Anda di halaman 1dari 16

Karya Ilmiah

“Minat Belajar Siswa Kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat


terhadap Mata Pelajaran Matematika”

Disusun oleh :
Shinta Miswatul Afiva
XI IPS 5 /31

SMA NEGERI 1 SRENGAT

Jalan Merdeka Bagelenan Telp. (0342)551096

SRENGAT – BLITAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pendidikan sendiri, proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang
terpenting. Karena itu merupakan tujuan utama dari Pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya
mata pelajaran dalam pendidikan sangatlah bervariatif mulai dari Bahasa Indonesia
sampai matematika. Jadi setiap siswa dianjurkan untuk memahami semua mata pelajaran
tersebut. Namun setiap orangnya pasti memiliki kelebihan atau kemampuan sendiri dan
pada bidangnya sendiri, sehingga memaksakan semua mata pelajaran malah akan
membuat peserta didik semakin bingung dan berakhir pada situasi dimana mereka merasa
malas untuk belajar.
Rata-rata ada sekitar delapan mata pelajaran untuk tingkatan SD (Sekolah
Dasar) dalam seminggunya. Mata pelajaran itu meliputi Bahasa Indonesia, IPA, IPS,
Matematika, Pendidikan Agama, Seni Budaya, Pendidikan Kewarganegaraan, PJOK.
Sedangkan untuk tingkatan SMP sekitar 10 sampai 12 mata pelajaran yang mana mata
pelajarannya sama dengan tingkatan SD namun lebih dijabarkan dan diambah dengan
mata pelajaran muatan lokal, dan sekitar 17 mata pelajaran untuk jenjang Pendidikan
SMA. Hal ini tentu saja memberatkan para peserta didik, tapi tak sedikit juga yang sangat
menyukai pembelajaran yang sangat banyak itu.
Namun pada nyatanya banyak juga yang mengeluhkan beberapa mata
pelajaran yang mereka dapatkan. Seperti mata pelajaran kimia, fisika, biologi, dan tentu
saja yang menjadi mata pelajaran rumit dari sejak SD (Sekolah Dasar) yaitu matematika.
Dari hal itu, penulis akan mengulas mengenai matematika sebagai mata
pelajaran yang tidak disukai siswa disekolah. Dan alas an-alasan yang membuat siswa
tidak menyukai mata pelajaran matematika. Maka dengan permasaahan ini, penulis
berinisiatif untuk mengadakan sebuah penelitian karya tulis ilmiah dengan judul :
“Minat Belajar Siswa Kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat terhadap Mata Pelajaran
Matematika”
Semoga dengan penelitian karya tulis ilmiah ini, akan mengetahui penyebab
dan alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai ataupun tidak menyukai mata
pelajaran matematika
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah sebagian besar siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata
pelajaran matematika?
2. Apa alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata pelajaran
matematika?
3. Apakah sebagian besar siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata
pelajaran matematika?
4. Apa alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata pelajaran
matematika?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat yang
menyukai mata pelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata
pelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat yang tidak
menyukai mata pelajaran matematika.
4. Untuk mengetahui alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata
pelajaran matematika.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk para siswa, guru, dan bagi penulis
sendiri
A. Bagi penulis
Menambah wawasan keilmuan dan Pendidikan yang berkaitan tentang psikologis
yang mempengaruhi belajar siswa.
B. Bagi pembaca
Menjadi mengetahui apa saja yang mempengaruhi minat dan belajar, sehingga bisa
berusaha meminimalisir hal tersebut terjadi pada dirinya.
C. Bagi guru
Dengan mengetahui masalah yang telah terjadi, guru bisa memberi alternatif solusi
agar bisa disesuaikan dengan siswa yang diajarnya.
BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Deskripsi Teoritik


1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia
menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan siswa
sebagai anak didik.
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan
usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja
mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
2. Ciri-Ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah
(2002:15-16) sebagai berikut :
a) Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung
terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah
belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja
seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
e) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu
sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:

1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini ada dua macam yaitu :
a. Keadaan jasmani.
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan dampak positif terhadap
kegiatan belajar.
b. Keadaan fungsi fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca indra.

2. Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu,
semakin besar peluang individu meraih sukses dalam belajar.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin
sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat.
c. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
d. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya.
e. Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan
besar akan berhasil.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan social

a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-


teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
b. Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
c. Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak yang harmonis akan membantu siwa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2. Lingkungan non social


Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah :
a. Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan suasana yang sejuk
dan tenang. Lingkungan alamiah merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi belajar siswa. Bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung proses belajar siswa akan terhambat.
b. Faktor instrumental, perangkat belajar yang dapat digolongkan 2
macam yaitu : Pertama, hardware seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga. Kedua, software seperi
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan,buku panduan,silabi dan
sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran, faktor yang hendak disesuaikan dengan usai
perkembangan siswa dengan metode mengajar guru disesuaikan
dengan kondisi siswa.
4. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani "mathein" atau "manthenein", yang
artinya mempelajari. Mungkin juga kata tersebut erat kaitannya dengan kata
Danareksa "medan" atau "widya" yang berarti kepandaian, ketahuan, atau
intelegensi. Istilah "matematika" lebih tepat digunakan dari pada "ilmu pasti".
Karenadengan menguasai matematika orang akan dapat belajar untuk mengatur jalan
pemikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya. Ada beberapa
definisi atau pengertian tentang matematika:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik.
b. Matematika adalah pengatahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan
lingkungan.
d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Matematika menurut Ruseffendi (1991) dalam Heruman adalah simbol,
ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola
keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma dan akhirnya menjadi dalil.
Sedangkan menurut Soedjadi (2002) dalam Heruman juga mengatakan bahwa
hakekat matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan matematika


merupakan suatu ilmu yang mengkaji suatu hal yang abstrak kedalam hal-hal yang
nyata dimana seseorang diajak untuk berfikir mengenai matematika yang berupa
bilangan-bilangan berkaitan dengan perhitungan. Hal ini dikarenakan matematika
lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu
lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen dari pada penalaran.

5. Belajar Matematika
Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari kegiatan
belajar, baik ketika seseorang itu melakukan aktivitasnya sendiri maupun bersama
kelompok tertentu. Aktivitas belajar ini terjadi setiap waktu, dimanapun tempatnya,
dan tidak dibatasi oleh usia manusia. Dengan demikian, belajar bukan lagi
merupakan istilah yang asing bagi kehidupan manusia. Akan tetapi jika istilah
belajar tersebut ditanyakan pada diri sendiri, maka akan termenung untuk mencari
jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud belajar itu. Belajar adalah proses
perubahan berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah
perubahan tingkah laku baik yang menyagkut aspek pengetahuan, ketrampilan
amupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.
Namun, dapat juga dikatakan belajar adalah berusaha (berlatih dan
sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian. Belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar matematika sama
halnya dengan belajar logika, karena kedudukan matematika dalam ilmu
pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar atau ilmu alat. Sehingga, untuk dapat
berkecimpung di dunia sains, teknologi, atau disiplin ilmu lainnya, langkah awal
yang harus ditempuh adalah menguasai alat atau ilmu dasarnya, yakni menguasai
matematika secara benar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajarmatematika adalah belajar untuk memahami dan memecahkan masalah yang
berkatian dengan konsep, prinsip dan fakta matematika dalamkehidupan sehari –
hari. Sehingga seseorang yang belajar matematika dituntut untuk mempunyai
kemampuan dalam membuat abstraksi dan generalisasi. Abstraksi merupakan proses
untuk menyimpulkan hal-hal yang sama dari sejumlah objek atau situasi yang
berbeda. Sedangkan generalisasi adalah membuat perkiraan berdasarkan kepada
pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus.
6. Tujuan Belajar Matematika
Tercapainya tujuan pembelajaran atau hasil pengajaran itu sangat
dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa di dalam belajar. Proses belajar akan
menghasilkan hasil belajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik bila proses
tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
Salah satunya dalam proses pembelajaran matematika di dalam setiap
jenjang pendidikan. Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, karena
kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar atau ilmu
alat. Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berfikir sebab seseorang
dikatakan berfikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang yang
belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental.
Dalam berfikir orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-
bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian. Dapat
disimpulkan, bahwa kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasannya. Dengan demikian terlihat jelas adanya hubungan antara kecerdasan
dengan proses dalam belajar matematika. Disini matematika memberikan penekanan
pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta penekanan pada ketrampilan
dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu
mempelajari ilmu pengetahuan yang lain.

