Anda di halaman 1dari 9

BELAJAR DALAM

METODOLIGI
PENGAJARAN
Mata Kuliah: Metode Pengajaran PAI
Dosen Pengampuh : Asman ,S.Pd.I,.M.Pd.I
Di Susun Oleh: Nurul Amaliah
Ilmu Jiwa Belajar PAI
Ilmu Pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar, tidak hanya dilakukan di bangku sekolah
(pendidikan formal), tetapi juga dilakukan di luar bangku sekolah (pendidikan non-formal) terutama
nampak dalam hubungan antar manusia yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu
adanya proses belajar untuk membantu mengembangkan kemampuan. Pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dikembangkan melalui kajian ini ditunjukan untuk mencapai keserasian dan keselarasan
dalam kehidupan masyarakat.
Dalam belajar, manusia selalu berusaha menggunakan segala potensi yang ada dan dimilikinya, baik
fisik maupun spikis, ia mempunyai faktor – faktor yang bisa mendorong manusia untuk giat dan rajin
belajar demi memperoleh kecerdasan/pengetahuan yang diperlukannya. Faktor itu bisa berupa faktor
internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal adalah kesadaran dari diri seseorang sendiri untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan termasuk kecerdasan, sedangkan faktor eksternal adalah suatu
dorongan atau motivasi dari orang lain atau lingkungan sekitar yang menyebabkan seseorang itu giat
dan rajin untuk memperoleh suatu pengetahuan.
Kecerdasan yang diperoleh dengan belajar baik dari pendidikan formal maupun pendidikan non formal
menghasilkan berbagai macam kecerdasan antara lain bisa berupa kecerdasan intelektual, kecerdasan
spiritual, kecerdasan sosial serta kecerdasan bahasa dan sebagainya yang tentu sangat bermanfaat untuk
kehidupan manusia di masyarakat.
PENGARUH BELAJAR TERHADAP
KECERDASAN
Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan cara mempelajari lewat
buku-buku, menerima pelajaran disekolah baik formal maupun non formal. Jadi belajar
adalah suatu usaha untuk memperoleh kepandaian (kecerdasan) dan pemahaman, sehingga
ada perubahan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang hal itu disebabkan oleh adanya
pengalaman. Manusia tidak akan memperoleh suatu pengetahuan jika ia tidak melakukan
aktifitas yang disebut dengan belajar. Dari pengertian diatas dapat dikatakan yang dimaksud
dengan belajar adalah suatu proses yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap situasi yang disebabkan oleh pengalamannya secara berulang-ulang
dalam situasi dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau keadaan sesaat
seseorang (misalnya : kelelahan, kebingungan dan lain sebagainya).
Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar : Secara umum factor-faktor yang
mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu factor internal dan
factor eksternal. kedua factor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
A. Faktor Internal
Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Factor-faktor internal ini meliputi factor
fisiologis dan factor psikologis.
1. Factor fisiologis
Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan fisik/jasmani. Keadaan fisik/jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang .
2. Factor psikologis
Factor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah motifasi, minat, sikap dan bakat.
a) Motivasi
b).Minat
c) Sikap
d) Bakat
B. Faktor eksogen / eksternal
Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor eksternal juga
dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor
lingkungan social dan factor lingkungan non sosial.
1) Lingkungan social
2) Lingkungan non social.
Kecerdasan dapat dibagi dalam tiga macam kecerdasan , yang dapat kami jelaskan
sebagai berikut :
a) IQ (Intelligent Quotient )
b) EQ ( Emotional Quotient )
c) SQ (Spiritual Quotient )
Tujuan ilmu jiwa PAI
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan
banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator,
masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan
pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang
yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami
tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya
secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik
dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami
tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang
yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan
segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi
nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Fungsi ilmu jiwa PAI
Pada garis besarnya, guna mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya
hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Karena ilmu jiwa ternyata telah memasuki
Bidang-bidang yang banyak sekali, banyak persoalan-persoalan yang dapat dibantu dan
diselesaikan oleh ilmu jiwa. Misalnya; persoalan-persoalan manusia yang hidup di pabrik, di
sekolah, di sawah, dan sebagainya. Selain itu kegunaan mempelajari ilmu jiwa adalah :
1) Untuk memperoleh paham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih
sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada
khususnya.
2) Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana
untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak
3) Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik
PENUTUP
Dari penjelasan diatas yang dapat kami simpulkan adalah Kecerdasan
merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi
(kecerdasan) seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi
(kecerdasan) individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua,
dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Namun
yang perlu diingat, dalam belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam menyerap pengetahuan/pelajaran yang diberikan,
sehingga dalam setiap individu juga terdapat perbedaan dalam hal
kecerdasannya. Karena belajar itu sangat mempengaruhi kepandaian/kecerdasan
seseorang sehingga jika setiap individu memiliki daya tangkap yang berbeda
maka kecerdasan/kepandaian yang diperoleh juga berbeda.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai