Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interkasi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah lemahnya proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan keterampilan berpikir. Di dalam kelas siswa hanya diarahkan

untuk menghafal informasi.Siswa menjadi terbiasa untuk mengingat dan

menimbun informasi, tanpa berusahauntuk menghubungkan yang diingat dengan

kehidupan sehari-hari.Akibatnya, siswa hanya pintar secara teoritis tetapi kurang

mampu dalam aplikasi.Dan di Indonesia sendiri kini sedang dilanda oleh

pandemik Covid-19 yang cukupberdampak terhadap beberapa aspek kehidupan

seperti aspek sosial, aspek ekonomi, aspek kesehatan dan tak terkecuali aspek

pendidikan. SehinggaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

menerbitkanSuratEdaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19

guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dengan adanya pandemic ini

Pembelajaran dirubah menjadi pembelajaran daring sehingga kebijakan tersebut


2

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah.Pembelajaran daring lebih memfokuskan

pada kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam menerima dan mengolah

informasi pembelajaran daring (Riyana, 2019: 14). Pembelajaran daring ini

memiliki konsep yang sama dengan e-learning.Akibat dari pembelajaran daring

ini dapat menimbulkan minimnya interaksi langsung antara guru dan siswa

bahkan antar-siswa itu sendiri. Dengan minimnya interaksi ini dapat menghambat

terwujudnya hasil belajar dalam proses belajarmengajar. Suasana pembelajaran

saat ini menjadi suasana baru dalam proses pembelajaran yang dirasakan guru

bahkan peserta didik itu sendiri.

Perkembangan teknologi di era modern sudah sangat mudah untuk diakses

oleh siapapun, kapanpun dan di manapun.Media informasi dan teknologi

merupaka salah satu media yang sangat efektif untuk mentransfer ilmu guru

kepada peserta didik. Proses pembelajaran saat ini berlangsung menggunakan IT.

Banyak media yang digunakan dalam pemanfaatan dari keunggulan dan

kecanggihan teknologi tersebut. Misalnya, Internet, Televisi, dan sebagainya.

Penggunaan IT tersebut tentunya dapat menunjang dan membantu para pendidik

dalam menyampaikan materi pelajaran. Begitupun para siswa, akan dengan

mudah tertarik dan kemudian diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan

oleh guru. Melalui internet, pengguna dapat mengkases media sosial yang

diinginkan, seperti GoogleMeet, Zoom, GoogleClassroom, gmail, whatsapp, dan

lain sebagainya.Salah satu aplikasi yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran adalah WhatsApp.

WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan untuk smartphone. Jika dilihat

dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa
3

digunakan pada ponsel lama, tetapi WhatsApp tidak menggunakan pulsa,

melainkan data internet. WhatsApp juga dapat diaplikasikan dengan cara

mengirim gambar, video, berdiskusi, mengirim dokumen berupa word dan masih

banyak lagi.

Dengan kondisi yang seperti ini peran teknologi sangat dibutuhkan, karena

pembelajaran daring akan terasa sulit tanpa bantuan teknologi. Dalam pelaksanaan

pembelajaran daring, siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan

beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat,

zoom maupun melalui WhatsApp Group. Namun pembelajaran secara daring tidak

semudah yang dibayangkan. Dalam pelaksanaanya akan dihadapkan dengan

berbagai kendala yang akan menghambat proses pembelajaran daring. Dari segi

guru, siswa, maupun fasilitas penunjang pembelajaran. Problem penerapan

pembelajaran daring pada jenjang Sekolah Dasar tersebut diantaranya yaitu, tidak

semua siswa memiliki ponsel, banyak diantara mereka yang mengandalkan ponsel

orang tua, sehingga mereka tidak bisa secara intens mengikuti pembelajaran

secara daring. Oleh sebab itu guru harus menyiasati permasalahan tersebut.salah

satu strategi yang digunakan guru untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan

menerapkan model pembelajaran daring dengan bantuan video pembelajaran.

Pada kegiatan belajar, masalah yang ada cukup kompleks dimana banyak

faktor yang ikut mempengaruhinya.Salah satu faktor tersebut di antaranya adalah

hasil belajar. Hasil belajar merupakan komponen pembelajaran yang memegang

peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar yang

dilakukannya. Keberhasilan dalam menyampaikan materi sangat terganggu

padakelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan


4

siswanya.Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang

diberikan guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas V SD

Negeri 101896 Kiri Hulu Tanjung Morawa. Pada saat pelaksanaan observasi

bulan September 2020 pembelajaran pada masa pandemi ini dilakukan dengan

cara siswa datang ke sekolah untuk mengambil dan mengumpulkan soal.Diketahui

bahwasekolah tersebut masih mengalami keterbatasan kesediaan fasilitas umum

maupun pribadi. Salah satunya masih terbatasnya penggunaan media elektronik

yang terjaring internet seperti penggunaan Android untuk mendukung kegiatan

pembelajaran peserta didik pada masa PandemiCovid-19. Guru juga

memanfaatkan media sosial seperti grup whatsApp untuk berdiskusi masalah

pelajaran yang memang belum dipahami, bertanya seputar tugas, memotivasi

siswa untuk semangat belajar ataupun memberikan informasi berupa

pengumuman melalui grup WhatsApp kelas.Hasil belajar peserta didik

pembelajaran daring ada sebagian siswa yang rendah atau tidak mecapai nilai

KKM yang tela ditentukan oleh guru yaitu 65.00. Ada banyak factor yang

mempengaruhi hasil belajar salah satunya siswa yang belum betanggung jawab

terhadap tugasnya seperti terlambat mengupulkan tugas, kemudian yang

mengerjakan tugas orang tuanya, siswa yang masih kurang percaya diri dalam

menyelesaikan masalah sehingga dalam mengerjakan tugas tidak tuntas sampai

tidak pernah mengumpulkan tugas dan kurangnya interaksi guru dengan siswa

sehingga siswa kurang gigih dalam belajar hal tersebut berdampak pada hasil

belajar siswa. Kondisi tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengkaji maupun
5

meneliti secara langsung pengaruh pembelajaran daring melalui WhatsApp

terhadap hasil belajar siswa.

Kelas
No KKM Nilai Keterangan
Va Vb
1 65 ≥ 23 21 Tuntas
2 65 ≤ 7 9 Belum tuntas

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Melalui

WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 101896

Kiri Hulu Tanjung Morawa T.A 2020/2021.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang

ditemukan yaitu sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran belum menggunakan berbasis IT.

2. Hasil belajar yang tergolong rendah selama pembelajaran daring.

3. Kurangnya interaksi siswa dan guru saat proses pembelajaran daring.

4. Pembelajaran yang seharusnya dikelas diganti dengan pembelajaran daring.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada penelitian ini

difokuskan pada pengaruh pembelajaran daring melalui WhatsAppterhadap hasil

belajar siswa kelas V SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa pada

mata pelajaran matematika materi Operasi Hitung Pecahan kelas V SD.


6

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti diatas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan media video dengan pemberian tugas

melalui WhatsAppdi kelas V SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa

T.A. 2020-2021?.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini untuk mengetahui terdapat pengaruh hasil belajar matematika

siswa yang menggunakan media videodengan pemberian tugas

MelaluiWhatsAppkelas V SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa

T.A. 2020-2021.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis

Secarateoritis dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai

pembelajaran daring melalui WhatsApp terhadap hasil belajar matematika

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Mempermudah pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan

hasil belajar.
7

b. Bagi Guru

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang hasil belajar siswa,

serta memberikan referensi untuk pengembangan model dan metode

dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Guna meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru dalam proses

pembelajaran memungkinkan siswa untuk belajar lebih aktif dan

mandiri.Hal ini merupakan pengetahuan baru dan wawasan baru

tentang hasil belajar siswa tehadap pembelajaran daring melalui

WhatsApp.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pencapaian hasil

belajar dan sebagai wadah dalam pengembangan kemampuan

penelitian dan penerapan teori yang diperoleh dari proses belajar di

perkuliahan.

e. Bagi Penelitian Lanjut

Temuan-temuan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangansih

yang positif terhadap usulan pengembangan ilmu, khususnya yang

berkaitan dengan ilmu pendidikan bagi anak didik di masa sekarang

dan masa depan dan menjadi sumber bahan informasi juga referensi

untuk penelitian lanjut.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pembelajaran Daring

Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Menurut Isman

(2016:587) pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang

memanfaatkan jaringan internet saat pelaksanaannya. PembelajaranDaring

Learning sendiri dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan

oleh sekolah yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi

terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interkatif sebagai media

penghubung keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya

(Sobron dkk, 2019:1).

Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan namaonline learning

merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan internet ataupun

jaringan. Di bawah ini ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para

ahli, antara lain:

a. Harjanto T. dan Sumunar (2018) menyatakan bahwa pembelajaran daring

merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk

digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri.

b. Menurut Mulayasa (2013:100)memberikan argumen pembelajaran daring

pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual yang

tersedia. Meskipun demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan

kompetensi yang akan diajarkan.


9

c. Syarifudin (2020:33) juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah

bentuk pembelajaran yang mampu menjadikan siswa mandiri tidak bergantung

pada orang lain.

Berdasarkan beberapa paparan pengertian pembelajaran daring di atas,

dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

dilakukan tanpa tatap muka dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia.