Ada lima rumusan tujuan umum dalam pembelajaran matematika, yaitu:

a. Belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication)


b. Belajar untuk bernalar (mathematical reasoning)
c. Belajar memecahkan masalah (mathematical problem solving)
d. Belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections)
e. Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward
mathematical).

Jadi tujuan belajar matematika menjadikan anak untuk berlogika dan terampil dalam
menerapkan pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Penelitian yang Relevan


Pendekatan penelitian berkaitan dengan tujuan utama penelitian, disini
peneliti bermaksud untuk menjelaskan hasil pengukuran suatu variabel apa adanya atau
membandingkan antara aspek yang diteliti ataupun menghubungkan antara variabel.
Penelitian tentang aspek-aspek keterampilan berbahasa telah banyak
dilakukan sebelumnya. Beberapa kajian tentang keterampilan berbicara maupun
pengaruh media terhadap pembelajaran yang pernah dilakukan dan dijadikan sebagai
penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian dengan judul “Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Matematika Kelas X dan XI di SMAN 3 Ponorogo”, oleh Alfais Fauzi, Shagita
Ramayana, Sri Latifah, dan Tafta Gilang P. tahun 2015. Pada penelitian ini bersifat
noneksperimental, serta melakukan pengambilan data dengan cara penyebaran angket
dan penelusuran informasi melalui internet.
Populasi penelitian ini merupakan kelas X dan kelas XI SMAN 3 Ponorogo
sebanyak 5 kelas. Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 160 siswa dari 640
populasi. Dari penelitian ini mendapat hasil bahwa tingkat keminatan siswa pada mata
pelajaran matematika sebanyak 65 siswa dengan proporsi 40.625% dari jumlah sampel
160 siswa kelas X dan XI SMAN 3 Ponorogo. Penyebab tidak suka dan tidak memilih
siswa terhadap mata pelajaran Matematika adalah guru dan materi yang oleh 70 siswa
kelas X dan XI SMAN 3 Ponorogo dengan proporsi 43,75% dari jumlah sampel. Jadi
dapat disimpulkan bahwa lebih banyak siswa yang tidak suka dengan mata pelajaran
matematika akibat guru dan materi yang tidak sesuai dengan cara belajar siswa.
Penelitian tersebut sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan penelitian. Dan dapat disimpulkan
penggunaan metode pengambilan data melalui media angket dapat lebih efisien untuk
mengumpulkan data. Penelitian tersebut juga memiliki persamaan, yaitu mengenai minat
siswa terhadap mata pelajaran matematika. Namun, untuk pengambilan sampel nya
berbeda, pada penelitian tersebut menggunakan 160 siswa dari 640 populasi (kelas X dan
XI), sedangkan penelitian ini menggunakan 105 sampel dari 420 populasi (kelas XI).

2.3 Kerangka Pikir


Dalam proses belajar mengajar tentu saja banyak sekali halangan dan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Selain dikarenakan banyaknya materi yang
diterima / banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari. Faktor-faktor lainnya juga
dapat membuat seseorang kurang berminat dalam suatu mata pelajaran. Oleh karena itu
perlu diketahui minat dan alas an siswa tidak menyukai mata peajaran matematika.
Hal ini agar dapat diketahui atau disimpulkan upaya yang bisa mengatasi tidak
berminatnya siswa terhadap mata pelajaran matematika. Sehingga dalam pengambilan
keputusan tidak terjadi kesalahan dan memperburuk keadaan siswa. Diharapkan dengan
demikian juga berpengaruh terhadap peningkatan prestasi siswa dalam mata pelajaran
matematika. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan siswa yang berminat
dengan siswa yang tidak berminat terhadap mata pelajara matematika.

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat perubahan metode belajar mengajar matematika pada siswa kelas 11 SMA
Negeri 1 Srengat.
2. Terdapat peningkatan minat siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat terhadap mata
pelajaran matematika.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian non participant
observation yaitu observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati. Non participant observation yang diambil yaitu metode
Angket (kuesioner). Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Selain itu dengan jenis penelitian ini akan lebih
mempermudah dan membantu saat kondisi pandemic seperti searang ini.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam
dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.
Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan
jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Pada kesempatan kali ini penulis
menggunakan kuesioner tertutup supaya lebih mempermudah pengolahan data.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMAN 1
Srengat Kabupaten Blitar yang beralamatkan Jalan Merdeka Bagelenan Srengat-Blitar
66152. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021.

3.3 Subjek Penelitian


Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Srengat,
karena siwa kelas 11 biasanya sudah merasakan pergantian guru matematika. Sehingga
bisa merasakan berbagai metode dalam pembelajaran matematika, jadi akan mudah bagi
mereka untuk memberi keterangan terhadap penelitian ini.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Metode penelitian yang diambil penulis yaitu metode penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan terhadap
filsafat positivisme. Metode ini digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi
penelitian, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan acak atau random
sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen
penelitian yang dipakai. Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif atau bisa
diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.
Dengan gambaran tersebut peneliti menggunakan Teknik pengambilan data
angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal yang diketahui olehnya.
Kuesioner adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasi supaya responden
mencatat jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban ditentukan (Silalahi,
2012, p.296). Teknik ini dapat menggunakan kuesioner, daftar cocok (checklist), dan
skala (scala) sebagai instrumen penelitiannya.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data Merupakan kegiatan analisis data yang mengolah data-data numerik
seperti penggunaan data statistik, data hasil survei responden, dan lain sebagainya. Sama
halnya dengan teknik analisis data kualitatif, pada analisis data kuantitatif juga terdapat
beberapa jenisnya, yakni analisis data kuantitatif deskriptif dan analisis data kuantitatif
inferensial.
1. Tahap Pengolahan Data
1) Penyuntingan (editing) merupakan kegiatan memeriksa seluruh daftar
pertanyaan yang dikembalikan responden. 
2) Pengodean (coding), yakni kegiatan yang dilakukan setelah penyuntingan data
dengan menggunakan cara memberikan simbol atau tanda berupa angka
terhadap jawaban responden penelitian.
3) Tabulasi (tabulating), yakni kegiatan menyusun dan juga menghitung data dari
hasil pengkodean yang kemudian akan disajikan dalam wujud tabel.
Tiga tahap pengolahan data merupakan tahap awal saat melakukan
penganalisisan data. Setelah melakukan tiga tahap itu, kamu akan masuk ke
proses penganalisisan data.

2. Tahap Penganalisisan Data


Tahap penganalisisan data dilakukan setelah kamu melalui tahap
pengolahan data. Hasil olahan data itu kemudian akan kamu analisis dan
ditafsirkan sehingga data tersebut dapat dipahami sebagai sebuah informasi. 
Pada proses penganalisisan data ini kamu akan memilih menggunakan
metode teknik analisis data, yakni analisis kualitatif atau analisis kuantitatif.
Pemilihan metode itu tentunya disesuaikan dengan data olahan dan pendekatan
analisis yang ingin kamu lakukan.
3. Penafsiran Hasil Analisis

Data yang sudah dianalisis pada tahap sebelumnya kemudian harus


ditafsirkan. Ketika melakukan penafsiran hasil analisis, kamu wajib
memaparkannya dengan bukti-bukti hasil analisismu. Untuk itu, harus memiliki
banyak referensi yang mendukung ketika melakukan penafsiran ini. Tentunya,
referensi yang dimaksud ialah berdasarkan data dan juga kajian-kajian terkait dari
penelitian.

