Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MEDIA WHATSAPP TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA PGRI


KEDAMEAN

PROPOSAL
Diajukan kepada STAI AL-Azhar Menganti Gresik untuk Memenuhi Sebagian
SyaratMemperoleh Gelar Sarjana pada Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Zuli Agustini
NIM :
20190102105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM AL-AZHAR
MENGANTI GRESIK
2021

1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang. Pendidikan Nasional yang di maksud peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.1
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun
dalam perjalanan hidupnya. Peningkatan dan pemerataan pendidikan merupakan salah satu
aspek pembangunan yang mendapat prioritas utama dari pemerintah Indonesia. Sistem
pendidikan nasional saat ini sesuai dengan undang-undang pendidikan nasional.2
Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia
Indonesia yang berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor seperti siswa, guru, kurikulum,
manajemen pendidikan dan kelembagaan pendidikan. Selain itu, lingkungan memiliki
dampak yang signifikan terhadap keberhasilan proses pendidikan, terutama di lingkungan
keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya
terdiri dari 2. aspek yaitu aspek fisik (fisik) dan non fisik kemampuan kerja, berpikir dan
keterampilan lainnya.3
Pendidikan harus digunakan untuk mendidik semua orang, bukan hanya kelompok
tertentu. Oleh karena itu, tugas negaralah yang harus mengatur hal tersebut untuk proses
pencerdasan bangsa.4 Belajar dan pembelajaran sangat erat kaitannya dan merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pendidikan. Belajar dan pembelajaran dikatakan
sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan

1
Liza Luthfiah & Hade Alfriansyah, “Administrasi Peserta Didik,” Jurnal Skripsi Universitas Negeri Padang Indonesia,
(2019): 2, https://osf.io/cd9m4/download/?format=pdf
2
Sahari, “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru Di SMAN 1
Likupang,” Jurnal Pendidikan Islam Iqra, no. http://journal.iain-
manado.ac.id/index.php/JII/article/download/599/502 (2015): 63.
3
Ibid, h 65
4
Lukman Hakim, “Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Rakyat Sesuai Dengan Amanat Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” Jurnal Edutech, no.
https://media.neliti.com/media/publications/54658-ID-pemerataan-akses-pendidikan-bagi-rakyat.pdf (2016):53.

2
pelajaran akan diadakan.5
Dalam proses pengajaran unsur proses pembelajaran memegang peranan penting dalam
proses pendidikan. Hakikat kegiatan pendidikan adalah kegiatan pendidikan dan
pembelajaran, cara peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang hasilnya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Perangkat
pembelajaran komprehensif berdasarkan Permendikbud No. 87 tahun 2013 terdiri dari 4.444
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, media pembelajaran, penilaian, dan
Lembar Kerja Siswa (LKPD). Oleh karena itu, salah satu hal yang diperlukan dalam proses
pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah keseluruhan proses
pembelajaran fisik dan teknis, dimana guru dapat dengan mudah memberikan materi
pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.6
Materi yang dimaksud dapat berupa materi tertulis atau materi kosong. Dokumen secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk
mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Menurut pernyataan di atas, media
pembelajaran harus memiliki ciri khas, terutama berkenaan dengan prinsip-prinsip yang
digunakan, prosedur yang dipilih, metode yang digunakan, dan teknik pendidikan yang
digunakan.
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi. WHO (2020)7
menyatakan bahwa pandemi COVID-19 bukan hanya masalah kesehatan, tetapi masalah
multidisiplin, seperti ekonomi, masyarakat, politik, pendidikan, dan psikologi. WHO
kemudian mengamanatkan semua negara untuk bekerja sama dengan , yang melibatkan
banyak mitra di semua sektor. Salah satu upaya untuk menekan penyebaran COVID-19
adalah dengan membatasi aktivitas di luar rumah (WFH). 8
Dengan menerapkan pembelajaran online di tengah pandemi ini, diharapkan proses
pembelajaran akan tetap berjalan lancar dan efektif, meskipun hanya berjalan online. Namun,

5
Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran,” Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman,
no. http://jurnal.iain.padangsidimpuan.ac.id/index/php/F/artikel/download945/795(2017)=333.
6
Steffi Adam dan Muhammad Taufiq Syastra, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam,” CBIS Journal, no.
http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/cbis/article/download/400/258 (2015): 79.
7
World Health Organization, “Coronavirus Discase 2019 (COVID-19),” Journal Situation Report – 15 Vol. 15, no.
https://www.who.int/docs/defaultsource/searo/indonesia/COVID19/external-situation-15- (2020).
8
Agung Minto dan Mochammad Sa/id, “Produktivitas Selama Work From Home: Sebuah Analisis Psikologi Sosial,”
Jurnal Kependudukan Indonesia, no.
https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/download/570/pdf (2020): 53.

