Anda di halaman 1dari 6

Faktor yang mempengaruhi Belajar dan

Pembelajaran

Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal
kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan
sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan
pengarahan.

Dalam dunia pendidikan sebagai pendidik kita harus memahami perkembangan dari
peserta didik. Perkembangan dalam pendidikan meliputi perkembangan makro
(masyarakat luas/negara), perkembangan meso (lingkungan sekolah), dan
perkembangan mikro (dalam kelas). Ketiga perkembangan tersebut saling
mendukung dalam pelaksanaannya.

            Output atau hasil dari pendidikan akan maksimal jika komponen-
komponennya saling mendukung. Komponen- komponen pendidikan tersebut
adalah :

      Masukan Mentah       Hasil Belajar


      Masukan  Lingkungan       Masukan Instrumen

      Guru       Media

      Kurikulum       Bahan

      Evaluasi       Sarana/prasarana

      Sosial       Fisik

      Budaya

Selain komponen-komponen tersebut terdapat faktor-faktor internal dan


ekternal yang dapat mempengaruhi proses belajar pembelajaran peserta didik.
Faktor internal meliputi fisik dan psikis (motivasi, IQ, bakat, minat), dan faktor
eksternalnya adalah envimental (lingkungan social, lingkungan alam) dan
instrumental.

A.    Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri.
Seperti : Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat
panca indra;  Ketidak seimbangan mental; Kelemahan emosional; Kelemahan yang
disebabkan oleh perasaan dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat
terhadap pelajaran, malas dan sering bolos. Faktor Internal yang mempengaruhi
proses belajara dan pembelajaran antara lain :

1.      Pengaruh Fisik

Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum
maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak perlu dipelajari dan
dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar
dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian
dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik. Contohnya adalah kesehatan. Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari
penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain
itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika
badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguangangguan/ kelainan-kelainan
fungsi alat inderannya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan, ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan,
olahraga, rekreasi dan ibadah.

2.      Pengaruh Psikis

Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan,


emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan
dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya. Contoh Pengaruh Psikis
antara lain :

a.      Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk
dapat menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b.      Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang


beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan
perasaan senang, sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari
situ diperoleh kepuasan. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar,
dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang labih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang
berhubungan dengan cita-cita serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta
kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

c.       Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: ”the city to learn”. Dengan perkata lain
bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik,
misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan
orang lain yang kurang/tidak berbakat dibidangnya. Dari uraian di atas dijelaskan
bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai
dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

B.     Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti :
Sekolah; Sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar; (murid)
dan mengajar (guru); metode mengajar kurang memadai, kurang media
pembelajaran; Keluarga (rumah) Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis,
keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
Faktor Eksternal yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran antara lain :

1.      Lingkungan

Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak
diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor
lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan
perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu.
Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap
pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.

      Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang
berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan
lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama
menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.
Lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.

      Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang
berbeda – beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak – anaknya,
dan pergaulan dari masing – masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor
lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan
terdiri dari :

a.      Lingkungan Fisik

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara, ruangan,
cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang
ahli bernama J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pagi hari lebih efektif
daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa
ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar itu tidak tergantung pada waktu
secara mutlak, tetapi bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan
kesiapsiagaan siswa (Dunn, dkk., 1986).

b.      Lingkungan Sosial                         

Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain di
sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

Kondisi masyarakat di lingkungan  siswa yang kumuh, anak-anak penganggur dan


serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak,
siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika  memerlukan teman belajar atau
berdiskusi ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum
dimilikinya. (Muhibbin Syah, 2003: 152-154)

c.       Lingkungan Kultural

Yang termasuk lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan
masyarakat di sekitar siswa. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tata cara
pergaulan yang berbeda-beda. Hal ini, dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

2.      Intrumental

Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan
pembelajaran, berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti :
Buku-buku yang lengkap, kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan
membuat suasana nyaman, tempat duduk, taman, LCD, komputer, transportasi,
perpustakaan, gedung, laboratorium dll. Dan software berupa program-program
pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang berkaitan langsung dengan
minat siswa belajar. Yang termasik faktor instrumental antara lain:

a.      Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena
guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran
atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

b.      Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa
mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih
giat dan maju.

c.       Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu
dapat pagi hari, sore, /malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.
Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan
ruangan kelas. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah
hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi
hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah
pada waktu kondisi badannya sudah lelah/lemas, misalnya pada siang hari, akan
mengalami kesulitan didalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena
siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi.

Anda mungkin juga menyukai