Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat dalam suatu produk. Kondisi steril dalam proses sterilisasi pangan yang
dilakukan pada industri pengalengan makanan, bukanlah steril dalam artian bebas
atau terhindar dari mikroba sama sekali. Dalam makanan kaleng akan timbul
resiko kesehatan seperti mikroba c.botulinum, atau problem ekonomi seperti
kerusakan produk oleh hal-hal non mikrobial, namun dalam kondisi normal masih
diijinkan atau dibiarkan beberapa mikroba tetap hidup . Hanya saja mikroba
tersebut dalam kondisi yang berlaku dalam penyimpanan normal makanan kaleng,
tidak dapat hidup dan berkembang biak. Maka dari itu disebut dengan sterilisasi
komersial (Hendren et al 2008).
Rendang merupakan salah satu produk olahan daging yang dapat dikonsumsi
dalam jangka waktu yang relatif lama. Rendang juga merupakan masakan daging
bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu danrempah-
rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-
ulang dengansantankelapahingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu
ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu.Produk rendang ini
merupakan suatu cara pengawetan daging dengan menurunkan kadar air sampai
berkisar 30-50% (Brisseden 2007). Daging rendang yang dimasak menggunakan
daging sapi, yang sebagaimana sering ditemukan di restaurant dan hotel
berbintang.
Proses Produksi
Proses produksi rendang karissa meliputi proses penggilingan bumbu, pengirisan
daging, persiapan bahan pendukung seperti santan dan minyak sayur, lalu
dilanjutkan dengan proses pemasakan. Rendang yang telah matang kemudian diisi
ke dalam kaleng dengan berat tertentu. Kaleng yang berisi rendang kemudian
dialirkan ke proses exhausting dengan mesin vakum yang langsung terhubung
dengan mesin sealer semi automatis. Exhausting adalah penghampaan udara pada
bahan yang telah dilakukan pewadahan (dikemas). Proses ini bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan gas udara yang ada pada bahan yang telah
dikemas, karena uadara merupakan sumber kontaminasi. Sehingga perlu
dilakukan proses exhausting. Proses selanjutnya ialah sterilisasi yang dilanjutkan
dengan pelabelan dan penyimpanan.
Uji penetrasi panas dilakukan dengan cara pengukuran suhu dalam proses
sterilisasi menggunakan termokopel yang dipasang di titik terdingin rendang
dalam kaleng. Uji penetrasi panas difokuskan pada titik terdingin dalam retort
yang diketahui dari uji distribusi panas. Termokopel tersebut dihubungkan dengan
rekorder yang akan mencatat data perubahan suhu terhadap waktu. Dalam
penelitian ini, diukur laju penetrasi panas pada 5 sampel rendang dalam kaleng
yang diletakkan di sekitar titik terdingin dalam retort. Analisis data uji penetrasi
panas untuk menentukan kecukupan proses sterilisasi.
Evaluasi yang dilakukan
Evaluasi proses sterilisasi dilakukan dengan cara memodifikasi waktu proses
sterilisasi sedemikian rupa agar didapatkan proses yang lebih efisien dari segi
waktu dan penggunaan energi, namun tetap menghasilkan produk yang aman dari
mikroba patogen dan bakteri pembusuk. Data suhu dari proses sterilisasi yang
telah dimodifikasi diukur dengan thermocouple untuk kemudian dihitung
kecukupan proses sterilisasinya. Dari proses yang telah dilakukan, maka dapat
dievaluasi perubahan yang terjadi antara proses sterilisasi existing dengan proses
sterilisasi yang telah dievaluasi. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya adalah
nilai kecukupan proses sterilisasi yang dihasilkan dan kualitas produk rendang
sapi dalam kaleng.
Rendang yang telah matang kemudian diletakkan di wadah besar untuk kemudian
diisi ke dalam kaleng dengan berat tertentu. Berat yang ditentukan untuk 1 kaleng
produk ialah 100 gram daging ditambah 50 gram bumbu. Kaleng yang berisi
rendang kemudian dialirkan ke proses exhausting untuk menciptakan kondisi
vakum. Mesin vakum langsung terhubung dengan mesin sealer yang digunakan
secara semi automatis yang berfungsi untuk menutup kaleng. Setelah semua
kaleng berisi produk telah ditutup, proses selanjutnya ialah sterilisasi yang
dilanjutkan dengan pelabelan dan penyimpanan.
Berikut adalah proses produksi rendang Karissa PT. Langit Cerah Sukses :
Rendang
Kaleng
Pencucian
Pengisian
Penutupan
Pendinginan
Pelabelan
Dampak lain yang didapatkan yaitu jika sebelumnya terdapat komplain dari
konsumen tentang produk yang asam dan tekstur daging yang keras, maka setelah
diadakannya penelitian ini tekstur daging yang dihasilkan menjadi lebih empuk,
selain itu dampak lain yang terjadi ialah proses pendinginan yang lebih optimal. Hal
ini dikarenakan air dingin yang disuplai ke dalam retort pada proses pendinginan
menyebabkan terjadinya shock thermal yang berguna untuk menekan pertumbuhan
mikroba yang tahan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Brissenden, Rosemary (2007). Southeast Asian Food, Classic and modern dishes
from Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Laos, Cambodia and Vietnam.
Periplus. p. 102. ISBN 0794604889. Retrieved 31 October 2014.
Hendren RK, Burney J, Morris WC. 2008. Canning Foods: Fruits, Vegetables,
Pickles, Jellies. Tennesse (US): The University of Tennessee.
Sutarya, Dede. 2008. Analisis unjuk kerja thermocouple w3re25 pada suhu
penyinteran 1500 oc . Bidang bahan tenaga nuklir (PTBN)