EKOLOGI TUMBUHAN
DISUSUN:
ANNISA FITRI ANANDA
F1071171012
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
A. Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-
Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan). Hutan memberikan pengaruh
pada alam melalui tiga faktor yang berhubungan yaitu iklim, tanah, dan
pengadaan air. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai
hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan
fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan
global.
B. Fungsi Hutan
1. Menurut Fitriana (2008), terdapat beberapa fungsi hutan, yaitu sebagai
berikutSebagai paru-paru dunia. Melalui fotosintesis, berbagai jenis pohon
akan menyerap gas karbon dioksida dan kemudian akan menghasilkan
oksigen.
6. Hutan sebagai sarana rekreasi. Hutan hujan tropis merupakan jenis hutan
yang banyak diminati oleh para turis, baik domestik maupun internasional.
Keindahan alamnya yang unik memang menjadi daya tarik tersendiri bagi
siapa saja yang ingin berpetualang.
C. Jenis-jenis Hutan
Hutan berdasarkan status adalah suatu pembagian hutan yang didasarkan
pada kedudukan antara orang, badan hukum, atau institusi yang melakukan
pengelolaan, pemanfaatan, dan perlindungan terhadap hutan tersebut. Berdasarkan
statusnya hutan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Hutan Hak
Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang di bebani hak atas tanah.
b. Hutan Negara
1. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani
hak ke atas tanah. Hutan negara terdiri dari tiga jenis, yaitu: Hutan adat,
adalah hutan negara yang diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat
hukum adat (rechtgemeenschap).
2. Hutan desa, adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan di
manfaatkan untuk kesejahteraan desa.
4. Hutan suaka alam, adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan.
5. Hutan pelestarian alam, adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
D. Stratifikasi Hutan
Menurut Indriyanto dalam Putri (2019), pada hutan hujan tropis terbagi
menjadi beberapa bagian stratum, yaitu sebagai berikut:
1. Stratum A, yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk
oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. Pada umumnya tajuk
pohon pada stratum tersebut lebar, tidak bersentuhan ke arah horizontal
dengan tajuk pohon lainnya dalam stratum yang sama, sehingga stratum
tajuk itu berbentuk lapisan diskontinu. Pohon pada stratum A umumnya
berbatang lurus, batang bebas, cabang tinggi, dan bersifat intoleran (tidak
tahan naungan).
2. Stratum B, yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 20-30 m. Bentuk tajuk pohon pada stratum B
membulat atau memanjang dan tidak melebar seperti pada tajuk pohon
pada stratum A. Jarak antar pohon lebih dekat, sehingga tajuk-tajuk
pohonnya cenderung membentuk lapisan tajuk yang kontinu. Spesies yang
ada bersifat toleran (tahan naungan) atau kurang memerlukan cahaya.
Batang pohon banyak cabangnya dengan batang bebas cabang tidak begitu
tinggi.
3. Stratum C, yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 4-20 m. Pepohonan pada stratum C mempunyai
bentuk tajuk yang berubah-ubah tetapi mambentuk suatu lapisan tajuk
yang tebal. Selain itu, pepohonannya memiliki banyak percabangan yang
tersusun dengan rapat, sehingga tajuk pohon menjadi padat.
4. Stratum D, yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh
spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. Pada stratum ini
juga terdapat dan dibentuk oleh spesies pohon yang masih muda atau
dalam fase anakan (seedling), terdapat palma-palma kecil, herba besar, dan
paku-pakuan besar.
5. Stratum E, yaitu tajuk paling bawah atau lapisan kelima dari atas yang
dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover)
yang tingginya 0-1 m. Keanekaragaman spesies pada stratum E lebih
sedikit dibandingkan dengan stratum lainnya.
Daftar Pustaka