Disusun oleh :
Shinta Miswatul Afiva
XI IPS 5 /31
SRENGAT – BLITAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah sebagian besar siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata
pelajaran matematika?
2. Apa alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata pelajaran
matematika?
3. Apakah sebagian besar siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata
pelajaran matematika?
4. Apa alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata pelajaran
matematika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat yang
menyukai mata pelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat menyukai mata
pelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat yang tidak
menyukai mata pelajaran matematika.
4. Untuk mengetahui alasan siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Srengat tidak menyukai mata
pelajaran matematika.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk para siswa, guru, dan bagi penulis
sendiri
A. Bagi penulis
Menambah wawasan keilmuan dan Pendidikan yang berkaitan tentang psikologis
yang mempengaruhi belajar siswa.
B. Bagi pembaca
Menjadi mengetahui apa saja yang mempengaruhi minat dan belajar, sehingga bisa
berusaha meminimalisir hal tersebut terjadi pada dirinya.
C. Bagi guru
Dengan mengetahui masalah yang telah terjadi, guru bisa memberi alternatif solusi
agar bisa disesuaikan dengan siswa yang diajarnya.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah
(2002:15-16) sebagai berikut :
a) Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya.
b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu berlangsung
terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usah
belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja
seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Perubahan
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
e) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu
sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini ada dua macam yaitu :
a. Keadaan jasmani.
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan dampak positif terhadap
kegiatan belajar.
b. Keadaan fungsi fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca indra.
2. Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu,
semakin besar peluang individu meraih sukses dalam belajar.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin
sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat.
c. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
d. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya.
e. Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan
besar akan berhasil.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan social
5. Belajar Matematika
Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari kegiatan
belajar, baik ketika seseorang itu melakukan aktivitasnya sendiri maupun bersama
kelompok tertentu. Aktivitas belajar ini terjadi setiap waktu, dimanapun tempatnya,
dan tidak dibatasi oleh usia manusia. Dengan demikian, belajar bukan lagi
merupakan istilah yang asing bagi kehidupan manusia. Akan tetapi jika istilah
belajar tersebut ditanyakan pada diri sendiri, maka akan termenung untuk mencari
jawaban apakah sebenarnya yang dimaksud belajar itu. Belajar adalah proses
perubahan berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah
perubahan tingkah laku baik yang menyagkut aspek pengetahuan, ketrampilan
amupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.
Namun, dapat juga dikatakan belajar adalah berusaha (berlatih dan
sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian. Belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar matematika sama
halnya dengan belajar logika, karena kedudukan matematika dalam ilmu
pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar atau ilmu alat. Sehingga, untuk dapat
berkecimpung di dunia sains, teknologi, atau disiplin ilmu lainnya, langkah awal
yang harus ditempuh adalah menguasai alat atau ilmu dasarnya, yakni menguasai
matematika secara benar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajarmatematika adalah belajar untuk memahami dan memecahkan masalah yang
berkatian dengan konsep, prinsip dan fakta matematika dalamkehidupan sehari –
hari. Sehingga seseorang yang belajar matematika dituntut untuk mempunyai
kemampuan dalam membuat abstraksi dan generalisasi. Abstraksi merupakan proses
untuk menyimpulkan hal-hal yang sama dari sejumlah objek atau situasi yang
berbeda. Sedangkan generalisasi adalah membuat perkiraan berdasarkan kepada
pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus.
6. Tujuan Belajar Matematika
Tercapainya tujuan pembelajaran atau hasil pengajaran itu sangat
dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa di dalam belajar. Proses belajar akan
menghasilkan hasil belajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik bila proses
tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
Salah satunya dalam proses pembelajaran matematika di dalam setiap
jenjang pendidikan. Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, karena
kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar atau ilmu
alat. Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berfikir sebab seseorang
dikatakan berfikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang yang
belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental.
Dalam berfikir orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-
bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian. Dapat
disimpulkan, bahwa kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat
kecerdasannya. Dengan demikian terlihat jelas adanya hubungan antara kecerdasan
dengan proses dalam belajar matematika. Disini matematika memberikan penekanan
pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta penekanan pada ketrampilan
dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu
mempelajari ilmu pengetahuan yang lain.
Jadi tujuan belajar matematika menjadikan anak untuk berlogika dan terampil dalam
menerapkan pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN
Atas dasar itulah, bila kamu membaca hasil penelitian seseorang maka
banyak buku referensi yang dirujuk. Hal itu dikarenakan ketika melakukan
penafsiran hasil analisis tersebut kamu tidak bisa hanya mengandalkan intuisi dan
pengetahuan yang sudah kamu kuasai semata. Kamu memerlukan sejumlah
referensi terkait yang bisa digunakan untuk menjelaskan secara jelas hasil
analisismu. Bila kamu tidak bisa menjelaskan hasil analisismu secara jelas maka
penelitianmu bisa gagal. Sekadar tips sederhana Quipperian, ketika kamu
melakukan penafsiran hasil analisis, posisikan diri kamu sebagai pembaca awam.
Dengan begitu, kamu akan memahami cara-cara efektif untuk menjelaskan kepada
khalayak awam terkait penelitanmu kelak.
DAFTAR PUSTAKA