, dan minat

belajar terhadap disiplin belajar siswa.

VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi operasional variabel Indikator


Keluarga Lingkungan keluarga adalah yang 1. Cara orang tua
Lingkungan pertama lingkungan pendidikan mendidik.
(X1) untuk anak-anak karena anak- 2. Hubungan antara
anak menerima pendidikan anggota keluarga
langsung dan bimbingan dari 3. Suasana rumah
keluarga mereka dan ini 4. Situasi ekonomi
mempengaruhi perkembangan keluarga
mereka selanjutnya. Memahami orang tua
Sedang belajar Motivasi belajar merupakan suatu 1. Ketahanan dalam
Motivasi dorongan yang menggerakkan menghadapi
(X2) seseorang untuk belajar dengan kesulitan belajar
sungguh-sungguh 2. Keinginan untuk
sukses
3. Adanya dorongan
dan kebutuhan
dalam belajar
4. Ada apresiasi
dalam belajar
5. Adanya kegiatan
yang menarik
dalam
pembelajaran.
6. Adanya lingkungan
yang kondusif
Minat belajar Minat belajar adalah perasaan 1. Gairah
(X3) suka atau minat untuk belajar, 2. Minat
dengan meminta untuk belajar, 3. Perhatian
seseorang akan lebih sulit untuk 4. Keterlibatan
belajar untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
Disiplin Belajar Disiplin belajar adalah kesadaran 1. Menaati peraturan
(Y) dalam diri seseorang untuk sekolah
mentaati dan mentaati aturan, 2. Kepatuhan terhadap
ketertiban dalam belajar. kegiatan belajar di
sekolah
3. Ketaatan dalam
mengerjakan tugas
pelajaran
4. Ketaatan pada
kegiatan belajar di
rumah
HASIL DAN DISKUSI

A. UJI ASUMSI KLASIK


1. Uji Normalitas
Total_X1 Total_X2 Total_X3 Total_Y
N 100 100 100 100
Normal Parametersa, b Mean 33.25 32.80 30.96 28.18
Std. Deviation 3,448 3,408 3,905 3,202
Most Extreme Differences Absolute .069 .087 .076 .071
Positive .069 .087 .076 .069
Negative -.057 -.051 -.054 -.071
Statistical Test .069 .087 .076 .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .062c .168c .200c,d
a. Distribusi tes Normal.
b. Dihitung dari data.
c. Koreksi Signifikansi Lilliefors.
d. Ini adalah batas bawah dari arti sebenarnya.

Berdasarkan hasil output di atas, Asymp. nilai diperoleh. Sig (2-tailed) the
Variabel Lingkungan Keluarga (X1) sebesar 0,200, variabel Motivasi Belajar (X2)
sebesar 0,062, variabel Minat Belajar (X3) 0,168, dan variabel Disiplin Belajar
(Y) adalah 0,200. Ini menunjukkan Asymp. nilai. Sig (2-tailed) dari keempat
variabel adalah lebih besar dari 0,05, sehingga data variabel penelitian
berdistribusi normal.

3. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistic
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 6,245 3,084 2,025 .046
Total_X1 .209 .085 .225 2,454 .016 .789 1,267
Total_X2 .187 .091 .199 2,055 .043 .707 1,414
Total_X3 .286 .076 .349 3,791 .000 .780 1,282
a. Variabel Dependen : Total_Y

Berdasarkan tabel keluaran “Koefisien” pada bagian “Statistik


Kolinearitas” diketahui bahwa nilai Toleransi variabel Lingkungan Keluarga (X1)
terhadap Disiplin Belajar (Y) sebesar 0,789, Motivasi Belajar (X2) terhadap
Disiplin Belajar (Y ) sebesar 0,707, dan Minat Belajar (X3) terhadap Disiplin
Belajar (Y) sebesar 0,780, di atas 0,10.

Sedangkan nilai VIF untuk variabel Lingkungan Keluarga (X1) untuk


Disiplin Belajar (Y) sebesar 1,267, Motivasi Belajar (X2) untuk Disiplin Belajar
(Y) sebesar 1,414, dan Minat Belajar (X3) untuk Disiplin Belajar (Y) sebesar
1,282 di bawah. 10.00.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Tolerance masing-


masing variabel lebih besar dari >0,10 dan nilai VIF masing-masing variabel
kurang dari <10,00 yang berarti tidak terdapat sikap multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,404 2,020 -1,190 .237
Total_X1 -.055 .056 -109 -996 .322
Total_X2 .118 .060 .230 1,986 .050
Total_X3 .072 .049 .160 1,447 .152
a. Variabel Dependen: Abs_RES

Berdasarkan tabel keluaran “Koefisien” diketahui bahwa Sig. untuk


variabel Lingkungan Keluarga (X1) sebesar 0,322, Motivasi Belajar (X2) sebesar
0,050, dan Minat Belajar (X3) sebesar 0,151. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel lebih besar dari >
0,05 yang berarti tidak terdapat tanda heteroskedastisitas.
B. ANALISIS REGRESI BERGANDA
1. Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 6,245 3,084 2,025 .046
Total_X1 .209 .085 .225 2,454 .016
Total_X2 .187 .091 .199 2,055 .043
Total_X3 .286 .076 .349 3,791 .000
a. Variabel Dependen: Total_Y

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui bahwa Sig. untuk pengaruh


lingkungan keluarga (X1) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,016 < 0,05 dan
nilai t hitung sebesar 2,454 > t tabel 1,984, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima yang artinya terdapat pengaruh Keluarga Lingkungan (X1) terhadap
Disiplin Belajar (Y).

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui bahwa Sig. untuk pengaruh


Motivasi Belajar (X2) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,043 < 0,05 dan nilai
t hitung sebesar 2,055 > t tabel 1,984, sehingga dapat disimpulkan H2 diterima
yang artinya ada pengaruh Motivasi Belajar (X2 ) pada Disiplin Belajar (Y).

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui bahwa Sig. untuk pengaruh


Minat Belajar (X3) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 3,791 > t tabel 1,984, sehingga dapat disimpulkan H3 diterima
yang artinya terdapat pengaruh Minat Belajar (X3 ) pada Disiplin Belajar (Y).

2. Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 369,454 3 123,151 18,321 .000b
Residual 645,306 96 6,722
Total 1014,760 99
a. Variabel Dependen: Total_Y
b. Prediktor: (Konstanta), Total_X3, Total_X1, Total_X2

Berdasarkan output tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk


pengaruh nilai F hitung 18,321 > F Tabel 2,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa
H4 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Lingkungan
Keluarga ( X1), Motivasi Belajar (X2), dan Minat Belajar (X3) terhadap Disiplin
Belajar (Y).

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 .630a .364 .344 2,593
a. Prediktor: (Konstanta), Total_X3, Total_X1, Total_X2

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa koefisien determinasi atau


Adjusted R Square adalah 0,344. Besarnya koefisien determinasi (R Square)
adalah 0,344 atau sama dengan 34,4%. Angka tersebut berarti bahwa variabel
Lingkungan Keluarga (X1), Motivasi Belajar (X2), dan Minat Belajar (X3) pada
variabel Disiplin Belajar (Y) adalah 34,4%. Sedangkan sisanya sebesar 65,6%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Disiplin siswa SMA YP.