3
ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi siswa ketika menerapkan pembelajaran
jarak jauh, seperti biaya, kemauan untuk belajar, layanan, umpan balik, pengalaman, dan
kebiasaan. Pembelajaran jarak jauh dianggap tidak lebih baik dari pembelajaran langsung
atau tatap muka. Kurangnya interaksi yang efektif, minimnya pengorganisasian merupakan
salah satu yang menjadi kendala pembelajaran jarak jauh, Tentunya pembatasan
pembelajaran jarak jauh perlu didukung oleh konten yang disediakan, konektivitas internet,
serta perhatian dan ketersediaan yang cukup besar.9
Ada banyak media yang digunakan untuk pembelajaran online untuk mempermudah
proses pembelajaran. Berbagai platform telah menyediakan layanan ini sejak lama. Misalnya,
Google Classroom, Learning House, Edmodo, Teacher Room, Zenius, Google Suite for
Education, Microsoft Office 365 for Education, Your School, SmartClass. Inilah yang
dikenal sebagai platform microblogging.10
Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti lapangan kepada pendidik dan siswa
sekolah, pelaksanaan pembelajaran online dilakukan melalui media WhatsApp. WhatsApp
adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan saat ini, jadi pilihlah media
WhatsApp di sini. Sebelum sistem pembelajaran online diperkenalkan oleh semua orang, dan
oleh pemerintah, penggunaan media WhatsApp sering digunakan oleh guru dan siswa
sebagai media untuk mengkomunikasikan informasi. Selain itu, media WhatsApp memiliki
banyak fitur pendukung yang memudahkan pembelajaran online bagi guru dan siswa. Ada
banyak hal lain, misalnya, mengakhiri enkripsi tugas untuk siswa. Diberikan guru secara
online menggunakan fitur Grup WhatsApp. Media sosial khususnya WhatsApp memiliki
fitur grup yang memungkinkan semua pengguna, termasuk pelajar, untuk mengirim pesan
langsung ke anggota grup dalam bahasa yang berbeda.11 Pelaksanaan pembelajaran online
melalui media WhatsApp dimaksudkan agar siswa dapat belajar dalam kegiatan
pembelajaran. Meski jarak mereka berjauhan akibat pandemi Covid-19. .. Kegiatan belajar
dalam pembelajaran sangat penting dan merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan

9
Tsaniya Zahra Yutika Wardhani & Hetty Krisnani, “Optimalisasi Peran Pengawasan Orang Tua Dalam Pelaksanaan
Sekolah Online Di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Prosidng Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, no.
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/28256/pdf (2020): 51.
10
Mirzon Daheri & Deriwanto & Ahmad Dibun Amda, “Efektivitas Whatsapp Sebagai Media Belajar Daring.” Jurnal
Besicedu, no. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/445 (2020): 776.
11
Muhammad Wildan Sahidillah & Prarasto Miftahurrisqi, “Whatsaoo Sebagai Media Literasi Digital Siswa,” Varia
Pendidikan, no. http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/download/8904/4800 (2019): 53.

4
pembelajaran. Penting juga untuk menciptakan kondisi dan proses bagi siswa untuk terlibat
dalam kegiatan belajar. Dalam konteks pembelajaran, siswa perlu memiliki interaksi yang
baik dengan guru dan interaksi dengan sesama siswa. Oleh karena itu, aktivitas memegang
peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa meliputi
aktivitas visual seperti membaca, menulis, dan eksperimen, aktivitas lisan seperti bercerita
dan tanya jawab, aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru, aktivitas
mendengarkan seperti mendengarkan instruksi guru, dan aktivitas praktik. Hal ini dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai hal seperti kegiatan olahraga seperti latihan.12
Berbagai kegiatan siswa tersebut bertujuan untuk memahami dan menguasai pelajaran
yang memerlukan kegiatan belajar seperti membaca, menulis, mengemukakan pendapat,
bertanya, berdiskusi, menanggapi, dan memecahkan masalah meningkat. Tingkat minat yang
tinggi dalam analisis, dan pembelajaran. Belajar membutuhkan aktivitas sadar (aktivitas
siswa yang bersangkutan). Lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru membutuhkan
keterlibatan aktif siswa dalam pengamatan, pertanyaan, pertanyaan, penjelasan, dll.
Pembelajaran aktif tidak dapat dilakukan tanpa partisipasi siswa. Ada banyak cara untuk
merancang proses pembelajaran yang menggabungkan aktivitas siswa dan mempertajam
bidang kognisi, emosi, dan psikomotorik. Proses belajar aktif dalam memperoleh informasi,
keterampilan dan sikap adalah melalui proses pencarian siswa. Siswa harus dikondisikan
untuk berada dalam format pencarian daripada format reaksi.13 Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa jika proses pembelajarannya baik maka aktivitas belajar siswa tersebut baik,
dan jika proses pembelajarannya tidak baik maka yang terjadi adalah sebaliknya. Kegiatan
belajarnya kurang baik.
Pendidikan agama Islam adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistematis untuk
membimbing anak-anak Islam agar ajaran Islam benar-benar diketahui, dimiliki dan
diamalkan oleh peserta didik, sikapnya, yang akan tercermin dalam tindakan dan cara
berpikirnya.14 Mengembangkan aspek pribadi, kognitif, emosional, dan psikomotorik anak.

12
Fakhrurrazi, “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif,”, Jurnal At-Tafkar, no.
http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/download/529/331 (2018): 89.
13
Vina Rahmayanti, “Pengaruh Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Atas Upaya Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Indonesia Siswa SMP Di Depok,” Jurnalsap Vol.1, no. no.2,
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/viewFile/1027/1008 (2018): 207.
14
Khaerun Nisa dan Retno Triwoelandari dan Ahmad Mulyadi Kosim, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran PAI Di Kelas VII SMP Islam Al Qudwah Dengan Model Pembelajaran Inquiri,” Jurnal Mitra

5
Oleh karena itu, ajaran Islam diharapkan menjadi bagian integral dari kepribadian anak.
Dalam arti bahwa kegiatan semua anak mencerminkan sikap islami. Mata pelajaran agama
Islam diterapkan di sekolah melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan dan kegiatan
langsung, dengan tujuan agar menjadi orang yang beriman, bertakwa dan membentuk
eksistensi Islam di sekolah dan akhlak bangsa. Siswa dapat belajar dan mengamalkan
pendidikan agama Islam di sekolah. Menurut Arma Arif, dalam pembelajaran PAI,
pendidikan Islam adalah proses yang dilakukan untuk menghasilkan manusia yang utuh,
loyal dan berakhlakul karimah.
Jadi jelaslah dari pemaparan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang penggaruh pembelajaran daring media whatsapp terhadap
aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA PGRI
KEDAMEAN.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
a. Masih banyaknya keluhan dari peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam (PAI) ketika pembelajaran daring berlangsung
b. Masih banyaknya peserta didik yang kurang berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Masih banyaknya siswa yang bingung terhadap aktivitas belajar PAI secara daring.
2. Batasan Masalah
untuk menghindari permasalahan dan focus dalam penelitian yang dituju, maka dapat
dibatasi sebagai berikut :
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
1. pembelajaran daring media whatsapp disini dibatasi sebagai variable independen
(yang mempengaruhi).
2. aktivitas belajar siswa disini dibatasi sebagai variable dependen (yang dipengaruhi).
3. Pendidikan agama islam disini adalah sebagai mata pelajaran dalam pembelajaran

Pendidikan Vol.2, no. no.10, http://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-imp/article/download/417/209


(2018): 1064.

6
daring.
4. Subjek penelitian disini ialah peserta didik SMA PGRI Kedamean dan sempel diambil
secara acak sebanyak 3 kelas untuk mewakili kondisi kelas disetiap tingkatan kelas
dalam pembelajaran daring media whatsapp.
C. Rumusan Masalah
Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi,
Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah
yang harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data.26 Dengan demikian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan yang telah di paparkan di
atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan yaitu: ―Apakah
Terdapat Pengaruh Pembelajaran Daring Media Whatsapp Terhadap Aktivitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Kedamean?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Pembelajaran Daring Media Whatsapp Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA PGRI Kedamean.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis penelitian ini untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuwan
dalam dunia pendidikandan memberi wawasan bagi penyusun dan pembaca pada
umunya.
2. Secara praktis penelitian ini daharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
Pengaruh Pembelajaran Daring Media Whatsapp Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA PGRI Kedamean.
3. Bagi guru bidang studi, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan peran
guru selain peran guru pada umumnya hanya mengajar, guru juga dapat berperan sebagai
pembimbing terutama dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran Daring Media
Whatsapp bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Kedamean.
4. Secara Teotritis bagi peneliti sendiri, penelitian ini akan menjadi bekal setelah terjun ke
dunia kerja yang sesungguhnya, yaitu sebagai pendidik nantinya
F. KERANGKA TEORITIK (Kajian Pustaka)
1. Landasan Teori

7
a. Pembelajaran Daring
Secara sederhana pembelajaran dapat diartikan sebagai aktifitas menyampaikan
informasi dari pengajar kepada pelajar. Menurut azhar (2011) menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Alat yang
digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, sesuai
dengan karakteristik peserta didik, dan dipandang sangat efektif untuk
menyampaikan informasi, sehingga siswa dapat memahami dengan baik. Menurut
undang-undang nomor 20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pendidik
harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan tingkatan peserta didik yang diajari, mata
pelajaran yang diampuh, dan ketentuan yang intruksional lainnya. Disamping itu,
pendidik harus menguasai sumber belajar dan media pembelajaran agar tercapai
tujuan pembelajaran. Menurut sagal (2010) pembelajaran adalah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentuan utama keberhasilan pendidik. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh
peserta didik.
Pembelajaran daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan akademik dengan
istilah pembelajaran online (online learning). Istilah lain yang sangat umum
diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning distance). Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan
yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Menurut isman (2016)
pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam proses
pembelajaran. Sedangkan menurut meidawati, dkk (2019) pembelajaran daring
learning sendiri dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan
oleh sekolah yang peserta didik dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah
sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya
yang diperlukan didalamnya. Pembelajaran daring dapat dilakukan dari mana dan
kapan saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang digunakan. Ada

8
banyak media yang dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran daring
antara lain :
1) Google classroom
Google Classroom (Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi aplikasi
pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan secara gratis.
Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan membagikan kode kelas tersebut
atau mengundang para siswanya. Google Classroom ini diperuntukkan untuk
membantu semua ruang lingkup pendidikan yang membantu siswa untuk
menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan pelajaran dan
membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas. Tujuan utama Google Classroom
adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa Google
Classroom menggabungkan Google Drive untuk pembuatan dan distribusi
penugasan, Google Docs, Sheets, Slides untuk penulisan, Gmail untuk komunikasi,
dan Google Calendar untuk penjadwalan. Siswa dapat diundang untuk bergabung
dengan kelas melalui kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari domain
sekolah. Setiap kelas membuat folder terpisah di Drive masing-masing pengguna,
dimana siswa dapat mengirimkan pekerjaan untuk dinilai oleh guru. Aplikasi ini
tersedia bagi pengguna seluler perangkat iOS dan Android yang memungkinkan.
pengguna mengambil foto dan melampirkan penugasan, berbagi file dari
aplikasi lain dan mengakses informasi secara offline. Guru dapat memantau
kemajuan untuk setiap siswa, dan setelah dinilai, guru dapat kembali bekerja
bersama dengan komentar.
2) Rumah belajar
Rumah Belajar merupakan bentuk inovasi pembelajaran dari pemerintah yang
menyediakan beragam bahan belajar serta fasilitas komunikasi antar
penggunanya. Portal belajar online yang satu ini bisa diakses oleh siswa dan guru,
mulai dari PAUD (Pendidikan Usia Dini), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah
Menengah Pertama), hingga SMA/SMK Sederajat (Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan)
3) Edmodo
Edmodo merupakan salah satu hasil dari sebuah perkembangan teknologi

9
informasi yang membantu dan menyongsong pendidikan abad 21 yang merupakan
sebuah perusahaan yang memberikan layanan media sosial untuk mendukung
sistem pembelajaran online bagi para pegiat pendidikan, seperti guru, siswa,
mahasiswa, dosen. Di dalam platform Edmodo ini baik pengajar maupun
siswanya dapat saling berinteraksi dengan mudah. Tentu hal ini akan
mempermudah kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti pemberian tugas,
mengerjakan ujian, kuis, dan masih banyak lagi. Intinya baik itu seorang pengajar
maupun muridnya akan mendapatkan manfaat ketika menggunakan platform ini
pembelajaran akan menjadi lebih efisien dan efektif. Bagi seorang pengajar
apabila menggunakan platform ini dengan sebaik- baiknya maka sangat mudah
sekolah untuk mengelola pembelajaran yang mereka lakukan. Fitur-fitur yang
diberikan Edmodo akan membantu kinerja para pengajar ini. Mulai dari
pembagian tugas yang bisa menyertakan berbagai resources, penugasan kuis atau
ujian yang bisa dilakukan secara online, pengelolaan nilai siswa apabila telah
mengumpulkan tugas dan masih banyak lagi.
4) Ruang guru
Ruang Guru adalah platform pembelajaran daring yang memiliki banyak fitur
(boleh jadi, terlalu banyak) untuk mendukung kegiatan belajar dan pembelajaran
siswa di luar sekolah yang menggunakan media Aplikasi Mobile (Android & iOs).
itur utama yang ditawarkannya berupa video pembelajaran yang dibawakan oleh
Guru-Guru terkualifikasi, dilengkapi oleh animasi yang memperjelas materi yang
disampaikan.
b. Kelebihan-Kelebihan Pembelajaran Daring
Dalam pembelajran dari memiliki kelebihan, Adapun kelebihan-kelebihan dalam
pembelajaran Daring yakni antara lain sebagai berikut :
1) Pembelajaran daring itu tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka sebetulnya
waktu yang dipergunakan pun akan lebih leluasa.
2) Pembelajaran yang bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi, sehingga mampu
meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar,
dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk
menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan dalam

10
menyampaikan berbagai materi, memperbaharui isi, mengunduh, dan para siswa
juga bisa mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum
diskusi, memakai ruang chat, hingga link video conference untuk berkomunikasi
langsung.
3) Meningkatkan kadar interaksi antara peserta didik dengan pendidik, pembelajaran
dapat dilakukan dimana dan kapan saja (time and place flexibility), menjangkau
peserta didik dalam cangkupan yang luas, dan mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran.
4) Pembelajaran daring ini memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu yang
ikut terlibat dalam prosesnya, dan pihak secara langsung merasakan dampak
positif dari adanya pembelajaran daring tersebut yaitu satuan pendidikan
sebagai penyelenggara, guru sebagai pengajar dan pengawas disekolah, siswa
sebagai objek dalam pembelajaran, orang tua sebagai pengawas pembelajaran
dirumah dan stake holder/pemangku kepentingan tertentu.
c. Kelemahan-kelemahan pembelajaran daring
Dalam pembelajaran daring pun memiliki kelemahan, Adapun kelemahan
pembelajaran daring dari berbagai aspek antara lain sebagai berikut :
1) Bagi Kesehatan, kesehatan menjadi point penting bagi kehidupan kita,
pembelajaran daring dengan menggunakan media gadget/laptop yang cukup lama
akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan kita.
2) Bagi sekolah/satuan pendidikan, Sekolah sebagai pelaksana dari kebijakan
pembelajaran daring, tentunya akan merasakan dampak yang terjadi baik itu
dampak positif ataupun negatif. Pembelajaran daring tentunya membutuhkan
persiapan matang dan layak bagi sekolah. Namun sudah kita ketahui bahwa tidak
semua sekolah itu memiliki fasilitas dan keadaan yang bagus, bagi sekolah yang
berada dipelosok tentunya hal ini akan sangat sulit untuk diimplementasikan
karena terlalu banyak kendala yang dihadapi seperti tidak adanya sinyal internet,
tidak punya hp, dan kurang layaknya fasilitas laindalam mendukung pembelajaran
daring.
3) Bagi guru/tenaga pendidik, beberapa faktor penghambat guru dalam pelaksanaan
pembelajaran daring yaitu : masih banyak guru yang tidak menguasai teknologi,

11
guru tidak memiliki fasilitas/media pendukung, kesulitan dalam memberikan
penilaian, keterbatasan ruang dan waktu dalam proses mengajar, harus membuat
perencanaan baru dalam pengajaran, bagi guru yang memiliki anak dirumah,
kerepotan karena harus mengajarkan anaknya, tetapi juga harus mengajar
muridynya.
4) Bagi siswa, beberapa factor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran daring
bagi siswa yaitu : tidak semua siswa langsung bisa menggunakan IT, jaringan
internet yang kurang stabil, tidak memiliki media, keterbatasan ekonomi,
kurangnya interaksi langsung dengan guru, siswa merasa terisolasi, kurangnya
komunikasi aktif, mudah bosan dan jenuh.
5) Bagi orang tua, beberapa permasalahan yang dihadapi oleh orang tua siswa, pada
saat pembelajaran daring di antaranya : tidak semua orang tua bias membagi
waktu antara pekerjaan dan pendampingan anak dirumah, orang tua harus
mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk pemasangan jaringan
internet/membeli kouta internet, kekhawatiran bagi ibuk yang bekerja dan tidak
dapat melakukan pendampingan, Orang tua dituntut untuk bias menggunakan
teknologi dan memiliki ilmu pengetahuan.
2. Media whatsaap
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara. Makna tersebut dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari
suatu sumber kepada penerima. Sejumlah pakar membuat pembatasan media, di
antaranya yang dikemukakan oleh Association Of Education And Communication
Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan
kegiatan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari
pengajaran ke peserta didik (Heinich,et.al,1996). Hal yang sama dikemukakan
sebelumnya oleh briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk
fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.34
Menurut Tafonao media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun
teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah

12
dalammenyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dari batasan yang telah disampaikan oleh
para ahli mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam
pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang
mereka untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan
penguatan maupun motivasi.
a. Pengertian whatsaap
WhatsApp adalah aplikasi pesan berbasis pesam untuk smartphone dengan basic
mirip blackberry messenger. WhatsApp massanger merupakan aplikasi pesan lintas
platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya sms, karena WhatsApp
Massanger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web,
dan lain-lain. Dan dibandingkan dengan aplikasi obrolanonline yang lain, WhatsApp
tetap menjadi aplikasi chatting yang banyak digunakan. Media sosial WhatsApp yang
sering disingkat WA adalah salah satu media komunikasi yang dapat di install dalam
Smartphone. Media sosial ini digunakan sebagai sarana komunikasi chat dengan
saling mengirim pesan teks, gambar, video bahkan telpon.
Keberadaan media sosial WhatsApp merupakan salah satu bukti perkembangan
teknologi dan komunikasi yang harus disikapi dengan positif. Beberapa keuntungan
memakai media sosial WhatsApp, antara lain; Pertama WhatsApp memiliki fitur
untuk mengirim gambar, video, suara, dan lokasi GPS via hardware GPS atau
Gmaps. Media tersebut langsung dapat ditampilkan dan bukan berupa link. Kedua,
terintegrasi ke dalam sistem WhatsApp, layaknya sms, tidak perlu membuka aplikasi
untuk menerima sebuah pesan. Notifikasi pesan masuk ketika handphone sedang off
akan tetap disampaikan jika handphone sudah on. Ketiga, status Pesan; jam merah
untuk proses loading pada Handphone terdapat tanda centang (√) jika pesan terkirim
ke jaringan, kemudian muncul tanda centang ganda (√√) jika pesan sudah terkiri m
ke teman chat. Adapun tanda silang merah jika pesan yang dikirimkan gagal.
Keempat, Broadcats dan Group chat Broadcast untuk kirim pesan ke banyak
pengguna. Group chat untuk mengirim pesan ke anggota sesama komunitas. Kelima,
hemat Bandwidth, Karena terintegrasi dengan sistem, maka tidak perlu login dan

13
loading contact/avatar, sehingga transaksi data makin irit. Aplikasi dapat dimatikan,
dan hanya aktif jika ada pesan masuk sehingga bisa menghemat baterai.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa WhatsApp adalah
aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger.
WhatsApp Messenger itu sendiri merupakan aplikasi pesan lintas platform yang
memungkinkan seseorang bertukar informasi tanpa biaya SMS, karena WhatsApp
Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web,
dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger biasanya menggunakan koneksi 3G/4G
atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, seseorang dapat
melakukan obrolan online, berbagi file, dan bertukar informasi.
3. Pengertian aktivitas belajar
Aktivitas dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai ―keaktivan : kegiatan :
kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam
perusahaan‖. Sejalan dengan itu, sampurna (2009) mengatakan bahwa aktivitas adalah
kegiatan, keaktifan, dan kesibukan.42 Latifah (2008) menyatakan bahwa aktivitas siswa
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
intraksi dengan lingkungan. Menurut Nasution dan Mursel (1995:21) mengartikan bahwa
belajar merupakan usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian. Lebih lanjut,
Sardiman (2008:41) mengatakan dalam kegiatan pembelajaran diperlukan keterlibatan
unsur fisik, mental maupun emosional sebagai suatu wujud dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan kegiatan fisik,mental maupun emosional yang dilakukan untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan.
Berarti secara umum aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan
dalam proses menjadikan siswa belajar. Oleh sebab itu, jika dalam kondisi ―belajar‖ maka
peserta didik dianggap ―aktif‖. Jika ―belum pada kondisi belajar‖, maka tugas pendidikan
untuk menyediakan kegiatan yang menarik nahkan menantang yang dapat memacu siswa
untuk terlibat sehingga terjadilah yang namanya ―belajar‖. Menurut montessori (dalam

14
sardiman,2008:96) mengartikan aktivitas belajar adalah usaha pembentukan diri
sendiri melalui kegiatan-kegiatan dengan
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa
sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Sedangkan Defri, mendefinisikan
aktivitas belajar sebagai segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk
belajar. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru ini akan membuat kesan dalam
proses pembelajaran. Bila keduanya berpartisipasi aktif, maka siswa memiliki
ilmu/pengetahuan dengan baik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mentossari
yang dikutip dari Sardiman, menyatakan bahwa anakanak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik hanya berperan sebagai pembimbing
dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan Mentossari ini
memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam diri
adalah anak itu sendiri,
4. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Agama Islam adalah Agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad,
untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang mengandung ketentuan-
ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuanketentuan ibadah dan muamalah (syariah),
yang menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kaya
hati.
Pendidikan agama islam ialah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa
untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama islam
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara
meyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

15
menjadikan islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut tafsir pendidikan
agama islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertakwa berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur‘an dan al-
hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan agama islam bertujuan untuk mengingatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada allah swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk betingkah laku sesuai dengan kadar ketaatanya terhadap
agama.
Ada tiga komponen sikap keagamaan :
1) Komponen kognisi, adalah segala hal yang berhubungan dengan gejala fikiran
seperti ide,kepercayaan dan konsep.
2) Komponen afeksi, adalah segala hal yang berhubungan dengan gejala perasaan
(emosional : seperti senang, tidak senang, setuju).
3) Komponen konasi, adalah merupakan kecenderungan untuk berbuat, seperti
memberipertolongan, menjauhkan diri, mengabdi dan sebagainya.
Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena
pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak didik dan
mengakat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan
kehidupannya. Pendidikan agama membersihkan hati dan mensucikan jiwa, serta
mendidik hati nurani dan mencetak mereka agar berkelakuan yang baik dan
mendorong mereka untuk memperbuat pekerjaan yang mulia.Pendidikan agama
memelihara anak-anak, supaya mereka tidak menuruti nafsu yang murka, dan menjaga
mereka supaya jangan jatuh ke lembah kehinaan dan kesesatan.
Pendidikan agama menerangi anak-anak supaya melalui jalan yang lurus, jalan
kebaikan, jalan kesurga. Sebab itu mereka patuh mengikuti perintah allah swt serta
berhubungan baikdengan teman sejawatnya dan bangsanya, berdasarkan cinta-

16
mencintai, tolong-menolong, dan nasehat- menasehati.
Oleh sebab itu pendidikan agama harus diberikan mulai dari taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi. Dengan demikian pendidikan agama sangat berperan dalam
memperbaiki akhlak anak-anak untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa
mereka, agar mereka berkepribadian baik dalam kehidupannya. Dengan pendidikan
agama, maka anak-anak menjadi tahu dan mengerti akan kewajibannya sebagai umat
beragama, sehingga ia mengikuti aturam yang telah ditetapkan dan menjauhi larangan
agama.
b. Dasar pendidikan agama islam
Pendidikan agama islam ialah sebagai wadah mengembanhkan akal dan fikiran,
pengarah perilaku dan perasaan tertentu berdasarkan nilai ajaran islam agar nilai yang
didapatkan diterapkan di kehidupan. Dalam menentukan sumber pendidikan islam ada
tiga dasar utama dalam pendidikan islam adalah :
1) Al-Qur‘an
Al-Qur‘an ialah kalam Allah yang telah disampaikan kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai pedoman masing-masing merupakan petunjuk yang mencangkup
seluruh aspek kehidupan manusia yang menyeluruh yang mana ruang lingkupnya
mencangkup ilmu pengetahuan luas dan nilai ibadah bagi yang membacanya yang
isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan ajaran yang mulia. Al-Qur‘an adalah
firman allah yang diturunkan oleh malaikat jibril kepada Rosulullah Saw dengan
menggunaka lafadz dan makna yang benar agar menjadiakan hujjah bagi Nabi
Muhammad Saw bahwa ia benar-benar Rosulullah Saw, menjadi petunjuk dan
sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada allah bagi yang
membacanya.
2) As Sunnah (Hadist)
Hadist adalah bentuk prilaku, bicara Nabi yang merupakan cara yang diteladani
dalam dakwah islam yang termasuk dalam tiga dimensi yaitu berupa ucapan,
pertanyaan dan persetujuan nabi atas pristiwa yang terjadi. Semua contoh yang
ditunjukkan nabi merupakan teladan manusia demi aspek kehidupan dan posisi
hadist sebagai sumber pendidikan bagi

17
G. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas (Independent Variable) atau variabel X adalah variabel yang
dipandang sebagai penyebab munculnya variabel terikat yang diduga sebagai
akibatnya. Sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y adalah
variabel (akibat) yang dipradugakan, yang bervariasi mengikuti perubahan dari
variabel-variabel bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin kita ungkapkan
dan jelaskan.
a. Variabel Bebas (Independent) : Pembelajaran Daring dengan Whatssap
b. Variabel Terikat (Dependent) : Aktifitas belajar Peserta didik SMA PGRI
Kedamean

H. Hipotesis Penelitian

Setelah peneliti melakukan telaah yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk

menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis


yaitu jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.

Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu ―hypo‖ yaitu kurang, dan ―thesa‖ yang berarti
pendapat atau teori. Dengan demikian hipotesis dapat diartikan sebagai teori yang
kurang sempurna. Hipotesis dapat pula dirumuskan sebagai kesimpulan yang belum
final karena belum diuji atau belum dibuktikan kebenarannya. Hipotesis di dalam
penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis penelitian terbagi atas dua jenis, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha). Hipotesis nol merupakan dugaan sementara dimana variabel bebas tidak
berpengaruh pada variabel terikat dari populasi. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah pembelajaran daring media whatsapp dan variabel terikatnya adalah aktivitas
belajar siswa. Sedangkan hipotesis alternatif merupakan dugaan sementara dimana
variabel bebas berpengaruh pada variabel terikat dari populasi.

18
Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dan harus diuji kebenarannya adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis nol (H0)
Tidak terdapat pengaruh pembelajaran daring media whatsapp terhadap aktivitas
belajar Peserta Didik SMA PGRI KEDAMEAN.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat pengaruh pembelajaran daring media whatsapp terhadap aktivitas belajar
siswa di SMA PGRI SMA PGRI KEDAMEAN.
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode. Hal ini
disesuaikan dengan rumusan masalah dan objek penelitian yang dikehendaki oleh
peneliti. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu penelitian yang mempunyai tujuan
untuk mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi
secara faktual, sistematis, serta akurat. Penelitian deskriptif yang dilakukan ini
berfungsi untuk memberi gambaran tentang pengaruh pembelajaran daring media
whatsapp terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran pai di sma pgri
kedamean.
b. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah 30 siswa dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam SMA PGRI Kedamean.
c. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi. Sampel harus mewakili
semua karakteristik yang terdapat pada populasi dimana kesimpulan itu akan
diambil. Jika sampel tidak mewakili karakteristik populasi, maka kesimpulan yang
diambil akan bias dan tidak representatif. Penentuan sampel pada penelitian ini

19
menggunakan teknik sampling total atau jenuh. Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel dari penelitian ini adalah seluruh
jumlah populasi yaitu 30 siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA
PGRI Kedamean.
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan acuan agar laporan penelitian tersusun secara
sistematis. Sistematis pembahasan dalam penelitian inidibagi menjadi lima bab, yaitu :
Bab I, adalah bab pendahuluan yang didalamnya berisi uraian latar belakang masalah
yang mendasari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, kemudian dilanjutkan
dengan identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian.
Bab II, adalah studi kepustakaan yang didalamnya berisi tentang uraian berbagai
deskripsi yang berhubungan dengan deskriptif dalam penulisan. Deskripsi-deskripsi
tersebut dibahas secara detail dan terperinci agar diperoleh pemahaman konsep dan studi
kepustakaan yang kuat.
Bab III, adalah metodologi penelitian yang didalamnya menguraikan tentang pendekatan
penelitian yang peneliti gunakan yang dibahas dalam desain penelitian. Kemudian
dilanjutkan dengan pembahasanmengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta
teknik analisis data.
Bab IV, laporan hasil penelitian yang didalamnya menguraikan tentang hasil penelitian
dan pembahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti yaitu disesuaikan dengan
fokus masalah penelitian. Setelah semua data hasil penelitian disajikan selanjutnya akan
dibahas dandianalisis secara mendalam untuk mendapatkan hasil penelitian yangvalid.
Bab V, adalah bagian penutup yang didalamnya berisi kesimpulan hasil penelitian yang
disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Selanjutnya diakhiri dengan
rekomendasi atau saran yang diberikan oleh peneliti kepada berbagai pihak yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.

K. Outline Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

20
A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian motivasi Orang tua

B. Pengertian Prestasi Belajar sisiwa

C. Variabel Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi Penelitian
D. Sampel Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penilitian
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

21
L. Bibliografi

Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah, 2013:4


Achmad. Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga, 1987.Daroja,
Zakiyah, dkk,. Ilmu Pendikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara 1991.

Darojat, Zakiyah, Keseltalan Mental. Jakarta : CV. Haji Mas Agung, 1991.Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Quraisy Shihab dalam Fadlol, dkk.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2007.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogya: Yavasan Penerbit FakultasPsikologi
UGM.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research.


Liza Luthfiah & Hade Alfriansyah, “Administrasi Peserta Didik,” Jurnal Skripsi Universitas
Negeri Padang Indonesia, (2019): 2, https://osf.io/cd9m4/download/?format=pdf
Sahari, “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Mengajar Terhadap
Profesionalisme Guru Di SMAN 1 Likupang,” Jurnal Pendidikan Islam Iqra, no.
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/599/502 (2015): 63.
1
Ibid, h 65
Lukman Hakim, “Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Rakyat Sesuai Dengan Amanat Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” Jurnal Edutech, no.
https://media.neliti.com/media/publications/54658-ID-pemerataan-akses-pendidikan-bagi-
rakyat.pdf (2016):53.
Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran,” Jurnal Kajian
Ilmu-Ilmu Keislaman, no.
http://jurnal.iain.padangsidimpuan.ac.id/index/php/F/artikel/download945/795(2017)=333.
Steffi Adam dan Muhammad Taufiq Syastra, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam,” CBIS Journal, no.
http://ejournal.upbatam.ac.id/index.php/cbis/article/download/400/258 (2015): 79.
World Health Organization, “Coronavirus Discase 2019 (COVID-19),” Journal Situation Report
– 15 Vol. 15, no.
https://www.who.int/docs/defaultsource/searo/indonesia/COVID19/external-situation-15-
(2020).
Muhammad Wildan Sahidillah & Prarasto Miftahurrisqi, “Whatsaoo Sebagai Media Literasi
Digital Siswa,” Varia Pendidikan, no.
http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/download/8904/4800 (2019): 53.

22
Fakhrurrazi, “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif,”, Jurnal At-Tafkar, no.
http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/download/529/331 (2018): 89.
Vina Rahmayanti, “Pengaruh Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Atas Upaya Guru Dalam
Memotivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Indonesia Siswa SMP Di Depok,”
Jurnalsap Vol.1, no. no.2,
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/viewFile/1027/1008 (2018): 207.
Khaerun Nisa dan Retno Triwoelandari dan Ahmad Mulyadi Kosim, “Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas VII SMP Islam Al Qudwah Dengan Model
Pembelajaran Inquiri,” Jurnal Mitra Pendidikan Vol.2, no. no.10, http://e-
jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-imp/article/download/417/209 (2018): 1064.

23

Anda mungkin juga menyukai