Anda di halaman 1dari 31

DRAFT PROPOSAL

Nama : MUH. FAJRIN. S

Nim : 20500119076

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Biologi

Judul Skripsi :Analisis Motivasi Belajar Dengan Penerapan

Pembelajaran Online Pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Jeneponto

A. Latar Belakang

Dewasa ini berhubungan dengan pencegahan penyebaran covid-19 yang

semakin hari terus meningkat maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, mengeluarkan surat edaran No. 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus

Disease (Covid-19). Pada surat poin nomor 2(a), dijelaskan bahwa belajar dari

rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan

menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.1

Dalam keadaan pandemi ini, adanya kebijakan pemerintah tentang jaga

jarak minimal 2 meter dan dilarang untuk berkumpul, pembelajaran di sekolah

haruslah tetap berlangsung. Oleh karenanya pembelajaran online atau belajar

daring ini merupakan sebuah solusi tepat akibat Covid-19 serta metode belajarnya

1
Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20/2020
tentang Pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease
(Covid-19).

1
yang berbasis internet. Sebagaimana juga dijelaskan dalam UU Nomor 20 Tahun

2003 Pasal 1 Ayat 15 tentang pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari

pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui

teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

Sehubungan dengan pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi, di Indonesia sendiri pertumbuhan dibidang ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) pada zaman industri 4.0 telah memberikan respon serta

dampak besar terhadap semua aspek, terkhususnya pada aspek proses

pembelajaran dan pengajaran. Mudahnya dalam megakses internet dapat diterima

sebagai sarana pembelajaran jarak jauh yang efektiv, termasuk didalamnya

terdapat pengajaran atau proses belajar mengajar.

Pemakaian barang elektronik atau bahkan teknologi yang berbasis

informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran mesti digunakan dengan baik

dan benar, serta dipandang perlu membutuhkan arahan agar mampu memberikan

kualitas pembelajaran yang baik. Di tahun 2020 merupakan tahun awal mulanya

bagi semua kalangan masyarakat merasakan namanya Work Form Home and

Study Form Home atau bekerja di rumah dan belajar di rumah secara daring

(online), akibat pandemi covid-19 yang terjadi diseluruh belahan dunia bahkan

juga di Indonesia.

Pembelajaran online merupakan sistem pembelajaran jarak jauh yang

membutuhkan alat teknologi dan jaringan internet. Pembelajaran daring juga salah

satu sistem pembelajaran yang mudah dan cepat untuk dipahami serta mampu

2
menghemat waktu, biaya dan tenaga. 2 Namun juga terdapat rintangan yang

dihadapi para siswa dalam pembelajaran daring, yakni biasanya berasal dari

kendala jaringan internet yang kurang stabil atau bahkan alat pembelajaran seperti

Handphone atau laptop tidak ada sama sekali.

Pembelajaran daring mengajarkan baik itu siswa maupun tenaga pendidik

untuk belajar secara kolektif antara teknologi dan materi belajar. Hal ini

diharapkan pembelajaran daring bukan hanya sebagai hambatan, melainkan

sebagai tantangan dalam pembelajaran online. Hal ini dikarenakan pembelajaran

online adalah kewajiban agar kegiatan pembelajaran tetap terlaksana ditengah

pandemi Covid-19 sekarang ini.3 Apabila sistem pendidikan secara daring ini

tetap dilaksanakan, ini berpotensi kualitas siswa akan menurun drastis dari

biasanya. Mayoritas siswa menggampangkan kerjaan/tugas yang diberikan pada

guru, karena kurangnya pengawasan secara berkala terhadap pembelajaran yang

dilakukan.4

Selain itu pembelajaran dan atau pengajaran adalah proses memahami

tujuan. Maksud dari hal ini merupakan cara untuk menghasilkan tujuan yang ingin

dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Berhasil tidaknya tujuan dapat dinilai

dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Siswa yang berprestasi tentunya akan

2
Rahardja, Untung., Ninda Lutfian, Indri Handayani, Fitria Marwati Suryaman. Motivasi Belajar
Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Online Ilearning+ Pada Perguruan Tinggi. (Jurnal
Ilmiah Sisfotenikaj. 2019) 9(2) . h, 192
3
Nurdin & La Ode Anhusadar. Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik Paud Di Tengah
Pandemi Covid 19. (Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2021) 5 (1), h, 686-697,
4
Limbong, Tonni., & Janner Simarmata. Menentukan Matakuliah yang Efektif Belajar Daring
(Belajar dan Ujian) dengan Metode Multi-Attribute Utility Theory (MAUT). (Jurnal Resti
(Rekayasa Sistem dan Tekhnologi Informasi, 2020 ). 4 (2). H. 370

3
memiliki pengetahuan yang lebih baik. Terdapat bermacam-macam aspek yang

pengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya merupakan motivasi.

