KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis curahkan kepada Allah SWT, karena atas izin-Nya penulis
dapat menyusun makalah ini yang menurut penulis bisa dimanfaatkan untuk hal pembelajaran
dan ilmu pengetahuan khusunya dalam ilmu kimia. Makalah ini penulis susun berdasarkan
data dari berbagai sumber yang penulis dapatkan dan penulis mencoba menyusun data-data
itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk makalah.
Selama proses pembuatan makalah ini, banyak hal yang penulis dapatkan, termasuk
ilmu pengetahuan baru , tepatnya mengenal lebih dalam tentang salah satu dari berbagai
macam materi yaitu tentang pengelolahan dengan suhu tinggi
Dalam makalah dijelaskan tentang pengelolahan dengn suhu tinggi , macam-macam
proses terdiri atas blasing , paesturisasi dan sterilisasi.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa menjadikan penulis menjadi orang yang
lebih baik dari sebelumnya dengan apa yang telah penulis dapatkan dan penulis pelajari
dalam makalah ini, penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat-bagi orang
lain. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat banyak kekurangannya,
mungkin ini pengetahuan penulis yang sangat terbatas, oleh karena itu segala kritik dan saran
sangat penulis harapkan agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...
BAB 1
ii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .. ............... .. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... ................. 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengelolahan Bahan makanan...............................
PENUTUP
3.1. Simpulan ................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
mengubah
makanan
menjadi
bentuk
lain
untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan
makanan. Proses pengolahan makanan biasanya dilakukan seminimal mungkin atau
sesuai kebutuhan. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan hilangnya kandungan gizi
dalam makanan tersebut.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas dari pangan.
Oleh karena itu, banyak produsen berlomba-lomba untuk memproduksi pangan yang
berkualitas yaitu pangan yang aman, sehat, dan bergizi. Perkembangan teknologi juga
mendorong perkembangan dunia pangan karena dengan kesibukan aktifitas manusia yang
hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan pengolahan pangan maka kini muncul
teknologi untuk pangan cepat saji. Oleh karena itu, kini banyak makanan kemasan atau
makanan instan yang telah mengalami proses pengawetan yang memiliki banyak manfaat
bagi masyarakat.
Ada dua hal penting yang dipertimbangkan mengapa pengolahan pangan perlu
dilakukan. Yang pertama adalah untuk mendapatkan bahan pangan yang aman untuk
dimakan sehingga nilai gizi yang dikandung bahan pangan tersebut dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Yang kedua adalah agar bahan pangan tersebut dapat diterima,
khususnya diterima secara sensori, yang meliputi penampakan (aroma, rasa, mouthfeel,
aftertaste) dan tekstur (kekerasan, kelembutan, konsistensi, kekenyalan, kerenyahan).
Di satu sisi pengolahan dapat menghasilkan produk pangan dengan sifat-sifat yang
diinginkan yaitu aman, bergizi dan dapat diterima dengan baik secara sensori. Di sisi lain,
Politeknik Negeri Sriwijaya
pengolahan juga dapat menimbulkan hal yang sebaliknya yaitu menghasilkan senyawa
toksik sehingga produk menjadi kurang atau tidak aman, kehilangan zat-zat gizi dan
perubahan sifat sensori ke arah yang kurang disukai dan kurang diterima seperti
perubahan warna, tekstur, bau dan rasa yang kurang atau tidak disukai. Dengan demikian
diperlukan suatu usaha optimasi dalam suatu pengolahan agar apa-apa yang diinginkan
tercapai dan apa yang tidak diinginkan ditekan sampai minimal. Untuk itulah pentingnya
pengetahuan akan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi dan keamanan pangan.
Walaupun demikian, hal yang lebih penting adalah bagaimana seharusnya melakukan
suatu pengolahan pangan agar bahan pangan yang kita hasilkan bernilai gizi tinggi dan
aman.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pengolahan bahan makanan ?
2. Bagaimana pengolahan bahan makanan dengan suhu tinggi ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian pengolahan bahan makanan
b. Mengetahui pengolahan bahan makanan dengan suhu tinggi
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membacanya, khususnya :
a) Penulis, penulis mendapatkan banyak pengetahuan selama proses pembuatan makalah
ini dan diharapkan penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di waktu
yang akan datang.
b) Mahasiswa, mahasiswa diharapkan dapat mendapatkan banyak pengetahuan dari
makalah ini sehingga bisa memahami maksud dari materi yang di sampaikan.
c) Dosen, dosen diharapkan dapat lebih sabar, ulet, serta disiplin dalam membimbing
mahasiswanya, karena dosen sangat berperan dalam proses pembelajaran mengenai
materi ini sehingga tidak adanya kekeliruan dan penyampaian dan pembuatan
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.1
2.2
Blansing
Blansing merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan
pemanasan tipe pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dri 100 o C selama
beberapa menit, dengan menggunakan air panas atau uap. Biasanya suhu yang
digunakan sekitar 82 93 oC selama 3 5 menit.Contoh blansing misalnya
mencelupkan sayuran atau buah dalam air mendidih selama 3 5 menit atau
mengukusnya selama 3 5 menit.Tujuan utama blansing ialah menginaktifan
enzim diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari
mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan
terhadap panas,.
Pasteurisasi
Merupakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu
tertentu untuk membunuh mikroba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri
penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan
pasteurisasi masih terdapat mikroba, sehingga bahan pangan yang telah
dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan yang singkat.
Tujuan pasteurisasi yaitu :
a. Membunuh semua bakteri patogen yang umum dijumpai pada bahan pangan
bakteribakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyarakat
b. Memperpanjang daya tahan simpan dengan jalan mematikan bakteri dan
menginaktifkan enzim
Mikroba terutama mikroba non patogen dan pembusuk masih ada pada
bahan yang dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan
simpannya tidak lama.Contohnya : susu yang sudah dipasteurisasi bila disimpan
pada suhu kamar hanya akan tahan 1 2 hari, sedangkan bila disimpan dalam
lemari es tahan kira-kira seminggu. Karena itu untuk tujuan pengawetan,
pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara pengawetan lainnya, misalnya
dengan pendinginan.
Pasteurisasi biasanya dilakukan pada susu, juga pada saribuah dan suhu
yang digunakan di bawah 100 oC. Contohnya :
pasterurisasi susu umumnya dilakukan pada suhu 61 - 63 oC selama 30 menit
pasteurisasi saribuah dilakukan pada suhu 63 74 oC selama 15 30 menit.
3
Sterilisasi
Perkataan steril mengandung pengertian :
1. Tidak ada kehidupan
2. Bebas dari bakteri patogen
3. Bebas dari organisme pembusuk
4. Tidak terdapat kegiatan mikroba dalam keadaan normal
Dalam pengolahan bahan pangan yang lazim dinamakan pengalengan,
tidak mungkin dilakukan sterilisasi dengan pengertian yang mutlak. Pemanasan
dilakukan sedemikian rupa sehingga mikroba yang berbahaya mati, tetapi sifatsifat bahan pangan tidak banyak mengalami peruba han sehingga tetap bernilai
gizi tinggi. Sehubungan dengan hal ini dikenal 2 macam istilah, yaitu :
1. Sterilisasi biologis yaitu suatu tingkat pemanasan yang mengakibatkan
musnahnya segala macam kehidupan yang ada pada bahan yang
dipanaskan
2. Sterilisasi komersial yaitu suatu tingkat pemanasan, dimana semua
mikroba yang bersifat patogen dan pembentuk racun telah mati.
Pada produk yang steril komersial masih terdapat spora-spora mikroba
tertentu yang tahan suhu tinggi; spora-spora tersebut dalam keadaan penyimpanan
yang normal tidak dapat berkembang biak atau tumbuh. Jika spora tersebut diberi
kondisi tertentu, maka spora akan tumbuh dan berkembang biak.
dapat
terjadi
perubahanperubahan
kualitas
yang
tidak
Pemasakan
Blansing
Pasteurisasi
Sterilisasi
Evaporasi
Ekstruksi
Pemanggangan
Penyangraian
Pengeringan
10
Penggorengan
Gelombang mikro
Radiasi ionisasi
3. Nilai Nutrisi
Pada proses blansing, kehilangan zat gizi dapat mencapai 40% untuk mineral
dan vitamin (terutama vitamin c), 35% gula, 20% protein, dan asam amino. Selain
nutrisi, senyawa toksik juga mengalami penurunan baik karena larut dalam air
pemblansing maupun inaktif karena panas.
11
4. Sifat Organoleptik
Pada proses termal terjadi perubahan sifat organoleptik produk, seperti
denaturasi protein, pelelehan, dan restrukturisasi lemak, serta gelatinisasi pati yang
kesemua itu dapat menyebabkan perubahan tekstur dan cita rasa produk. Perubahan
lainnya yang terjadi seperti warna dan flavor yang juga berperan terhadap sifat
organoleptik produk. Selain itu, reaksi yang terjadi selama proses termal yaitu reaksi
Maillard dan karamelilsasi yang juga berperan terhadap perubahan cita rasa produk.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari maklah ini yaitu :
Pengertian mengolah atau memasak adalah menghantarkan panas ke dalam
makanan atau proses pemanasan bahan makanan. Adapun fungsi dari pemanasan
tersebut untuk meningkatkan rasa, mempermudah pencernaan, memperbaiki
tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan bakteri.
Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan
kepada kenyataan bahwa pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian
besar mikroba dan menginaktifkan enzim.Selain itu makanan menjadi lebih aman
karena racun-racun tertentu rusak karena pemanasan, misalnya racun dari bakteri
Clostridium botulinum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Apriantono, Anton. 2002. Pengaruh Pengolahan Terhadap Nilai Gizi dan Keamanan
Pangan. Makalah seminar Kharisma Online. Dunia Maya.
Dwijopeputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta; Djambatan
Fareliaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan, jakarta; Gramedia pustaka
Muchtadi, Tien. Ayustaningwarno, Fitriyono. 2010. Teknologi proses
pengolahan pangan. ALFABETA: Jakarta
Winarno, F.G.I. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta; Gramedia Pustaka.
http://thpunpattiambon.blogspot.com/
http://ginaozy.blogspot.com/2012/08/pengolahan-dengan-suhu-tinggi-uap-atau.html
14