Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan sumber

daya manusia, untuk menciptakan generasi yang lebih baik untuk masa depan.

Pembelajaran layak untuk didapatkan oleh setiap individu, proses terjadinya

pembelajaran dapat berlangsung dimana saja seperti di sekolah, dirumah maupun

di lingkungan tempat tinggal. Di sekolah adalah tempat anak mendapatkan

pembelajaran formal yang telah diwajibkan oleh pemerintah. Akan tetapi

pembelajaran luar jaringan (Luring) yang biasa digunakan saat ini belum dapat

berjalan normal seperti sedia kala, hal tersebut dikarenakan adanya wabah Virus

Corona atau Covid-19 yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China pada tahun

2019 lalu. Virus ini menyebar luas ke seluruh dunia termasuk juga di indonesia.

Virus ini merupakan jenis penyakit atau virus yang dapat menular, sehingga

pemerintah menghimbau warga masyarakat untuk menjaga jarak (Social

Distancing) dan juga melarang warga untuk menciptakan adanya kerumunan.

Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kedaruratan Covid-19 ini tertuang dalam Surat

Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganannya di

lingkungan Kemendikbud serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang

Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. “Pemerintah mendorong para guru

untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam kurikulum. Yang paling penting

1
2

adalah siswa masih terlibat dalam pembelajaran yang relevan seperti keterampilan

hidup, kesehatan, dan empati.” Jadi dalam sebuah kegiatan belajar mengajar siswa

adalah prioritas namun tidak dengan membebani siswa dengan materi-materi dan

tugas-tugas yang menumpuk, akan tetapi lebih menekankan kepada siswa yang

masih tetap terlibat dalam kegiatan tersebut dan siswa mendapatkan pembelajaran

dan pengetahuan.

Berdasarkan dari hal tersebut maka tenaga Pendidik perlu menyiapkan

sistem pembelajaran yang efektif guna untuk dapat mencapai tujuan belajar. Maka

tenaga pendidik diharapkan mampu memilih model dan media yang paling tepat

dan efektif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan menyesuaikan

situasi dan kondisi saat ini agar proses belajar mengajar tetap berlangsung dan

tercapai dengan maksimal. Terdapat beberapa model pembelajaran, yakni model

pembelajaran luar jaringan (Luring) dan model pembelajaran dalam jaringan

(Daring). Tidak terkecuali dengan sekolah dasar negeri 1 gawang yang berada di

Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung ini juga menerapkan model pembelajaran

daring, guna untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang mewajibkan dunia

pendidikan untuk menggunakan model pembelajaran daring dalam proses belajar

mengajar.

Dengan adanya model pembelajaran baru ini diharapkan baik guru

maupun siswa akan dapat menyesuaikan diri dan lebih banyak mendapatkan

pengetahuan-pengetahuan serta cara belajar baru agar dapat menunjang dan

mendorong semangat baru untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. dalam

penggunaan metode baru tersebut juga tidak langsung berjalan maksimal namun
3

terjadi beberapa kendala yang menyebabkan terjadinya ketidak maksimalan proses

belajar mengajar, seperti yang terjadi pada sekolah dasar negeri 1 Gawang, di

beberapa area tersebut masih terdapat lokasi yang tidak terjangkau jaringan internet

dengan maksimal, sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi guru maupun siswa

itu sendiri. Karena pada pembelajaran dengan model daring ini, sangat berkaitan

erat dengan penggunaan jaringan internet guna untuk mengakses beberapa media

yang digunakan sebagai alat komunikasi. Hal tersebut seperti yang dikemukakan

oleh Moore, Dkk bahwa Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

menggunakan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan

kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

Media adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menunjang tersampai

dan tercapainya pesan atau materi kepada peserta didik, Media pembelajaran

merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang

berfungsi sebagai penyalur pesan/informasi yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi

antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna

Mashuri (dalam Widya, 2020: 5). Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa model dan media pembelajaran adalah suatu alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi atau materi kepada peserta didik

guna tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal guna untuk tetap berjalannya

dan tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal. Oleh karena model

pembelajaran daring ini berkaitan erat dengan penggunaan media sebagai sarana

untuk menyampaikan informasi atau materi kepada siswa, maka guru


4

mempersiapkan media yang dapat dijangkau oleh siswa sekolah dasar negeri 1

gawang tersebut.

Pembelajaran dalam jaringan (Daring) sebagai strategi pembelajaran yang

menyenangkan bagi pelajar karena dapat menyimak dengan melalui handphone

android, laptop, maupun computer, bukan hanya menyimak buku (Sobron, Dkk.,

2019: 37). Molinda juga menyatakan bahwa Pembelajaran dalam jaringan (Daring)

adalah pembelajaran yang menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya

(database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan

berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi

secara langsung dan secara tidak langsung. Pembelajaran daring adalah bentuk

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi,

misalnya internet, dan CD-ROOM. Namun dalam proses pembelajaran yang

menggunakan metode daring ini juga belum berjalan dengan maksimal, terdapat

beberapa kendala yang dialami baik oleh guru maupun oleh siswa. Berdasarkan

pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahawa pembelajaran daring adalah

pembelajaran yang menggunakan suatu alat komunikasi agar dapat

menghubungkan antara pendidik dengan peserta didik agar tetap berjalan dengan

baik dan tetap dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Kesulitan belajar adalah suatu kendala yang dialami oleh siswa dan

menghambat usahanya dalam upaya mencapai tujuan belajar yang maksimal.

Seperti yang terjadi pada sekolah dasar negeri 1 gawang, siswa yang berlokasi pada

daerah tersebut mendapatkan kendala yang menyangkut jaringan internet yang

menghambat terjadinya proses pembelajaran di sekolah tersebut dengan lancar.


5

Karena hal tersebut berdampak siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu

karena kurangnya keleluasaan dalam mengakses media-media pembelajaran yang

diterapkan.

Hambatan-hambatan tersebut dapat datang dari mana saja, salah satu

penyebabnya berasal dari faktor luar salah satunya yakni anak yang kurang

perhatian orang tua, hubungan dengan anggota keluarga yang tidak harmonis,

kurangnya sarana belajar, mempunyai konflik dengan teman, gaya mengajar guru

yang kurang menarik, teman pergaulan yang tidak kondusif, dan sebagainya. Dan

ada pula yang berasal dari faktor dalam seperti kesehatan, bakat, minat, motivasi,

intelegensi dan sebagainya. Kesulitan yang dialami oleh siswa akan berdampak

bagi prestasi belajar siswa dan berdampak pada pemahaman yang akan mereka

dapatkan. Dalam setiap minggu atau bulan tidak jarang bahwa seorang guru

menemui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Kesulitan-kesulitan yang

dialami oleh siswa sekolah dasar negeri 1 gawang tersebut berbentuk dalam

pengaksesan media-media pembelajaran seperti google zoom, zoom meeting,

google class dan lain media lainya yang memerlukan jaringan sinyal yang

maksimal, hal tersebut terjadi dikarenakan lokasi tempat tinggal mereka yang

belum terjangkau jaringan sinyal internet yang memadai. Namun meski begitu

usaha harus selalu diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar siswa

dapat dibantu dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami, sehingga siswa

dapat mengikuti dan menyelesaikan pembelajaran dengan baik.

Menurut Djamarah (dalam Ghufron., Risnawati: 2015: 298) siswa yang

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah gangguan yang menyebabkan


6

kesulitan belajar. Berdasarkan dari pernyataan diatas bahwa siswa SD Negeri 1

Gawang mengalami kendala yang bersangkutan dengan media pembelajaran,

terutama dengan penggunaan jaringan internet yang kurang memadai untuk

mengakses media pembelajaran, maka dengan adanya kesulitan tersebut guru SD

Negeri 1, menyiapkan media pembelajaran yang sekiranya masih dapat dijangkau

oleh siswa SD Negeri 1 Gawang. Maka berdasarkan pemaparan di atas dapat

disimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat berdampak

besar bagi prestasi serta pemahaman siswa terhadap suatu pembelajaraan yang

diterimanya dan akan mempengaruhi prestasi yang dapat diraih oleh siswa,

Sehingga sebisa mungkin kesulitan-kesulitan tersebut harus dapat diatasi baik oleh

siswa itu sendiri maupun dengan bantuan guru dan orang tua.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran daring menyebabkan proses pembelajaran berjalan kurang

maksimal.

2. Siswa SD Negeri 1 Gawang kesulitan mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran daring.

3. Banyak faktor yang menjadi penyebab siswa kesulitan dalam pembelajaran

daring.

C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian


7

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dijelaskan bahwa

batasan masalah dan fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD serta guru kelas IV

Negeri 1 Gawang.

2. Objek penelitian ini adalah kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV

dalam menggunakan model pembelajaran daring.

3. Tinjauan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan proses

berlangsungnya pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri

1 Gawang.

4. Penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Gawang.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran daring siswa kelas IV SD Negeri 1

Gawang?

2. Bagaimana kesulitan pembelajaran daring siswa kelas IV Negeri 1 Gawang?

3. Apakah penyebab kesulitan pembelajaran daring siswa kelas IV SD Negeri

1 Gawang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengetahui proses pembelajaran yang terjadi pada SD Negeri

1 Gawang.

2. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh SD Negeri 1 Gawang.

3. Untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV SD

Negeri 1 Gawang.
8

F. Manfaat Penelitaian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah serta

melengkapi pengetahuan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh

siswa dengan menggunakan model pembelajaran daring yang saat ini

sedang berlangsung.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa memahami penyebab kesulitan yang dialami dan

mendapatkan solusi untuk permasalahannya.

2) Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses

pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui letak kesulitan

siswa.

2) diharapkan guru untuk meningkatkan pemahaman tentang situasi

yang dialami oleh siswa.

3) Guru dapat mencarikan solusi agar pembelajaran tetap berlangsung.

4) Meningkatkan perhatian guru kepada siswa yang mengalami

kendala dalam pembelajaran.

c. Bagi Sekolah
9

1) Hasil pembelajaran sebagai umpan balik untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

2) Memperbaiki dan meningkatkan prestasi sekolah dengan

menemukan solusi dari kesulitan tersebut.

d. Bagi Peneliti

Diperoleh pemecahan masalah sehingga peneliti mendapatkan

pengalaman serta wawasan mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami

oleh siswa/peserta didik di SD Negeri 1 Gawang, sehingga peneliti dapat

membuat beberapa opsi yang dapat dipilih oleh siswa dalam melakukan

proses belajar mengajar.


10

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang kesulitan pembelajaran daring

a. Pengertian kesulitan belajar

Kesulitan belajar atau learning disability yang biasa disebut

dengan istilah learning disorder atau learning difficulty adalah suatu

kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk

melakukan kegiatan belajar secara efektif. Kesulitan belajar tidak

berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari individu yang

mengalami kesulitan, namun individu tersebut mengalami kesulitan

dalam menguasai keterampilan belajar dan dalam melaksanakan

tugas-tugas spesifik yang dibutuhkan dalam belajar seperti yang

dilakukan dalam pendekatan dan metode pembelajaran

konvensional.

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang merujuk pada

sejumlah kelainan yang berpengaruh pada pemerolehan,

pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan

informasi secara verbal dan non-verbal. Wong (dalam Jamaris:2013:

12) mengatakan bahwa kesulitan belajar mempengaruhi berbagai

bentuk hubungan interpersonal. Secara umum kesulitan belajar

disebabkan oleh kelainan dalam salah satu atau lebih proses yang

berkaitan dengan menerima informasi, proses berfikir, proses

mengingat dan proses belajarnya. Kelainan tersebut mencakup:

10
11

proses fonologi, proses visual spatial, proses kecepatan dalam

mengingat, memusatkan perhatian, dan proses eksekusi yang

mencakup kemampuan merencanakan dan mengambil keputusan.

Djamarah juga mengemukakan bahwa kesulitan belajar merupakan

suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar,

disebabkan adanya ancaman, hambatan maupun gangguan dalam

belajar

Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan. Belajar

memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai

pengetahuan tersebut melalui pengalaman, mengingat, menguasai

pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan

Baharuddin dan Wahyuni (dalam Kusumaningtyas: 2018: 7). Dari

pembelajaran tersebut akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

seseorang terhadap kehidupannya. Pada suatu proses pembelajaran

kesulitan adalah suatu yang wajar dan umum dijumpai pada siswa,

akan tetapi kendala yang dialami berbeda-beda sehingga

mengharuskan para guru untuk mengetahui dan memberikan solusi

yang sesuai dengan masalah yang sedang dialami oleh siswa.

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang dialami oleh seseorang

dalam melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi

proses pengolahan informasi yang didapatkan.


12

b. Penyebab kesulitan belajar

Menurut Jamaris (2013: 17) faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar yang dapat dikategorikan ke dalam lima faktor

penyebab, yaitu: (1) kerusakan yang terjadi pada susunan saraf

pusat, (2) ketidakseimbangan biokimia, (3) keturunan, (4)

lingkungan, dan (5) pengaruh teratogenic (zat kimia atau obat-

obatan). Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai

banyak hal, baik itu dari luar atau dari dalam siswa itu sendiri.

Kesulitan tidak hanya terjadi pada siswa di sekolah dasar, namun

dapat pula terjadi kepada siswa yang belajar di jenjang yang lebih

tinggi. Kesulitan belajar dapat dilihat dari kenyataan empirik dengan

adanya siswa yang tinggal kelas serta siswa yang memiliki nilai

kurang baik.

Menurut Kirk dan Gallagher mengklasifikasikan kesulitan

belajar dalam dua klasifikasi, yaitu (1) kesulitan dalam mempelajari

aspek perkembangan (developmental learning disabilities) yang

mencakup kesulitan dalam memusatkan perhatian, kesulitan dalam

menerima informasi, kesulitan dalam mengingat dan kesulitan

dalam perkembangan Bahasa, (2) kesulitan akademik (academic

disabilities) yang mencakup kesulitan membaca, menulis, kesulitan

matematika, kesulitan akademik lainnya serta kesulitan perilaku.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa


13

klasifikasi kesulitan belajar dibagi menjadi dua bagian, yakni

kesulitan perkembangan dan kesulitan akademik.

c. faktor kesulitan belajar

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kesulitan

belajar siswa pada masa pandemi dengan menggunakan model

pembelajaran daring. Kesulitan-kesulitan tersebut dibagi menjadi

dua bagian, yakni: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah suatu masalah atau kendala yang terjadi dari dalam

diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah suatu

masalah atau kendala yang terjadi dari luar diri siswa.

Adapun faktor internal pada diri siswa, yaitu kemampuan

belajar, kepercayaan diri, minat, bakat, motivasi, dan kebiasaan

belajar. Sedangkan faktor eksternal yang terjadi dari luar diri siswa,

yaitu faktor yang berkaitan dengan kondisi proses belajar siswa

seperti cara mengajar guru, kurang mendapat perhatian dari orang

tua, lingkungan sekitar, teman pergaulan serta lokasi tempat tinggal,

jaringan internet yang kurang maksimal.

Menurut Djamarah (dalam Kusumaningtyas: 2018: 15),

faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar adalah:

1) Faktor internal

Faktor penyebab kesulitan belajar dapat

bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas

intelektual /intelegensi siswa. Bersifat efektif seperti


14

labilnya emosi dan sikap yang tidak dapat diprediksi.

Serta Bersifat psikomotor (ranah rasa) antara lain

seperti terganggunya alat indera penglihatan atau

mata dan pendengaran atau telinga.

2) Faktor eksternal:

Faktor eksternal yang meliputi Lingkungan

keluarga, Lingkungan perkampungan atau

masyarakat, serta Lingkungan sekolah. Hal tersebut

dapat berpengaruh terhadap tingkat kesulitan yang

dialami oleh siswa.

Adapun juga termasuk dengan jaringan internet dalam

sebuah pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran dengan model

daring seperti yang digunakan saat ini adalah suatu hal yang sangat

diperlukan dan diprioritaskan. Dengan menggunakan Jaringan inilah

nantinya siswa dan guru berinteraksi dengan cara menghubungkan

antara guru dengan siswa, guna untuk menyampaikan materi

maupun informasi kepada siswa.

Namun dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk mengakses jaringan

tersebut dikarenakan lokasi tempat tinggal yang belum terjangkau

jaringan internet secara maksimal. Oleh karena itu, proses

pembelajaran belum berjalan dengan lancar, sehingga tidak jarang

terdapat siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Oleh


15

karena hal tersebut menyebabkan guru juga tidak dapat

menggunakan media-media pembelajaran yang beragam, guru

hanya dapat menggunakan whatsapp group dan juga video youtube

untuk menyampaikan informasi maupun materi kepada siswa.

Dengan menggunakan media-media tersebut sehingga siswa tetap

dapat mengikuti pembelajaran.

Kesulitan pembelajaran yang terjadi pada siswa, adalah

kendala-kendala yang terjadi atas peristiwa yang sedang terjadi dan

dialami oleh siswa SD Negeri 1 Gawang yang menyebabkan

terganggunya siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh

guru. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor penghambat, salah

satunya adalah kurang terjangkaunya jaringan internet yang

maksimal, hal tersebut menyebabkan siswa kesulitan dalam

mengakses internet dan menyebabkan siswa kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat

komunikasi seperti zoom, google form, dan sebagainya sehingga

pemberian materi hanya melalui media whatsapp group dan juga

video youtube dengan menggunakan durasi yang jangka panjang.

d. Ciri ciri kesulitan belajar

Menurut Wahyudi (dalam, Haqiqi., Sa’adah: 2011: 40), ciri-

ciri anak yang sedang mengalami berkesulitan belajar antara lain

anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas

akademik sekolah, sehingga prestasi belajar yang dicapai jauh dari


16

potensi yang sebenarnya. Prestasi belajar yang rendah merupakan

salah satu bukti adanya kesulitan dalam belajar siswa, guru dalam

hal ini adalah orang yang bertanggung jawab yang seharusnya dapat

memahami kesulitan belajar anak didiknya dan kemudian

memberikan bantuan pemecahannya.

Siswa yang mengalami masalah dalam belajarnya dapat

berdampak pada prestasi yang akan dicapai, serta pemahaman yang

akan didapatkan. Prestasi belajar yang berupa nilai atau skor, yang

dapat memberikan informasi seberapa banyak peserta didik yang

menguasai materi yang telah diberikan dan dalam proses evaluasi

yang berupa tes. Pencapaian prestasi belajar yang baik artinya

peserta didik mampu menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

guru, namun ada juga peserta didik yang tidak mampu mencapai

prestasi belajar seperti yang diharapkan dalam arti peserta didik

tidak mampu menguasai bahan ajar secara tuntas.

Reid (dalam Jamaris: 2013: 3-4) mengemukakan

pendapatnya bahwa kesulitan belajar biasanya tidak dapat

diidentifikasi sampai anak mengalami kegagalan dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik yang harus dilakukannya.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki ciri-ciri, antara

lain seperti berikut:

1) Memiliki tingkat intelegensi (IQ) normal, bahkan

diatas normal, atau sedikit dibawah normal tes IQ.


17

Namun siswa yang memiliki IQ sedikit dibawah

normal bukanlah karena IQ-nya yang dibawah

normal, akan tetapi kesulitan belajar yang dialaminya

menyebabkan ia mengalami kesulitan dalam

menjalani tes IQ sehingga memperoleh score yang

rendah.

2) Mengalami kesulitan dalam beberapa mata pelajaran,

tetapi menunjukkan nilai yang baik pada mata

pelajaraan yang lain.

3) Kesulitan belajar yang dialami siswa yang

berkesulitan belajar berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar yang dicapainya sehingga siswa

tersebut dapat dikategorikan kedalam lower achiever

(siswa dengan pencapaian hasil belajar dibawah

potensi yang dimilikinya).

Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa siswa yang

memiliki masalah kesulitan dalam belajarnya, termasuk dalam siswa

yang mengalami penyimpangan dalam perkembangannya bukan

siswa yang memiliki keterbelakangan mental.

2. Tinjauan tentang pembelajaran daring

a. Pengertian pembelajaran daring

Pembelajaran daring adalah suatu model pembelajaran

dengan tidak melalui tatap muka antara pendidik atau guru dengan
18

peserta didik atau siswa sehingga dalam pembelajaran tersebut

memerlukan adanya suatu alat komunikasi guna untuk

menghubungkan atau menyampaikan informasi, pesan, serta

materi kepada siswa dari guru dan juga sebaliknya. Model

pembelajaran ini adalah model baru yang digunakan di Indonesia,

sehingga baik pendidik maupun peserta didik harus beradaptasi

kembali dengan model pembelajaran ini.

Molinda menyatakan bahwa Pembelajaran dalam jaringan

(Daring) adalah pembelajaran yang menghubungkan peserta didik

dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur,

perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan

namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi

secara langsung dan secara tidak langsung. Pembelajaran daring

adalah bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, dan CD-ROOM.

Sehingga berjalannya belajar mengajar sedikit banyak bergantung

kepada situasi dan kondisi yang ada, terutama bagi siswa yang

berlokasi kurang terjangkau jaringan internet dengan maksimal.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang

menggunakan suatu media teknologi untuk menghubungkan antara

guru dan siswa guna untuk melangsungkan kegiatan belajar

mengajar.
19

b. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran daring

Dalam pembelajaran daring terdapat kekurangan dan juga

kelebihan dalam proses pelaksanaanya, Pembelajaran secara

daring memiliki kelebihan diantaranya: (Suhery, et al, 2020)

1) Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah

melalui internet secara kapan saja kegiatan berkomunikasi

ini dilakukan tanpa terbatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

2) Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang

teratur dan terjadwal melalui internet.

3) Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja

apabila diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan

tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar

yang dipelajarinya dengan mengakses internet.

4) Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui

internet yang bisa diikuti dengan jumlah siswa yang

banyak.

5) Siswa yang pasif bisa menjadi aktif.

6) Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat

dilakukan kapan saja dan dimana saja terutama bagi

mereka yang tempat tinggalnya lebih jauh.

Terdapat pula kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran

daring, yakni:
20

1) Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara pengajar dan

siswa menjadi atau bahkan tidak ada.

2) Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas

yang diberikan guru melalui buku yang diberikan.

3) Pengajar dituntut untuk lebih menguasai Teknik

pembelajaran dengan menggunakan ICT (information

communication technology)

4) Belum merata fasilitas internet yang tersedia di tempat yang

bermasalah dengan listrik, telepon, dan computer.

Walaupun tidak sama dengan pembelajaran tatap muka di

kelas, namun pembelajaran daring ini memberikan solusi agar

terhindar dari penularan wabah yang saat ini sedang terjadi Lia

(dalam Taradisa., dkk: 2020: 3). Berdasarkan pernyataan diatas

maka di dalam pembelajaran daring terdapat kekurangan dan juga

kelebihannya, namun meski begitu model pembelajaran inilah

yang dianggap paling efektif dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar saat ini, guna untuk memutus rantai penyebaran wabah

virus covid-19 dan agar siswa tetap mendapatkan pembelajaran.

c. Tujuan pembelajaran daring

Pembelajaran model daring adalah sesuatu yang baru bagi

peserta didik, sehingga baik siswa maupun guru harus kembali

beradaptasi dengan kondisi saat ini. Namun dalam penerapannya,

model pembelajaran ini sama seperti dengan model pembelajaran


21

luar jaringan atau yang disebut dengan luring. Adapun tujuan

pembelajaran daring menurut Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan RI (dalam Mustofa., Dkk: 2019) adalah sebagai

berikut:

1. meningkatkan ketersediaan layanan Pendidikan.

2. meningkatkan keterjangkauan layanan Pendidikan.

3. Meningkatkan kualitas/ mutu dan relevansi layanan

Pendidikan.

4. Meningkatkan kebersamaan dalam mendapatkan mutu

layanan Pendidikan.

5. Meningkatkan kepastian/ keterjaminan mendapatkan mutu

layanan Pendidikan yang baik.

Penggunaan model daring ini menyeluruh hingga

sampai kepelosok desa sekalipun, dalam penggunaanya

sangat mungkin terjadi kendala-kendala yang

memungkinkan dialami oleh guru dan juga siswa. Dengan

demikian ada beberapa prasyarat menurut Newsletter

(dalam Mustofa., Dkk; 2019: 154) dalam penerapannya

ada beberapa hal yang harus dilengkapi yakni: (a) proses

belajar mengajar dilaksanakan melalui koneksi internet,

(b) tersedianya fasilitas untuk kaum pelajar dalam

layanannya, seperti cetak, (c) disediakannya tutor jika

terjadi kesulitan dalam proses belajar.


22

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan model daring ini adalah

pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet

sebagai salah satu fasilitas belajar.

d. Manfaat pembelajaran daring

Menurut Bates dan Wulf manfaat pembelajaran daring

adalah:

1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik

dengan guru atau instruktur, 2) Memungkinkan terjadinya

interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja, 3)

Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas, dan 4)

Mempermudan penyempurnaan.

Pembelajaran ini sama dengan model pembelajaran luring,

pembelajaran yang sama-sama memberikan manfaat bagi

penggunanya, dalam pemanfaatan pembelajaran daring ini dapat

menguntungkan berbagai pihak, dari guru hingga siswa

dikarenakan menggunakan jaringan internet sebagai alat

komunikasi dan interaksi, yang tentunya juga dapat menjangkau

hingga tak terbatas jaraknya dan juga waktu yang fleksibel.

Sehingga memudahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami.
23

Akan tetapi didalam suatu daerah, terdapat beberapa lokasi

yang belum dapat terjangkau jaringan internet secara maksimal, hal

ini merupakan kendala bagi peserta didik maupun guru yang

terlibat dalam proses belajar mengajar tersebut.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini pada dasarnya berorientasi pada penelitian lain yang

relevan. Contoh dari penelitian yang relevan yaitu:

1. Penelitian Ini Dilakukan Oleh Widya Putri Pratiwi Yang Berjudul

“Penyelenggaraan Model Pembelajaran Daring Melalui Pemanfaatan

Media Audio Visual Televisi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas

VI SD Negeri Kendal” penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif, dan penelitian ini dilaksanakan pada tahun

pelajaran genap yakni pada tahun 2019/2020. Dengan menjadikan siswa

sebagai subjek. Pemerolehan data didapatkan dari instrumen utama

yakni peneliti itu sendiri, serta wawancara, observasi, dan dokumentasi,

sebagai instrument bantu. Sedangkan Teknik keabsahan data

menggunakan triangulasi Teknik. Analisis data dengan menggunakan

Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data,

kesimpulan dan verifikasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka diperoleh hasil (1)

pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran daring yang benar, (2) berdasarkan hasil angket siswa

memiliki motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran. Dalam


24

pengisian data angket 35,7% atau 5 siswa masuk kategori (Sangat Baik),

sedangkan 64,3% atau 9 siswa masuk dalam kategori (Baik).

Persamaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang saya

teliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran daring sebagai

tema penelitian. Sedangkan Perbedaannya yakni terletak pada letak fokus

permasalahan, jika dalam penelitian ini media serta motivasi, maka

dalam penelitian saya menekankan pada kesulitan belajar terutama dalam

penggunaan jaringan internet.

2. penelitian yang dilakukan oleh Elinda Riyani dengan judul “Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Menggunakan Metode Kontekstual Berbasis Outing Class Siswa Kelas

I SDN 1 Gawang Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini dilakukan

pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Dengan menggunakan

observasi, tes kesulitan belajar, dan wawancara sebagai Teknik

pengumpulan data. Kemudian triangulasi Teknik dan sumber sebagai

keabsahan data. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa, (1)

kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran kontekstual pada tema 7

pembelajaran 1 tentang benda hidup dan tak hidup dilingkungan sekitar

dikategorikan menjadi dua kategori kesulitan yaitu kesulitan dalam

mempelajari aspek perkembangan dan kesulitan dalam aspek akademik,

(2) pelaksanaan pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada

pembelajaran tematik di SDN 1 Gawang sudah sesuai dengan langkah-


25

langkah pembelajaran kontekstual dimana dalam proses pelaksanaan

pembelajaran siswa dapat terlibat secara penuh. Persamaan dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menganalisis tentang

kesulitan dan sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek

penelitian.

3. penelitian yang dilakukan oleh Meilantika Puspita Devi dengan judul

“identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita mata

pelajaran matematika ditinjau dari tipe kepribadian siswa” penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan

jenis penelitian studi kasus. Siswa kelas IV SDN Ngadirojo 1 sebagai

subjek dalam penelitian, dan penelitian ini dilakukan pada semester

genap tahun pelajaran 2017/2018. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan adalah sama-sama dalam menggunakan

penelitian kualitatif dan membahas kesulitan dari siswa kelas IV SD.

Kemudian perbedaannya terletak pada objek penelitian.

3. Kerangka berpikir

Penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui penyebab kesulitan

yang dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Gawang, Kesulitan yang

dialami oleh siswa menjadi salah satu penyebab terjadinya hambatan dalam

proses pembelajaran, hal tersebut menjadikan siswa tidak dapat mengakses

media pembelajaran, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan


26

lain sebagainya. Kesulitan ini yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar

dengan semestinya dan pencapaian belajar yang kurang maksimal.

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan observasi. Kegiatan ini digunakan sebagai langkah awal dan

untuk memperkuat hasil dari penelitian itu sendiri. Kemudian peneliti juga

melakukan beberapa tes wawancara kepada subjek yakni kepada siswa dan

guru kelas IV SD Negeri 1 Gawang. Dilengkapi juga dengan menggunakan

dokumentasi sebagai pengambilan data berupa foto-foto kegiatan yang

berkaitan dengan penelitian.


27

Peserta didik

Kesulitan belajar Metode purposive


sampling

Pembelajaran daring

Pengumpulan data

observasi wawancara dokumentasi

Analisis Kesulitan Pembelajaran Daring Siswa Kelas


IV SD Negeri 1 Gawang

kesimpulan

Bagan 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
28

4. Pertanyaan penelitian.

Pada penelitian ini pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana proses pembelajaran daring siswa kelas IV SD Negeri 1

Gawang?

2. Bagaimana kesulitan pembelajaran daring siswa kelas IV Negeri 1

Gawang?

3. Apakah penyebab kesulitan pembelajaran daring siswa kelas IV SD

Negeri 1 Gawang?
29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada (Denzin & Lincoln). Sedangkan

deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan mengintropeksi objek sesuai dengan apa adanya menurut Best dan

Sukardi (dalam Dellta: 2019:74). Penelitian dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif ini memaparkan, menggambarkan, serta menganalisis

secara kritis dan objektif mengenai peran orang tua terhadap hasil belajar

siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap kewajibannya.

Menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian dibidang ilmu umani dan kemanusiaan dengan aktivitas

yang berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, mengkelaskan,

menganalisis, dan menafsirkan fakta-fakta serta hubungan-hubungan antara

fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna

menemukan prinsip-prinsip dan pengetahuan dan metode-metode baru

dalam usaha dalam menanggapi hal tersebut.

29
30

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Gawang,

Pemilihan tempat ini didasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya:

1. tempat penelitian

Tempat penelitian ini berada di SD Negeri 1 Gawang dan

lingkungan tempat tinggal orang tua siswa. Sekolah ini terletak di

kecamatan Kebonagung, kabupaten Pacitan, provinsi Jawa Timur.

Pemilihan lokasi dalam melakukan tempat penelitian ini berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut ini (a) dikarenakan di SD Negeri 1 Gawang

belum pernah dilakukan penelitian serupa (b) dikarenakan lokasi penelitian

terdapat permasalahan yang dapat diteliti, (c) sudah adanya perkenalan

antara guru dengan peneliti yang dapat memudahkan penelitian.

Jadwal penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

2. waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2020\2021.

Penelitian diawali pada bulan januari 2021 hingga bulan agustus 2021,

dengan rincian sebagai berikut:


31

Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Uraian Bulan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1. Studi Awal √ √
2. Penyusunan
√ √
Proposal
3. Seminar

Proposal
4. Perizinan √
5. Instrumen /
Validasi

Instrumen

6. Pengumpula
√ √ √ √
n Data
7. Analisa Data √ √ √ √
8. Penyusunan
√ √ √
Laporan
9. Desiminasi
√ √
Hasil
10. Penyusunan
laporan √
akhir

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas siswa kelas

IV SD Negeri 1 Gawang. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini

adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono)

sedangkan sumber informan penelitian adalah orang yang berkaitan dan yang

dapat memberikan keterangan tentang informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti. Responden utama adalah siswa dan juga guru kelas siswa kelas IV.
32

2. objek penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang diperoleh dari subjek dan

sesuatu yang akan diteliti. Objek yang dikaji adalah kesulitan siswa dalam

menggunakan model pembelajaran daring siswa di SD Negeri 1 Gawang.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah teknik yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Menurut Gulo (dalam Ferdina: 2018: 44) observasi adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana

yang mereka saksikan selama penelitian. sehingga peneliti mencatat

langsung mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pengamatan

berlangsung. Sehingga dalam observasi peneliti harus terjun langsung

dilapangan untuk mengamati sesuatu hal, kejadian dan peristiwa yang

berlangsung. Penelitian observasi dilakukan guna untuk mengambil

data dan mengetahui secara langsung terkait peristiwa yang terjadi dan

sedang diteliti tersebut.

b. Dokumentasi

Arikunto (dalam Dellta: 2109:79) berpendapat bahwa

dokumentasi asal katanya dokumen yang berarti barang-barang

tertulis. Dengan menggunakan metode dokumentasi ini dapat


33

dilakukan tanpa mengganggu kegiatan dari subjek yang ingin diteliti,

sehingga peneliti dapat melakukan penelitian tanpa menggunakan

subjek secara langsung. Dokumentasi dapat berupa foto data-data

siswa, kegiatan dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, dokumen

berupa nilai penilaian akhir semester pada tahun pelajaran 2020/202.

Dokumentasi tersebut digunakan sebagai bukti data yang telah diambil

dari data-data siswa sebagai subjek penelitian.

c. Wawancara

menurut sugiyono (dalam Dellta: 2019: 78) wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis

wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara

yang tertata dan telah dipersiapkan oleh peneliti dengan menggunakan

pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas dan

siswa SD Negeri 1 Gawang, pada penelitian ini wawancara kepada

siswa digunakan untuk dapat mengetahui kesulitan yang dialami

selama melakukan model pembelajaran daring. sedangkan kepada guru

untuk dapat mengetahui bagaimanakan proses pembelajaran daring di

SD Negeri 1 Gawang dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh

siswa.
34

E. Teknik instrumen pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini adalah

mendapatkan data Sugiyono (dalam Riyani: 2019: 43). Pada penelitian

kualitatif instrumen utama adalah peneliti itu sendiri, dengan dibantu oleh

instrument bantu.

a. Instrumen Utama

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen

utama, yang bertujuan untuk mendapatkan data langsung dari

sumbernya. Saat melakukan penelitian, peneliti harus mampu

menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi, agar

mendapatkan data yang dibutuhkan. Data yang diungkapkan oleh

peneliti yakni terkait dengan kesulitan pembelajaran daring siswa kelas

IV SD Negeri 1 Gawang. Sehingga peneliti mencari data secara

langsung dari guru dan siswa kelas IV SD negeri gawang, guna untuk

mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam

penelitiannya. Sehingga data yang diperoleh dapat diolah dan dijadikan

bukti valid dalam penelitian yang dilakukan terkait dengan kesulitan

pembelajaran online siswa.

b. Instrumen bantu pertama

Instrumen bantu pertama adalah observasi. Instrument ini

dilakukan secara langsung di lapangan yang dilakukan peneliti pada

saat melakukan kegiatan praktek kerja lapangan (PPL) berlangsung.


35

Tujuan observasi dilakukan guna untuk mengetahui dan mengamati

aktivitas siswa secara langsung. Sehingga dapat memudahkan peneliti

untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya.

1) Tujuan pembuatan observasi

a) Observasi dilakukan guna untuk mengamati kondisi

kesulitan pembelajaran daring yang sedang terjadi secara

langsung.

b) Tujuan pembuatan instrumen bantu pertama ini adalah

sebagai acuan guna untuk mendapatkan data langsung dari

sumbernya.

2) Proses pembuatan instrumen

Instrumen ini digunakan dan dilakukan untuk mengamati sebuah

kondisi yang sedang terjadi dan dialami oleh subjek dan objek,

yakni kesulitan pembelajaran daring siswa sd kelas IV.

3) Proses analisis data

Data yang diperoleh melalui instrument ini kemudian dianalisis

melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan.

4) Penggunaan data

Data yang diperoleh dari instrumen ini digunakan untuk

menjawab pertanyaan tentang apa yang telah diamati, dan untuk

mempermudah ke tahan penelitian berikutnya.

Adapun alur pengembangan instrumen observasi adalah sebagai berikut:


36

Mulai

Daftar pedoman
observasi

Validasi instrumen oleh


validator

Revisi berdasarkan
Kriteria yang digunakan
saran dari validator
adalah isi, konstruksi,
kalimat, dan kesesuaian
bahasa Tidak
Valid?

Ya

Instrumen siap untuk digunakan

Selesai

Bagan 3.2
Alur pengembangan pedoman instrumen observasi
37

c. Instrumen bantu kedua

Instrumen bantu kedua adalah hasil Instrumen wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dengan tujuan wawancara bertujuan untuk

mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Wawancara ini dilakukan

oleh peneliti kepada narasumber utama yakni guru kelas serta siswa

kelas IV SD Negeri 1 Gawang dan mengambil contoh beberapa siswa

kelas IV. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur, yakni dalam

wawancara peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

sistematis. Dalam kegiatan wawancara ini pengumpulan datanya

dengan cara mencatat jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

1) Tujuan pembuatan instrumen

a) Tujuan pembuatan instrumen bantu pertama ini adalah sebagai

acuan guna untuk mendapatkan data langsung dari sumbernya.

b) Untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa.

c) Untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Gawang.

d) Untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami oleh

siswa.

2) Proses pembuatan instrumen

a) Sebelum digunakan instrumen wawancara dipersiapkan sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

b) Mempersiapkan narasumber yang berhubungan dengan

penelitian.
38

3) Proses analisis data

Data yang diperoleh melalui instrumen wawancara selanjutnya

dianalisis berdasarkan dengan tahap-tahap yang telah ditentukan.

4) Penggunaan data

Data yang diperoleh dari wawancara digunakan untuk mengetahui

cara kesulitan yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran

daring.

Adapun alur pengembangan instrumen pedoman wawancara adalah

sebagai berikut:
39

Mulai

Daftar pedoman
wawancara

Validasi instrumen oleh


validator

Kriteria yang digunakan: Revisi berdasarkan


saran dari validator
Kejelasan
butir pertanyaan.

Pertanyaan Tidak
mengarah pada Valid?
tujuan penelitian
Ya

Instrumen siap untuk


digunakan

Selesai

Bagan 3.3
Alur pengembangan pedoman instrumen wawancara
40

d. Instrumen bantu ketiga

Instrumen bantu ketiga ini berupa dokumentasi, yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini dilakukan

dengan cara melihat dan mengambil data-data yang berhubungan

dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Instrumen

dokumentasi ini dalam pengumpulan datanya dengan menggunakan

kamera dengan cara memfoto data-data yang diperlukan.

1) Tujuan pembuatan instrumen

Tujuan pembuatan instrumen ini adalah sebagai alat atau media

untuk menyalin data yang diperlukan sebagai bukti dalam proses

penelitian.

2) Proses pembuatan instrumen

Intrumen ini dilakukan dengan cara menggunakan suatu alat

elektronik atau kamera yang digunakan untuk menyalin data dalam

bentuk gambar, yang akan digunakan sebagai bukti dalam

penelitian.

3) Proses analisis data

Data yang diperoleh dari hasil dokumentasi kemudian akan di

analisis sesuaai dengan prosedur dan tahapan-tahapan yang telah

ditetapkan.

4) Penggunaan data

Data digunakan untuk melihat dokumen-dokumen atau juga

informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,


41

yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu data untuk

menjawab apa yang bisa diamati.


42

Mulai

Daftar dokumentasi

Validasi instrumen oleh


validator

Revisi berdasarkan
saran dari validator
Kriteria yang digunakan:
Kegiatan
pembelajatran siswa Tidak
Valid?

Ya

Instrumen siap untuk


digunakan

Selesai

Bagan 3.4
Alur pengembangan pedoman instrumen dokumentasi
43

F. Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif uji keabsahan data yang digunakan adalah

uji kredibilitas (validitas internal), uji dependability (reliabilitas), uji

transferability (validitas eksternal) dan uji confirmability (objektivitas).

Dalam penelitian ini keabsahan data diambil dengan cara menggunakan

teknik triangulasi, yakni Teknik menggabungkan beberapa jenis metode dan

pendekatan yang berbeda-beda untuk pengumpulan data informasi dari

sumber yang sama. Triangulasi merupakan cara penting yang perlu

dilakukan dalam penelitian karena dapat mendapatkan hasil data yang

akurat. seperti yang dipaparkan oleh Moleong (dalam Devi: 2018: 53)

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data untuk memenuhi keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding dari data itu.

Penelitian ini triangulasi yang dilakukan yaitu dengan

membandingkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data tentang

kesulitan pembelajaran daring siswa kelas IV SD Negeri 1 Gawang dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi yang

dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Teknik analisis model Miles and Huberman. Sugiyono

(dalam Devi: 2018) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus


44

hingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yakni data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Berikut ini adalah bagan langkah-langkah analisis data:

Gambar 3.5
Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

Data collection
Data
display

Data reduction Conclusions:


Drawing/verifying

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat dijelaskan kembali sebagai berikut:

1. Data reduction (reduksi data)

Reduksi data menurut sugiyono (dalam Devi: 2018) adalah suatu bentuk

analisis yang digunakan untuk merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang didapatkan akan dapat memberikan gambaran secara jelas. Tahap

reduksi data pada penelitian ini adalah:

a. Memberikan materi pembelajaran kepada siswa, dengan cara

menggunakan model pembelajaran daring.

b. Melakukan wawancara dengan beberapa subjek, kemudian hasil dari

wawancara tersebut disederhanakan menjadi susunan Bahasa yang baik

dan rapi.
45

2. Data display (penyajian data)

Miles and Huberman sugiyono (dalam Devi: 2018) menyatakan the

most frequent from of display data for qualitative research dta in the past

has been narrative teks. Yakni yang paling penting digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi:

a. Menyajikan hasil pekerjaan dan juga data hasil dokumentasi siswa.

b. Menyajikan hasil wawancara yang telah ditulis.

Hasil dari penyajian data yang data wawancara dan hasil dari pengumpulan

data kemudian dianalisis, dan disimpulkan yang berupa data temuan

sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian.

3. Conclusion drawing (penarikan kesimpulan)

pada penelitian ini kesimpulan yang didapatkan adalah mengenai

dimana letak kesulitan serta apa penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa

SD Negeri 1 Gawang dengan cara membandingkan hasil dari pengumpulan

data.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka dapat

ditarik kesimpulan mengenai kesulitan pembelajaran daring. Namun

penelitian tersebut dapat berubah dan menyesuaikan keadaan zaman.

Anda mungkin juga menyukai