Utama Medan
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 23.0 for Windows
menunjukkan hasil Uji Parsial (Uji T) yaitu nilai Sig. untuk pengaruh lingkungan
keluarga (X1) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,016 < 0,05 dan nilai t hitung
sebesar 2,454 > t tabel 1,984 sehingga H1 dapat diterima yang artinya terdapat
pengaruh Lingkungan Keluarga (X1) terhadap Pembelajaran Disiplin (Y) SMA
YP. Utama Medan.
Lingkungan keluarga mempengaruhi disiplin belajar seseorang. Karena
keluarga adalah lingkungan pertama bagi seseorang. Dalam lingkungan keluarga,
seseorang akan mendapatkan pendidikan, bimbingan pertama dari keluarga.
Menurut Hasbullah (2009), lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapat
pendidikan dan bimbingan. Pengasuhan atau bimbingan yang baik dari orang tua
yang menanamkan nilai disiplin sejak dini dapat mempengaruhi kedisiplinan
seseorang dan akan mewujudkan kedisiplinan belajar pada diri seseorang juga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vika
Setyawati dan Wibowo (2018) yang menemukan bahwa lingkungan keluarga
berpengaruh terhadap disiplin belajar dengan nilai t sebesar 10,689. Lain halnya
dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh
secara parsial terhadap sikap disiplin belajar siswa.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Disiplin Belajar siswa SMA YP.


Utama Medan

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 23.0 for Windows


menunjukkan hasil uji parsial (Uji T) yaitu nilai Sig. untuk pengaruh Motivasi
Belajar (X2) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,043 < 0,05 dan nilai t hitung
sebesar 2,055 > t tabel 1,984 sehingga H2 dapat diterima yang artinya ada
pengaruh Motivasi Belajar (X2) terhadap Disiplin Belajar (Y) Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Motivasi belajar mempengaruhi disiplin belajar seseorang. Karena


motivasi belajar merupakan dorongan kuat yang datang dari dalam diri seseorang
maupun dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan
mempengaruhi seseorang dalam belajar. Dengan motivasi yang tinggi, seseorang
akan giat belajar dan berusaha belajar dengan disiplin. Sehingga tujuan yang ingin
dicapainya dapat tercapai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vika
Setyawati dan Wibowo (2018) yang menemukan bahwa motivasi belajar
berpengaruh terhadap disiplin belajar dengan nilai t-hitung sebesar 3,279. Seperti
halnya penelitian ini yang menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh
secara parsial terhadap disiplin belajar siswa sikap.

3. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Disiplin Siswa SMA YP. Utama


Medan
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 23.0 for Windows
menunjukkan hasil Uji Parsial (Uji T) yaitu nilai Sig. untuk pengaruh Minat
Belajar (X3) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung
sebesar 3,791 > ttabel 1,984 sehingga H3 dapat diterima yang artinya terdapat
pengaruh Minat Belajar (X1) terhadap Disiplin Belajar (Y) Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Minat belajar mempengaruhi disiplin belajar seseorang. Salah satu


indikator minat belajar adalah preferensi. Jika seseorang sudah memiliki minat
(minat) belajar yang tinggi, seseorang akan belajar dengan semangat, semangat,
dan inisiatif, artinya seseorang belajar atas kemauan sendiri tanpa paksaan dari
orang lain, oleh karena itu seseorang akan berusaha belajar dengan disiplin.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Rhomadani Sinta Pratiwi (2018) yang menemukan bahwa minat belajar
berpengaruh terhadap disiplin belajar dengan nilai t sebesar 3,195. Lain halnya
dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa minat belajar berpengaruh secara
parsial terhadap sikap disiplin belajar siswa.

4. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar


Terhadap Disiplin Belajar Siswa SMA YP. Utama Medan

Berdasarkan hasil Uji Simultan (Uji F) dengan menggunakan program


SPSS 23.0 for Windows menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh
nilai F hitung 18,321 > F Tabel 2.70, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4
diterima yang mana artinya Lingkungan Keluarga (X1), Motivasi Belajar (X2),
dan Minat Belajar (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Disiplin
Belajar (Y) Siswa SMA YP. Utama Medan

Berdasarkan uji koefisien determinasi atau Adjusted R Square


menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,344. Besarnya koefisien
determinasi (R Square) adalah 0,344 atau sama dengan 34,4%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Keluarga (X1), Motivasi Belajar (X2),
dan Minat Belajar (X3) berpengaruh terhadap variabel Disiplin Belajar (Y)
sebesar 34,4%. Sedangkan sisanya sebesar 65,6% dipengaruhi oleh variabel lain
di luar variabel yang diteliti.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka


kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga terhadap disiplin


belajar Siswa SMA YP. Utama Medan. Berdasarkan uji parsial (Uji T) yaitu
Sig. untuk pengaruh lingkungan keluarga terhadap disiplin belajar adalah
sebesar 0,016 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,454 > ttabel 1,984 yang
artinya terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap disiplin belajar Siswa
SMA YP. Utama Medan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap disiplin belajar
Siswa SMA YP. Utama Medan. Berdasarkan uji parsial (Uji T) yaitu Sig.
untuk pengaruh Motivasi Belajar (X2) terhadap Disiplin Belajar (Y) adalah
0,043 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,055 > ttabel 1,984 yang artinya
terdapat pengaruh Motivasi Belajar terhadap Disiplin Belajar Siswa SMA YP.
Utama Medan.
3. Terdapat minat belajar yang signifikan terhadap disiplin belajar Siswa SMA
YP. Utama Medan. Berdasarkan uji parsial (Uji T) yaitu Sig. untuk pengaruh
Minat Belajar terhadap Disiplin Belajar adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t
hitung sebesar 3,791 > ttabel 1,984 yang berarti terdapat Pengaruh Minat
Belajar Terhadap Disiplin Siswa SMA YP. Utama Medan.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga, motivasi belajar, dan
minat belajar terhadap disiplin belajar Siswa SMA YP. Utama Medan.
Berdasarkan Uji Simultan (Uji F) yaitu F hitung 18,321 > F Tabel 2.70 yang
artinya Lingkungan Keluarga, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Disiplin Belajar Siswa SMA YP.
Utama Medan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan antara lain sebagai


berikut :

1. Keluarga menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan nyaman untuk


belajar sehingga anak merasa nyaman belajar di rumah.
2. Orang tua memberikan pendidikan tentang kedisiplinan di rumah agar anak
terbiasa dengan kedisiplinan yang akan mewujudkan kedisiplinan dalam
belajar juga.
3. Untuk belajar secara disiplin, siswa hendaknya terus meningkatkan motivasi
dan minat belajarnya agar siswa dapat belajar dengan semangat sehingga
tercapai hasil belajar yang diinginkan.

REFERENSI

Arikunto, S. (1990). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dariyo, A. (2013). Dasar-dasar Pedagogi. Jakarta: PT Indeks.
Dimyati, & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka
Cipta.
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunarsa. (2009). Membina Keluarga Sakinah. Jakarta: PT Pelangi Aksara.
Gunarsa. (2012). Psikologi untuk Membimbing. Jakarta: Libri.
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Munib, A., & dkk. (2016). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Usman, O., & Marsofiyati. (2019). Metodologi Penelitian. Pekalongan: PT Nasya
Expanding Management.
Pratiwi, R. S., & Muhsin. (2018). Pengaruh Tata Tertib Sekolah, Lingkungan
Keluarga, Lingungan Teman Sebaya, dan Minat Belajar terhadap Disiplin
Belajar. Economic Education Analysis Journal, 638-653.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Setyawati, V., & Subowo. (2018). Pengaruh Motivasi Velajar, Lingkungan
Keluarga, dan Peran Guru terhadap Disiplin Belajar Siswa. Economic
Education Analysis Journal, 29-44.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sudaryono, Margono, G., & Rahayu, W. (2013). Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendiidkan. Yogyakarta: 2013.
Tu'u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Uno, H. (2016). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wibisono, J. A. (2010). Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam siswa SDN Ngajaran 3 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang TP 2009/2010. Skripsi. Salatiga: STAIN.

Anda mungkin juga menyukai