Motivasi merupakan pergantian kekuatan ataupun tenaga yang dipunyai

tiap orang sebab "perasaan", serta itu diawali dengan aksi tujuan.5 Tidak hanya itu,

motivasi juga diartikan sebagai kemampuan psikologi setiap orang, sehingga

tindakan yang dilakukan secara sadar dan tidak sadar dapat mencapai tujuan

tertentu.6 Terdapat tiga aspek berarti dalam motivasi belajar, ialah kebutuhan,

dorongan serta tujuan. Pertama, kebutuhan seorang hendak merasakan

ketimpangan antara apa yang mau ia capai serta apa yang ia mau. Kedua,

dorongan merupakan keahlian mental buat berperan guna menggapai harapan

serta tujuan. Ketiga, target merupakan suatu yang tiap orang mau mendesak siswa

buat belajar.7

Motivasi dapat berakibat terhadap dorongan dinamis bagi internal dan

eksternal siswa. Tujuan internal siswa adalah untuk mempercayai pemenuhan

keinginan yang melibatkan minat pribadi siswa. Sedangkan intensi mahasiswa

eksternal adalah bahwa secara eksternal terdapat beberapa hal yang dapat

merangsang motivasi belajar mahasiswa, yang dapat dicapai melalui hukuman dan

bentuk lainnya. Menciptakan faktor pendukung motivasi berupa metode dan

semangat dalam arti motivasi, sehingga siswa dapat menyelesaikan pekerjaannya

dan mencapai tujuan belajarnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa faktor

penting yang mendukung keberhasilan pembelajaran adalah motivasi belajar.


5
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2012), h. 73.
6
Achmad Badaruddin, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui Konseling Klasikal (Jakarta:
Abe Kuatifindo, 2015 ), h. 18.
7
Indri Dayana dan Juliaster Marbun, Motivasi Kehidupan (Jakarta: Guepedia, 2018), h. 23.

4
Motivasi belajar merupakan motivasi siswa untuk memastikan bahwa kegiatan

belajar memenuhi tujuan yang ingin dicapai.

Dilihat dalam kajian islam, sering kita jumpai berbagai ungkapan tentang

dorongan kepada setiap orang mukmin untuk selalu belajar. Anjuran untuk belajar

ini mesti dibarengi dengan urgensi peningkatan faktor pendukung tingkatkan

semangat belajar setiap orang, salah satu faktor yang terpenting adalah motivasi,

dijelaskan dalam al-Qur’an salah satunya yaitu pada Q. S Al-Mujadalah ayat 11.

Q. S Al-Mujadalah ayat 11:

ٍ ‫رْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬...
َ‫ت‬

Artinya :

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara

kamu dan orang-orang yang mempunyai ilmu beberapa derajat”

Ayat diatas menjelaskan pentingnya belajar bagi orang-orang mukmin

untuk menjadi orang yang berilmu. Seseorang akan beriman kepada Allah SWT

dengan menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya

serta orang-orang yang diberkahi dengan ilmu, yang artinya seseorang dapat

memperoleh derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT dengan menjadi orang

yang berilmu. Disinilah peran penting motivasi dalam pembelajaran adalah

mendorong siswa untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan pembelajaran

daring.

5
Adanya motivasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1

Jeneponto akan lebih membantu semangat siswa untuk menjajaki proses

pendidikan di sekolah. Keadaan yang terjadi pada peserta didik kelas XI SMA

Negeri 1 Jeneponto yaitu peserta didik yang senang ketika belajar akan

menimbulkan semangat belajar yang tinggi maka bakal mendapatkan hasil yang

lebih bagus, dibandingkan partisipan yang tidak suka pada saat belajar, hingga

mengarah kurang antusias dalam belajar akibatnya hasil belajarnya kurang

optimal. Banyak sebab yang pengaruhi semangat belajar partisipan kelas XI SMA

Negeri 1 Jeneponto, baik dari dalam maupun dari diri luar peserta didik. Salah

satu faktor dari luar yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah

pembelajaran daring.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Motivasi Belajar Dengan Penerapan Pembelajaran Online

Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jeneponto”. Oleh karena itu dengan

penelitian ini akan membuktikan seberapa kuat hubungan motivasi belajar dengan

penerapan pembelajaran online pada siswa kelas XI SMAN 1 Jeneponto.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

masalah yaitu:

1. Bagaimana motivasi belajar dengan penerapan pembelajaran Online

pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jeneponto?

6
2. Apa faktor-faktor penghalang serta pendukung dalam implementasi

pembelajaran Online pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jeneponto?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu

a. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar dengan penerapan

pembelajaran Online Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Jeneponto.

b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dalam

penerapan pembelajaran Online pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Jeneponto.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat Teoretis

Sebagai hipotetis, studi ini diharapkan dapat membagikan materi maupun

prinsip terkait motivasi belajar dengan penerapan pembelajaran Online dan

sebagai bahan materi rujukan bagi bermacam pihak dalam meningkatkan riset

lebih lanjut.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 dan

menambah wawasan serta pengetahuan dalam dunia pendidikan.

2) Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, sebagai bahan

tambahan referensi kepustakaan terhadap ilmu yang amat luas.

7
3) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai sumber acuan ketika melakukan

penelitian agar hasil yang diperoleh lebih relevan.

D. Definisi Opersional Variabel

Arti operasional merupakan penerangan makna variabel yang dinyatakan

dengan metode khusus buat mengukurnya. Arti operasioanl ini buat menjauhi

kesalahpahaman perihal keterangan yang hendak digabungkan serta menjauhi

kesesatan dalam memastikan perlengkapan pengumpul informasi. Supaya

menjauhi kekeliruan anggapan dalam riset, maka dijelaskan tentang berbagai

batas istilah yang terdapat pada penelitian ini yakni :

1. Pembelajaran Online

Pembelajaran daring (online) atau E-learning ini merupakan suatu

pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan alat komunikasi sebagai

medianya dan internet sebagai sarana pendukung terlaksananya

pembelajaran. Tanpa internet pembelajaran tidak akan bisa

berlangsung sebagaimana mestinya.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari luar maupun dari

dalam diri yang mampu menggerakan peserta didik untuk mengubah

tingkah lakunya dalam proses belajar, sehingga tercipta dorongan

dalam dirinya untuk berprestasi. Indikator motivasi belajar pada

penelitian ini yaitu meliputi rajin dalam gigih dalam menghadapi

kesulitan, mengerjakan tugas, menunjukkan minat, senang bekerja

individu/kelompok, dan senang mencari dan memecahkan masalah

8
soal-soal. Penelitian ini menggunakan angket berskala likert untuk

pengambilan datanya.

E. Kajian Pustaka

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

pengaruh Pembelajaran Online terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fatikha Salsabila dengan judul Analisis

Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Pada Pembelajaran E-Learning

Class Di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga Selama Pandemi Covid-19.

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan

berlandaskan filsafat positivisme. Untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan buat riset, periset melaksanakan riset terhadap 4 siswa

SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga, dimana 3 siswa tingkat VII dan 1

siswa tingkat VIII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karena

berbagai alasan, motivasi siswa sekolah menengah pertama yang

menggunakan metode e-learning untuk belajar IPA mengalami

penurunan selama pandemi Covid-19. Dibandingkan dengan kursus e-

learning yang dilakukan melalui aplikasi WhatsApp pada saat pandemi

Covid-19, siswa juga lebih antusias mengikuti pembelajaran yang

dilakukan oleh guru di kelas.8

8
Salsabila, Fatikha. Analisis Motivasi Belajar Ipa Peserta Didik Pada Pembelajaran E-Learning
Class Di Smpit Nidaul Hikmah Salatiga Selama Pandemi Covid-19. Skripsi. (Fakultas Tarbiyah,
Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2020) h. 16

9
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardja, Untung., dkk dengan judul

Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Online

iLearning+ Pada Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan

metode Mind Mapping dan Literature Review, namun terdapat

perbedaan pada penelitian ini. Perbandingan awal ialah riset ini

menggunakan angka bonus ataupun yang lazim diucap Special

Contribution (SC) buat tingkatkan dorongan berlatih mahasiswa jadi

bertambah sebaliknya dari 2 riset diatas menggunakan mailings group

serta web selaku alat dorongan belajarnya. Perbandingan kedua ialah

angka bonus atau Special Contribution (SC) dapat menjadi sarana

untuk pengembangan diri mahasiswa terlihat dengan jelas dibanding

memakai mailings group serta web. Hasil riset ini bisa disimpulkan

dengan diadakannya Special Contribution (SC) yang diberikan kepada

mahasiswa yang sangat aktif ataupun giat di kategori bisa tingkatkan

dorongan mahasiswa buat aktif di kategori dan akan menularkan

energi yang positif kepada teman- temannya sehingga memiliki

antusias buat belajar.9

F. Tinjauan Teoritis

1. Motivasi Belajar

Motivasi dan pembelajaran adalah dua kata yang berhubungan. Perlu

diketahui bahwa pembelajaran dapat mengubah perilaku siswa berdasarkan

9
Rahardja, Untung., dkk. Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Online
iLearning+ Pada Perguruan Tinggi, Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA, Vol. 9, No. 2 (2019) : h. 5

10
implementasi atau peningkatan berdasarkan tujuan pencapaian tujuan tertentu.10

Belajar adalah kegiatan utama sekolah dengan mengajar. Belajar juga diartikan

sebagai cara berjalan secara sadar sehingga dapat mengubah tingkah laku siswa.

Untuk mengubah perilaku siswa diperlukan motivasi. Alasan yang mendorong

siswa untuk belajar disebut motivasi.11

Motivasi atau semangat belajar pada dasarnya metode sadar yang dapat

menyadarkan, membimbing serta menjaga sikap tiap orang, akibatnya berdampak

pada pengambilan tindakan, sehingga terwujud manfaat atau harapan yang ingin

diwujudkan. Motivasi belajar merupakan keinginan siswa untuk belajar karena

ingin memperoleh hasil akademik yang baik. Motivasi juga dapat diartikan

sebagai gerakan mental, sehingga dapat membangkitkan serta membimbing sikap

orang, dalam perihal ini pembelajaran12

Ada tiga pandangan utama dalam dorongan atau motivasi belajar, yakni

keinginan, desakan serta tujuan. Pertama, keinginan seorang hendak merasakan

kesenjangan antara apa yang mau dia peroleh serta apa yang dia inginkan. Kedua,

desakan adalah keahlian psikologi buat bertindak guna mencapai impian serta

tujuan. Ketiga, tujuan yakni sesuatu yang akan dicapai setiap orang. Hal ini dapat

mendorong siswa untuk belajar.13

10
Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih, Samsul Azhar. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan
Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris Gaga 05 Kota Tangerang”, (Jurnal JPSD, 2017) 4(1), h.
50.
11
Amna Emda,”Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran”, (Lantanida Journal,
2017) 5(2), h.172.
12
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia
Press, 2004), h. 42.

13
Indri Dayana dan Juliaster Marbun, Motivasi Kehidupan (Jakarta: Guepedia, 2018), h, 23

11
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kreativitas siswa adalah

motivasi belajar. Oleh karena itu pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap

hasil tidak bersifat kumulatif, tetapi saling mempengaruhi. Baik itu berupa

dorongan, atau rasa ingin tahu dari dalam atau luar siswa, hal itu membuat siswa

semakin penasaran untuk mengetahui sesuatu.14

Motivasi belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan psikologis yang

dapat mengubah perilaku individu dalam belajar sehingga memberikan motivasi

untuk berprestasi. Aspek penting motivasi belajar meliputi tiga hal, yaitu

ketidakpuasan pribadi yang disebabkan oleh perbedaan antara apa yang ingin

dicapai dan apa yang harus dicapai, sebagai perubahan keputusan untuk

mendorong kemajuan, dan sebagai Tujuan dari hasil akhir keputusan perubahan

pribadi.

a. Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Salsabila (2020), terdapat tiga fungsi Motivasi Belajar:

1) Sebagai tenaga penggerak dalam beraktivitas. Dalam hal ini motivasi

dikatakan dapat memotivasi semua aktivitas.

2) Megarahkan ketujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini motivasi diri

bisa menjadi panduan aktivitas seseorang untuk mencapai tujuan dari

rencana tersebut.

14
Harisuddin, Muhammad I. 2019. Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi Belajar Siswa.
(Subang : Pantera Publishing) h, 9

12
3) Pilihan tindakan, artinya menghilangkan aksi yang tidak lagi

bermanfaat sesuai tujuan yang mau digapai, serta identifikasi

pengenalan aksi lain yang cocok dengan tujuan buat direalisasikan.15

Menurut Sahabuddin (2007, 143), motivasi belajar ini juga memiliki peran

sebagai berikut:

1) Membagikan Power (Kekuatan) : Dari riset dijelaskan tentang siswa

dengan nilai tinggi lebih termotivasi dibandingkan siswa dengan nilai

rendah.

2) Filter (Menyaring) : Motivasi tidak asal-asalan, tetapi menentukan

tujuan terlebih dahulu berdasarkan tujuan dan tujuan yang ingin

dicapai.

3) Steer (Mengarahkan) : Kesesuaian panduan perilaku, arah dan tujuan

melakukan sesuatu juga merupakan fungsi motivasi

b. Faktor- Fakotr Motivasi Belajar

Banyak prinsip psikologi serta riset terpaut mendukung faktor yang

mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa, antara lain:

a) Sikap, ialah kombinasi rancangan informasi data emosi yang diperoleh

dalam kerentanan buat merespons orang, golongan, ide, insiden, ataupun

subjek khusus dengan metode yang mengasyikkan ataupun sebaliknya.

15
Salsabila, Fatikha. Analisis Motivasi Belajar Ipa Peserta Didik Pada Pembelajaran E-Learning
Class Di Smpit Nidaul Hikmah Salatiga Selama Pandemi Covid-19. Skripsi. (Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2020), h, 21

13
b) Kebutuhan, adalah kaedaan seseorang untuk mencapai tujuannya dengan

kekuatan yang berasal dari dalam dirinya.

c) Rangsangan, merupakan sentuhan untuk seseorang dapat bergerak.

d) Afeksi, rancangan afeksi berhubungan dengan pengalaman Emotional

Quotient (EQ) individu atau kelompok pada saat belajar.

e) Kompetensi, siswa secara alamiah akan berusaha berinteraksi dengan

lingkungannya secara efektif.

f) Penguatan, peristiwa meningkatkan kemungkinan respon.16

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Asih (2015) , Ada beberapa

aspek yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:

1) Aspirasi atau cita-cita Siswa

Tujuannya adalah keinginan yang bisa bertahan lama atau bahkan seumur

hidup. Dengan adanya aspirasi siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

Salah satu bentuk realisasi diri adalah hasil pencapaian tujuan, dan adanya tujuan

memiliki motivasi internal dan eksternal.

2) Daya Belajar

Untuk sebuah pembelajaran diperlukan yang namanya suatu daya belajar.

Daya belajar yang dimaksud merupakan salah satu kemampuan yang dari dalam

16
Masri’ah. Peningkatan Motivasi Belajar Organ Tubuh Manusia dan Hewan Melalui Metode
Example Non Example: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Example. (Bojonegoro: Jurnal
Guru Profesional , 2018). h, 8-9

14
diri siswa meliputi aspek psikologis. Seperti ingatan, observasi, pemikiran,

perhatian dan khayalan. Siswa yang berpikir secara rasional atau nyata tentunya

memiliki perbedaan dengan siswa yang oprasional. Oleh karena itu keberhasilan

siswa harus dipengaruhi oleh adanya motivasi belajarnya.

3) Kondisi fisik dan psikis

Siswa ialah insan yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi dalam perihal

ini, situasi raga serta akbiat psikologis pembelajar sangat mempengaruhi motivasi

belajar.

4) Keadaan kawasan belajar

Situasi area belajar ialah faktor eksternal dari siswa. Keadaan lingkungan

atau area yang ditempati, pengaruhnya besar terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat adalah suatu kondisi di lingkungan

umum pelajar. Dalam perihal ini, guru mesti berperan menghasilkan atmosfer

belajar menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.

5) Solusi Guru Dalam Mengajar

15
Upaya guru sangat penting. Karena guru itu dapat memberikan

pemahaman tentang materi pembelajaran, materi yang disediakan dengan cara apa

agar bisa dengan mudah oleh siswa.17

c. Kategori Motivasi Belajar

a) Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tidak membutuhkan

rangsangan dari luar, sebab didasarkan pada prinsip yang menerangkan

jika manusia memiliki motivasi intrinsik untuk mencapai kepuasan. Teori

tidak datang dari siswa secara eksternal dan oleh karena itu tidak dapat

dipelajari, tetapi bekerja dengan kesadaran atau naluri pribadi

b) Motivasi ekstrinsik adalah salah satu jenis motivasi yang membutuhkan

stimulus eksternal, arahan ini menunjukkan bahwa jika ada stimulus

eksternal atau lingkungan maka motivasi tersebut dapat aktif dan dapat

bekerja. Hal ini membuktikan bahwa kemauan siswa untuk belajar

motivasi tidak semuanya dari dorongan hati, melainkan dari pengaruh

luar.18

2. Pembelajaran Berbasis Online

a. Pengertian Pembelajaran Online

Pembelajaran Online atau E-learning adalah pembelajaran dengan

menggunakan media elektronik secara jarak jauh. E-learning merupakan

sistem pembelajaran yang menggunakan alat Elektronik selaku

perlengkapan buat membantu aktivitas pembelajaran. Mayoritas orang


17
Salsabila, Fatikha. Analisis Motivasi Belajar Ipa Peserta Didik Pada Pembelajaran E-Learning
Class Di Smpit Nidaul Hikmah Salatiga Selama Pandemi Covid-19. Skripsi. (Fakultas Tarbiyah,
Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2020) h. 26
18
Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. (Makassar: Badan Penerbit UNM) h,140

16
beranggapan kalau produk elektronik yang ditutukan disini lebih banyak

buat pemakaian PC serta teknologi internet19, dan juga E-learning dapat

diartikan sebagai pembelajaran berbasis elektronik yang dapat digunakan

secara daring20.

Selain fasilitas internet, e-learning juga digunakan DVD atau VCD

dan perangkat keras lainnya, komputer dapat menghubungkan siswa

dengan guru. E-learning adalah semua kegiatan belajar Gunakan teknologi

elektronik. E-learning juga bisa Digunakan dalam pendidikan reguler dan

pendidikan jarak jauh21. Selain itu, E-learning Merupakan bentuk

pembelajaran tradisional, seperti Format digital melalui teknologi

internet22. Oleh karena itu, e-learning dapat digunakan di dalam sistem

Pendidikan jarak jauh dan sistem pendidikan reguler.

b. Tipe-tipe E-Learning

Dikarenakan berbagai pemakaian e-learning saat ini, istilah "e-

learning" mempunyai banyak arti. Pada dasarnya ada dua jenis e-learning

yaitu sinkron dan asinkron. Sinkronisasi artinya pada saat bersamaan.

Proses pembelajaran terjadi secara bersamaan antara pendidik dan peserta

didik, ini mungkin interaksi langsung antara pendidik dan siswa online.

Dipelaksanaannya, pelatihan serentak membutuhkan pendidik dan peserta

19
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Grava Media, 2010), h. 168
20
Made Weda, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 211
21
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Jakarta: Grafindo Persada, 2012), h. 265
22
Zainal Aqib, Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual, (Bandung:Yrama
Widya, 2013), h. 59

17
didik pada saat yang sama mengakses Internet. Pengajar membagikan

modul pembelajaran dalam wujud karangan ataupun slide-presentasi,

siswa bisa menyimak demonstrasi langsung lewat Internet. Mahasiswa

pula bisa mengajukan persoalan ataupun pendapat dengan cara lansung

ataupun lewat jendela percakapan. Pelatihan tersinkronisasi adalah

deskripsi kursus nyata, tetapi virtual (Virtual), semua siswa terhubung

melalui Internet. Pelatihan sinkron Biasanya disebut ruang kelas virtual23.

Asinkron artinya tidak pada saat bersamaan. Mahasiswa bisa

berbeda dengan saat pendidik memberikan informasi. Pelatihan asinkron

populer dalam e-learning karena siswa dapat mengaksesnya anda dapat

mempelajari materi kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat

menerapkan/mempelajari dan menyelesaikan setiap kali sesuai dengan

jadwal yang dijadwalkan penentuan. Pembelajaran dapat berupa membaca,

animasi, simulasi, dan permainan pendidikan, pengujian, kuis, dan tugas.24

c. Komponen yang Membentuk E-Learning

Bagian yang menciptakan e-learning ialah sistem prasarana,

aplikasi dan konten e-learning. Prasasrana e-learning ialah perlengkapan

yang digunakan dalam pembelajaran yang bisa berbentuk Komputer atau

PC (Personal Computer) yang dipunyai secara individu, aplikasi pc ialah

kumpulan dari beberapa fitur berbentuk pc, hub, switch, router, ataupun

23
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 3
24
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 3

18
fitur jaringan yang lain yang tersambung dengan memakai alat komunikasi

khusus.

Internet atau Interconnection Networking ialah bagaikan komputer

yang tersambung dan terhubung diseluruh penjuru dunia, serta

perlengkapan multimedia ialah alat-alat yang mengkombinasikan dua

faktor ataupun lebih alat yang terdiri dari bacaan, grafis, foto, ilustrasi,

audio, film serta kartun dengan cara terintegrasi. Tercantum di dalamnya

perlengkapan teleconference ialah pertemuan jarak jauh antara sebagian

orang yang fisiknya terletak pada posisi yang berbeda secara geografis,

apabila kita memberikan layanan synchronouslearning yaitu proses

pendidikan terjalin dikala yang sama anatara pelatihan, mengajar serta

siswa lagi belajar lewat teleconference25.

d. Manfaat Pembelajaran E-Learning

E-learning dapat menghadirkan suasana baru pada berbagai

perkembangan Belajar. Memanfaatkan e-learning dengan baik dapat

meningkatkan hasil belajar sepenuhnya. Beberapa manfaat e-learning

antara lain (1) Keberadaan e-learning dapat mempersingkat waktu belajar

dan membuat biaya belajar lebih hemat (2) E-learning mempromosikan

interaksi antara siswa dan materi, (3) peserta didik dapat berbagi informasi

dan dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja Berulang kali, dalam

hal ini siswa bisa mendapatkan lebih banyak memperkuat penguasaan


25
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 3-4

19
materi pembelajaran (4) Melalui proses pengembangan e-learning

pengetahuan tidak cuma terjalin didalam ruang-ruang kelas, tetapi juga

bantuan peralatan komputer dan jaringan, siswa dapat ikut serta aktif

dalam cara mengajar26.

e. Strategi Penggunaan E-Learning

Strategi penggunaan e-learning untuk mendukung pelaksanaan

proses pembelajaran, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya

serap siswa terhadap materi ajarkan untuk meningkatkan partisipasi aktif

siswa, meningkatkan kemampuan Siswa belajar mandiri, meningkatkan

kualitas materi pelatihan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan

menampilkan informasi dengan menggunakan peralatan teknologi

informasi dan memperluas ruang lingkup proses pengajaran yang dapat

dikases dari internet yang tidak terbatas..

Demi capaian tujuan tersebut, saat mengembangkan media E-

learning hal yang mesti dikaji tentang materi yang ditampilkan harus

suportif untuk menyampaikan informasi pasti, bukan hanya aspek

keindahan yang harus diutamakan; Perhatikan baik-baik teknik pengajaran

yang digunakan; Perhatikan teknik untuk menilai kemajuan siswa dan

penyimpanan data kemajuan pelajar.

26
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 5-6

20
Strategi e-learning melibatkan empat tahapan yaitu analisis,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Analisis, faktor-faktor yang perlu

dianalisis antara lain pahami status e-learning saat ini dan kebutuhan

organisasi yang ada berdampak positif. Tidak hanya keperluan jaringan,

pula butuh dianalisis informasi tentang prasarana jaringan untuk

menerapkan e-learning. Pemograman, penilaian perancangan yang mesti

ditinjau adalah jaringan, pembelajaran sistem manajemen, material dan

manajemen manajemen. Fase implementasi keterampilan manajemen

proyek yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan

dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan konsep, tidak

menyimpang dari tujuan serta strategi. Penilaian atau evaluasi, sehabis

konsep implementasi e-learning, yang berikutnya dilakukan evaluasi

prosedur berhasil27.

f. E-Learning pada Proses Pembelajaran

Metode pembelajaran online bisa dilakukan dengan bermacam metode

antara lain :

(1) Proses pembelajaran reguler (lebih banyak tatap muka/Meeting) dan

pembelajaran yang lain lewat alat interaktif PC internet ataupun

menerapkan diagram komputer interaktif.

(2) Melalui metode hibrida, Dengan kata lain, sebagian besar proses

pembelajaran dilakukan dengan komputer, namun tetap juga


27
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 7-8

21
membutuhkan konseling atau diskusi tatap muka mengenai materi

pengajaran.

(3) Hanya menyelesaikan seluruh metode pembelajaran Secara online, tidak

ada cara untuk bertatap muka.

Model pembelajaran dikembangkan melalui pembelajaran

menekankan pembelajaran berbasis sumber daya, juga dikenal sebagai

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam mode ini, siswa bisa

mendapatkan materi dari masing-masing rumahnya (melalui komputer

pribadi di rumah atau di kantor). Keunggulan bentuk pembelajaran ini

merupakan tingkat independensi dimana peserta didik jadi lebih bagus

serta mampu menambah keahlian komunikasi mereka.

Penggunaan model pembelajaran e-learning berbasis teknologi

informasi akan membawa pengaruh metode dan hasil belajar di

lingkungan belajar. Paling tidak ada empat bagian penting untuk membuat

budaya belajar melalui penggunaan model e-learning di sekolah, empat

komponen tersebut adalah (1) Mewajibkan siswa untuk belajar mandiri

dengan berbagai cara sehingga siswa dapat membimbing, memotivasi dan

mengatur dirinya sendiri belajar. (2) Pendidik dapat mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan, mempromosikan pembelajaran, dan

memahami pembelajaran dan berbagai hal apa yang dibutuhkan untuk

belajar. (3) Infrastruktur yang memadai (4) Kehadiran manajer kreatif dan

penyiapan infrastruktur untuk berpromosi Belajar.

22
Dalam aplikasi e-learning, tidak hanya kebutuhan siswa Menguasai

keterampilan tertentu, tetapi juga membutuhkan pendidik Ia harus

memiliki beberapa kemampuan untuk menjalankan program e-learning

Bisa berjalan dengan baik. Tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki

pendidik Menyusun model pembelajaran e-learning yaitu (1) Desain

instruksional sesuai prinsip (desain pengajaran) Pedagogi diuraikan dalam

rencana pelajaran. (2) Menguasai teknologi Dalam pembelajaran,

menggunakan internet sebagai sumber deep learning Untuk mendapatkan

bahan ajar yang mutakhir dan berkualitas. (3) Mahir Menurut bahan studi

(bagan mata pelajaran) di bidang profesional28.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyelenggarakan program e-

learning, yakni ruang kelas digital. Ruang kelas digital merupakan tempat

berinteraksi pengajar dengan siswa yang memakai internet serta email buat

pembelajaran. Erat kaitannya berhubungan dengan siswa serta tolak ukur

perkembangan belajar, sebab peserta didik diharapkan dapat mengatur

waktu pembelajaran yang efektiv terhadap penggunaan internet. Dengan

mengamati kemajuan teknologi serta memperhatikan perkembangan

informasi di bidang pelatihan dan beberapa bagian penting, hal itu perlu

juga dipersiapkan saat mengembangkan program e-learning, sehingga

program e-learning ini mungkin tercapai29.

28
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 8-9
29
Abdul Hani, “Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3, 2020, h. 9-10

23
G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif. Jenis

penelitian kualitatif adalah suatu cara menjawab pertanyaan penelitian terkait data

dalam bentuk naratif Ini bermula dari wawancara, observasi, dan kegiatan

penelitian dokumen. Penelitian ini mengeksplorasi tentang motivasi belajar (X)

dengan penerapan pembelajaran online (Y) di SMA Negeri 1 Jeneponto. Yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA

Negeri 1 Jeneponto.

b. Lokasi Penelitian

Letak penelitian adalah tempat dimana riset untuk medapatkan data-data

yang dibutuhkan. Adapun letak penelitian ini yakni di SMA Negeri 1 Jeneponto,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jenponto, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi penelitian

Populasi adalah sekumpulan atau kumpulan individu atau objek penelitian

dengan kriteria tertentu dengan karakteristik yang ditentukan. Sesuai ciri-ciri

tersebut, populasi sendiri memiliki satu persamaan karakteristik. Dalam riset ini

populasi yang dikenakan merupakan semua peserta didik kelas XI SMA Negeri 1

Jeneponto.

24
b. Sampel penelitian

Sampel ialah Sebagian besar dari anggota yang terpilih atau diperoleh dari

populasi. Apabila jumlah subjek kurang dari 100, semua sampel harus diambil

untuk menjadikan penelitian sebagai studi populasi. Namun, jika populasinya

melebihi 100, dapat dipilih 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Alasannya

populasi lebih dari 100 maka sampel dalam riset ini ialah 30% dari total populasi

yaitu 41 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proporsional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua

anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel sesuai dengan

besar kecilnya populasi (besar atau kecil). Agar sampel yang diambil

representatif, maka digunakan rumus Slovin dalam penelitian ini sebagai berikut:

N
n=
N ( d ¿¿ 2)+1 ¿

Keterangan :

n : ukuran sampel

N : jumlah populasi

d : presisi

3. Sumber Data

Sumber utama data adalah kata-kata atau tindakan hasil interviu secara

online peneliti, rekaman suara, dan angket motivasi belajar peserta didik di

SMAN 1 Jeneponto. Hal ini dilakukan karena ada keadaan darurat pandemi

Covid-19, sehingga tidak bisa dilakukan secara langsung di lapangan. Peneliti

25
memakai informasi buat mendapatkan data mengenai motivasi belajar peserta

didik SMAN 1 Jeneponto.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pengambilan data untuk

menentukan sejauh mana penelitian dapat mencapai target. Dengan mengamati,

Peneliti kemudian dapat merekam aktivitas dan ini juga merupakan interaksi pada

subjek peneliti. Observasi yang dilakukan peneliti adalah mengamati aktivitas

subjek penelitian, dari belajar sampai pelajaran selesai. Subjek peneliti disini

adalah beberapa peserta didik kelas XI SMAN 1 Jeneponto yang menjadi

narasumber peneliti dan sedang melakukan pembelajaran daring (online).

b. Wawancara

Wawancara adalah proses dialog antara dua orang, siapa orang yang

bertanya, siapa yang menjawab dengan memiliki maksud dan tujuan tertentu.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui sistematika atau kerangka

tertentu dan peneliti akan menanyakan kepada narasumber tentang pokok materi

tersebut. Tujuan melakukan hal ini adalah agar percakapan antara peneliti dan

narasumber tidak akan menyimpang dari yang telah direncanakan.

Wawancara yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab secara mendalam

dengan narasumber atau subjek riset, hal ini untuk memperoleh data langsung

26
tentang motivasi belajar dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada yang

diwawancarai, yakni peserta didik kelas XI SMAN 1 Jeneponto.

Dilakukannya wawancara oleh peneliti agar mendapatkan informasi

tentang:

1) Motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran online selama studi.

2) Fakor penghambat dalam proses pembelajaran.

3) Faktor pendukung dalam proses pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data untuk objek

penelitian yang berupa arsip video, foto, catatan pribadi, dll. Melalui kegiatan ini

peneliti dapat memperoleh informasi berupa catatan khusus peneliti pada saat

wawancara kepada subjek. Hal itu pula, peneliti menangkap gambar saat tanya

jawab dengan pemberi informasi dan saat pembelajaran online berjalan. Hasil

capaian tersebut untuk mendukung keabsahan data, selanjutnya mengolah datanya

sesuai dalam penyusunan laporan peneliti atau sesuai dengan kebutuhannya.

5. Analisis Data

Pada analisis data yang diterapkan dalam riset ini ialah penelitian dengan

analisis data kualitatif. Proses pemilahan penyusunan informasi menjadi bentuk

uraian dasar, kategori dan unit hingga proses interpretasi disebut analisis data

kualitatif. Hal ini menunjukkan bahwa analisis data penelitian ini dibagi menjadi

27
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian informasi, penarikan kesimpulan dan

verifikasi.

a. Reduksi data

Reduksi data adalah metode peninjauan data dengan mengambil poin-poin

penting, kemudian tuliskan data dari hasil pilihan tersebut menjadi sekumpulkan

data, hal demikian bisa memberi pemahaman yang lebih jelas tentang hasil

penelitian.

b. Representasi data

Representasi data adalah kumpulan informasi yang telah terstruktur dan

dapat disimpulkan, selain itu juga bisa mendapatkan hasil perbandingan terhadap

hasil tulisan dan hasil wawancara.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah beberapa bentuk kegiatan yang lengkap.

sedangkan bentuk verifikasi adalah konsistensi hasil penyajian data. Data dapat

diverifikasi dengan mencari landasan dan kesepakatan yang kuat untuk mencapai

validitas.

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data dari observasi, wawancara, dan

dokumen. Peneliti selanjutnya akan memilih untuk menginterpretasikan data yang

diperoleh agar data tersebut dapat dipahami isinya, maksud dan tujuannya.

28
6. Pengecekan Keabsahan Data

pemeriksaan keabsahan data ini bertujuan agar mengecek keaslian data

dari hasil penelitian yang aktual di lapangan. Beberapa metode yang digunakan

untuk memeriksa keabsahan data, salah satunya dengan triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan data yang menggunakan hal-hal selain data untuk

memeriksa atau membandingkan data. Metode yang digunakan adalah survei,

observasi dan wawancara.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hani. 2020. Strategi Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran


di Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal AgriWidya, Vol. 1 No.3

Amna Emda. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran.


Lantanida Journal. Vol 5 No 2

Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih, Samsul Azhar. 2017. Hubungan Antara


Motivasi Belajar dengan Minat Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris
Gaga 05 Kota Tangerang”, Jurnal JPSD. Vol 4 No 1

Anisa, D. 2017. Analisis Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIB SMPN 17 Kota
Jambi Pada Mata Pelajaran IPA. Skripsi. Jambi

Badaruddin, Achmad. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui


Konseling Klasikal. Jakarta: Abe Kuatifindo

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Grava Media, 2010

Dayana, Indri & Juliaster Marbun. 2018. Motivasi Kehidupan. Jakarta: Guepedia

Harisuddin, Muhammad I. 2019. Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi


Belajar Siswa. Subang : Pantera Publishing

Limbong, Tonni., & Janner Simarmata. 2020. Menentukan Matakuliah yang


Efektif Belajar Daring (Belajar dan Ujian) dengan Metode Multi-
Attribute Utility Theory (MAUT). Jurnal Resti (Rekayasa Sistem dan
Tekhnologi Informasi). Vol. 4 No. 2. hal : 370 – 376. ISSN Media
Elektronik: 2580-0760. http://jurnal.iaii.or.id

Masri’ah. 2018. Peningkatan Motivasi Belajar Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Melalui Metode Example Non Example: Peningkatan Motivasi Belajar
dengan Example. Bojonegoro: Jurnal Guru Profesional

Nurdin & La ode Anhusadar. 2021. Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik


PAUD di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 5 Issue 1, h. 686-697, ISSN:
2549-8959 (Online) 2356-1327 (Print)

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI
tahun 2003, Nomor 20. Jakarta : Sekertariat Negara

30
Rahardja, Untung., dkk. 2019. Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Metode
Pembelajaran Online iLearning+ Pada Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah
SISFOTENIKA. Vol. 9, No. 2

Rahardja, Untung., Ninda Lutfian, Indri Handayani, Fitria Marwati Suryaman.


2019. Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran
Online iLearning+ Pada Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah
SISFOTENIKAJ. 9(2) : 192-2020

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis


Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Grafindo Persada

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar: Badan Penerbit UNM

Salsabila, Fatikha. 2020. Analisis Motivasi Belajar Ipa Peserta Didik Pada
Pembelajaran E-Learning Class Di Smpit Nidaul Hikmah Salatiga
Selama Pandemi Covid-19. Skripsi. FTIK IAIN Salatiga

Sardiman. 2012 Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali
Pers

Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


20/2020 tentang Pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).

Weda, Made. 2012 Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi


Aksara

Zainal Aqib. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual.


Bandung:Yrama Widya

31

Anda mungkin juga menyukai