Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Ketidakefektifan Pembelajaran Daring


bagi Siswa SMAN 1 Wonogiri Kelas XI Mipa 1

Disusun oleh :
1. Alika Nurkhasanah (03)
2. Benediktus Evan Budi (06)
3. Eliza Ribut Febriana (11)
4. Fidela Castro Sindu N.S (13)
5. Fransiscus Asisi Adhi P (15)
6. Humaira Khairunnisa (17)

SMA Negeri 1 Wonogiri


Tahun 2022
Analisis Ketidakefektifan Pembelajaran Daring bagi Siswa SMAN 1 Wonogiri
Kelas XI Mipa 1

A. Latar Belakang Masalah


Pandemi Covid 19 yang dimulai sejak awal tahun 2020 telah
memberikan dampak yang besar bagi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari
aspek politik, ekonomi, sosial, hingga aspek pendidikan juga ikut terkena
dampaknya. Pada aspek pendidikan, dampak yang paling besar dirasakan
adalah terhentinya kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah yang
kemudian digantikan dengan sistem pembelajaran daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring merupakan sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan
dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang lainnya
seperti telepon seluler dan komputer.
Pembelajaran daring dimulai sejak adanya Surat Edaran Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi
No. 1 Tahun 2020 yang menginstruksikan untuk menyelenggarakan
pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Hal ini menjadi alternatif
pembelajaran sebagai akibat adanya kebijakan untuk membatasi kerumunan
dalam upaya mencegah penularan Covid-19. Seluruh sekolah hingga
perguruan tinggi di Indonesia menerapkan pembelajaran daring. Salah
satunya adalah SMA Negeri 1 Wonogiri.
Sejak awal pandemi Covid-19, pembelajaran di SMA Negeri 1
Wonogiri dilakukan secara daring. Kegiatan belajar mengajar secara penuh
dilaksanakan dari rumah melalui media internet. Pada akhir tahun 2021,
sistem pembelajaran berubah menjadi blanded learning di mana sebagian
siswa melaksanakan pembelajaran tatap muka dan sebagian lagi
melaksanakan pembelajaran daring. Bagi siswa yang mengikuti pembelajaran
tatap muka tentu saja harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Dimulai saat memasuki gerbang sekolah, para siswa diharuskan untuk
mencuci tangan lalu mengukur suhu tubuh. Selanjutnya sebelum memasuki
ruangan kelas, para siswa juga diharuskan melakukan scanning peduli

1
lindungi dan juga mengisi daftar kehadiran. Selama proses pembelajaran para
siswa juga tidak diperkenankan untuk saling berkerumun.
Secara umum, pembelajaran daring masih tetap dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Wonogiri. Pada awal penerapannya, pembelajaran daring jelas
diharapkan memberikan manfaat sekaligus menjadi solusi dalam
melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu pembelajaran daring dirasa kurang efektif. Banyak siswa
yang mengeluh terkait kendala dalam pembelajaran daring. Pemahaman atas
materi yang disampaikan guru juga dirasa kurang.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Ketidakefektifan Pembelajaran Daring bagi
Siswa SMAN 1 Wonogiri Kelas XI Mipa 1”. Rencana penelitian tertuang
dalam proposal ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kendala yang dihadapi siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI
Mipa 1 dalam pembelajaran daring?
2. Bagaimana pengaruh pembelajaran daring terhadap kondisi psikologis
siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran daring terhadap pencapaian hasil
belajar siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1?
4. Mengapa pembelajaran daring di SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1
dirasa tidak efektif?

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa SMAN 1 Wonogiri kelas
XI Mipa 1 dalam pembelajaran daring .

2
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap kondisi
psikologis siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1.
3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap pencapaian
hasil belajar siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1.
4. Untuk mengetahui mengapa pembelajaran daring di SMAN 1 Wonogiri
kelas XI Mipa 1 dirasa tidak efektif.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa dan guru
untuk mengatasi ketidakefektifan pembelajaran daring yang dialami, guru
dapat menemukan solusi metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian
siswa sehingga siswa dapat menaruh fokus pada materi pembelajaran yang
disampaikan oleh para guru, selain itu juga siswa dapat melakukan
introspeksi diri setelah membaca proposal ini dengan menjauhi atau
mengurangi hal-hal atau faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefektifan
dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan
baik.

E. Definisi Operasional
Pembelajaran daring merupakan sebuah sistem pembelajaran yang
dilakukan dalam jarak jauh melalui media berupa internet dan alat penunjang
lainnya seperti telepon seluler dan komputer. Penelitian ini akan difokuskan
pada ketidakefektifan pembelajaran daring yang tengah dijalani oleh siswa di
Indonesia khususnya siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1.

F. Tinjauan Pustaka
Pembelajaran daring yang diberlakukan sejak adanya pandemi Covid-
19 merupakan salah satu alternatif dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran di tengah pandemi. Pembelajaran daring sendiri dapat diartikan
sebagai proses kegiatan belajar dengan memanfaatkan teknologi sebagai
media pembelajaran.

3
Menurut Dimyati (2017: 15), pembelajaran daring atau yang dikenal
dengan dengan istilah e-learning merupakan bentuk pemanfaatan teknologi
dalam mendukung proses belajar mengajar jarak jauh. Abdallah (2018: 25),
menjelaskan bahwa e-learning merupakan proses pembelajaran di mana
proses belajar siswa memudahkan siswa dalam belajar dengan memanfaatkan
internet. Pembelajaran daring juga diartikan sebagai cara baru dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat elektronik berupa gawai atau
laptop khususnya pada akses internet dalam penyampaiannya dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran daring sepenuhnya bergantung kepada
akses jaringan internet (Rigianti, 2020: 30).
Konsep pembelajaran daring seharusnya tetap sejalan dengan tujuan
dari pembelajaran sendiri. Menurut Daryanto (2005: 35), tujuan pembelajaran
adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Suryosubroto (1990: 40) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah
rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia
melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan hasil.
Bergantungnya pembelajaran daring pada teknologi berakibat pada
munculnya berbagai kendala dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat
berupa kendala dalam jaringan internet maupun kendala dalam penggunaan
gawai, laptop, atau komputer. Ibrahim, N.K. dkk. (2021: 45) mengungkapkan
bahwa jaringan internet yang lemah merupakan kendala dalam pembelajaran
berbasis online. Tidak meratanya koneksi internet di beberapa tempat menjadi
penghalang dalam proses pembelajaran. Apabila koneksi internet tidak
tersedia, kegiatan pembelajaran daring tidak akan terlaksana. Hal tersebuat
jelas menyebabkan proses pembelajaran daring menjadi tidak efektif.
Kendala jaringan dalam pembelajaran daring juga menyebabkan
kendala lainnya seperti komunikasi. Komunikasi seharusnya menjadi hal
penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran daring. Duta dkk. (2015: 50)
mengungkapkan bahwa komunikasi yang lancar sangat diperlukan dalam

4
proses pembelajaran. Akan tetapi, dalam pembelajaran daring sering kali
terjadi gangguan komunikasi seperti suara yang tidak jelas. Situasi tersebut
membuat siswa menjadi tidak fokus sehingga mengakibatkan ketidakefektifan
pembelajaran.
Hal lain yang menjadi kendala dalam pembelajaran daring adalah
banyaknya tugas yang dibebankan pada siswa. Widiyono (2020: 55)
menjelaskan bahwa dalam pembelajaran daring, tugas yang diberikan kepada
peserta didik terlalu banyak sehingga pembelajaran dinilai kurang efektif. Hal
ini juga berakibat pada kelelahan secara fisik yang menyebabkan
terganggunya konsentrasi dalam belajar.
Kendala-kendala yang disebutkan pada uraian di atas menunjukkan
ketidakefektifan dalam pembelajaran daring. Hal tersebut tentu memberikan
dampak signifikan terhadap psikologis hingga pencapaian hasil belajar siswa.
Berbagai keluhan yang timbul karena adanya kendala dalam
pembelajaran daring berdampak pada psikologis siswa. Widiyono (2020: 60)
menyebutkan dampak psikologis reaksi anak dalam pembelajaran daring
adalah cemas. Kecemasan ini berakibat pada timbulnya stres yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam pembelajaran daring, siswa dituntut untuk membiasakan diri
dengan sistem pembelajaran dan lebih aktif untuk belajar mandiri. Materi dari
pelajaran yang dianggap sulit dalam pembelajaran luring (luar jaringan) akan
menjadi lebih sulit untuk dipelajari dalam pembelajaran daring. Tekanan
untuk belajar mandiri dengan konsentrasi tinggi membuat peserta didik
mengalami stres terkait akademiknya. Hal ini tentunya memicu rasa khawatir
terhadap nilai akademik sehingga terjadi stres akademik. Stres akademik
berkaitan dengan kegagalan dalam akademik (Andiarna & Kusumawati,
2020: 65).
Pembelajaran yang diberikan seharusnya dapat mengarahkan siswa
untuk tetap dapat menggali kemampuan yang dimilikinya serta tetap
mengarah pada kompetensi yang seharusnya dicapai oleh siswa (Salahudin,
2010: 70). Proses pembelajaran yang baik dapat dilihat pada kondisi siswa

5
yang secara psikis baik serta suasana hati siswa yang stabil tetapi bila terjadi
keadaan yang sebaliknya maka siswa akan mengamuk dan tidak dapat
dikendalikan, misalnya muncul perasaan penakut, pemarah, mudah stres,
cepat putus asa sehingga tidak akan tercapai proses pembelajaran yang
diinginkan dan prestasi siswa akan turun (Hastutiningtyas, W.R dan
Rosdiana, Y., 2021: 75).
Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah
pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti
lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh
pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan
dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan
tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman
resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring,
akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun
orangtua.
Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak
seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena
beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain
itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua
siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya
efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-
tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan
menumpuk.
Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga
harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru
harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada
pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini.
Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks
yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

6
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Metode
ini bertujuan untuk mendeskripsikan kendala, pengaruh psikologis, dan
pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar dari pembelajaran daring serta
ketidakefektifan pembelajaran daring di SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner secara online kepada responden yang bersesuaian
dengan penelitian ini yaitu, siswa SMAN 1 Wonogiri kelas XI Mipa 1. Data
diperoleh melalui pengisian pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada
seluruh responden dalam bentuk google form. Selanjutnya data yang
terkumpul dianalisis untuk dideskripsikan.

H. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dijadwalkan sebagai berikut.
No. Nama Kegiatan Tanggal
1. Persiapan: penyusunan proposal, dan studi 26 Januari 2022
dokumentasi
2. Desain penelitian 26 Maret 2022
3. Pelaksanaan penelitian 23 April 2022
4. Analisis data 26 April 2022
5. Penyusunan laporan 3-5 Mei 2022
6. Penyerahan laporan. 10 Mei 2022

I. Rencana Anggaran
No Uraian Kegiatan Satuan Biaya Jumah Biaya
1 Transportasi 2 x Rp4.000,00 Rp8.000,00
2 Mencetak hasil proposal 10 x Rp500 Rp5.000,00
3 Jilid proposal Rp3.000,00 Rp3.000,00
4 Jumlah keseluruhan Rp16.000,00

7
8
J. Daftar Pustaka
Abdallah, A. K. (2018). Parents Perception of E-Learning in Abu Dhabi
Schools in United Arab Emirates. IJASOS- International E-Journal of
Advances in Social Sciences, April, 30–4.
Andiarna, F., & Kusumawati, E. 2020. Pengaruh Pembelajaran Daring
terhadap Stres Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 16(2), 139-
149.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, M. dkk. 2017. Pemanfaatan Teknologi sebagai Media Pembelajaran
Daring (Online) bagi Guru dan Siswa di SMK NU Rogojampi. Jurnal
Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, 2(2), 96-100.
Duta, N., Panisoara, G. dan Panisoara, I. 2015. ‘The Effective
Communication in Teaching. Diagnostic Study Regarding the
Academic Learning Motivation to Students’, Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 186, pp. 1007–1012.
Hastutiningtyas, W.R., Rosdiana,Y. 2021. Reaksi Psikologis Anak Belajar
Daring (Online) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sdn Sumberejo 1
Purwosari Pasuruan.. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan.
5(21), 16-23.
Ibrahim, N. K. dkk. 2021.‘Medical students’ acceptance and perceptions of
e-learning during the COVID-19 closure time in King Abdulaziz
University, Jeddah’, Journal of infection and public health, 14(1), 17–
23.
Putria, H., Maula L.H., dan Uswatun, D.A. 2020. Analisis Proses
Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi COVID-19
pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 861-872.
Rigianti, H. A. 2020. Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di
Kabupaten Banjarnegara. 7, 297–302.
Salahudin, A. 2010. Bimbingan dan Konseling, 2th Edition. Bandung:
Pustaka Setia.
Suryosubroto. 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

9
Widiyono, A. 2020. Efektifitas Perkuliahan Daring (Online) pada Mahasiswa
PGSD di saat Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan, 8(2), 169- 177.
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektivitas-pembelajaran-daring-di-
masa-pandemi-covid-19. diakses pada 18 Februari 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai