Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KETERLIBATAN

ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN DARING SELAMA


PANDEMI COVID 19 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
KELAS VII SMP

OUTLINE

OLEH

ANNISA FITRI ANANDA

NIM F1071171012

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
LEMBAR PENGESAHAN OUTLINE

Disetujui

Dosen pembimbing akademik Mahasiswa

Dr.Hj. Kurnia Ningsih, M.Pd Annisa Fitri Ananda

NIP. 196703191991012001 NIM F1071171012

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi

Dr. Afandi, M.Pd

NIP. 198705282008121002

Pembimbing 1:

Pembimbing 2:
A. JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian: Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Keterlibatan Orang Tua


dalam Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19 Terhadap Hasil Belajar
IPA Kelas VII SMP

B. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan semua proses, teknik dan metode belajar mengajar


dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Siagian, 2006). Menurut Ihsan
(2005) pendidikan diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
guna menumbuhkan dan mengembangkan potensi pembawaan jasmani maupun
rohani dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat. Pendidikan adalah suatu
proses dalam rangka memberikan pengaruh pada siswa agar dapat beradaptasi
dengan sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan
memberikan dampak dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi
secara kuat dalam kehidupan manusia (Hamalik, 2001).

Menurut Gagne dalam Nazaruddin (2007) pembelajaran adalah suatu


peristiwa atau situasi yang sengaja di rancang dalam rangka membantu dan
mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas
siswa. Pembelajaran adalah aspek kegiatan manusia yang kompleks, dan tidak
semuanya dapat dijelaskan(Trianto, 2010). Pembelajaran merupakan suatu
proses yang dinamis karena pada dasarnya adalah perilaku belajar yang
diwujudkan dalam suatu hal yang dinamis bukan sesuatu hal yang pasif,
pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang yang bertujuan
untuk perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan sekitarnya.

Pandemi covid 19 merupakan krisis kesehatan yang pertama dan terutama


di dunia. Banyak negara yang akhirnya menutup kegiatan pembelajaran tatap
muka baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Menurut PBB ( Perserikatan
Bangsa Bangsa) bidang pendidikan adalah salah satu bidang yang cukup
terdampak dengan adanya pandemi covid 19 ini setidaknya ada 290,5 juta siswa
yang pembelajarannya terganggu akibat covid ini. Dampak covid ini berdampak
tidak hanya pada siswa tetapi juga kepada orang tua dan guru. Dampak covid 19
bagi siswa yaitu mengakibatkan para siswa dengan sangat terpaksa harus
melaksanakan pembelajaran jarak jauh tanpa sarana dan prasarana yang tidak
memadai karena tidak adanya persiapan seperti tidak adanya laptop ataupun
handphone sehingga mengakibatkan siswa harus berbagi dan meminjam telepon
pintar orang tuanya, selain itu siswa menjadi jenuh dan harus kembali
beradaptasi dengan suasana yang baru dari biasanya mereka belajar dengan
penuh keceriaan bersenda gurau dengan teman-teman mereka serta dapat
bertatap muka secara langsung dengan gurunya. Kendala yang dihadapi oleh
orang tua siswa yaitu penambahan biaya seperti pembelian kuota internet
sehingga menambah beban para orang tua, kendala lain yang dirasakan oleh
orang tua adalah harus meluangkan lebih banyak waktu untuk membimbing
anaknya dalam pembelajaran secara daring ini sehingga mengorbankan
pekerjaan rutinnya dan kesulitan ketika harus mengajar, mau tidak mau harus
belajar menggunakan teknologi dan bertindak sebagai guru bagi anak-anaknya,
sedangkan kendala yang dialami guru yaitu masih adanya guru yang belum
mengerti menggunakan teknologi sehingga menurunkan kualitas mengajar yang
dimiliki dan harus mengajar dengan sarana prasarana yang belum memadai
selain itu guru harus beradaptasi dengan cara mengajar yang baru dengan sistem
pembelajaran jarak jauh dan jam kerja guru menjadi tak terbatas ( Purwanto, et
al, 2020).

Dampak dari covid 19 ini mengakibatkan seluruh kegiatan pendidikan baik


disekolah maupun di perguruan tinggi dilaksanakan secara jarak jauh dengan
menggunakan sistem pembelajaran daring dan meliburkan seluruh aktivitas
pembelajaran tatap muka.pembelajaran secara daring memiliki berbagai
kelemahan seperti jaringan internet yang terganggu serta infrastruktur internet
yang belum memadai, dalam pembelajaran daring siswa tidak dapat berinteraksi
secara aktif dengan guru sehingga guru yang lebih aktif, siswa juga menjadi
malas-malasan karena belajar dengan kondisi yang tidak siap dan rebahan
ditempat tidur. Pembelajaran secara daring ini merupakan salah satu alternatif
ketika pembelajaran tidak dapat dilakukan secara tatap muka seperti dalam
keadaan tak terduga seperti adanya pandemi covid 19 ( Pratiwi, 2020).

Media whatsapp group merupakan media yang paling banyak digunakan


guru karena lebih mudah penggunaannya terutama pada tingkat pendidikan dasar
dan sekolah menengah pertama sedikit berbeda dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi yang menggunakan whatsapp sebagai salah satu pilihan media
(Harususilo dalam Daheri et al, 2020).

Pembelajaran secara daring membutuhkan kerjasama yang baik antara


guru dengan orang tua siswa tetapi untuk menciptakan integrasi tersebut tidak
dapat dilakukan dengan mudah karena kurangnya kesiapan dari kedua belah
pihak. Pembelajaran via whatsapp group kebanyakan guru memberikan tugas
tertentu sesuai dengan jadwal pembelajaran. Tugas tersebut dapat membaca
bahan yang diberikan oleh guru ataupun mengerjakan latihan-latihan soal, tetapi
pembelajaran seperti penyampaian materi melalui video jarang dilakukan
padahal penjelasan materi melalui video penjelasan atau tutorial lebih dapat
dipahami oleh siswa ketimbang hanya memberikan tugas latihan saja. Wajar
dalam wawancara orangtua siswa menginginkan adanya video call ataupun
membagikan video di whatsapp group ( Batubara dalam Daheri et al, 2020).

Pembelajaran pada saat pandemi covid 19 mengakibatkan pembelajaran


harus dilakukan secara jarak jauh dengan cara daring, hal ini mengakibatkan
orang tua menjadi pembimbing siswa dalam pembelajaran dirumah karena
keterbatasan guru dalam mengajar secara jarak jauh sehingga hanya dapat
menjelaskan materi pembelajaran secara terbatas dan dengan terpaksa
memberikan tugas-tugas tambahan untuk siswa belajar secara mandiri dirumah.
Orang tua sebagai pembimbing siswa dalam belajar dirumah mengalami
berbagai kendala dan masalah yaitu kesulitan ketika siswa bertanya tentang
materi pembelajaran serta kesulitan memahami tugas-tugas yang diberikan oleh
guru sehingga tidak bisa membantu anak untuk belajar secara maksimal,
pandemi covid 19 yang mengharuskan untuk melakukan kegiatan yang hanya di
rumah saja menyebabkan siswa tidak dapat mengikuti les ditempat-tempat les
ataupun belajar dengan guru les sehingga orang tua lah yang harus berperan
sebagai guru bagi anak-anaknya. Pembelajaran daring ini mengakibatkan anak
menjadi cepat merasa jenuh karena tidak bisa belajar dan bersosialisasi dengan
teman-temannya.

Keluh kesah para orang tua dalam membimbing pembelajaran siswa secara
daring banyak mereka curahkan pada media sosial mereka, mulai dari kesulitan
menjelaskan materi pada anak terlebih pada mata pelajaran yang sulit termasuk
mata pelajaran IPA. Orang tua juga mengeluhkan harga kuota yang mahal
sehingga mereka tidak dapat selalu mengakses internet dalam pembelajaran
siswa begitu juga jaringan yang lambat mengakibatkan siswa juga sulit
mengakses pembelajaran ketika pembelajaran daring sedang berlangsung,
sehingga mengakibatkan siswa ketinggalan materi yang dijelaskan oleh guru,
sehingga orang tua harus lebih membimbing siswa dalam pembelajaran dan
membantu menjelaskan pembelajaran yang kurang dimengerti oleh siswa.

Keterlibatan orang tua diartikan sebagai partisispasi orang tua terhadap


pendidikan dan pengalaman anaknya yang dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
orang tua adalah partisispasi pembelajaran anak baik disekolah maupun ditempat
lain. Keterlibatan orang tua memberikan dorongan pada anak untuk memiliki
rasa memiliki, menghargai diri sendiri, dan memberikan rasa aman. Ketika
seorang anak memiliki orang tua yang responsif dan sensitif maka anak akan
memiliki sikap sosial dan komunikasi yang baik, dan rasa hangat serta kasih
sayang orang tua dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar ( Ristiani,
2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ristiani ( 2015 ) bahwa
keterlibatan orang tua memberikan pengaruh pada meningkatnya nilai siswa.

Menurut Widodo (2015) orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi
sangat mempengaruhi meningkatnya hasil belajar siswa. Orang tua dengan
tingkat pendidikan tinggi akan mengarahkan anak untuk belajar sesuai gaya
belajar dan karakteristik anak hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi
meningkat.
Tingkat pendidikan orang tua terutama ibu memberikan dampak yang
sangat besar terhadap hasil belajar siswa karena ibu merupakan pendidik siswa
ketika berada dirumah, pembimbing siswa dalam belajar selain itu seorang ibu
sebagai pengelola rumah tangga dapat meluangkan waktu dalam belajar anaknya
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa( Widodo, 2015).

Keterlibatan dan tingkat pendidikan orang tua juga mempengaruhi siswa


dalam mengakses sumber belajar lain baik dengan menggunakan google, web
dan youtube. Siswa bisa mengakses google dalam membantu menjawab soal-
soal latihan yang diberikan tetapi jika tidak adanya bimbingan dari orang tua dan
ketidakpahaman orang tua terhadap materi sulit seperti IPA mengakibatkan
siswa hanya menyalin jawaban dan mencontek tanpa memahami apa yang
mereka tuliskan. Siswa juga sebenarnya bisa mengakses youtube untuk
mendapatkan materi pembelajaran tetapi karena kendala harus menghemat kuota
dan tanpa keterlibatan orang tua yang kreatif dan berpendidikan tinggi siswa
tidak akan berpikir untuk mengakses materi di youtube karena kebanyakan siswa
lebih sering mengakses video-video yang bersifat sebagai hiburan di youtube.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa SMPN 7 Sungai


Ambawang pembelajaran daring dilakukan melalui aplikasi whatsapp atau
melalui website. Dalam aplikasi whatsapp guru membagikan materi
pembelajaran dan tugas-tugas kepada siswa yang mengakibatkan pembelajaran
menjadi kurang efektif karena guru dan siswa tidak dapat melakukan
pembelajaran secara tatap muka, sehingga peran orang tua sangat diperlukan
dalam pembelajaran siswa di rumah. Siswa di SMPN 7 Sungai Ambawang
masing-masing memiliki orang tua dengan berbagai macam tingkatan
pendidikan dan didominasi oleh orang tua dengan lulusan SMA kemudian SMP
lalu SD dan perguruan tinggi bahkan terdapat orang tua yang tidak lulus sekolah
dasar. Tingkat pendidikan orang tua memberikan pengaruh pada hasil
pembelajaran siswa terutama ketika pembelajaran dirumah dimasa pandemi
covid 19. Kendala lain dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 7 Sungai
Ambawang masih ada yang tidak mengerti cara penggunaan gawai dan masih
ada yang belum memiliki gawai sendiri sehingga harus melakukan pembelajaran
menggunakan gawai milik orang tua mereka yang terkadang tidak dapat selalu
mereka bawa ketika ada sesuatu yang mendadak pada saat pembelajaran daring
berlangsung sehingga dibutuhkan keterlibatan dan kepedulian orang tua dalam
proses pembelajaran anak-anak mereka. Pembelajaran secara daring mulai
dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020 pada semester 2 dan hingga kini
belum dapat dipastikan kapan sekolah dapat melaksanakan pembelajaran tatap
muka kembali.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa, pembelajaran daring tidak


terlalu sulit dilakukan karena ketika terdapat pembelajaran yang sulit dapat
ditanyakan secara pribadi kepada guru ataupun meminta orang tua untuk
menjelaskan tetapi terdapat beberapa orang tua yang masih harus bekerja pada
saat pembelajaran daring sedang berlangsung sehingga tidak ada orang tua yang
membimbing siswa dalam belajar dan ada juga beberapa orang tua yang tidak
dapat menjelaskan atau membantu siswa dalam mengerjakan tugas karena
ketidakmengertian orang tua siswa tentang materi pembelajaran, siswa juga
mengatakan bahwa orang tua mereka tidak mampu membayar biaya les yang
mahal sehingga siswa harus belajar secara mandiri dirumah, terutama dimasa
pandemi terdapat pembatasan sosial sehingga mengharuskan siswa belajar
dirumah dengan bimbingan orang tua mereka. Sekolah ini juga terletak
dipedesaan sehingga terdapat beberapa siswa yang tempat tinggalnya jauh dari
tempat-tempat les.

Tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor keberhasilan orang
tua dalam membimbing siswa belajar dirumah hal ini dikarnakan orang tua yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki tingkat intelektual lebih tinggi
daripada orang tua dengan tingkat pendidikan rendah ini mengakibatkan orang
tua dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menjelaskan materi
pembelajaran kepada siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Miftakhudin ( 2011) menunjukkan


bahwa tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar tingkat SMP dibuktikan
oleh dengan hasil analisis menghasilkan persentase 79 % tingkat pendidikan
orang tua mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tujuan pembelajaran merupakan tercapainya perubahan perilaku atau


kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut
Hamalik (2005) tujuan pembelajaran merupakan suatu gambaran mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat di ukur melalui hasil
belajar siswa. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah
melalui proses pembelajaran. Segala perubahan dari proses belajar adalah suatu
hasil belajar yang menyebabkan manusia berubah dalam sikap dan perilakunya
(Sudjana, 2009). Hasil belajar adalah akibat dari terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan (Hamalik, 2008).

Hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan dari
siswa saja tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu tingkat pendidikan
orang tua. Tingkat pendidikan dan kebiasaan orang tua dapat mempengaruhi
sikap seorang siswa dalam belajar. Logikanya orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi memiliki cita-cita yang tinggi terhadap pendidikan
anaknya, mereka menginginkan anaknya untuk dapat mengenyam pendidikan
yang lebih tinggi dari orang tuanya atau mungkin sama dengan orang tuanya, hal
ini lah yang mempengaruhi sikap dan keberhasilannya anak-anaknya di sekolah(
Sabriati, 2018).

C. RUMUSAN MASALAH

Dari topik permasalahan diatas maka dapat ditentukan bahwa rumusan


masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat
pendidikan dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran daring terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP? Terdapat subpermasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa selama pembelajaran daring


berdasarkan tingkat pendidikan orang tua?
2. Bagaimana hasil belajar siswa berdasarkan keterlibatan orang tua
dalam membimbing siswa selama pembelajaran daring?

3. Bagaimana keterkaitan antara tingkat pendidikan dan keterlibatan


orang tua dalam pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa?

4. Apakah ada perbedaan hasil belajar setiap siswa berdasarkan tingkat


pendidikan dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran daring?

D. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


tingkat pendidikan dan keterlibatan orang tua dalam Pembelajaran daring
selama pandemi covid 19 terhadap hasil belajar IPA kelas VII SMP. Adapun
tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran daring


berdasarkan tingkat pendidikan orang tua

2. Mengetahui hasil belajar siswa berdasarkan keterlibatan orang tua


dalam membimbing siswa selama pembelajaran daring

3. Mengetahui keterkaitan antara tingkat pendidikan dan keterlibatan


orang tua dalam pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa

4. Mengatahui perbedaan hasil belajar setiap siswa berdasarkan tingkat


pendidikan dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran daring

E. REFERENSI

Daheri, M., Juliana., Deriwanto & Amda, A,D. ( 2020). Efektifitas Whatsapp
sebagai Media Belajar Daring. Jurnal Basicedu. Vol 4, No 4.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.


Miftakhudin, M. A. ( 2011). Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal
Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Anak di SMP Negeri 1 Kecamatan
Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi.
UNNES.

Nazaruddin. (2007). Manajemen Pembelajaran:Implementasi Konsep,


Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.
Yogyakarta: Teras.
Pratiwi, E.W. ( 2020). Dampak Covid 19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online
Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia. Perspektif Ilmu
Pendidikan. Vol 34, No 1.

Purwanto, A., Pramono, r., Asbari, M., Santoso, P.B.,Wijayanti, L,M., Hyun, C.C
& Putri, R.S. ( 2020). Studi eksploratif dampak pandemik covid 19
terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar. Edupsycouns
Journal, Vol 2, No 1.

Ristiani, E.M.( 2015). Pengaruh Keterlibatan Orangtua dalam Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Daerah Binaan
III Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Skripsi. UNNES.

Sabriati. ( 2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Orang Tua, dan


Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa. Phinisi Integration
Review. Vol 1, No 2.

Siagian, S. P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja


Roesdakarya.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, Ariyo. ( 2015). Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua dengan


Motivasi Belajar Siswa SD Kelas V. ( Online ). ( http://uny.ac.id), diakses
30 juli 2020.

Anda mungkin juga menyukai