Atas dasar itulah, bila kamu membaca hasil penelitian seseorang maka
banyak buku referensi yang dirujuk. Hal itu dikarenakan ketika melakukan
penafsiran hasil analisis tersebut kamu tidak bisa hanya mengandalkan intuisi dan
pengetahuan yang sudah kamu kuasai semata. Kamu memerlukan sejumlah
referensi terkait yang bisa digunakan untuk menjelaskan secara jelas hasil
analisismu. Bila kamu tidak bisa menjelaskan hasil analisismu secara jelas maka
penelitianmu bisa gagal. Sekadar tips sederhana Quipperian, ketika kamu
melakukan penafsiran hasil analisis, posisikan diri kamu sebagai pembaca awam.
Dengan begitu, kamu akan memahami cara-cara efektif untuk menjelaskan kepada
khalayak awam terkait penelitanmu kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia.
BELAJARGIAT.ID;Pengertian Belajar. Diakses dari https://belajargiat.id/belajar/ pada
tanggal 23 Februari pukul 13.00
Ahmadi, Abu, Widodo Supriyono.(2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Winarno Surakhmad. (1982). Pengantar  Interaksi  Mengajar Dasar dan Tehnik Metodologi
Pengajaran edisi IV. Bandung: Tarsito
Arifinmuslim.2010.Hakikat Matematika dan Pembelajaran
Matematika.http://www.scribd.com/doc/53601045/Hakikat-Matematika-Dan-
Pembelajaran-Matematika-Di. di akses tanggal 25 Februari 2021 pukul16.00
p4mriikippgrisemarang. Penerapan Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses dari
https://p4mriikippgrisemarang.wordpress.com/2011/11/21/penerapan-
matematika-dalam-kehidupan-sehari-hari/ pada tanggal 2 Maret 2021 pukul 14.39
Akhmad Sudrajat. Tujuan Pembelajaran sebagai Komponen Penting dalam Pembelajaran.
Diakses dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-
pembelajaran-sebagai-komponen-penting-dalam-pembelajaran/ pada tanggal 3
Maret
Alfaiz, Shagita, Sri, Tafta. Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika Kelas
X dan XI di SMAN 3 Ponorogo. Diakses dari
https://www.academia.edu/30921994/MINAT_BELAJAR_SISWA_TERHADAP
_MATA_PELAJARAN_MATEMATIKA_KELAS_X_DAN_XI_DI_SMAN_3_
PONOROGO pada tanggal 5 Maret 2021 pukul 10.11
Liputan6.com, Jakarta. 10 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitafif, Mahasiswa Wajib
Tahu:Pengertian Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Diakses dari
https://www.liputan6.com/news/read/3867330/10-perbedaan-penelitian-kualitatif-
dan-kuantitatif-mahasiswa-wajib-tahu#:~:text=Kualitatif%3A%20Penelitian
%20kualitatif%20memandang%20%22Fakta,pada%20cara%20peneliti
%20menginterpretasikan%20data.&text=Penelitian%20kuantitatif%20berangkat
%20dari%20data,menguatkan%20teori%20yang%20sudah%20ada pada tanggal
7 Maret 2021 pukul 21.56

Berita Update. Kumparan:Teknik Pengumpulan Data untuk Penelitian Kuantitatif. Diakses


dari https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-untuk-
penelitian-kuantitatif-1ukqRX5J0wF/full pada tangal 11 Maret 2021 pukul 23.47

Anda mungkin juga menyukai