2.1.2 WhatsApp

WhatsApp didirikan pada 24 Februari 2009.WhatsApp adalah plesetan dari

frasa What’s Up yang merupakan sebuah aplikasi mobile chatting yang didirikan

oleh Jan Koum dan Brian Acton. Aplikasi WhatsApp terhubung langsung dengan

nomor telepon dan memberikan layanan gratis.Selain karena ukurannya yang

tidak membebani memori handphone, WhatsApp banyak diminati karena fiturnya

yang simpel. Awalnya WhatsApp hanya bisa mengirim pesan, tetapi sekarang,

WhatsApp sudah memiliki fitur lain seperti mengirim gambar, kontak, file, voice

recording, menelepon, dan bahkan video call. Salah satu fitur terbaru yang

diberikan WhatsApp adalah status atau yang lebih dikenal dengan WhatsApp

story. Story hanya akan tersimpan selama 24 jam dan akan hilang setelahnya.

Selain itu, diakhir Oktober 2017, WhatsApp juga merilis fitur terbarunya

untuk menghapus pesan baik di pengirim dan di penerima pesan.Popularitas

WhatsApp tetap melesat cepat di hampir semua platform.Diketahui pengguna

WhatsApp di dunia lebih dari 1 miliar di lebih dari 180 negara. Dari segi kultur

memang aplikasi WhatsApp sangat cocok dengan kondisi Indonesia, karena

umumnya bangsa kita memang senang mengobrol (chat). Indonesia termasuk

salah satu pasar yang paling aktif berkirim pesan di wilayah Asia Tenggara.Begitu
10

tingginya angka pengguna WhatsApp sebagai salah satu media sosial yang banyak

digemari oleh orang Indonesia terutama para remaja maka tidak mustahil

menimbulkan berbagai dampak, apakah itu dampak yang positif maupun yang

negatif.Juru bicara WhatsApp Neeraj Arora, menyimpulkan bahwa penduduk

Indonesia terdiri dari orang-orang yang suka ngobrol.Oleh karena itu, layanan

WhatsApp semakin mendorong orang Indonesia untuk saling bertegur sapa dan

mengobrol.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)

sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah

bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung

mampu „‟menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada

komunikan. Adapun proses komunikasi sekunder merupakan penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator

menggunakan media kedua ini karena komunikan sebagai sasarannya berada di

tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Komunikasi dalam proses

sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh

teknologi komunikasi yang semakin canggih. Surat, telepon, radio, film dan tv

merupakan beberapa jenis media kedua. Pada akhirnya, sejalan dengan

berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, komunikasi

bermedia (mediated communication) mengalami kemajuan pula dengan

memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang


11

gambar dan warna Seperti pada perkembangan teknologi intenet dan telepon

selular yang semakin pesat perkembangannya, dan pesat pula perkembangan

media sosial. Karena untuk mengakses media sosial bisa kita lakukan kapanpun

dan dimanapun hanya dengan menggunakan telepon seluler. Jika untuk

mengakses media televisi, radio dan sebagainya diperlukan tenaga yang cukup

banyak, maka lain halnya dengan media sosial yang dapat diakses dengan mudah

melalui telepon. Contoh jejaring sosial antara lain adalah facebook, twitter, path,

instagram, WhatsApp dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktivitas komunikasi menggunakan

WhatsApp dapat dikategorikan termasuk ke dalam teori CMC karena WhatsApp

merupakan salah satu aplikasi pada smartphone yang digunakan sebagai

media.Computer Mediated Communication (CMC) adalah proses komunikasi dua

orang atau lebih yang melibatkan computer dan terlibat dalam proses untuk

membentuk media dalam berbagai tujuan.

Keutamaan menggunakan WhatsApp adalah memiliki koneksi 24 jam

tanpa henti selama kita tersambung dengan internet. Sehingga memudahkan kita

untuk menerima dan mengirim pesan kapan dan dimanapun.Dengan sesama

pengguna WhatsApp, kita dapat bertukar foto, audio maupun video.Kita juga bisa

membuat group yang terdiri dari banyak orang untuk mengobrol online melalui

WhatsApp.

Salah satu pengetahuan yang harus kita ketahui adalah pengetahuan

tentang penggunaan.Manusia belajar dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu,

tidak kenal menjadi kenal, tidak paham menjadi paham.Berikut ini dijelaskan

tentang hal yang terkait dengan pengetahuan tentang produk yang meliputi,
12

pengetahuan tentang karakteristik, tentang manfaat dan tentang

kepuasan/penggunaan dalam suatu produk. Ketika ketiga unsur itu sudah kita

kuasai maka kita akan dimudahkan dalam menggunakan produk tersebut Hal

tersebut berlaku juga bagi kita dalam menggunakan WhatsApp.

Menurut Nitisusastro (2012:171) menjelaskan ada factor-faktor yang bisa

mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu produk yang dalam hal ini adalah

WhatsApp.Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Pengetahuan tentang Karakteristik Pengetahuan tersebut meliputi segala hal

tentang WhatsApp, versi, kemampuan, bagaimana cara mendownload dan

menggunakannya, serta biaya yang dipakai untuk mengaksesnya.

b. Pengetahuan tentang Manfaat Kita harus tahu manfaat dari WhatsApp itu

sendiri seperti apa, keunggulan serta kelemahannya dibandingkan dengan

aplikasi lainnya.

c. Pengetahuan tentang Kepuasan/Penggunaan Penggunaan disini lebih

mengarah pada segi waktu, yaitu berapa lama WhatsApp bisa digunakan jika

tersambung dengan koneksi internet dan sebagainya. Kemudian kita juga

harus mengetahui apa tujuan menggunakan WhatsApp.

2.1.3 Manfaat WhatsApp

Grup WhatsApp memiliki manfaat pedagogis, sosial, dan

teknologi.Aplikasi ini memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran

secara online.Grup WhatsApp memungkinkan para penggunanya untuk

menyampaikan pengumuman tertentu, berbagi ide dan sumber pembelajaran, serta

mendukung terjadinya diskusi secara online.Rembe dan Bere mengungkapkan

bahwa aplikasi WhatsApp Messenger dirasakan telah mampu meningkatakan


13

partisipasi peserta didik, mempercepat terjadinya kelompok belajar dalam

membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu,

pembelajaran dengan bantuan aplikasi online seperti WhatsApp Messenger dapat

meningkatkan kolaborasi dalam pembelajaran, berbagi pengetahuan dan informasi

yang berguna dalam proses pembelajaran, dan mempertahankan kesenangan

pembelajaran sepanjang masa.

Parstisipasi, kolaborasi, dan kesenangan belajar adalah nilai tambah bagi

proses belajar. Secara lengkap dan ringkas manfaat penggunaan Aplikasi

WhatsApp Messenger Group dalam pembelajaran yaitu :

1. WhatsApp Messenger Group memberikan fasilitas pembelajaran secara

kolaboratif dan kolaboratif secara online antara guru dan siswa ataupun

sesama siswa baik di rumah maupun di sekolah.

2. WhatsApp Messenger Group merupakan aplikasi gratis yang mudah

digunakan.

3. WhatsApp Messenger Group dapat digunakan untuk berbagi komentar,

tulisan, gambar, video, suara, dan dokumen.

4. WhatsApp Messenger Group memberikan kemudahan untuk

menyebarluasakan pengumuman maupun mempublikasikan karyanya dalam

grup.

5. Informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah dibuat dan disebarluaskan

melalui berbagai fitur WhatsApp Messenger Group.

2.1.4 Dampak Positif dan Negative WhatsApp

Dampak positif yang timbul dari penggunaan situs jejaring sosial adalah

sebagai berikut:
14

1. Memudahkan kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk

berdiskusi dengan teman sekolah untuk mencari informasi/ tugas.

2. Mencari, menambah teman atau bertemu kembali dengan teman lama. Baik

teman di sekolah, di lingkungan bermain maupun teman yang bertemu melalui

jejaring sosial.

3. Menghilangkan kepenatan pelajar sebagai obat stress setelah seharian bergelut

dengan pelajaran di sekolah. Misalnya: mengomentari status orang lain yang

terkadang lucu dan menggelitik, bermain game, dan lain sebagainya.

Adapun dampak negatifnya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya interaksi dengan dunia luar. Kemunculan situs jejaring sosial

menyebabkan interaksi personal secara tatap muka (face to face) cenderung

menurun. Masyarakat lebih mememilih untuk menggunakan situs jejaring

sosial karena lebih praktis.

2. Membuat kecanduan. Pengguna jejaring sosial dapat menghabiskan waktunya

seharian di depan komputer karena kecanduan. Sehingga membuat produkfitas

waktu mereka menjadi menurun karena sebagian besar hanya digunakan untuk

bermain di jejaring sosial.

3. Pornografi. Tentu ada saja yang menyalahgunakan pemanfaatan dari situs

tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi, bahkan ada yang

memanfaatkan situs ini untuk menjual wanita.

2.1.5 Media Video

Arsyad (2011: 49) menyatakan bahwa video merupakan gambargambar

dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor

secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.


15

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah

satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang

bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.Kemampuan

video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri.

Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-

konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang

waktu, dan mempengaruhi sikap.

a. Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran

Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari

pembelajaran menggunakan media video yaitu mencakup tujuan kognitif, afektif,

dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Tujuan Kognitif

1. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut

kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan

berupa gerak dan sensasi.

2. Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara

sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.

3. Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau

berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi

manusiawi.

b. Tujuan Afektif Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi

media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.


16

c. Tujuan Psikomotorik

1. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh

keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik

dengan cara memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang

ditampilkan.

2. Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual

terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan

yang menyangkut gerakan tadi.

Melihatbeberapa tujuan di atas, sangatlah jelas peran video

pembelajaran.video juga dapat dimanfaat dari berbagai ranah yaitu kognitif,

afektif dan psikomorik. Pada ranah kognitif dapat diraih siswa karena mereka

akan senang belajar multimedia interaktif sehingga meningkatkan hasil belajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi

dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif.Pada ranah psikomotorik, video

memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, video

pembelajaran yang merekam kegiatan motorik/gerak dapat memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan

tersebut.

b. Manfaat Media Video Dalam Pembelajaran

Manfaat menggunakan media video pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak

2. dapat merangsang partisipasi aktif para siswa

3. menyajikan pesan dan informasi secara serempak bagi seuruh siswa

4. membangkitkan motivasi belajar


17

5. mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

6. dapat menyajikan laporan-laporan yang actual dan orisinil yang sulit

dengan menggunkan media lain.

7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa

c. Langkah – Langkah Penggunaan Media Video Pembelajaran

1. Guru menjelaskan tentang kegunaan video pembelajaran dimasa pandemi

melalui suara (voice).

2. Guru menyampaikan jadwal menonton video pembelajaran.

3. Guru mengirim video melalui group WhatsApp

4. Guru member kesempatan siswa menonton berulang-ulang untuk

memahami materi

5. Guru memberikan kesempatan Tanya jawab melalui suara (voice) atau

WhatsApp

6. Guru memberikan tugas Melalui WhatsApp yang sudah dipersiapkan

7. Siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan jawaban yang ditulis di

buku tugas dan difoto dikirimkan melalui group WhatsApp

d. Kelebihan dan Keterbatasan Media Video

Menurut Daryanto (2011: 79), mengemukakan beberapa kelebihan

penggunaan media video, antara lain :

1. Video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran, video

menyajikan gambar bergerak kepada siswa disamping suara yang

menyertainya.

2. Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara

nyata.
18

Sedangkan kekurangannya, antara lain :

1. Opposition Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya

keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

2. Material pendukung Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat

menampilkan gambar yang ada di dalamnya.

3. Budget Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

2.1.6 Langkah – Langkah Penggunaan Media Video Via WhatsApp dalam


Pembelajaran

1. Guru menjelaskan tentang kegunaan video pembelajaran dimasa pandemi

melalui suara (voice).

2. Guru menyampaikan jadwal menonton video pembelajaran.

3. Guru mengirim video melalui group WhatsApp

4. Guru member kesempatan siswa menonton berulang-ulang untuk

memahami materi

5. Guru memberikan kesempatan Tanya jawab melalui suara (voice) atau

WhatsApp

6. Guru memberikan tugas Melalui WhatsApp yang sudah dipersiapkan

7. Siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan jawaban yang ditulis di

buku tugas dan difoto dikirimkan melalui group WhatsApp

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa video juga bisa

dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajaran dan setiap ranah:

kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Menonton video sebelum dan

setelah dapat memperkuat materi ajar dalam pembelajaran.Pembelajaran melalui

video via WhatsApp memfasilitasi dalam memproses informasi dengan cepat,


19

mempertahankan pengetahuan dan mengingat dengan akurat.Sekitar 90% dari

informasi yang diterima peserta didik dari dunia luar untuk bertahan dan

berkembang dalam bentuk visual.Karena pada dasarnya, manusia memiliki

kemmapuan untuk memproses gambar 60.000 kali lebih cepat daripada membaca

teks.

2.1.7 Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan kegiatan

perencanaan antara siswa dan guru mengenai suatu pokok bahasan yang harus

diselesaikan oleh siswa dalam waktu tertentu yang telah disepakati. Metode

pemberian tugas merupakan metode yang banyak diberikan guru dalam proses

belajar mengajar, sesuai dengan fungsi sekolah sebagai wadah edukasi, maka

belajar di sekolah seyogyanya disertai dengan perbuatan atau bekerja (learning to

do). Maka melalui pemberian tugas tidak hanya terbatas pada materi yang

dibicarakan di kelas.

Adapun tujuan metode pemberian tugas dalam proses belajar mengajar

adalah :

a. membina rasa tanggung jawab yang dibebankan kepada siswa melalui

laporan tertulis atau lisan, membuat ringkasan, menyerahkan hasil kerja

dan lain-lain;

b. menemukan sendiri informasi yang diperlukan;

c. menjalin kerjasama dan sikap saling menghargai hasil kerja orang lain;

d. memperluas dan memperbanyak pengetahuan dan keterampilan;

e. siswa terangsang untuk berbuat lebih baik;

f. siswa terdorong untuk mengisi waktu;


20

g. pengalaman siswa lebih terintegrasi dengan masalah yang berbeda dalam

situasi baru; dan

h. hasil belajar siswa lebih bermutu karena diikuti dengan berbagai macam

model latihan.

Menurut Mulyasa, (2005: 68) metode pemberian tugas merupakan cara

penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas

yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara

kelompok.Agar metode pemberian tugas dapat berlangsung secara efektif.

Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pemberian

tugas atau lebih dikenal dengan metode pemberian tugas merupakan suatu cara

mengajar yang dilakukakan guru dengan kegiatan perencanaan antara peserta

didik dan guru mengenai suatu pokok bahasan yang harus diselesaikan oleh

peserta didik dalam waktu tertentu yang telah ditentukan yang dapat dilakukan

secara individu dan kelompok.

Sudjana (2005: 47) menyatakan berberapa langkah-langkah dalam

melaksanakan metode pemberian tugas yaitu:

1. Fase Pemberian tugas Tugas yang diberikan kepada peserta didik

hendaknya mempertimbangkan:

a. Tujuan yang akan dicapai

b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga peserta didik mengerti apa

yang ditugaskan tersebut

c. Sesuai dengan kemampuan peserta didik

d. Ada petunjuk/ sumber yang dapat membantu pekerjan peserta didik

e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.


21

2. Langkah Pelaksanaan Tugas

a. Diberikan pengawasan dan bimbingan oleh guru

b. Diberikan dorongan sehingga peserta didik mau bekerja

c. Diusahakan/ dikerjakan oleh peserta didik sendiri tidak menyuruh

orang lain

d. Dianjurkan peserta didik agar mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

dengan baik dan sistematis

3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

a. Laporan peserta didik baik lisan/tulisan dari apa yang telah

dikerjakannya

b. Ada tanya jawab/diskusi di kelas

c. Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes

atau cara lainnya

2.1.8 Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar dapat dipahami dari dua kata yang membentuknya, yaitu

“hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional. Sedangkan belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di

dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan proses belajar.Jadi hasil

belajar adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh inteligensi dan penguasaan awal siswa

tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan

tujuan belajar sesuai dengan kapasitas inteligensi siswa dan pencapaian tujuan
22

belajar perlu menggunakan bahasa apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai

siswa sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang diperoleh dengan kerja

keras, baik secara individu maupun kelompok setelah mengalami proses

pembelajaran.

Setelah memahami pengertian hasil belajar seperti yang telah diuraikan di

atas, selanjutnya kita juga perlu memahami tentang pengetian matematika.Istilah

matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein yang artinya

mempelajari.Mungkin juga kata tersebut erat hubungannya dengan kata

Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau

intelegensi.Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

mempelajari pola dan struktur, perubahan dan ruang.Secara informal, dapat pula

di sebut sebagai ilmu bilangan dan angka.Dalam pandangan formalis, matematika

adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan

menggunakan logika simbolik dan notasi.

Menurut Suherman (2003: 19), matematika adalah ilmu logika mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang

lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar,

analisis, dan geometri.

Dari pengertian diatas, maka matematika dipandang sebagai konsep-

konsep yang berhubungan satu sama lain dan disebut juga dengan lambang

(symbol) sebagai ilmu bilangan dan angka.


23

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa terhadap pelajaran

matematika yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan

selama proses belajar mengajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika dan

kemampuannnya dalam memecahkan masalah-masalah matematika.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah

dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan

topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan

penelitian dengan pokok permasalahan yang sama. Adapun yang menjadi

penelitian relevan yang penulis paparkan yang sesuai dengan penelitian di atas

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian juga pernah Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Endang

Susiyanti(2020) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Daring

Dengan Bantuan Video Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19”

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

daring dengan bantuan video pembelajaran di SDN Mangkang Kulon 1 pada

masa pandemi covid-19.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa Penggunaan

video pembelajaran dirasa cukup membantu dalam penerapan pembelajaran

daring, hal tersebut terbukti dari keantusiasan siswa yang ditandai dengan

perolehan hasil belajar siswa kelas II SDN Mangkang Kulon 1, dari 27 siswa

20 diantaranya berhasil memperoleh nilai 100, sedangkan yang mendapat nilai

90 ada 3 siswa, nilai 80 ada 1 siswa dan 3 siswa memperoleh nilai 75. Jadi
24

semua siswa kelas 2 dalam pembelajaran tersebut telah mencapai KKM.

Selain itu ketika video pembelajaran diterapkan di kelas III semua siswa

berjumlah 28 yang telah mengerjakan soal evaluasi melalui Google form

dinyatakan mencapai KKM.

2. Penelitian juga pernah Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yusuf Imron,

Lalu Hamdian Affandi, Muhammad Turmudzi(2020) dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Media Video Online Dalam Materi Pecahan Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas III Sdn 15 Cakranegara Tahun Ajaran

2020/2021” penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh penggunaan Media Video Online terhadap hasil belajar Matematika

peserta didik kelas III di SDN 15 Cakranegara tahun ajaran 2020/2021.Hasil

penelitian adalahHasil analisis data dengan dengan menggunakan t-test

dengan taraf signifikan 5% (0,05) menunjukan bahwa t hitung = 1,65

sedangkan t tabel = 2,016 sehingga nilai t hitung = 1,65 < t tabel = 2,016,

sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media video online

terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas III SDN 15 Cakranegara tahun

ajaran 2020/2021.

3. Penelitian juga pernah Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Awaludin,

(2020) dengan judul “Efektivitas penggunaan pembelajaran daring melalui

aplikasi WhatsApp berbantuan video dalam meningkatkan hasil belajar kelas

VIII SMP N 12 Kendari” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Efektivitas penggunaan pembelajaran daring melalui aplikasi WhatsApp

berbantuan video dalam meningkatkan hasil belajar kelas VIII SMP N 12


25

Kendari.Hasil penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa melalui

pembelajaran daring, hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan

setelah diajar melalui aplikasi WhatsApp berbantuan Video, melalui pengujian

hipotesis disimpulkan bahwa pembelajarn melalui WhatsApp berbantuan video

efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN

12 Kendari.

2.3 Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata dan hasil

suatu penilaian sebagai acuan keberhasilan dalam pembelajaran. Hasil belajar

yang baik dapat dicapai dengan kualitas pembelajaran yang efektif dan efesien.

Pada proses pembelajaran daring agar berjalan dengan efektif dan efesien terdapat

dua unsure yang penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran dapat menentukan tiiingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajarinya.

Dengan menggunakan media video dan media pemberian tugas dalam

proses kegiatan pembelajaran daring akan lebih menarik dan siswa akan menjadi

lebih aktif, selain itu siswa akan lebih memahami materi ajar dan mudah

mengingatnya. Hal ini tentu berdampak positif pada hasil belajar

siswa.Berdasarkan hubungan tersebut maka dapat diduga adanya pengaruh kedua

media pembelajaran tersebut dan perbedaan hasil belajar tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VC di SD Negeri 101896 Kiri Hulu

Kecamatan Tanjung Morawa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah yang dilakukan terlebih dahulu yaitu

dengan memberikan pre-test pada kedua kelompok, setelah diberikan pre-test


26

diberikan perlakuan kelompok eksperimen yang mengguakan pembelajran daring

melalui WhatsApp menggunakan media video dan kelompok kontrol yang

menggunakan pembelajaran daring melalui WhatsApp menggunakan media

pemberian tugas. Setelah menerima perlakuan dua pengguna media pada

pembelajaran daring yang berbeda pada kedua kelompok, siswa dapat dilihat hasil

belajarnya dengan melakukan posttest.Perubahan nilai setelah perlakuan

kemudian dianlisis untuk melihat apakah ada pengaruh dan perbedaan hasil

belajar siswa yang menggunakan media video dan pemberian tugas di kelas V

SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung morawa.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari dua variabel

bebas yaitu media video (X1) dan pemberian tugas (X2) dan satu variabel terikat

yaitu hasil belajar siswa (Y).berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu

kerangka berpikir variabel X mempengaruhi variabel Y dengan bagan sebagi

berikut:

Pembelajaran daring melalui


Video ViaWhatsApp

(X1)

Hasil Belajar

(Y)

Pembelajaran daring melalui


pemberian tugas via
WhatsApp

(X2)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 1


27

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis, penelitian-penelitian yang mendukung dan

kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas maka diduga “terdapat pengaruh

hasil belajar matematika siswa yang menggunakan media video dengan pemberian

tugas melaluiWhatsAppdi kelas V SDN 101896 kiri Hulu kecamatan Tanjung

Morawa T.A. 2020-2021”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

Design (Sugiyono, 2012:79).Penelitian ini dilakukan dengan memberikan

perlakuan kepada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol

sebagai pembanding.Penetapan jenis penelitian quasi eksperimen ini dengan

alasan bahwa penelitian ini berupa penelitian pendidikan yang menggunakan

manusia sebagai subjek penelitian. Manusia tidak ada yang sama dan bersifat

labil. Oleh sebab itu, variabel asing yang mempengaruhi perlakuan tidak bisa

dikontrol secara ketat sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian berjenis

eksperimen murni.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain ini terdiri atas dua kelompok yang masing-masing diberikan pretest

dan posttest yang kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan video via

WhatsAppdan pemberian tugas via WhatsApp. Pada dasarnya, kelompok kontrol

nonequivalent ini sama dengan desain eksperimental murni pretes dan postes

kelompok kontrol kecuali penempatan subjek secara acak.

Tabel 3.1 Non-equivalent Control Group Desain

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Kelompok eksperimen I 𝑂1 𝑋1 𝑂2

28
29

Kelompok eksperimen II 𝑂1 𝑋2 𝑂2

Sumber: Azwar S (2014:117-118)

Keterangan:
𝑋1 : pembelajaran menggunakan video via WhatsAp
𝑋2 : pembelajaran menggunakan pemberian tugas via WhatsApp
𝑂1 : tes awal (pre-test)
𝑂2 : tes akhir (pro-test)

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 101896 Kiri Hulu yang beralamat

di Jl. Bandar Labuhan Kiri Hulu Dusun I Desa Dagang Kerawan Kecamatan

Morawa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian ini

akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2021.

3.3 Populasi dan sampel penelitian

Penelitian ini menggunaan populasi dan sampel penelitian yang digunakan

oleh memperoleh data.

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiriatas: Obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018: 80). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V C di SDN 101896 kiri hulu sebanyak 30

siswa.

3.3.2 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster

Random Sampling.Cluster Random Samplingadalah “teknik ini digunakan

bilaman populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari


30

kelompok-kelompok individu atau cluster.” (Margono, (2004:85).

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh siswa

kelas V C SDN 101896 kiri Hulu Tanjung Morawa T.A 2020/2021 yang

berjumlah 30 siswa yang akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok control. Berdasarkan jenis penelitian, penelitian ini

merupakan penelitianCluster Random Sampling yang proses pembelajarannya

menggunakan WhatsApp pemberian tugas dan media video.

3.4 Prosedur penelitian

Tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukan

diantaranya adalah:

a. Meminta izin kepada kepala sekolah.

b. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian.

c. Mengumpulkan kajian pustaka.

d. Menyusun jadwal penelitian

e. Membuat instrument penelitian

f. Melakukan uji analisis instrumen penelitian

g. Mempersiapkan surat izin penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukan

antara lain adalah:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel kelas eksperimen I dan

kelas eksperimen II.


31

b. Melaksanakan perlakuan dengan menggunakan media video via

WhatsApp di kelas eksperimen I dan dengan menggunakan pemberian

tugas via WhatsApp di kelas eksperimen II.

c. Melaksanakan tes akhir (posttest) di kedua kelas eksperimen.

3. Tahap akhir

a. Megolah data hasil penelitian yang diperoleh.

b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian.

c. Menarik kesimpulan.

Adapun pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan peneliti akan

dijelaskan sebagai berikut:

3.4.1 Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Pendekatan

kuantitatif adalah “penelitian yang berlandaskan pada filsafat ppositivismuntuk

meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengambilan sampel secara random

dengan pengumpulan data menggunakan instrumen, analisis data, data bersifat

statistik”. Menurut Sugiyono (2015:14). Sehingga hasil penelitian lebih baik

disajikan menggunakan grafik, tabel, dan tampilan lainnya.

3.4.2 Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam pendekatan kuantitatif umumnya dapat

menggunakan metode eksperimen dan non eksperimen.Dalam penelitian ini

menggunakan metode quasi eksperimen adalah “tujuannya untuk mengetahui

hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan melalui Posttest-

Pretestdengan kelas control dan kelas eksperimen”. Menurut Sugiyono


32

(2016:114). Maka metode penelitian yang peneliti gunakan adalah quasi

eksperimental.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel

bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat

sebagai berikut:

3.5.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,

2012:39).Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring melalui video

via WhatsAppdan pemberian tugas via WhatsApp.

3.5.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39).Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Adapun definisi operasional diperlukan guna untuk menentukan

indikatormenentukan jenis dan indikator variabel-variabel yang terkait dalam

penelitian yang akan dilakukan. Selain itu definisi operasional juga bertujuan

untuk menentukan skala ukur dari masing-masing variabel, sehingga pengujian

hipotesis dengan alat dapat dilakukan dengan tepat.Adapun defisini operasional

variabel daam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika dalam kegiatan pembelajaran bahwa fungsi

matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, dan


33

menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu standar kompetensi matematika

merupakan seperangkat kompetens matematika yang dibakukan dan harus

ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran

matematika.Dalam mendapatkan hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang

dilakukan terhadap peserta didik yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

angka.

2. Media Video

Video merupakan media audiovisual yang menampilkan gerak.Pesan yang

disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif,

bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.Dalam bidang ilmu

pendidikan, penggunakan video ini menghasilkan akses belajar dengan mudah

untuk pembelajaran daring melalui aplikasi WhatsApp.

3. Media Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan kegiatan

perencanaan antara siswa dan guru mengenai suatu pokok bahasan yang harus

diselesaikan oleh siswa dalam waktu tertentu yang telah disepakati. Guru

memberikan tugas dengan menjelaskan materi secara singkat lalu

membagikannya kepada murid melalui aplikasi WhatsApp.

3.6 Teknik pengumpulan Data

3.6.1 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku- buku

yang relevan, foto- foto dan data yang relevan lainnya. Dokumen yang digunakan
34

dalam penelitian ini yaitu data jumlah dan daftar nama siswa kelas V SDN 101896

Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa, foto-foto serta video sebagai bukti

pelaksanaan.

3.6.2 Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan pada objek penelitian.Pada penelitian ini melibatkan 2 observer,

antara lain guru, siswa, dan peneliti. Proses observasi dilakukan dengan mengacu

pada pedoman observasi yang telah disusun. Aktivitas dan perhatian siswa

diamati untuk mendapatkan data kuantitatif yaitu mengenai seberapa besar proses

pembelajaran daring berhasil menggunakan media video dan pemberian tugas

dengan cara melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dan

apakah kegiatan yang dilakukan guru telah sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Penilaian:

1. Penilaian kemampuan aktivitas proses belajar guru dan siswa dilakukan

dengan acara memberikan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang tersedia

dengan fakta yang diamati

2. Rumus untuk menetukan nilai persentase aktivitas proses guru dan siswa

adalah :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
3. Untuk mennetukan taraf aktivitas proses belajar siswa dan guru dengan

nilai yang dicapai adalah menggunakan standart / kriteria penilaian sebagai

berikut :
35

Tabel 3.2 Kriteria dan Persentase Nilai

Kriteria Nilai

Sangat Baik 86- 100

Baik 71 – 85

Cukup Baik 56 – 70

Kurang Baik 0 – 55

Keterangan: disesuaikan dengan pelaksanaan proses permbelajaran daring

berlangsung.

3.6.3 Tes

Intrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar.Tes digunakan untuk

mengukur variabel hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika berupa

posttest.

Teknik tes dalam penelitian ini adalah melakukan tes hasil belajar

sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberikan perlakuan (Pre-test)dan setelah

diberikan perlakuan (post-test).Tes beruapa soal pilihan ganda soal yang diberikan

pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama hal tersebut bertujuan untuk

menghindari adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen dari perubahan dan

pengetahuan dan pemahaman siswa setelah adanya perlakuan. Tes ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring melalui WhatsApp terhadap hasil

belajar matematika siswa setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data pekerjaannya agar lebih mudah, dan hasilnya
36

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

untuk diolah (Arikunto 2006 : 160).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan. Instrumen yang digunakan adalah :

1. Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar hasil belajar Matematika sebelum

diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.Soal tes diberikan kepada

peserta didik baik kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Kemudian akan didapatkan data rata-rata kelas antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan dan sesudah dilakukan

perlakuan. Tes berupa tes individu berbentuk pilihan ganda.Sebelum

menyusun tes terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan

materi, standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator. Beberapa

indikator dikembangkan menjadi butir soal dan akan diujicobakan sebelum

dan sesudah dilakukan penelitian. Adapun rincian dari kisi-kisi soal dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3Kisi-Kisi Soal Untuk Siswa


Level Nomor
No Kompetensi Dasar Indikator
soal soal
1 3.1Menjelaskan dan 3.1.1 Menghitung penjumlahan C5 7,8,9,10,

melakukan dan pengurangan pada 11

penjumlahan dan pecahan campuran.

pengurangan dua 3.1.2 Menghitung penjumlahan 1,2,3,27

pecahan dengan pada pecahan dengan C6

penyebut berbeda penyebut berbeda.


37

3.1.3 Menghitung pengurangan C6 4,5,13,28

pada pecahan dengan

penyebut berbeda.

3.1.4 Menghitung penjumlahan C6 6

dan pengurangan pada

pecahan dengan penyebut

berbeda.

3.1.5 Menjumlahan dan C5 15,16,17,

pengurangan pada pecahan 18,19

desimal.

3.1.6 Menghitung penjumlahan C6 20,21,22,

dan pengurangan pada 23,24,25

pecahan persen

2. 4.1 menyelesaikan 4.1.1 Menyelesaikanmasalah C6 12,14,11

masalah yang yang berkaitan dengan

berkitan dengan penjumlahandan

penjumlahan dan pengurangan pecahan

pengurangan dua biasa dan pecahan

pecahan dengan campuran dengan

penyebut berbeda. penyebut berbeda

4.1.2 Menyelesaikanmasalah C6 26,29,30

yang berkaitan dengan

pecahan campuran dengan

penyebut berbeda

2. Lembar Observasi
38

Penelitian ini menggunakan instrument berupa lembar observasi. Lembar

observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru ketika mengajar di kelas. Pada penelitian ini, lembar observasi

disusun berbentuk check list.Peneliti membuat kisi-kisi lembar observasi

pembelajaran dengan tujuan memberikan gambaran mengenai berbagai hal

yang dilakukan guru dalam pembelajaran menggunakan media video via

WhatApp dan pemberian tugas via WhatsApp pembelajaran daring. Kisi – kisi

ini dikembangkan berdasarkan pendapat dari Wina Sanjaya (2006 : 270).

Tabel 3.4Kisi-Kisi Lembar Observasi


Jumlah No.
No Kegiatan Aspek Yang Diamati
Butir Butir
Kegiatan Melalui WA grup, guru menyapa 1 1

pendahuluan dan menanyakan kabar peserta didik

Melalui WA grup, guru 1 2

mengabsensi peserta didik

Melalui WA grup, guru 1 3

mengingatkan peserta didik untuk

selalu menerapkan PHBS (Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat)

Melalui WA grup, guru mengajak 1 4

peserta didik untuk berdoa sebelum

belajar dan member semnagat pada

peserta didik
39

Kegiatan inti Melalui WA grup, peserta didik 1 5

dapat mengamati materi yang

dikirim oleh guru tentang

menentukan penjumlahan dan

pengurangan pecahan dengan

penyebut yang berbeda.

Melalui WA grup, guru 1 6

mengirimkan penjelasan tentang

menentukan penjumlahan dan

pengurangan pada pecahan dengan

penyebut yang berbeda

Melalui WA grup, guru member 1 7

kesempatan pada siswa untuk

bertanya tentang materi yang

dikirim.

Melalui WA grup, guru mengirim 1 8

soal latihan kepada siswa tetang

menentukan penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan pecahan.

Melalui WA grup, guru 1 9

mempersilahkan siswa memberikan

tanggapan tentang menentukan

penjumlahan dan pengurangan pada

bilangan pecahan. Dan guru

mengirimkan respon tentang apa

yang mereka kirimkan


40

Melalui WA grup, siswa dapat 1 10

mengirimkan tanggapan tentang

manfaat belajar menentukan

penjumlahan dan pengurangan pada

bilangan pecahan.

Kegiatan penutup Melalui WA grup, guru memberikan 1 11

penguatan materi tentang bilangan

pecahan.

Melalui WA grup, guru memberikan 1 12

penghargaan kepada semua peserta

didik yang telah mengerjakan tugas

dengan baik.

Melalui WA grup, guru mengakhiri 1 13

pembelajaran dengan doa.

3.8 Kalibrasi Instrumen

3.8.1 Uji Validitas

Sebelum instrument digunakan di kelas sempel maka harus diuji

menggunakan uji validitas. Menurut (Sugiyono, 2016 : 121) bahwa uji validitas

yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai

berikut:(Arikunto, 2013 : 87)

Ʃ𝑋𝑌 − (Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌)
𝑟𝑥𝑦
√{𝑁Ʃ𝑋 2 − (Ʃ𝑋)2 }{𝑁Ʃ𝑌 2 − (Ʃ𝑌)2 }

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y dan variabel Y
ƩX : Jumlah skor variabel X
41

ƩY : jumlah skor variabel Y


Ʃxy : Jumlah perkalian antara variabel X dan variabel Y
ƩY² : Jumlah dari kuadrat nilai y
N : Banykanya responden

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis).Bila rhitung dari rumus

diatas lebih besar dari rtabel maka butir soal tersebut valid, sebaliknya (rhitung> rtabel)

Tabel 3.5 Interprestasi Validitas Tes

No Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

1 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

2 0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi

3 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup

4 0,21 < r ≤ 0.40 Rendah

5 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber:(Arifin, 2009 : 205)

kriteria keputusan instrumen dikatan valid atau tidak yaitu : jika rhitung ≥

rtabel, instrumen valid. Sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel, tidak valid pada taraf

signifikan 5%.

Berikut adalah hasil perhitungan validasi soal, adapun r tabel = 0,707.

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validasi Soal

No. R hitung Keterangan Kriteria validitas

1 1 Valid Sangat tinggi

2 1 Valid Sangat tinggi

3 1 Valid Sangat tinggi

4 0,985 Valid Tinggi

5 0,986 Valid Tinggi


42

6 1 Valid Sangat tinggi

7 0,993 Valid Sangat tinggi

8 0,993 Valid Sangat tinggi

9 0,993 Valid Sangat tinggi

10 1 Valid Sangat tinggi

11 0,993 Valid Sangat tinggi

12 0,961 Valid Sangat tinggi

13 0,986 Valid Sangat tinggi

14 0,976 Valid Sangat tinggi

15 0,914 Valid Sangat tinggi

16 1 Valid Sangat tinggi

17 1 Valid Sangat tinggi

18 1 Valid Sangat tinggi

19 1 Valid Sangat tinggi

20 0,993 Valid Sangat tinggi

21 1 Valid Sangat tinggi

22 0,912 Valid Sangat tinggi

23 1 Valid Sangat tinggi

24 1 Valid Sangat tinggi

25 0,912 Valid Sangat tinggi

26 0,875 Valid Tinggi

27 0,877 Valid Tinggi

28 0,870 Valid Tinggi

29 0,986 Valid Sangat tinggi

30 0,906 Valid Sangat tinggi


43

Dimana yang valid terdiri dari 30 soal yang akan di ujikan dalam pretest

dan posttest. Dapat dilihat di (lampiran 3).

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas diketahui untuk mengetahi tingkat konsisten jawaban tetap

atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrument tersebut

disajikan.Menurut(Arikunto, 2013 :104) bahwa reliabilitas adalah ketetapan suatu

tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada

dasarnya melihat kesejajaran hasil.

Untuk menghitung realibilitas tes menghitung tes digunakan rumus Kuder-

Ridcharson-20 (Arikunto, 2013 : 115)

𝑛 ) (𝑠2 −Ʃ𝑝𝑞)
𝑟₁₁ = (
𝑛−1 𝑠²

Keterangan :
r₁₁ : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Ʃpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
N : Banyak item
S² : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes

No Koefisien Korelasi Kriteria Relianilitas


1 0,81 keatas Sangat Tinggi
2 0,50 s/d 0,79 Tinggi
3 0,30 < r ≤ 0.49 Cukup
4 0,20 < r ≤ 0.29 Rendah
5 0,00 < r ≤ 0.19 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas tes koefesien reabilitas kuder

Richardson 20 (r11) maka, diperoleh r11 = 3,903. Dilihat dari koefisien korelasi
44

0,81 ke atas yaitu kriteria reabiltasnya dikategorkan sangat tinggi, sehingga tes

tersebut dapat dikatakan reabilitas. Dapat dilihat di (lampiran 5).

3.8.3 Taraf Kesukaran (TK)

Uji tingkat kesukaran merupakan cara untuk mengetahui tingkat

kesukaran. Soal tersebut untuk kedalam kategori sukar, sedang atau mudah. Untuk

menentukan tingkat kesukaran masing-masing item digunakan rumus, yaitu:

(Purwanto, 2017 : 99-101).

Ʃ𝐵
𝑇𝐾 =
Ʃ𝑃
Keterangan :
TK : Tingkat Kesukaran
SB : Banyaknya siswa yang menjawab benar
SP : Jumlah Deluruh siswa peserta tes

Tabel 3.8 Interprestasi Tingkat Kesukaran


Kriteria Tingkat
No Koefesien Korelasi
Kesukaran
1 0,00 – 0,32 Sukar
2 0,33 – 0,66 Sedang
3 0,63 – 1,00 Mudah

3.8.4 Daya Pembeda

Daya beda tes dilakukan untuk membedakan antara kelompok atas dan

bawah. Untuk menentukan daya beda tes masing-masing tes digunakan rumus

yaitu (Purwanto, 2017 : 102)

Ʃ𝑇ʙ Ʃ𝑅ʙ
𝐷𝐵 = −
Ʃ𝑇 Ʃ𝑅
Keterangan :
DB : Daya pembeda tes
ƩTʙ : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
ƩRʙ : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
ƩT : Banyaknya peserta kelompok atas
ƩR : Banyaknya peserta kelompok bawah
45

Tabel 3.9 Interpretasi Daya Pembeda


No Koefesien Korelasi Kriteria Daya Pembeda
1 0,00 – 0,20 Buruk
2 0,21 – 0,40 Cukup
3 0,41 – 0,70 Baik
4 0,71 – 1,00 Baik sekali
3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk memperoleh data yang didapatkan

guna mendapatkan suatu jawaban atau kesimpulan, teknik analisis data yang

digunakan adalah rumus uji-t sebagai berikut:

3.9.1 Menentukan Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku

Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan antara variabel X dan variabel Y

dengan analisis deskriptif menggunakan rumus tendensi sentral : Mean,

Median, Modus dan simpangan baku disajikan dalam bentuk tabel.

Kemudian dianalisa dengan analisa yang telah disiapkan untuk menguji

kebenaran hipotesis menggunakan uji-t memiliki dua syarat yaitu: sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelas memiliki

dan mempunyai varians yang homogeny. Sehingga dilakukan uji normalitas

dan uji homogenias sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.

3.9.2 Uji Normalitas

Data dalam penelitian ini berbentuk data nominal, maka digunakan uji

Liliefors. Langkah- langkah yang digunakan sebagai berikut:

a. Pengamatan X₁, X₂…., Xn dijadikan angka baku Z₁, Z₂….,Zn dengan

menggunakan rumus

1 𝑋1 − 𝑋
𝑍 =
𝑆
Keterangan:
X : Rata-rata nilai hasil belajar
S : Standar deviasi
46

b. Menghitung peluang F(Z₁) = (Z ≤ Z₁)

c. Menghitung proporsi S(Z₁) dengan rumus

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 Z1 , Z 2 … . , Zn yang ≤ Z₁
𝑧1 =
𝑛
d. Menghitung selisih F (Z₁) – S ( Z₁), kemudian menentukan harga

mutlaknya

e. Mengambil harga untuk yang paling besar dari selisih itu disebut Lhitung.

Untuk menerima dan menolak distribusi normal data penelitian dapatlah

dibandingkan nilai Lhitung dengan taraf signifikan 0,05 dengan kriteria

pengujian.

Jika Lhitung <Ltabel maka sampel berdistribusi normal

Jika Lhitung >Ltabel maka sampel tidak bersistribudi normal

3.9.3 Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa dikelas mempunyai

variasi yang homogeni atau tidak. Pengujian homogenitas varians yaitu sebagai

berikut:

a. Menghitung varians terbesar dan terkecil

𝑽𝒃
𝑭𝒉𝒊𝒕 = 𝑽𝒌 (Suhaerah, 2012:45)

Vb : Varians terbesar

Vk : VariansTerkecil

b. Membandingkan nilai F hit dengan nilai Ftabel

(Suhaerah, 2012:45)

db1 = n- 1 dan db2 = n- 1 dengan taraf kepercayaan 95% (0.05)


47

Jika Fhitung˂ Ftabel maka populasi tersebut homogen, sedangkan jika

Fhitung˃Ftabel maka populasi tersebut tidak homogen.

3.9.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test. Bila sampel

berkolerasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah

treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol atau

eksperimen , pengujian hipotesis yaitu menggunakan uji-t dengan rumus

(sugiyono, 2017: 197):

𝟐
̅̅̅̅
𝑿𝟏 −𝑿̅̅̅̅ 𝟐 ∑𝑿
t-test = 𝟐
dengan 𝑺𝑫 =[ 𝑵 𝟏 − (𝑿𝟏 )𝟐 ]
𝟐
𝑺𝑫
𝟏 )+(
𝑺𝑫
𝟐
𝟐 )
𝟏 𝟏
√(
𝑵𝟏 −𝟏 𝑵𝟐−𝟏

Keterangan :
̅̅̅̅
𝑿𝟏 = Rata-rata pada distribusi sampel 1
̅̅̅̅
𝑿𝟐 = Rata-rata pada distribusi sampel 2
𝟐
𝑺𝑫 = Nilai varian pada distribusi sampel 1
𝟏
𝟐
𝑺𝑫 = Nilai varian pada distribusi sampel 2
𝟐
𝑵𝟏 = Jumlah individu pada sampel 1
𝑵𝟐 = Jumlah individu pada sampel 2

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika thitung lebih besat dari ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Artinya terdapat pengaruh penggunaan media video dan media

pemberian tugas terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V

SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa T.A

2020/2021.

2. Jika thitung lebih kecil sam dengan ttabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak.
48

Artinya tidak terdapat pengaruh penggunaan media video dan

media pemberian tugas terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas V SDN 101896 Kiri Hulu kecamayan Tanjung Morawa T.A

2020/2021.

3.10 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian pada penelitian ini adalah seperti pada tabel

berikut :

Bulan/Minggu
No. Kegiatan Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian
2 Pengumpulan data
3 Analisis data
4 Penulisan laporan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung

morawa dengan sampel kelas V C yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang mana kelompok eksperimen

menggunakan media video sebanyak 15 siswa dan kelompok kontrol

menggunakan media pemberian tugas sebanyak 15 siswa.

Penelitian eksperimen ini dilakukan peneliti secara daring yaitu melalui

grup aplikasi WhatsApp yang mana terdapat dua grup yaitu grup kelompok

eksperimen dan grup kelompok kontrol. Pemberian test pada penelitian ini yaitu

pemberian test secara langsung. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap kegiatan

penelitian yaitu pretest pelaksanaan test awal pada dua kelompok kelas untuk

melihat kemampuan awal siswa, setelah melakukan pretest siswa mendapatkan

pembelajaran (perlakuan) dan dilakukan posttest pada akhir penelitian setelah

diberikan treatment (perlakuan) untuk mengetahui bagaimana hasil tes atau hasil

belajar yang dicapai siswa antara kelompok eksperimen dengan media video dan

kelompok kontrol dengan metode pemberian tugas.

4.1.1 Instrumen Soal Untuk Pre Test Dan Post Test

Setelah dilakukan uji validitas, 30 soal yang valid. Peneliti menggunakan

30 soal untuk diterapkan dalam pre test dan post test.

4.1.2 Skor Pre Test Dan Post Test Kelompok Eksperimen

Sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda yaitu pembelajaran media

video melalui grup WhatsAppuntuk kelompok eksperimen yang diberikan test

50
51

awal yaitu nilai pre-test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dari data distribusi pre-test pada kelas eksperimen. Dan setelah diberikan

pembelajaran lagi dengan menggunakan media video yaitu nilai post-test pada

kelompok eksprimen dapat pada tabel berikut nilai pre test dan post test kelompok

eksperimen:

Tabel 4.1 Nilai Pre Test dan Post Test Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
No Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test
1 U1 20 53
2 U2 40 79
3 U3 30 83
4 U4 43 92
5 U5 24 89
6 U6 30 54
7 U7 36 54
8 U8 26 43
9 U9 46 89
10 U10 16 36
11 U11 40 79
12 U12 56 89
13 U13 46 72
14 U14 20 56
15 U15 24 59
Jumlah 497 1027
Rata-rata 33,13 68,46
Standart Deviasi 11,74 18,65
Varians 128,64 324,64

Rincian data hasil pre test dan post test pada kelompok eksperimen dapat

dilihat tabel berikut :

Tabel 4.2 Data Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen
No Statistik Pre-Test Post-Test
1 N 15 15
2 Jumlah Skor 497 1027
3 Rata-Rata 33,13 68,46
4 Varians 128,64 324,64
5 Standart Deviasi 11,74 18,65
52

Berdasrkan tabel 4.2 diatas , dapat diketahui bahwa perbedaan pre-test dan

post-test kelomopok eksperimen dengan perhitungan statistika sebelum dan

sesudah diberikan treatment(pembelajaran) dengan menggunakan media video

melalui grup WhatsApp. Selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram perbedaan

perhitungan statistika pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen.

350000

300000

250000

200000
Pre Test
150000 Post Test

100000

50000

0
Jumlah Skor Rata - Rata Varians Standart Deviasi

Gambar 4.1Diagram Data Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen

4.1.3 Skor Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

Sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda yaitu pembelajaran metode

pemberian tugas melalui grup WhatsAppuntuk kelompok kontrol yang diberikan

test awal yaitu nilai pre-test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dari data distribusi pre-test pada kelas kontrol. Dan setelah diberikan

pembelajaran lagi dengan menggunakan metode pemberian tugas yaitu nilai post-

test pada kelompok kontrol dperlihatkan pada tabel berikut niali pre-test dan post-

test kelompok kontrol:


53

Tabel 4.3 Nilai Pre Test dan Post Test Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
No Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test
1 S1 27 56
2 S2 15 40
3 S3 36 56
4 S4 20 36
5 S5 39 56
6 S6 67 80
7 S7 24 40
8 S8 33 40
9 S9 30 73
10 S10 24 49
11 S11 15 40
12 S12 20 40
13 S13 56 73
14 S14 40 56
15 S15 40 50
Jumlah 486 785
Rata – Rata 32,4 52,333
Standart Deviasi 14,676 13,931
Varians 201,04 181,155

Rincian data hasil pre test dan post test pada kelompok kontrol dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Data Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol
No Statistik Pre Test Post Test
1 N 15 15
2 Jumlah Skor 486 785
3 Rata –Rata 32,4 52,333
4 Varians 201,04 181,155
5 Standar Deviasi 14,676 13,931

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahu bahwa perbedaan pre-test dan

post-test kelompok kontrol dengan perhitungan statistika sebelum dan sesudah

diberikan treatment(pembelajaran) dengan menggunakan metode pemberian tugas

melalui grup WhatsApp. Selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram perbedaan

perhitungan statistika pre-test dan post-test pada kelompok kontrol.


54

200000
180000
160000
140000
120000
100000 Pre Test
80000 Post Test
60000
40000
20000
0
Jumlah Skor Rata - Rata Varians Standar
Deviasi

Gambar 4.2Diagram Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan sebagai syarat uji analasi data.Uji normalitas

menggunakan uji lilieforsbertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Sampel

berdistribusi normal jika dipenuhi L0< Ltabel pada taraf signifikan α = 0,05. Uji

normalitas data pre test kelompok eksperimen diperoleh L0 (0,133) < Ltabel (0.220)

dan data pre test kelompok kontrol diperoleh L0 (0,168) < Ltabel (0,220). Data post

test kelompok eksperimen diperoleh L0 (0,933) < Ltabel (0,220) dan data post test

kelompok kontrol diperoleh L0 (0,211) < Ltabel (0,220). Dapat disimpulkan

distribusi pre test dan post test pada pada materi operasi hitung bilangan dengan

menggunakan media video dengan metode pemberian tugas memiliki sebaran

data pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi

normal dan sebaran data post test pada kelompok eksperimen dan kontrol
55

berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5Hasil Uji Normalitas


Pre Test Post Test
Kelompok
L0 Ltabel Keterangan L0 Ltabel Keterangan
Eksperimen 0,133 0,220 Normal 0,933 0,220 Tidak
Normal
Kontrol 0,168 0,220 Normal 0,211 0,220 Tidak
Normal

4.2.2 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok data

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Data yang digunakan dalam

pengujian homogenitas ini ialah data pre test dan post test pada kedua kelas. Hasil

dari perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6Hasil Perhitungan Uji F


Kelompok N Dk (n-1) Fhitung Ftabel
Pre test Eksperimen 15 14 1,562 2,483
Kontrol
Post test Eksperimen 15 14 1,792 2,483
Kontrol

Dengan membandingkan kedua Fhitung dan Ftabel diperoleh Fhitung < Ftabel data

pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 1,562 < 2,483 dan

Fhitung < Ftabel post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu

1,792 < 2,483. Dari hasiltersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol bersifat homogen (sama).

4.2.3 Uji Hipotesis

Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui data kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogeny (sama), maka

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji


56

beda. Data yang digunakan dalam pengujian ini ialah skor rata-rata post test pada

kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol.

Pengujian hipotesis dilakukan uji satu pihak sehingga kriteria yang

digunakan untuk mengambil keputusan hpotesis dengan menerima atau menolak

H0 thitung > ttabel pada taraf nyata α = 0.05 Ha diterima dan H0 ditolak. Berikut

disajikan dalam tabel hasil perhitungan uji hipotesis berikut :

Tabel 4.7 Perhitungan Uji Hipotesis


Skor Rata-Rata Hasil
Belajar
Dk thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok Kelompok
eksperimen kontrol
68,466 52,333 28 2,632 2,048 thitung>ttabel

Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung = 2.632, ttabel = 2.048

dan dk = 28 sesuai dengan kriteria pengujian diterima H0 jika thitung>ttabel dan

diterima Ha jika thitung>ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 dan dk = ( n1+ n2 – 2).

Dari perhitungan hipotesis thitung>ttabel yaitu 2.632 > 2.048.sehingga dapat

disimpulakan H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh

penggunaan media video dengan metode pemberian tugas melalui WhatsApp pada

materi operasi hitung pecahan terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 101897

Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa T.A 2020/2021.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung

Morawa pada bulan Mei 2021.Subjek penelitan yaitu siswa kelas V C di bagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.Penelitian dilakukan selama 3 kali pertemuan untuk setiap kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan antara kelas eksperimen dengan


57

kelas kontrol adalah cara guru untuk menyampaikan materi .pada kelas

eksperimen guru menyampaikan materi dengan menggunakan media video

melalui grup WhatsApp. Sedangkan pada kelas kontrol guru menyampaikan

materi sama seperti dengan pembelajaran biasanya dengan menggunakan metode

pemberian tugas melalui grup WhatsApp.

Perbedaan guru menyampaikan materi bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunakan media video dengan metode pemberian tugas melalui grup

WhatsApp terhadap hasil belajar matematika.

Berdasarkan hasil obervasi guru dan siswa pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol terlihat kegiatan guru dan siswa lebih aktif didalam grup

WhatsApp.

Pre-test hasil belajar matematika kelas eksperimen dengan pembelajaran

menggunakan media video memperoleh rata-rata = 33.1. Dari 15 siswa tidak ada

yang memperoleh tidak ada yang memperoleh diatas nilai KKM atau tidak tuntas.

Sedangkan hasil belajar post-test pada kelompok eksperimen memperoleh rata-

rata = 68,4. Dimana 46,64% dari 7 siswa memperoleh nilai dibawah KKM atau

tidak tuntas, dan 53,33% dari 8 siswa yang memperoleh diatas KKM atau tuntas.

Dengan demikian, hasil belajar matematika siswa menggunakan media

pembelajaran video mengalami perubahan. Terdapat selisih rata-rata pre-test

sebesar 33,1 dan post-test sebesar 68,4 selisihnya yaitu sebesar 35,3.

Dan hasil belajar pre-test pada kelas kontrol dengan pembelajaran

menggunakan metode pemberian tugas memperoleh rata-rata = 32,4. Dari 15

siswa terdapat 1 siswa yang memperoleh diatas nilai KKM. Sedangkan hasil

belajar post-test pada kelompok kontrol memperoleh rata-rata = 52,3. Dimana


58

80% dari 12 siswa memperoleh nilai diatas KKM atau tuntas., dan 20% dari 3

siswa memperoleh nilai dibawah KKM atau tidak tuntas. Dengan demikian hasil

belajar matematika siswa yang menggunakan metode pemberian tugas mengalami

perubahan perubahan dengan selisih rata-rata pre-test 32,4 dan post-test 52,3

selesihnya yaitu sebesar 19.9.

Penelitain ini memrlukan uji normalitas dilakukan sebagai syarat uji

analasi data.Uji normalitas menggunakan uji liliefors bertujuan untuk mengetahui

apakah sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal

atau tidak. Sampel berdistribusi normal jika dipenuhi L0< Ltabel pada taraf

signifikan α = 0,05. Uji normalitas data pre test kelompok eksperimen diperoleh

L0 (0,133) < Ltabel (0.220) dan data pre test kelompok kontrol diperoleh L0 (0,168)

< Ltabel (0,220). Data post test kelompok eksperimen diperoleh L0 (0,933) < Ltabel

(0,220) dan data post test kelompok kontrol diperoleh L0 (0,211) < Ltabel (0,220).

Dapat disimpulkan distribusi pre test dan post test pada pada materi operasi hitung

bilangan dengan menggunakan media video dengan metode pemberian tugas

memiliki sebaran data pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal dan sebaran data post test pada kelompok eksperimen dan

kontrol berdistribusi tidak normal.

Selanjutnya uji homogenitas untuk mengetahui apakah kelompok data

berasal dari populasi yang homogeny atau tidak.Dengan membandingkan kedua

Fhitung dan Ftabel diperoleh Fhitung < Ftabel data pre test pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yaitu 1,562 < 2,483 dan Fhitung < Ftabel post test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 1,792 < 2,483. Dari hasil
59

tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

bersifat homogen (sama).

Pengujian hipotesis dilakukan uji satu pihak sehingga kriteria yang

digunakan untuk mengambil keputusan hpotesis dengan menerima atau menolak

H0 thitung > ttabel pada taraf nyata α = 0.05 Ha diterima dan H0 ditolak. Dari

perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung = 2.632, ttabel = 2.048 dan dk = 28

sesuai dengan kriteria pengujian diterima H0 jika thitung>ttabel dan diterima Ha jika

thitung>ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 dan dk = ( n1+ n2 – 2). Dari perhitungan

hipotesis thitung>ttabel yaitu 2.632 > 2.048.sehingga dapat disimpulakan H0 ditolak

dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh penggunaan media video dengan

metode pemberian tugas melalui WhatsApp pada materi operasi hitung pecahan

terhadap hasil belajar matematika.

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat dilihat bahwa penggunaan media

pembelajaran video dengan metode pemberian tugas, siswa tidak banyak

menemui kesulitan dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik dan dapat

meningkatkan minat dan ketertarikan belajar pada pembelajaran daring melalui

WhatsApp grup sehingga membuat siswa mampu menguasai materi

pelajaran.Dalam pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan media video

pembelajaaran dapat dikatakan lebih efektif dan dapat menciptakan susasana

belajar dengan menarik dan menyenakan sehingga siswa menjadi lebih memahami

materi yang disampaikan dan memperoleh hasil belajar yang optimal. Pendapat

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan daryanto (2010:87) yang menyatakan

bahwa tingkat daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran

dapatmeningkat secara signifikan jika proses informasinya lebih besar melalui


60

indrapendengaran dan penglihatan, dalam hal ini adalah video pembelajaran.

Dengan media video pesan yang disampaikan perhatian, inilah yang penting

dalam proses pembelajaran. Gambaran visualnya dapat mengkomunikasikan

pesan dengan cepat dan nyata.

Tentunya setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing

dalam penelitian ini rata-rata kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok eksperimen.Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan

media video dengan metode pemberian tugas melalui grup WhatsApp terhadap

hasil beajar matematika siswa kelas V SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan

Tanjung Morawa T.A 2020/2021.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Tidak memungkinkan adanya pembelajaran remedial bagi siswa yang

belum tuntas atau kompeten menguasai materi, karena keterbatasan waktu.

2. Hasil penelitian ini hanya berlaku pada kelas V C di SDN 101896 Kiri

Hulu Kecamatan tanjung Morawa dan tidak dapat disamaratakan pada

sekolah dan daerah lainnya. Karena karakteristik setiap individu berbeda-

beda.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan rata-rata nilai post-

test kelompok eksperimen sebesar 68,4 lebih tinggi daripada rata-rata kelompok

kontrol sebesar 52,3. Hasil analisis data menunjukkan nilai t hitung 2,632 > t tabel

2,048.Artinya pada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test kelas

eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran dengan kelas kontrol

yang menggunakan metode pemberian tugas.Hal ini dapat dimaknai bahwa

pembelajaran yang menggunakan media video memiliki hasil belajar yang tinggi

dibandingkan dengan metode pemberian tugas.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika siswa

menggunakan media video dengan metode pemberian tugas melalui WhatsApp

kelas V SDN 101896 Kiri Hulu Kecamatan Tanjung Morawa T.A 2020/2021.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, maka itu guru harus lebih

bervariasi dalam penggunaan media yang diterapkan dalam proses

pembelajaran dalam grup WhatsApp.

61
62

2. Bagi Siswa

Siswa lebih aktif dan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran dan

sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi kepala sekoah SDN

101896 Kiri Hulu sebagai acuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam

menerapkan media pembelajaran daring.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh hasil belajar

matematika siswa menggunakan media video dengan metode pemberian tugas

melalui WhatsApp kelas V, disarankan agar lebih memperhatikan siswa pada

saat observasi sehingga lebih maksimal dalam mengamati siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Aderson, Ronald. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk


Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Andi.(2015). Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 19. ISBN: 979-731-497-


9.Semarang: Wahana Komputer dan Andi

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Astuty.(2020). Efektifitas Pembelajaran Statistika Matematika melalui Media


Whatsapp Group Ditinjau dari Hasil Belajar Mahasiswa (Masa Pandemik
Covid 19).Jurnal Pendidikan Matematika Raflesi.Vol. 05 No. 02

Awaludin.Rahmat. Syahruri, Juliarta. (2020). Efektivitas penggunaan


pembelajaran daring melalui aplikasi WhatsApp berbantuan video dalam
meningkatkan hasil belajar kelas VIII SMP N 12 Kendari.Jurnal penelitian
pendidikan matematika.8(3).

Darsono, Max. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Daryanto.(2010). Model Pembelajaran. Bandung: PT Sarana tutorial.

Daryanto.(2010) Media Pembelajaran Peranannya Sangat Pentng Dalam


Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Daryanto.(2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Farida Nur. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas IV di SD Dharma Karya UT. ( skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36248/1/Nur%20
Farida-FITK

63
64

Harjanto, toktok.Sumunar, dimas. (2018). Tantangan Dan Peluang Pembelajaran


Dalam Jaringan: Studi Kasus Implementas Elok (E-Learning: Open For
Knowledge Sharing). Jurnal keperawatan respati Yogyakarta, 5, 24-28

Imron, Yusuf. Affandi, Hamdani. Turmudzi, Muhammad. (2020). Pengaruh


Penggunaan Media Video Online Dalam Materi Pecahan Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN 15 Cakranegara Tahun Ajaran
2020/2021.Primary Education Journal.97-103

Isman, Mhd. (2016). Pembelajaran Media dalam Jaringan (Moda Jaringan).The


Progressive and Fun Education Seminar.

Jamaludin, Dindin dkk. (2020). Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19


Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah
LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Mailani, Elvi. Humairah, Erfiani. (2019). Pengaruh Media Visual Tiga Dimensi
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri 101772
Tanjung Selamat Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan.121-131

Margono.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Musthofa. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Whatsapp (Wa) Group Terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Gerak Pada
Manusia.tasikmalaya.

Mulyasa.(2005). Menjadi Guru professional. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Naibaho, Efa Devi. Sipayung, Regina. dan Tanjung, Darinda. Hubungan Disiplin
Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa
Kelas V di SDN 24 Tanjung bunga.School Education journal.10(4).342-351

Nasution. (2011). METODE RESEARCH (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi


Aksara.

Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku konsumen.Bandung(ID): Alfabeta

Purwanto, Ngalim. (2017). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purwanto, A., Pramono,R. (2020).. Studi Eksploratif Dampak Pandemic Covid-19


Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar.Journal Of
Education, Psychology And Counseling, 2(1), 1-12

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Universitas


Terbuka
65

Siyoto, Sandu. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media


Publishing

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sobron A.N, B. R. 2019. Persepsi Siswa dalam Studi Pengaruh Daring Learning
terhadap Minat Belajar IPA.Pendidikan Islam dan Multikulturalisme.

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru

Suhaerah.(2012).Statistika Dasar Untuk Biologi. Bandung: Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan
Suherman, dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika di sekolah
Dasar.Bandung: UPI

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2015). Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Susiyanto, Endang. Nugraheni, Nursiwi. (2020). Penerapan Model Pembelajaran


Daring Dengan Bantuan Video Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-
19.Jurnal prosiding webinar nasional IAHN-TP.77-92

Syarifudin, Albitar S. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing.Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai