LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK EMERGING THERMAL DAN NON THERMAL
(Microwave Heating)
Oleh :
2. Aktivitas Enzim
Beberapa enzim (peroksidase, lipoksigenasi, dan pektinesterase) jika tidak
diinaktivasi menyebabkan perubahan mutu produk pangan selama
penyimpanan. Ketidakcukupan panas untuk inaktivasi enzim dapat
menyebabkan masih terdapat residu aktivitas enzim.
3. Nilai Nutrisi
Pada proses blansing, kehilangan zat gizi dapat mencapai 40% untuk
mineral dan vitamin (terutama vitamin c), 35% gula, 20% protein, dan asam
amino. Selain nutrisi, senyawa toksik juga mengalami penurunan baik
karena larut dalam air pemblansing maupun inaktif karena panas.
4. Sifat Organoleptik
Pada proses termal terjadi perubahan sifat organoleptik produk, seperti
denaturasi protein, pelelehan, dan restrukturisasi lemak, serta gelatinisasi
pati yang kesemua itu dapat menyebabkan perubahan tekstur dan cita rasa
produk. Perubahan lainnya yang terjadi seperti warna dan flavor yang juga
berperan terhadap sifat organoleptik produk.
jumlah total wadah yang diproses (r) dan menghasilkan satu wadah dengan
pembusukan. Rumus dapat digunakan untuk memperkirakan kematian termal
waktu yang diperlukan untuk mencapai probabilitas kerusakan yang dinyatakan,
berdasarkan pengetahuan tentang populasi awal dan waktu pengurangan desimal
(D) untuk populasi mikroba. Perlu dicatat bahwa pembusukan ekspresi
probabilitas mengasumsikan bahwa kurva survivor untuk mikroorganisme
pembusukan mengikuti model orde pertama. (Singh, 2009)
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
1. Agar-agar dingin; dan
2. Air.
2 5 3
4
3. Mengukur suhu awal yaitu suhu sebelum dimasukkan dalam microwave
yang diukur dari atas, tengah, dan bawah bahan praktikum dengan lima
posisi yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5;
4. Memasukkan agar-agar ke dalam microwave selama 1 menit pada power
input 100%;
5. Mengukur suhu akhir yaitu setelah dimasukkan microwave dengan lima
posisi yang berbeda yang diukur dari, tengah, dan bawah;
6. Membuat grafik perbandingan antara 5 posisi yang diukur seebagai sumbu x
dengan suhu setelah dimasukkan dalam microwave sembagai sumbu y; dan
7. Mencatat hasil percobaan.
4.1 Tabel
Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu pada Agar-Agar
Power
Suhu sebelum Suhu setelah
Input
Posisi dipanaskan/Ti dipanaskan/Te
100%
(0C) (0C)
(W)
1 26.5 33.9
2 25.6 36.5
Atas 3 24.4 38.4
4 25.4 36.6
5 24.2 37.5
1 26.2 35.6
2 25.9 35.2
Tengah 3 24.5 37.8
4 24.7 36.8
5 24.4 40.7
1 26.1 35.3
2 26 35.1
Bawah 3 24.6 36.3
4 24.7 34.5
5 24.6 36.4
4.2 Perhitungan
4.2.1 Power Output
𝑚 × 𝐶𝑝 × (𝑇𝑐 − 𝑇𝑖 )
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 =
𝑡
151,1766 𝑊
𝐽
400×10−3 𝑘𝑔×4,18×103 ⁄𝑘𝑔×(46,3−24,9)
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = = 200,64 𝑊
180 𝑠
𝐽
500×10−3 𝑘𝑔×4,18×103 ⁄𝑘𝑔×(39,6−25,3)
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = = 166,038 𝑊
180 𝑠
4.2.2 Efisiensi
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100%
𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
25
Atas
20
15 Tengah
10 Bawah
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Posisi
30.000000
25.000000 100%
20.000000 70%
15.000000
10.000000 50%
5.000000
0.000000
100 200 300 400 500
Massa Air (gr)