Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Syahri

NPM : 219116145
Semester :7

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL PEMBELAJARAN


A. Faktor Internal
1. Faktor fisiologis/jasmaniah 
a) Kesehatan
Sehat berarti kondisi tubuh dalam keadaan baik bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat
berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatannya
(panca indra) terganggu pula.  Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara istirahat, tidur, makan, olahraga secara teratur. 
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya keadaan
tubuh/badan, seperti buta, tuli, patah tangan/kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh ini jelas
akan mempengaruhi belajar seseorang, maka orang yang mengalami cacat tubuh hendaknya belajar di
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu.
2 Faktor psikologis
a) Kecerdasan/inteligensi siswa
Kecerdasan/inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat
kecerdasan tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah.
Meskipun begitu siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu poses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedang kecerdasan hanya salah satu faktor di antara faktor-faktor lainnya. 
b) Motivasi
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah
diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai
motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan/menunjang belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi pada siswa yaitu dengan
cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang terkadang juga dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan.    
c) Minat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu;
gairah, keinginan, selain itu minat juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. W.S. Winkel memberikan arti minat sebagai kecenderungan yang agak
menetap dalam subyek merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Elizabeth B. Hurlock,
bahwa interest are sources of motivation which drive people to do what they want to do when they are
free to choose. When they see that something will benefit them, they become interested in it. (minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan ketika
mereka bebas memilih. Ketika mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa
berminat)  
Hilfard dalam Slameto (1991) menyatakan: interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy
same activities and or content. (minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan.) Kegiatan ini termasuk belajar yang diminati siswa akan diperhatikan
terus menerus yang disertai rasa senang. Minat adalah sumber hasrat belajar. Demikian di dalam jiwa
seseorang yang memperhatikan sesuatu ia mulai dengan menaruh minat terhadap hal itu. Minat itu erat
hubungannya dengan kepribadian seseorang; ketiga fungsi jiwa: kognisi, emosi dan konasi terdapat dalam
minat kadang minat itu timbul dengan sendirinya, dan kadang-kadang perlu diusahakan.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan
jiwa terhadap suatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan
tujuan dalam mencapai suatu tujuan. Maka dapat dipahami pula bahwa dalam minat terdapat unsur
perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya motif dan tujuan. Dan minat sangat mempengaruhi
perasaan tingkah laku individu dalam menentukan tujuan, sehingga pengaruh minat sangat besar dalam
kehidupan, dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. 
d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgrad seperti yang dikutip Slameto adalah “the capacity to learn”. Dengan
kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.                          
e) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang
terhadap performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitar. (Syah,2003 dalam Baharuddin dan Esa Nur
Wahyuni, 2008).
B. Faktor Eksternal
1. Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang  tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar si anak. Hal ini dipertegas
lagi oleh pernyataan Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto, yang menyatakan bahwa “ Keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan dalam lingkup
kecil, tetapi menentukan untuk pendidikan dalam lingkup besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia.
b) Hubungan Antar Anggota Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orang tua dan anaknya, anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga lainnya. Wujud hubungan itu misalnya apakah hubungan itu
penuh kasih sayang dan pengertian atau sebaliknya. 
c) Suasana Rumah
Maksud suasana rumah di sini sebagai situasi atau kejadiankejadian yang sering terjadi di dalam keluarga
di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang tegang, sering terjadi cekcok, semrawut tentunya
akan mengganggu belajar anak, tetapi jika suasana rumah yang tenang dan tenteram maka anak dapat
belajar dengan baik. 
d) Ekonomi Keluarga
Kondisi ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti buku, alat tulis-menulis, penerangan dan lain-lain. Semua itu hanya dapat terpenuhi jika
keluarga mempunyai cukup uang. 
e) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Jangan mengganggunya dengan pekerjaan rumah
jika ia sedang belajar. Jika anak mengalami kesulitan dalam belajar, sedapat mungkin membantunya atau
bila perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan si anak. 
f) Latar Belakang Kebudayaan  
Latar belakang pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu
kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2. Faktor Sekolah
a) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar
adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi belajar siswa dan kurikulum yang kurang baik
berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar.   
b) Metode Mengajar 
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Cara mengajar
haruslah setepat dan seefektif mungkin agar siswa dengan baik dapat menerima, menguasai  dan
mengembangkan pelajaran. 
c) Hubungan Guru dengan siswa, siswa dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan antara
guru dan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara
akrab, menyebabkan KBM kurang lancar, sehingga siswa merasa jauh dari guru dan segan untuk
berpartisipasi aktif dalam belajar.   
d) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan
sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas mengajar, kedisiplinan pegawai atau
karyawan dalam menjalankan administrasi, serta kedisiplinan kepala sekolah dalam tanggung jawabnya
mengelola segala hal yang bertalian dengan sekolah. 
e) Faktor instrumental
Faktor instrumental yaitu perangkat belajar. Seperti kondisi gedung sekolah, fasilitas belajar, lab,
perpustakaan dan lain sebagainya. Selain itu, faktor-faktor yang berkaitan dengan pelajaran seperti,
metode, alat-alat belajar, materi pelajaran  yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, waktu belajar,
tugas rumah, sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa.
f) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan 
siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak-anak terlantar atau putus sekolah dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.  Sebagaimana yang diuraikan
Slameto, faktor-faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, corak
kehidupan masyarakat  dan peran mass media berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat di mana ia hidup dan bertempat tinggal.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN


1. Faktor Guru
Guru adalah faktor utama dalam proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran
bergantung pada bagaimana cara seorang guru membelajarkan sebuah materi terhadap siswa-siswanya.
Ada dua jenis faktor, yakni :
a. Faktor Kondisi Fisik
Mengapa kondisi fisik?
Bayangkan saja, apabila ada seorang guru yang buta warna tetapi ia mengajarkan materi mewarnai atau
mengenal warna terhadap siswanya. Jelas tidak mungkin, bukan?
Jadi, sebaiknya seorang guru membelajarkan kepada siswanya mengenai materi yang tidakk bertentangan
dengan kondisi fisiknya. Jika ia buta warna, mungkin sebaiknya ia mengajarkan materi yang tidak
berhubungan dengan warna misalnya mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, dll.
b. Faktor Kondisi Psikis
seorang guru yang sedang stres sebaiknya tidak mengajar terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan ia akan
melampiaskan emosinya kepada siswa-siswanya. Hal ini akan berdampak sangat tidak baik kepada guru
maupun siswa-siswanya.
Siswa mungkin trauma terhadap guru yang telah atau bahkan sering melampiaskan emosinya kepada
mereka. Bahkan yang lebih dikhawatirkan apabila ia tidak hanya trauma terhadap guru tersebut saja, akan
tetapi kepada guru-guru lain juga.
2. Faktor Siswa
a. kondisi fisik
siswa yang sakit tidak mungkin mengikuti pelajaran sebaik ia mngikuti pelajaran ketika ia sedang dalam
keadaan sehat. Dipaksakan seperti apapun, kefahaman akan sulit sekali masuk dalam diri anak.
Karenanya, guru yang megetahui ada siswanya yang sakit, sebaiknya menyuruh siswanya untuk
beristirahat.
b. kondisi psikis
Anak terlahir dengan anugrah kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, tugas guru adalah
membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka. Siswa yang mempunyai kemampuan
menggambar sebaiknya diberi stimulus lebih dalam menggambar. Begitu pula sebaliknya, siswa yang
mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya tidak diberi pelajaran menyanyi lebih banyak.
Maka dari itu, sebaiknya sekolah memberikan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat minat
siswa.
3. faktor tujuan
Meliputi faktor:
a. Kejelasan
-apa visi-misi sekolah tersebut?
-apa saja tujuan pembelajaran di sekolah tersebut?
b. Urgensi
apa jadinya jika anak tidak suka pelajaran IPA (mis: biologi, fisika, dan kimia) tetap diajarkan materi-
materi IPA? Berhasilkah pembelajaran itu?
Mungkin tidak akan berhasil kecuali jika anak berusaha mati-matian. Tapi itu hanya sebagian kecil. Maka
dari itu, disinilah faktor pentingnya kelas peminatan atau penjurusan di SMA/MA.
c. Tingkat Kesulitan
Mengapa sekolah di Indonesia dibuat berjenjang? Ada jenjang SD, SMP, dan SMA? Karena pmerintah
memperhatikan faktor kesulitan materi yang dipelajari anak.
Bukan hanya kelas yang berjenjang. Pembelajaran materi pun harus diperhatikan dari yang termudah ke
yang tersulit, dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu
memudahkan siswa dalam belajar.
d. Kesesuaian Materi
Meliputi:
-Kejelasan materi
-Kemenarikan (media, strategi, dll)
-Sistematika pembelajaran materi
-Jenis materi (menjelaskan sesuai koteks)
-Faktor instrumen (kelengkapan, kuantitas, kualitas, kesesuaian)
4. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Sekolah yang baik seharusnya dijauhkan dari kebisingan dan polusi.
b. Lingkungan sosial
Tata letak sekolah juga harus diperhatikan. Sebaiknya tidak didepan pasar, mall, tempat karaoke, atau
tempat hiburan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai