Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Di awal tahun 2020 terjadi sebuah wabah yang sempat menghebohkan dunia, wabah yang
disebabkan oleh virus yang tengah menyebar di salahsatu negara. Pemerintah Indonesia tentu
segera mengambil sebuah keputusan dengan meminta semua warga negara agar meminimalisir
kegiatan di luar rumah, mengurangi mobilitas sosial atau membatasi interaksi sosial, kebijakan
pemerintah ini tentu juga merambah pada sektor pendidikan, sehingga kebanyakan kegiatan
pendidikan dilaksanakan secara daring atau siswa diminta untuk belajar dari rumah. Simonson
et al. (2015) mendeskripsikan istilah pembelajaran jarak jauh sebagai sebuah kegiatan belajar
mengajar yang bisa mengambil dari banyak sumber belajar yang berbeda-beda, terpisah dari
pendidik, pembelajaran yang dapat memanfaatkan teknologi-teknologi yang dapat digunakan
sebagai media informasi maupun sarana untuk berkomunikasi. Dengan memaparkan materi
melalui media daring, masing-masing siswa diminta agar dapat mengatur sistem belajarnya
sendiri ketika di rumah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring, lembaga pendidikan tentu tetap
memberikan ruang agar siswa dan pendidik bisa berinteraksi untuk melakukan diskusi ataupun
tanya jawab baik secara langsung maupun berinteraksi melalui telepon, email, komputer, dll.
Walaupun memberikan wadah yang luas, pendidik jarang sekali yang memberikan sebuah
tutorial sehingga siswa diharuskan belajar secara mandiri. Internet merupakan salah satu media
yang bisa digunakan selama pembelajaran daring. Kombinasi dari beragam teknologi seperti
teknologi komunikasi, teknologi audiovisual, teknologi komputer, dan teknologi apapun dalam
pembelajaran tentu pada dasarnya membutuhkan Internet, karena internet ini mempunyai
sebuah instruksi langsung yang memberikan manfaat kepada semua penggunanya secara
bersamaan, tetapi sebagai bagian dari implementasi Kami juga menawarkan pembelajaran
individual.
Pada dasarnnya manusia ialah tergolong makhluk sosial yang memiliki ketergantungan
kepada manusia lainnya untuk. berinteraksi sekaligus bertahan hidup. Pertukaran manusia
menggunkan komunikasi. Komunikasi adalah aktivitas manusia Hubungan terbentuk secara
otomatis dan seringkali tidak disadari ketrampilan komunikasi adalah hasil belajar. Ingin
berkomunikasi Berada bersama orang lain menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat hidup
sendiri. Semua manusia memiliki naluri untuk berteman dan membentuk kelompok.
Sayangnya, melakukan kegiatan pembelajaran melalui Internet tidak memungkinkan siswa
untuk berpikir secara blak-blakan, berkomunikasi secara verbal, termotivasi, mendisiplinkan
diri, memiliki kemampuan untuk "berdiri" ketika menghadapi masalah, kemauan dan
kepatuhan belajar yang teratur, memenuhi capaian kompetensi dalam.pembelajaran, memiliki
pemikiran yang kritis serta pengambilan keputusan adalah menjadi bagian proses
pembelajaran, akses ke Internet, dapat memberi umpan balik dan pembelajaran berkualitas
secara tradisional Anda dapat melakukannya tanpa pergi ke kelas. Pembelajaran jarak jauh
dapat membuat siswa kurang proaktif dalam mengkomunikasikan aspirasi dan ide-ide mereka,
yang mengarah pada pembelajaran yang membosankan. Siswa yang bosan saat belajar
melakukannya dengan baik dalam studinya. Selain itu, banyak kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (PJJ), salah satunya terkait dengan rendahnya keterlibatan siswa
dalam pembelajaran.
Menurut Sardiman (2018), motivasi belajar ialah sebuah dorongan dari diri individu yang
dapat membangkitkan minat belajar sekaligus memberikan energi positif dalam kegiatan
belajar dan memberikan petunjuk pada kegiatan belajar sehingga siswa dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Di sisi lain, Uno (2017) menyatakan bahwa motivasi belajar yaitu dorongan
internal dan eksternal kepada siswa untuk belajar mengubah perilaku, umumnya dari beberapa
indikator atau faktor pendukung.
Jika dilihat dari pengertian motivasi belajar yan disampaikan oleh beberapa ahli, motivasi
belajar adalah stimulus yang berasal dari dalam dan luar diri siswa, yang dapat menimbulkan
semangat dalam belajar, sekaligus dapat membimbing siswa untuk mecapai tujuan dari
pelaksanaan kegiatan belajar.
Sebuah motivasi sangat dibutuhkan dalam diri seseorang guna untuk tercapai sebuah tujuan
yang diinginkan, bagi siswa yang sedang menempuh pendidikan tentu membutuhkan sebuah
motivasi karena ini akan membantunya dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan ketika di
sekolah, dari motivasi tersebut seorang siswa akan memiliki tujuan yang jelas sehingga dia
akan mendorong dirinya agar semangat dalam belajar, memahami setiap materi yang
disampaikan oleh guru dalam kelas, dan nantinya dapat menjadi siswa berprestasi. Menurut
Sardiman (2010) sebuah motivasi harus ada dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah,
karena dengan motivasi nantinya proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan hasil
yang didapat akan maksimal. Sedangkan Santrock (2003) menyampaikan mengapa seorang
individu dapat berperilaku, berpikir, serta memiliki perasaan sesuai instink mereka sendiri,
dengan tetap menekankan terhadap segala aktivitas dan tingkah lakunya. Para ahli psikologi
memakai kata “motivasi” dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar agar dapat memberikan
gambaran terhadap proses yang dapat (1) memebentuk dan mendukung psikologi, (2)
menyokong maksud serta tujuan perilaku, (3) menyediakan peluang terhadap perilaku yang
sama, dan (4) memberi arahan terhadap pilihan perilaku tertentu. Menurut Suhaimin (2008)
memaparkan mengenai seorang siswa yang terindikasi mempunyai motivasi yang rendah
ketika proses pembelajaran bisa diamati dengan ciri-ciri berikut: siswa terbilang jarang sekali
menyelesaikan tugas dari guru, siswa menjadi mudah berputus asa, siswa sangat perlu sebuah
motivasi dari luar agar mampu berprestasi, siswa lamban dalam mencari pemecahan soal-soal.
Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah dalam proses pembelajaran tentu akan mengalami
sulit dan tidak mampu mengasimilasi informasi dan konten.
Motivasi belajar yang rendah juga dirasakan seluruh siswa di Indonesia seperti halnya
dilansir dalam situs berita online Indonesia.
Dilansir (Suara.com) 2020, penemuan save the children menunjukan ada sekitar 646.000
lembaga pendidikan di Indonesia selama pendemi tutup karena kebijakan dari pemerintah, hal
ini membuat kurang lebih 60 juta siswa terpaksa harus belajar dari rumah. Tidak hanya itu, 4
dari 10 orangtua siswa menyampaikan setelah hampir 9 bulan belajar di rumah motivasi belajar
para anak semakin menurun. “Penyebab utama anak kehilangan motivasi belajar 70 persen
disebabkan karena bosan, terlalu banyak tugas, metode belajar kurang menyenangkan, tidak
ada interaksi, berebut fasilitas,” terang Deputy Chief Program Impact and Policy Save the
children, tata sudrajat saat memaparkan hasil temuannya, Rabu (16- Desember- 2020).
Isu lain yang dikemukakan di PJJ adalah bahwa 20% orang tua mengakui kesulitan dalam
memberikan materi pembelajaran untuk anak-anak mereka. Sayangnya, satu dari empat orang
tua atau 26% mengatakan guru sama sekali tidak memantau aktivitas belajar anaknya. Pada
akhirnya, rangkaian masalah ini membuat pembelajaran di rumah menjadi sulit bagi 8 dari 10
anak. Hal ini berakibat terhadap waktu belajar anak menurun secara signifikan sejak adanya
Covid-19 pada tahun 2020, 7 dari 10 orangtua siswa mengatakan bahwasannya anak mereka
tidak banyak mengisi untuk belajar waktu ketika diminta untuk belajar secara mandiri. “Dalam
sebuah data ada yang menyimpulkan ada sekitar 1% dari 60 juta siswa Indonesia merasa tidak
belajar apa-apa selama proses PJJ.” Tutup tata letak.
KOMPAS.COM, 2021 – Sejak pandemi Covid-19, siswa diwajibkan mengikuti
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini untuk memastikan pendidikan tetap berjalan meski di
tengah pandemi. Sebuah survei yang dilakukan oleh Global Save the Children di 46 negara,
khususnya Indonesia, pada Juli 2020 menemukan bahwa 7 dari 10 anak melaporkan sedikit
atau tidak belajar selama pandemi. Menurut dokumen yang diperoleh Kompas.com, Rabu (8
September 2021), “Motivasi belajar pun berkurang dan ini bisa mempengaruhi literasi dan
numerasi anak.” Semua pihak harus bersama-sama mengantisipasi ketidakmampuan belajar
yang menyebabkan anak kehilangan keterampilan dan pengalaman belajar. . Dikhawatirkan
ketika mereka memasuki usia dewasa akan mempengaruhi kurangnya keahlian mereka untuk
bersaing di dunia kerja dan bisnis, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan mereka untuk
menghasilkan pendapatan.
Situasi ini memiliki dampak negatif khususnya pada motivasi belajar siswa, karena
pembelajaran online hanya memberikan pengetahuan dan siswa tidak menerima pembentukan
karakter dari guru mereka. Banyak siswa yang tidak terlalu aktif dalam mengetahui tentang
pembelajaran online, tidak adanya semangat siswa terhadap pembelajaran online, dan
kurangnya lingkungan dan interaksi teman sebaya menyebabkan rendahnya motivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan hasil belajar yang buruk bagi
siswa, mengakibatkan nilai dan kinerja yang buruk. Oleh karena itu, motivasi belajar sangat
penting bagi siswa karena mendorong mereka untuk terus belajar. Jika siswa tertarik untuk
belajar, mereka akan terus mencari apa yang mereka tidak tahu dan tetap aktif dalam pelajaran
berikutnya.
Dari liputan beberapa situs berita online diatas maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya
motivasi belajar saat pandemi dirasakan hampir seluruh siswa di Indonesia dengan berbagai
keluhan. Rendahnya motivasi belajar siswa sampai saat ini masih berdambak besar bagi siswa
meskipun sudah tidak pandemi atau bisa disebut pasca pandemi. Berbagai macam keluhan
rendahnya motivasi belajar yang dirasakan siswa yaitu dikarenakan pembelajaranya jarak jauh
(PJJ) dan secara daring sehingga memngabitkan siswa itu malas dan merasa bosan saat
diberikan materi pembelajaran.
Banyak siswa yang tidak terlalu aktif dalam mengetahui tentang pembelajaran online, tidak
adanya semangat siswa terhadap pembelajaran online, dan kurangnya lingkungan dan interaksi
teman sebaya menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini
dapat menyebabkan hasil belajar yang buruk bagi siswa, mengakibatkan nilai dan kinerja yang
buruk.
Gambaran motivasi belajar rendah di atas juga berlaku pada siswa SMP Darussalam
Baureno, hal ini menunjukkan bahwa SMP Darussalam Baureno di Provinsi Bojonegoro
memiliki siswa dengan motivasi belajar rendah di antara siswa kelas VII. Tanda-tanda
rendahnya motivasi belajar siswa dapat ditemukan antara lain dalam kegiatan belajar mengajar
sehari-hari dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. (3) Tidak antusias dalam berdiskusi,
(4) Siswa cenderung mengeluh ketika guru memberikan tugas, (5) Enggan menjawab
pertanyaan dari guru, dll meskipun diberi kesempatan untuk bertanya.
Motivasi siswa untuk belajar bervariasi dari orang ke orang. Guru harus mampu
memotivasi para siswanya agar tetap memiliki semangat belajar yang tinggi, karena untuk
memulai kegiatan belajar sebuah motivasi dalam diri sangatlah dibutuhkan. Dengan hadirnya
sebuah motivasi belajar maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Motivasi adalah
kekuatan atau energi yang menggerakkan aktivitas belajar seorang anak. Tutor berperan
sebagai motivator dan moderator untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Layanan orientasi dan konseling yang tersedia untuk memotivasi siswa belajar online adalah
layanan konseling secara berkelompok, layanan konseling seperti ini bermaksud untuk
memotivasi para murid untuk belajar secara online. Erman Amti dalam Ahdiat Prasetyo
Laksono (2017) menyampaikan “Kepemimpinan dan konseling kelompok dimaksudkan untuk
menggunakan dinamika kelompok sebagai media untuk membimbing individu dalam
kesusahan”.
Layanan konseling kelompok memiliki tujuan untuk mengembangkan pikiran, perasaan,
sikap, wawasan, dan persepsi agar tingkah laku yang diberikan lebih efektif. Menurut Harrison
dalam Kurnanto (2013) berpendapat mengenai layanan konseling kelompok yakni “sebuah
aktifitas yang dilakukan secara berkelompok terdiri atas 4-8 konseli yang bertemu dengan 1-2
konselor”. Selama layanan berlangsung, konseling kelompok ini mendiskusikan beberapa
permasalahan, seperti halnya kemampuan diri ketika akan membangun sebuah hubungan dan
komunikasi, mengembangkan sifat tenggang rasa dan beberapa kemampuan untuk mencari
solusi dalam permasalahan. Tujuan dari konseling kelompok menurut Winkel (2013) ialah
untuk menumbuhkan rasa menghargai dan saling peduli satu sama lain. Dari sebuah penelitian
didapatkan bahwasannya kegiatan komunikasi akan memungkinkan untuk menghasilkan
sebuah dampak yang baik bagi diri seseorang dengan individu di sekitarnya. Ada dua jenis
praktik konseling kelompok: kelompok bebas dan kelompok tugas, yang dijelaskan di bawah
ini. (1) Topik Tugas adalah sebuah inti pembicaraan yang secara langsung dipaparkan oleh
seorang pembimbing agar nantinya dapat dibahas oleh anggota kelompoknya. (2) Free topik
adalah sebuah kegiatan konseling bersama yang membebaskan para anggota untuk
mengungkapkan masalah yang dialaminya dan kemudian mendiskusikannya satu per satu.
Self-talk membahas diri sebagai multidimensi secara terbuka/tertutup atau positif/negatif
dan bertindak untuk memandu atau memotivasi dirinya sendiri. Menurut Stamou, Theodorakis,
Kokaridas, Perkos, dan Kessanopou (2013) self-talk merupakan sebuah teknik kognitif yang
dapat mengondisikan proses-proses intelektual serta memperbaiki cara berpikir seseorang.
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang diselenggarakan dalam semua
jenis & jenjang pendidikan. Dalam lembaga pendidikan khususnya kegiatan belajar mengajar,
untuk memproses pembelajaran dari awal hingga akhir tentu tidak hanya terpaku pada faktor
intelektual saja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor non-intelektual seseorang yang
memiliki peran.untuk membangun hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat digunakan sebagai
motivasi dalam diri siswa.
Metode bimbingan dan konseling self-talk positif diterapkan untuk memberi kemungkinan
yang lebih solutif untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan, karena self-talk ini
memberikan keyakinan signifikan dan terpercaya yang berasal dari ucapan positif. Motivasi
terpenting untuk belajar harus datang dari dalam, dan Anda memainkan peran penting dalam
meningkatkan motivasi diri ini. , adalah self-talk yang positif.
Kegiatan Self Talk menjadi salahsatu cara manusia untuk berkomunikasi, jikalaupun
manusia enggan untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, maka dengan Self Talk ini
setidaknya manusia dapat melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri dengan beragam cara
seperti mengkomunikasikan dalam bentuk kata, mencipatakan gambaran maupun rasa. Self
Talk ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan kesempatan diri berbicara, maka
dengan begitu tentu akan menambah pemahaman mengenai diri kita sendiri. Jika dilihat dari
penjelasan di atas, maka penyebab dari motivasi belajar siswa yang terbilang rendah karena
pengaruh dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Akibatnya dapat
memberikan pikiran negatif mengenai dirinya sendiri ataupun orang lain yang dapat
berpengaruh terhadap proses belajarnya, oleh karena itu pikiran yang negatif itu harusnya
tergantikan oleh pikiran positif kemudian diucapkannya sebagai penyemangat dan harapan
selanjutnya agar bisa memberikan hasil sebuah tingkah laku yang positif dan motivasi belajar
siswa membaik daripada sebelumnya.
Prayitno (1995) menjelaskan bahwasannya layanan konseling kelompok menjadi bagian
dari langkah untuk melakukan bimbingan secara berkelompok kepada siswa dan menjadi
kelompok yang lebih kuat, mandiri dan besar. Panduan ini telah terbukti memenuhi kebutuhan
serta minat siswa. Melihat keadaan tersebut dapat diartikan bahwasannya motivasi belajar
siswa kelas VII SMP Darussalam Baureno masih terbilang rendah, dan permasalahan menarik
perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang intervensi konseling dan pendampingan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Tingkatkan teknik percakapan Anda dengan
metode sefl talk.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menunjukkan bahwa metode yang dapat digunakan
untuk memberikan bimbingan dan konseling agar memingkatkan motivasi siswa adalah self-
talk. Self-talk bisa menciptakan keadaan hati yang positif dengan mengucapkan kata-kata dan
frasa secara mental dengan makna positif ketika Anda lelah secara fisik. Secara umum, sekolah
memberikan dukungan kepada siswa untuk secara individual mengatasi permasalah yang
berkaitan dengan perbedaan individu dalam berpikir, sikap, dan pola perilaku melalui layanan
sekolah dan kontribusi konseling. Situasi belajar itu mencakup segala pokok keseluruhan
proses pendidikan di sekolah.
Self Talk bisa diaplikasikan oleh konseli untuk mengembangkan motivasi. Contohnnya,
apabila klien atau pasien menginginkan dirinya agar termotivasi berolahraga, maka konseli
bisa memberikan sebuah ungkapan terkait bidang keolahragaan dan membuat beberapa contoh
diantarannya sebagai mengubah kebiasaan buruk menjadi perilaku yang positif, sehingga
nantinya klien tersebut akan dapat merubah kebiasannya menjadi lebih baik lagi.
Komunikasi terjadi tidak hanya terjadi pada dua orang, antara konselor dan klien, namun
juga mencakup seluruh anggota dalam kelompok yang berusaha untuk saling membantu.
Dalam berkelompok, diharapkan dapat membangun hubungan seluruh anggota kelompok
untuk mendalami informasi satu sama lain. Jawaban, reaksi, pendapat yang didapatkan selama
layanan konseling berlangsung, semua itu akan bermanfaat untuk siswa. Apalagi kondisi
layanan konseling kelompok ini terbilang nyaman, kemungkinan nantinya akan ditemukan
suatu hal yang baru dan diharapkan akan dapat mengatasi masalah motivasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemukan, peneliti ingin membuat suatu kajian
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan
Konseling Kelompok Dengan Teknik Self talk pada Siswa Kelas VII di SMP Darussalam
Baureno”.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana keefektifan konseling kelompok, dengan teknik self talk untuk meningkatkan
motivasi, belajar siswa?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengatahui keefektifan, konseling kelompok dengan teknik self talk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebuah pengetahuan baru terkhusus pada lingkup
bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan pemanfaatan layanan konseling kelompok
untuk memotivasi siswa. Hasil penelitian dapat juga dijadikan sebagai acuan teruntuk
peneliti selanjutnya yang ingin mempelajari konseling kelompok dalam berbagai topik,
media, jenis metode, dan lokasi penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru BK
Manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan guna bisa memberikan
masukan teruntuk para guru BK untuk membentuk strategi-strategi pada layanan
bimbingan kelompok yang disini dapat berguna dalam upaya memotivasi siswa ketika
belajar di sekolah.
b. Bagi peserta didik
Manfaat yang didapatkan dari penelitian, nantinya akan bisa meningkatkan
motivasi belajar peserta didik ketika dilakasanakan layanan konseling kelompok.
Disamping itu peserta didik bisa saling bertukar pikiran antar siswa mengenai
pengetahuan, dan manfaat bimbingan untuk perkembangan diri seorang siswa yang
berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar dengan perantara layanan bimbingan
kelompok.
c. Bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti sendiri untuk menambah keterampilan dan berusaha
mengaplikasikannya pada kebijakan-kebijakan dalam Bimbingan dan Konseling yang
berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan.

1.5 Batasan Penelitian

Pada penelitian ini diperlukan batasan- batasan agar tujuan penelitian dapat
tercapai. Adapun batasan permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu:

1. Penelitian mengetahui kondisi objektif motivasi belajar siswa sebelum


diberikannya layanan konseling kelompok.
2. Mengatahui pelaksanaan metode Teknik Self talk dalam layanan konseling
kelompok untuk, meningkatkankan motivasi belajar peserta didik.
3. Mengatahui efektifitas konseling kelompok dengan teknik self talk untuk bias
meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.6 Asumsi Penelitian

Motivasi Belajar di SMP Kec. Baureno tidak dapat dibiarkan begitu saja, tetapi harus ada
suatu model yang efektif dan praktis dalam penerapanya untuk dapat meningkatkanya. Berikut
adalah beberapa cara terbaik untuk memotivasi siswa Anda untuk belajar saat mereka tumbuh.
Layanan bimbingan konseling kelompok dengan menerapkan teknik self-talk untuk memotivasi
belajar. Artinya, model belajar siswa sebagai siswa tumbuh, belajar dan berkembang. Layanan
Konseling kelompok adalah sebuah tindakan konseling yang dilakukan dengan suasana kelompok
dengan semangat bersama yang didalamnya menjalin suatu ikatan oleh masing-masing anggotanya
yang peduli, hangat, akrab, dan terbuka satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan baik
individu maupun kelompok itu sendiri. Dalam penelitian ini anggota kelompok mempunyai hak
agar melatih diri dalam mengungkapkan pengalamanya serta pendapat dan gagasanya. Dengan
demikian dapat dimungkinkan siwa memperoleh bagaimana meningkatkan motivasi belajar dari
pengalaman anggota kelompok lain.
1.7 Definisi Operasional

Adapun Definisi Operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Motivasi belajar adalah kekuatan atau dorongan dari dalam yang menstimulusi individu
untuk bertindak memenuhi kebutuhan mereka, serta mencapai tujuan mereka. Artinya,
proses di mana individu mengubah perilaku mereka berdasarkan pengalaman mereka dari
aktivitas yang berbeda. Misalnnya Dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,
dll.

2. Layanan Konseling Kelompok adalah Dukungan untuk orang-orang yang dibentuk


dalam kelompok berwujud pencegahan dan pengobatan yang bertujuan memberikan solusi
untuk perkembangan dan pertumbuhan. Layanan konseling kelompok akan besar
kemungkinan untuk siswa dapat membahas permasalahan yang siswa alami dengan
dinamika kelompok. Tohirin (2014) berpendapat setidaknya terdapat 2 teknik ketika akan
melakukan layanan konseling kelompok yakni dengan menggunakan teknik umum dan
teknik bermain kelompok.

Teknik umum yang dimaksud merupakan teknik diterapkan pada saat melakukan
layanan konseling kelompok dan berkaitan dengan pengembangan dinamika kelompok
yang disepakati oleh semua anggota. Teknik-teknik tersebut antara lain: (1) terbuka dan
efektif (2) memfasilitasi usaha siswa ketika berdiskusi; (3) menganalisis dan membentuk
opini; dan (4) memfasilitasi tanggapan langsung terhadap kegiatan kelompok. Sedangkan
Teknik bermain kelompok serupakan sebuah teknik yang diterapkan dalam layanan
konseling kelompok, tetapi teknik ini hanya digunakan sebagai kegiatan tambahan dan
sebagai media untuk materi tertentu. Kegiatan bermain yang diharapkan dalam sebuah
layanan bimbingan kelompok dapat dicirikan sebagai berikut: mudah, menyenangkan,
menciptakan rasa relaksasi, meningkatkan kohesi, dan diterima oleh semua anggota
kelompok.

3. Self Talk adalah komunikasi yang bisa dilakukan oleh pribadi masing-masing orang
kepada dirinya sendiri untuk mengubah keyakinan negatif menjadi keyakinan positif selain
itu juga bisa memperbaiki perilaku tertentu. Beberapa hal yang harus dilakukan agar
mendapaatkan hasil yang efektif dari kegiatan self talk: (1) Agar mudah diingat sebuah
peryataan dalam self talk seharusnya lebih dipersingkat dan diungkapkan secara sederhana,
(2) Dalam upaya mencapai tujuan hendaknya pikiran dengan gerakan yang dilakukan
haruslah sinkron, (3) Memberikan keterangan durasi waktu yang jelas dalam self talk yang
disesuaikan dengan kegiatan yang harus dilakukan, (4) self talk positif seharusnya lebih
sering dilakukan dari pada self talk negative.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang hasil yang diperoleh dari penelitian tentang upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan konseling kelompok dengan menggunakan
teknik self talk pada siswa kelas VII SMP Darussalam Baureno. Analisis data meliputi beberapa
sub bab yaitu pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, tingkat motivasi s belajar siswa sebelum dan
sesudah diberikannya treatment b berupa konseling kelompok menggunakan n teknik self talk,hasil
uji linearitas, hasil b uji normalitas, hasil b uji t-test, dan pembahasan.

4.1Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pre-eksperimen ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

4.1.1 Penyeleksian subjek penelitian dilakukan dengan cara memberikan instrumen penelitian
berupa angket kepada 60 siswa kelas VII Smp Darussalam Baureno
4.1.2 Setelah angket diisi oleh siswa, kemudian diberikan poin yang sesuai pada setiap jawaban.
4.1.3 Setelah itu dilakukan analisis hasil uji validitas dan reliabilitas angket untuk selanjutnnya
menguji hasil pre-test
4.1.4 Menganalisis tingkat motivaasi belajar siswa berdasarkan jumlah poin yang diperoleh setiap
siswa.
4.1.5 Memberikan treatment konseling kelompok menggunakan teknik self talk kepada 12 siswa
dengan poin terendah.
4.1.6 Memberikan instrumen penelitian (skala/ angket motivasi belajar) untuk menguji hasil post-
test. Pemberian angket ini bertujuan untuk mengukur perubahan pada diri subyek penelitian
dari sebelum diberikan tretment dengan setelah diberikannya treatment
4.1.7 Menguji hasil pre-test dan post-test dengan uji Wilcoxon
Angket / skala motivasi belajar untuk pre-test menggunakan c skor 1-4 dengan
jumlah item sebanyak 60 pernyataan. Panjang kelas interval kriteria motivasi belajar dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Presentase skor maksimum = (4:4) x 100% = 100%
Presentase skor minimum = (1:4) x 100% = 25%
Rentang skor persentase = 100% - 25% = 75%
Banyaknnya kriteria = (tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah)
Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75%

Berdasarkan perhitungan diatas maka kriteria penilaian tingkat presentasi belajar siswa
adalah sebagai berikut

Tabel 4.1 kriteria tingkat motivasi belajar siswa

Interval Kriteria
81,25% < skor < 100% T (Tinggi)
62,50% < skor < 81,25% S (Sedang)
43,75% < skor < 62,50% R (Rendah)
25%< skor < 43,75% SR (Sangat Rendah)
Hasil skor maksimal untuk pre-tes = 60 x 4 = 240. Dimana 60 merupakan jumlah pernyataan, 4
merupakan skor maksimal.

Kriteria penilaian tingkat motivasi belajar siswa kelas VII SMP Darussalam Baureno ini
dibuat agar memudahkan peneliti untuk memberikan presentasi tingginya motivasi belajar siswa
yang rendah untuk selanjutnnya akan diberikan layanan n konseling kelompok dengan treatment
berupa teknik self talk untuk meningkatkan v motivasi belajar siswa yang semula rendah
meningkat menjadi lebih tinggi.

4.2 Hasil penelitian


4.2.1 Hasil Pre-test

Hasil pre-test merupakan hasil yang diperoleh siswa sebelum diberikan treatment
konseling b kelompok dengan teknik sefl talk. Sesuai dengan dari tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui tingkat motivasi v belajar siswa kelas VII SMP darussalam Baureno, maka hasil pre-
test disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 hasil pre-test sebelum diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik self
talk

No Nama Jumlah (N) Rumus % Kategori


N : Nmax X 100%
1. L.W.A 133 133 : 240 x 100% 55% R
2. S.A.R 140 140: 240 x 100% 58% R
3. O.A.P 140 140: 240 x 100% 58% R
4. L.A 144 144: 240 x 100% 0,6% R
5. R.L.R 144 144: 240 x 100% 0,6% R
6. S.H.P 148 148: 240 x 100% 61% R
7. M.Y.A 150 150: 240 x 100% 62% R
8. N.D.S 151 151: 240 x 100% 62% R
9. M.N.K 152 152: 240 x 100% 63% S
10. N.I.S.R 152 152: 240 x 100% 63% S
11. M.A.S 154 154: 240 x 100% 64% S
12. R.Z.P 155 155: 240 x 100% 64% S
Rata- rata 50% R
Hasil skor maksimal (Nmax) = 60 x 4 = 240. Dimana 60 merupakan jumlah pernyataan, 4
merupakan skor maksimal.

Berdasarkan hasil pre-test ang diperoleh dari 12 siswa pada tabel diatas, dapat diketahui
bahwa tingkat motivasi belajar siswa sebelum diberikan treatment koseling kelompok dengan
teknik self talk yaitu bahwa 8 siswa diposisi rendah dan 4 iswa lagi pada posisi sedang. Adapun
rata-rata pada 12 siswa tersebut adalah 50% dan berada pada kategori rendah.

4.2.2 Hasil Post- Test

Hasil post-test merupakan hasil yang diperoleh mahasiswa setelah diberikan treatment
konseling kelompok dengan teknik self talk sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mngetahui tingkat motivasi belajar siswa SMP darussalam Baureno, maka hasil post-test disajikan
dalam tabel berikut ini

Tabel 4.3 Hasil Post-test setelah diberikan layanan konseling kelompok dengn teknik self talk

No Nama Jumlah (N) Rumus % Kategori


N : Nmax X 100%
1. L.W.A 138 138 : 176 x 100% 78% S
2. S.A.R 145 145: 176 x 100% 82% T
3. O.A.P 147 147: 176 x 100% 83% T
4. L.A 147 147: 176 x 100% 83% T
5. R.L.R 150 150: 176 x 100% 85% T
6. S.H.P 150 150: 176 x 100% 85% T
7. M.Y.A 158 158: 176 x 100% 89% T
8. N.D.S 153 153: 176 x 100% 86% T
9. M.N.K 156 156: 176 x 100% 88% T
10. N.I.S.R 155 155: 176 x 100% 88% T
11. M.A.S 155 155: 176 x 100% 88% T
12. R.Z.P 157 157: 176 x 100% 89% T
Rata- rata 85% T
Hasil skor maksimal (Nmax) = 44 x 4 = 176. Dimana 44 merupakan jumlah pernyataan: 4
merupakan skor maksimal.

Berdasarkan hasil post-test yang diperoleh dari 12 siswa pada tabel diatas dapat diketehaui
bahwa tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikaan treatment konseling kelompok dengan
teknik self talk yatu ada 1 siswa yang berada dikategori sedang dan 11 siswa lainnya dikategori
tinggi. Adapun rata-rata presentase pada 12 siswa tersebut adalah 85% dan berada pada kategori
tinggi.
4.3 Tingkat Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan
Treatment/ Perlakuan Dengan Konseling Kelompok Menggunakan Teknik Self
Talk

Untuk mengetahui peneraapan konseling kelompok dengan tekik self talk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, berikut adalah gambaran hasil dari tingkat motivasi belajar
siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment.

Tabel 4.4 Hasil pre-test dan post-test sebelum dan sesudah diberikan konseling kelompok
dengan teknik self talk

No Nama Pre-Test Kategori Post- Test Kategori Perbedaan


1. L.W.A 55% R 78% S 23%
2. S.A.R 58% R 82% T 24%
3. O.A.P 58% R 83% T 25%
4. L.A 0,6% R 83% T 23%
5. R.L.R 0,6% R 85% T 23%
6. S.H.P 61% R 85% T 24%
7. M.Y.A 62% R 89% T 27%
8. N.D.S 62% R 86% T 24%
9. M.N.K 63% S 88% T 25%
10. N.I.S.R 63% S 88% T 25%
11. M.A.S 64% S 88% T 24%
12. R.Z.P 64% S 89% T 25%
Rata-rata 50% R 85% T 35%

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkaan bahwa presentase dari rata- rata antara
sebelum dan sesudah diberikan treatment konseling kelompok dengan teknik self talk yaitu 50%
dengan kategori rendah, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum diberikanya
perlakuan konseling kelompok dengan teknik sefl talk sangat rendah. Dan setelah mendapatkan
perlakuan dengan konseling kelompok menggunakan teknik sefl talk tingkat motivasi belajar
meningkat menjadi 85% dengan kategori tinggi. Perbedaan antara hasil rata-rata presentase siswa
sebelum dan sesudah diberikan treatment yaiu sebesar 35% artinya ada perbedaan sebelum
diberikan treatment dan sesudah diberikanya treatment.

4.4 Uji Linearitas


Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang
linear atau tidak. Menguji data antara variabel X dan Y menggunakan bantuan program SPSS versi
25.

Tabel 4.5

Hasil Uji Linearitas


ANOVA Table
Sum of Square Df Mean Square F Sig.
Pre-test*Post- Between Groups 482.917 8 60.365 10.061 .042
(combined)
test Linearity 449.413 1 449.413 74.902 .003
Deviation From 33.503 7 4.786 .798 6.39
Linearity
Within group 18.000 3 6.000
Total 500.917 11

Berdasarkan hasil output perhitungan uji linearitas menggunakan SPSS versi 25 dapat
diketahui bahwa nilai signifikan (sig) pada baris Deviation From Linearity adalah sebesar 0,639
yang mana lebih besar dari taraf signifikan yang telah ditentukan yakni 0,05. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa antara variabel Pre test dan variabel Post test terdapat hubungan yang linier.
4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah data dari variabel yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak normal. Analisis data dapat dilakukan jika hasil dari
pengujian ini mengungkap bahwa data berdistribusi normal. Cara yang digunakan untuk menguji
normalitas menggunakan SPSS 25 dengan menggunakan uji kolmogrov- Smirnov.

Pedoman yang digunakan dalam mengambil keputusan uji normalitas kolmogrov- smirnov sebagai
berikut :

1. Jika nilai signifikan (sig.) lebih dari 0,05 maka data penelitian dikategorikan normal
2. Jika nilai signifikan (sig.) kurang dari 0,05 maka data penelitian dikategorikan tidak normal

Berikut hasil uji normalitas dengan SPSS versi 25.

Tabel 4.6

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
X .176 12 .200* .922 12 .304
Y .172 12 .200* .926 12 .335
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS mendapatkan nilai signifikan
sebesar 0,200 yang berarti bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05 maka variabel yang diteliti
terdistribusi normal.

4.6 Uji T-test


Uji T-test merupakan salah satu uji yang digunakan untuk menguji keefektifan perlakuan,
ha;l ini ditandai adannya perbedaan rata- rata sesudah diberikan perlakuan. Sugiyono (2016).
peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 25. Berikut hasil uji t-test.

Dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Paired Sampels Test

Paired Differences

95% Cofidence Interval of the

Difference
Mean Std. Std. Lower Upper T Df Sig.
Deviation Error (2.tailed)
Mean
Pair -4.000 .2.216 640 -5.408 -2592 -6.254 11 .000
X-Y

Tabel 4.8

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 X 146.92 12 6.748 1.948
Y 150.92 12 5.915 1.708
Sumber : Output SPSS versi 25.

Dasar pengambilan keputusan uji paired T-test yaitut:

1. Jika nilai signifikan (2- tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Jika nilai signifikan (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hasil output uji T-test didapatkan nilai sig. (2- tailed) dari tabel Paired T-test sebesar 0,000. Hal
tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok control dan kelompok eksperimen dalam teknik sefl talk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.

4.7. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai tindakan treatment yang disarankan kepada subjek
penelitian dalam hal ini siswa melalui layanan konseling kelompok dengan menerapkan teknik sefl
talk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Darussalam Baureno.

Seligman dan Reichenbreg dalam Erford (2016), kegitan self talk sebagai upaya
komunikasi atau pep talk (bentuk komunikasi yang dimaksud agar dapat menumbuhkan suatu
keberanian atau antusiasme) positif yang dilakukan individu kepada dirinnya masing-masing.
Ketika pengguna self talk seseorang berulang- ulang menyebut sebuah frasa suportif yang sangat
membantu ketika dihadapkan pada suatu masalah.

Pelaksanaan penelitian dengan siswa dimulai dengan memberikan instrument penelitian


berupa angket pre-test yang berisi 60 butir pernyataan kepada 60 siswa SMP Darussalam Baureno.
Setelah siswa selesai mengisi angket, peneliti mengolah data hasil angket dengan tabulasi data
menggunakan Microsoft office excel untuk mengetahui hasil pre test siswa. Melalui hasil pre- test,
peneliti mengambil 12 anak dengan skor terendah untuk kemudian diberikan treatment atau
layanan konseling kelompok menguunakan teknik sefl talk.

Setelah melakukan validasi peneliti melakukan uji validitas yang berguna untuk
mengetahui kevalidan dan item pernyataan pada angket pre-test. Setelah melakukan uji validitas,
diketahui bahwa dari total 60 pernyataan terdapat 44 pernyataan yang dinyatakan valid dan 16
pernyataan dikatakan tidak valid. Kemudian 44 pernyataan tersebut diambil untuk diberikan ke 12
siswa dengan skor terendah yang digunakan sebagai post-test atau tes yang dilakukan setelah
diberikannya treatment. Selanjutnya peneliti melakukan uji realibilitas yang berguna untuk
mengetahui ketetapan dari butir instrument penelitian yang dinyatakan valid, berdasarkan hasil uji
realibilitas diketahui bahwa 44 item pernyataan valid dinyatakan realiabiel dengan kualifikasi
koefisien yang tinggi sebesar 0,902.

Pelaksanaan atau treatment yang diberikan kepada siswa adalah dengan mempelajari sebab
dari rendahnnya motivasi belajar siswa.

4.7.1 Pada pertemuan pertama peneliti membangun hubungan baik antara konselor
(peneliti) dengan konseli (siswa), guna mendekatkan diri dengan konseli sehingga
materi pelatihan akan lebih mudah tersampaikan.

4.7.2 Pada pertemuan kedua konselor menyampaikan tentang memahami motivasi belajar
melalui media kertas dan bolpoin yang dirancang degan baik untuk menarik
perhatian konseli.

4.7.3 Pada pertemuan ketiga konselor menyampaikan pembahasan tentang memahami


motivasi belajar Intrinsik (dari dalam) dengan menggunakan teknik sefl talk. Dengan
melalui media kertas dan bolpoin, yang berguna untuk mengetahui apakan siswa bisa
memahami motivasi belajar intrinsik dengan menggunakan teknik sefl talk. Agar bisa
meningkatkan belajarnnya.

4.7.4 Pada pertemuan keempat konselor menyampaikan pembahasan tentang memahami


motivasi belajar ekstrinsik (dari luar) dengan menggunakan teknik sefl talk. Dengan
melalui media kertas dan bolpoin, yang berguna untuk mengetahui apakan siswa bisa
memahami motivasi belajar ekstrinsik dengan menggunakan teknik sefl talk. Agar
bisa meningkatkan belajarnnya.

4.7.5 Pada pertemuan kelima dan keenam konselor menyampaikan pembahasan atau topik
tentang meningkatkan motivasi belajar dengan menggunkaan teknik sefl talk yang
bertujuan untuk bagaimana cara siswa meningkatkan motivasi belajarnnya dengan
menggunkan teknik sefl talk dan agar siswa bisa menerapkan sefl talk postifnnya
dalam kegiatan belajarnya. Materi tentang penggunaan teknik sefl talk sangat penting
untuk diperoleh siswa, agar siswa mampu untuk mencari solusi belajar ataupun
masalah yang dihadapinnya, sehingga hal tersebut tidak menghambat tujuan yang
iningi dicapainnya.

4.7.6 Pada pertemuan ke tujuh konselor mereview pertemuan ke dua sampai dengan
pertemuan keenam, hal ini bertujuan agar konseli mampu memahami materi dengan
lebih baik.

4.7.7 Pada pertemuan kedelapan menutup rangkaian kegiatan pelatihan teknik sefl talk
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Darussalam Baureno serta
menyebarkan angket post-test yang bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat
motivasi belajarnya tinggi dari yang sebelumnnya.

Setelah memberikan treatment, peneliti memberikan post test yang berisi 44 butir
pernyataan kepada 12 siswa tersebut. Setelah memperoleh hasil post test. Peneliti
mengolah hasil post test tersebut dengan menggunakan uji normalitas yang berguna untuk
mengetahui apakah data dari variabel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak
normal. Analisis data dapat dilakukan jika hasil dari pengujian ini mengungkap bahwa data
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa 12 siswa dari hasil
pre-test dan post test dinyatakan normal, dari hasil uji normalitas dengan bantuan program
SPSS mendapatkan nilai signifikan sebesar 0,200 yang berarti bahwa nilai signifikan lebih
dari 0,05 maka variabel yang diteliti terdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas peneliti menguji hasil pre-test dan post test
dengan uji t-test paired yang bertujuan untuk mengetahui hipotesis permasalahan atau
perbedaan kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka
dilakukan uji beda (paired sampel t-test). Berdasarkan uji t-test paired, uji T-test didapatkan
nilai sig. (2- tailed) dari tabel Paired T-test sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dalam teknik sefl talk untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Setelah itu peneliti melakukan uji linearitas yang bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Berdasarkan hasil output
perhitungan uji linearitas menggunakan SPSS versi 25 dapat diketahui bahwa nilai
signifikan (sig) pada baris Deviation From Linearity adalah sebesar 0,639 yang mana lebih
besar dari taraf signifikan yang telah ditentukan yakni 0,05. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa antara variabel Pre test dan variabel Post test terdapat hubungan yang linier.
Setelah itu peneliti mengolah hasil pre-test siswa sebelum diberikan treatment,
berdasarkan hasil dari pretest tersebut diketahui bahwa rata-rata siswa berada pada kategori
rendah dengan presentase 50%. Sedangkan pada hasil post-test siswa setelah diberikannya
treatment menggunakan teknik sefl talk, diketahui bahwa rata-rata siswa berada dalam
kategori tinggi dengan presentae 85%.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa sefl talk pada siswa di SMP
Darusaalam Baureno ternyata rendah dikarenakan para siswa belum pernah menerapkan
sefl talk dikehidupan sehri- hari, dikarena para siswa tersebut belum mengetahui apa itu
sefl talk. Dan setelah diberikannya perlakuan menggunakan layanan konseling kelompok
dengan teknik sefl talk siswa baru memahami dan menerapkannya dikehidupan sehari- hari
untuk meningkatkan motivasi belajar ataupun untuk yang lainnya.
Berdasarkan hasil pre-test dan post test dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan
yang cukup signifikan yaitu sebesar 35%. Maka dapat dilihat adannya peningkatan tingkat
motivasi belajar siswa. Sehingga melalui pemaparan dalam pembahasan diatas dapat
diketahui bahwa teknik sefl talk sangat efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VII SMP Darussalam Baureno.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka didapatkan sebuah hasil penelitian
mengenai langkah atau cara guna untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dengan
melakukan sebuah kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik sefl talk pada siswa kelas
VII SMP Darussalam Baureno, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik sefl talk terbukti efektif
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Darussalam Baureno dengan
penjabaran sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil pre-test yang diperoleh dari 12 siswa dapat diketahui bahwa rata-rata
siswa berada pada kategori rendah dengan presentasi sebesar 50%
2) Melalui hasil post-test setealh diberikannya treatmen yang dilakukan kepada 12 siswa
dapat diketahui bahwa rata-rata berada pada kategori tinggi dengan nilai presentase sebesar
85%
3) Terdapat perbedaan meningkatkan motivasi belajar siswa sebelum diberikannya treatment
dan setelah diberikannya treatment menggunakan teknik sefl talk. Sebelum diberikannya
treatment hasil presentase sebesar 50% dengan kategori rendah. Setelah mendapatkan
treatment nilai presentase rata-rata meningkat menjadi 85% dengan kategori tinggi.
Sehingga nampak perbedaan nilai sebelum dan setelah diberikan treatment yaitu sebesar
35%.
4) Berdasarkan hasil uji normalitas mendapatkan nilai signifikan sebesar 0,200 yang berarti
bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05 maka variabel yang diteliti terdistribusi normal.
5) Dari hasil uji t-test didapatkan nilai sig. (2- tailed) dari tabel Paired T-test sebesar 0,000.
Hal tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan
yang signifikan dalam teknik sefl talk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

6) Diketahui bahwa nilai signifikan (sig) pada baris Deviation From Linearity adalah sebesar
0,639 yang mana lebih besar dari taraf signifikan yang telah ditentukan yakni 0,05. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa antara variabel Pre test dan variabel Post test terdapat
hubungan yang linier.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Siswa
Kepada 12 siswa diharapkan mampu terus meningkatkan dan mempertahankan
motivasi belajar yang telah berhasil ditingkatkan dengan teknik sefl talk dan senantiasa
berkomitmen dengan diri sendiri meski tanpa pengawasan dari guru ataupun pihak lain.
Tidak hanya untuk 12 siswa diharapkan seluru siswa- siswi SMP Darussalam Baureno bisa
meningkatkan motivasi belajarnnya.
5.2.2 Bagi Sekolah
Diharapkan kepada pihak sekolah dapat meningkatkan kedekatan dan kepedulian
terhadap siswa sebagai bentuk penerapan layanan konseling sehingga siswa dapat terbantu
dalam mengatasi permasalahannya diri baik secara pribadi maupun tidak, terutama pada
peningkatan motivasi belajar siswa.
5.2.3 Bagi Guru BK
Diharapkan kepada guru BK dapat digunakan untuk sebagai sumber informasi
mengenai hubungan antara konseling kelompok dengan teknik sefl talk untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik SMP Darussalam Baureno. Dengan diperoleh
hasil bahwa terdapat keefektifan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII
SMP Darussalam Baureno. Guru Bk dapat berupaya untuk melakukan pengembangan
motivasi belajar agar dapat membantu peserta didik memiliki kemampuan untuk
meingkatkan motivasi belajar, sehingga peserta didik dapat menjalani kegiatan belajar
dengan baik.
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnnya
Diharapkan mampu menjadikan bahan referensi serta mengembangkan penelitian
tentang “Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan layanan konseling kelompok
menggunakan teknik sefl talk”. Ataupun kekurangan atau kelalaian yang belum diteliti
agar disempurnakan lebih bagus lagi oleh peneliti selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai