PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi, karena
diharapkan tidak terjadi kontaminasi yaitu di mana mikroorganisme yang tidak
diinginkan tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Teknik sterilisasi berbeda-beda
tergantung pada jenis material.
a. Sterilisasi cairan
Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media fermentasi yang mengandung
gula, garam fosfat, ammonium, trace metals, vitamin, dan lain-lain. Secara umum
ada dua cara sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi). Sterilasi
dengan panas dilakukan di dalam autoclave, di mana steam tekanan tinggi
diinjeksikan ke dalam chamber untuk mencapai temperatur 1210C dan tekanan
tinggi (sekitar 15 psig).Durasinya bervariasi, namun umumnya diinginkan cairan
dipertahankan pada 1210C selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk
heating dan cooling steps, total waktu berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan
yang disterilisasi. Terkadang temperatur bisa diset pada 1340C (untuk medis).
Banyak jenis proses baik secara batch atau kontinyu yang diterapkan di industri,
misalnya direct steam, indirect heating, indirect steam, dan lainnya.
Cairan juga dapat disterilisasi dengan cara disaring menggunakan membran filter
berpori 0.22 atau 0.45 mikro meter. Metoda ini cocok untuk volume cairan yang
kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan
protein.
b. Sterilisasi padatan
Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety cabinet, dan
beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada glassware dan plastik tahan panas
umumnya dilakukan dengan autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun
ditambah proses pengeringan. Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan radiasi
UV dan disemprot ethanol 70 %.Udara dalam kabinet disaring dengan filter.
2.2 Jenis-Jenis Sterilisasi
Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap mengganggu, terutama
mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah mikroba
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
Desinfeksi
Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari
benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.
Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa
mematikan sporanya. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan pada
suhu 620C selama 30 menit, pemanasan 71740C selama 20 detik, atau pemanasan
85870C selama 5 detik.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme
dengan cara menghilangkan seluruhnya (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk
bakteri endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai
proses bioteknologi, salah stunya dalam proses fermentasi. Sterilisasi diantaranya:
- Sterilisasi medium: merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan
semua jenis makhluk hidup yang ada dalam media, dilakukan sebelum inokulasi
kultur.
- Sterilisasi ruang fermenter: Penghilangan semua bentuk makhluq hidup dari ruang
fermentor, termasuk udara secara kontinyu
- Sterilisasi semua bahan yang digunakan dalam keseluruhan proses fermentasi
- Penjagaan kondisi aseptis selama fermentasi
Sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan membunuh mikroba atau sekadar
mencegah mikroba masuk kesistem kita.Sterilisasi fisik dengan membunuh mikroba
dapat dilakukan dengan penggunaan panas, freezing (pembekuan), penggunaan garam
berkonsentrasi tinggi, dll.Sementara sterilisasi fisik tanpa membunuh mikroba dapat
dilakukan dengan filtrasi. Filtrasi merupakan upaya untuk meminimalisasi kontaminasi
mikroorganisme dengan cara menyaring sesuatu dengan filter berukuran tertentu
sehingga sebagian mikroba tidak dapat melewatinya. Cara ini tidak membunuh mikroba
yang ada, hanya meminimalisasi agar mikroba tidak terbawa.
Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin
dilakukan adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun panas
kering. Sterilisasi panas basah seringkali digunakan untuk sterilisasi media dan bahan
bahan lainnya sementara panas kering untuk sterilisasi alatalat. Faktorfaktor yang
mempengaruhi sterilisasi panas antara lain:
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
Morfologi mikroorganisme
pH
Keberadaan air
Sterilisasi Kontinyu
Site mini memberikan keuntungan berupa minimalnya kemungkinan kerusakan
medium tetapi mengkinsumsi banyak energi.Temperatur yang dibutuhkan untuk
sterilisasi sistem ini adalah 1400C dengan waktu hanya 30 hingga 120 detik.Alat
yang digunakan dapat berupa continue plate heat exchange dan continue injection
flash cooler. Kelebihan continue injection flash cooler antara lain:
o Dapat digunakan untuk media yang mengandung bahan padat tersuspensi
o Biaya lebih murah
o Mudah dibersihkan
o Pemanasan dan pendinginan lebih cepat
o Penggunaan uap lebih efisien
o Adanya kontak langsung antara media dan uap panas yang murni, yaitu bebas
dari bahan anti karat.
bakteri fakultatif anaerob dengan ukuran sel-sel vegetatif dalam bentuk rantai.Beberapa
galur bersifat psikotropik, dan galur lainnya bersifat mesofilik dan termofilik.Beberapa
tidak dapat tumbuh pada makanan dingin yang disimpan panas pada suhu di atas 60C.
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies
utamabakterigram negatif.Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40C, optimum
pada 37C.Pada umumnya, bakteri ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya.E.
colibanyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.Biasa digunakan sebagai
vektoruntuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.E. coli
dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia.Bakteri ini
terogolong baketri mesofilik.Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan
menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu,
Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan
pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi.Bakteri ini dapat juga
tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan
pada pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Bakteri ini
adalah jenis bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar
sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 m. Bakteri ini tidak
menghasilkan spora dan tidak dapat memfermentasikan karbohidrat.
Jenis dan spesies mikroba berpengaruh terhadap perlakuan panas pada proses
sterilisasi. Tabel 2.1 menunjukan ketahanan relatif beberapa jenis mikroba terhadap
panas yang tinggi. Mikroba yang membentuk spora lebih tahan terhadap pemanasan
basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis mikroba yang lain.
Siklus sterilisasi dapat dirancang berdasarkan pemusnahan spora bakteri, sehingga
mikroba jenis lain aka mati secar bersamaan. Suhu yang semakin tinggi pada proses
sterilisasi maka waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora akan semakin berkurang.
Tabel 2.1 Ketahanan relatif beberapa jenis mikroba terhadap panas basah
Jenis Mikroba
1-5
Spora kapang
2-10
Spora bakteri
3 x 106
Tabel 2.2 Pengaruh suhu dan waktu sterilisasi terhadap kematian spora
116
30
118
18
121
12
125
132
= jumlah mikroba
= waktu pemanasan
Kd
Nt
tertentu untuk mengurangi jumlah sel vegetatif atau spora sehingga mikroba yang
bertahan berkurang menjadi 1/10. Sehingga persamaan 2.2 dapat dituliskan:
. (2.3)
D
.. (2.4)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang Digunakan
Table 3.1 Alat yang digunakan dalam metode batch dan kontinyu
Alat
Spesifikasi
Jumlah
Beker glass
1000 Ml
2 buah
Water bath
1 buah
Hot plate
1 buah
Tabung reaksi
15 buah
Termometer
1 buah
Mikroskup
1 buah
Kaca preparat +
5 buah
Pembakar spiritus
1 buah
Pipet tetes
5 buah
Pipet ukur
10 mL
5 buah
Coil
1 buah
steril
cover glass
Bahan
Jumlah
Fermipan
spatula
Methyl Blue
Alkohol
Es untuk pendingin
Yestekstrak
Pepton
7 gram
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
Sukrosa
14 gram
28 gram
Methilen Blue
Methilen Blue
10
11
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Sterilisasi Batch
Table 4.1 Sampel Sebelum Pemanasan
Sel Mati
Jumlah
Fraksi
Jumlah
Fraksi
69
89
1
1
0
0
0
0
69
89
T1 : 430C
Table 4.2 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Batch
No
t
(menit)
7
14
21
28
0,859
27
0,141
Jumlah Sel
Total
(N0)
192
17
0,212
63
0,787
80
177
0,946
10
0,053
187
167
0,954
0,045
175
25
0,625
15
0,375
40
24
0,400
36
0,600
60
239
0,979
0,020
244
158
0,975
0,025
162
13
T2 : 480C
Table 4.3 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Batch
No
t
(menit)
14
21
Sel Mati
Jumlah Sel
Total
(N0)
132
105
0,921
0,079
114
144
0,979
0,020
147
199
0,961
0,038
207
422
0,967
14
0,032
436
152
0,905
16
0,095
168
0,031
94
0,969
97
119
0,821
26
0,179
145
28
T3 : 530C
Table 4.4 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Batch
No
T
(menit)
14
21
Jumlah
207
Fraksi
0,892
201
0,844
43
Sel Mati
Jumlah
25
Jumlah
Sel Total
(N0)
Fraksi
0,107
232
37
0,155
238
0,694
19
0,306
62
39
0,780
11
0,220
50
0,149
40
0,851
47
12
0,245
37
0,755
49
14
28
104
0,662
53
0,337
157
137
0,617
85
0,382
222
: 26 lilitan
Diameter
: 0.3 cm
T antenna 1
: 5 cm
T antenna 2
: 3.8 cm
Volume coil
: 26 mL
V coil terendam,
: 25 mL
% Skala Pompa
70
75
80
85
Volume (ml)
24
26
27
28
Waktu (detik)
120
120
120
120
Sel Mati
Jumlah Sel Total (N0)
Jumlah
Fraksi
Jumlah
Fraksi
15
0,41
21
0,58
36
12
0,57
0,43
21
T1 : 400C
Table 4.7 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Kontinyu
No
% Skala
Pompa
70
75
80
0,99
0,78
0,56
0,93
0,85
0,92
2
165
37
20
13
15
0,01
0,22
0,44
0,17
0,15
0,08
Jumlah Sel
Total
(N0)
150
743
85
271
84
199
15
85
121
53
0,89
0,62
15
33
0,11
0,38
136
86
T2 : 500C
Table 4.8 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Kontinyu
No
% Skala
Pompa
70
75
80
85
Sel Mati
Jumlah Fraksi
0,31
0,83
0,90
0,72
0,94
0,96
0,93
0,91
35
11
10
8
18
16
12
17
0,69
0,17
0,10
0,28
0,06
0,04
0,07
0,09
Jumlah Sel
Total
(N0)
51
75
97
29
277
396
160
197
T3 : 600C
Table 4.9 Jumlah Sel Hidup dan Sel Mati pada Sterilisasi Kontinyu
No
% Skala
Pompa
70
75
80
85
Sel Mati
Jumlah Fraksi
0,62
0,64
0,71
0,57
0,64
0,58
0,73
0,59
134
106
91
173
77
65
136
97
0,38
0,36
0,29
0,43
0,36
0,42
0,27
0,41
Jumlah Sel
Total
(N0)
350
292
312
405
211
154
505
476
sterilisasi batch
T (oC)
43
t
(menit)
7
Ln
-0,15
Rata-rata (Ln
-0,85
16
14
21
28
7
48
14
21
28
7
53
14
21
28
-1,55
-0,05
-0,05
-0,47
-0,92
-0,02
-0,20
-0,28
-0,08
-0,02
-0,04
-0,03
-0,10
-3,48
-0,28
-0,11
-0,17
-0,37
-0,25
-1,90
-1,41
-0,41
-0,48
-0,05
-0,69
-0,11
-0,18
-0,06
-0,06
-1,88
-0,14
-0,31
-1,65
-0,44
0
0
10
15
20
25
30
-0.2
-0.4
y = -0.0165x
R = -0.659
-0.6
-0.8
y = -0.0356x
R = 0.1742
y = -0.0381x
R = 0.3962
-1
-1.2
T1=43
T2=48
T3=53 C
-1.4
-1.6
-1.8
-2
17
1/T
(0C)
Kd
(
Ln Kd
D
(
43
0.023
0,016
-4,135
143,911
48
0.021
0,038
-3,270
60,594
43
0.019
0,035
-3,352
65,788
-2.9
0.018
0.019
0.02
0.021
0.022
0.023
0.024
-3.1
-3.3
-3.5
Ln Kd
-3.7
-3.9
y = -170.9x
R = 0.6613
-4.1
-4.3
Perhitungan Ed:
Y = -170,9x
Berdasarkan persamaan :
Maka,
= 170,9
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
18
Ed = 170,9 x 0,082
Ed = 14.01 Joule
4.2.2 Sterilisasi Kontinyu
Table 4.12 Hasil perhitungan Q dan
Skala
Pompa
(%)
70
75
80
85
No
1
2
3
4
Volume
(ml)
Waktu
(detik)
Q (ml/detik)
Q=
(detik)
=
24
26
27
28
120
120
120
120
0.200
0.217
0.225
0.233
125
115.21
111.11
107.29
T (oC)
% skala pompa
(detik)
Ln
Rata-rata (Ln
)
40
50
60
70
125
75
115,21
80
111,11
85
107,29
70
125
75
115,21
80
111,11
85
107,29
70
125
75
115,21
80
111,11
85
107,29
-0,01
-0,25
-0,57
-0,08
-0,17
-0,08
-0,12
-0,48
-1,16
-0,16
-0,11
-0,32
-0,07
-0,04
-0,08
-0,09
-0,48
-0,45
-0,34
-0,56
-0,45
-0,55
-0,31
-0,30
-0,13
-0,33
-0,13
-0,30
-0,06
-0,23
-0,05
-0,08
-0,46
-0,45
-0,50
-0,30
19
0
105
110
115
120
125
130
-0.1
y = -0.0009x
R = -0.008
-0.2
T1=40 C
y = -0.0019x
R = -0.145
-0.3
T2=50 C
T3=60 C
y = -0.0033x
R = -0.217
-0.4
-0.5
-0.6
Kd
(
Ln Kd
D
(
40
0.03
0,001
-6,907
2302,58
50
0.02
0,000
60
0.02
0,003
-5,809
767,52
20
-4
0.018
0.02
0.022
0.024
0.026
0.028
0.03
0.032
-4.5
-5
-5.5
-6
y = -248.76x
R = -0.666
-6.5
-7
-7.5
-8
Grafik 4.4 Grafik hubungan antara Ln Kd terhadap 1/T pada sterilisasi kontinyu
Perhitungan Ed:
Y = -248,7x
Berdasarkan persamaan :
Maka,
= 248,7
Ed = 248,7 x 0,082
Ed = 20,39 Joule
21
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan oleh Andeska Neli Wijayanti
Praktikum kali ini berjudul kinetika kematian dan sterilisasi media secara
batch dan kontinyu yang bertujuan untuk menguasai teknik sterilisasi media dengan
menggunakan panas pada proses batch dan kontinyu, memahami pengaruh temperatur
dan pengaruh variasi laju alir pada proses sterilisasi batch dan kontinyu terhadap
kematian mikroba, menentukan nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), desimal
reduction time atau destruction value (D), dan Energi Aktivasi (Ed) pada proses
sterilisasi batch dan kontinyu.
Praktikum diawali dengan pembuatan media GYEA sebanyak 1 liter untuk 2
kelompok dengan komposisi terdiri dari 5 gram yeast ekstrak, 10 gram pepton dan 20
gram sukrosa, kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 1 liter. Media yang telah
larut dan homogen lalu disterilkan di dalam autoclave pada selama 30 menit. Setelah
itu media yang telah disterilisasi didinginkan sampai mencapai suhu ruangan untuk
selanjutnya disimpan di showcase untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada
media oleh mikroba lainnya.
Praktikum pertama yang dilakukan adalah kinetika kematian mikroba secara
kontinyu. Sehari sebelum melakukan praktikum, praktikan melakukan penanaman
fermipan seujung spatula pada media yang telah disiapkan sebelumnya, media yang
telah ditanami oleh bakteri tersebut selanjutnya di inokulasi dengan dimasukan
kedalam incubator shaker selama 1 hari dan suhu 370C. Sehari setelah penanaman
permipan, praktikan melakukan praktek dengan pertama-tama mempersiapkan
peralatan, serta mengeluarkan mikroba dari incubator shaker. Setelah peralatan dan
bahan-bahan telah siap untuk dioperasikan dilakukan kaklibrasi laju alir terlebih
dahulu pada skala pompa 70%, 75%, 80% dan 85%, yaitu dengan cara mengatur skala
pompa yang diinginkan lalu pompa peristaltik dinyalakan maka larutan akan mengalir
menuju kolom dan mengalir menuju gelas penampung, lalu diukur volume yang
tertampung selama 120 detik. Laju alir larutan pada skala pompa tersebut adalah
volume cairan yang tertampung dibagi dengan waktunya (120 detik), kaliberasi
dilakukan secara duplo untuk mendapatkan hasil yang akurat. Semakin besar skala
pompa yang dioperasikan semakin besar pula laju alir yang terukur.
22
23
semakin tinggi skal pompa yang dioperasikan presentasi jumlah sel yang mati naikturun. Seharusnya pada suhu yang sama dengan skala pompa yang semakin tinggi
presentasi jumlah sel yang mati semakin turun, karena waktu tinggal dari mikroba di
dalam coil yang terpanaskan semakin sebentar. Dari data tersebut praktikan
memplotkan nilai Ln
diperoleh nilai kd sebagai slope-nya. Nilai Kd untuk sterilisasi kontinyu pada suhu
400C, 500C dan 600C berturut-turut adalah 0,001; 0,000 dan 0,003. Nilai kd
bergantung pada suhu sterilisasinya, berdasarkan persamaan arrhenius yaitu
semakin besar suhu, maka seharusnya nilai kd-nya akan semakin besar
pula karena kd adalah konstanta laju kematian mikroba dimana semakin tinggi
suhunya maka laju kematian mikrobanya-pun akan semakin cepat. Namun pada
percobaan yang dilakukan nilai kd-nya fluktuatif, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adanya kontaminasi pada sampel yang diamati, kesalahan
saat penghitungan jumlah sel hidup dan matinya, kurang sterilnya media yang
digunakan sehingga adanya kontaminan mikroba lain pada media, kurang aseptisnya
proses percobaan yang dilakukan, serta kurang tepat saat mengambil bidang pandang
bagian mikroba yang diamti di mikroskop.Selanjutnya untuk menghitung jumlah
energi yang terlibat, nilai ln Kd yang diperoleh dialurkan terhadap 1/T, maka akan
didapatkan garis dengan slope yang merupakan nilai Ed/R. Dari percobaan, energi
yang terlibat dalam proses sterilisasi ini adalah sebesar 20,39 Joule. Selain diperoleh
nilai Kd dan Ed diperoleh juga nilai D atau decimal reduction time untuk sterilisasi
secara kontinyu yang dapat diperoleh dengan cara memasukkan nilai Kd ke dalam
persamaan D=
dibutuhkan (dalam menit) pada suhu tertentu untuk mengurangi jumlah sel vegetative
atau spora sehingga mikroba yang bertahan berkurang menjadi 1/10 dari jumlah
awalnya. Adapun nilai D yang diperoleh dari percobaan untuk temperatur 40, 50, dan
600C berturut-turut adalah 2302,58; - ;767,52. Dari praktikum nilai D yang diperoleh
nilainya fluktuatif dengan suhunya yang semakin meningkat bahkan pada suhu 500C
nilai D nya tidak dapat dihitung.
Setelah praktikum kinetika kematian mikroba secara kontinyu selesai,
praktikan membuat media GYEA sebanyak 1 liter untuk 2 kelompok dengan
komposisi terdiri dari 5 gram yeast ekstrak, 10 gram pepton dan 20 gram sukrosa,
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
24
25
matinya. Nilai Ed atau energi yang terlibat dalam proses sterilisasi ini bisa diperoleh
dari persamaan
14,01 J. Dari percobaan ini selain diperoleh nilai Kd dan Ed diperoleh juga nilai D
atau decimal reduction time yang dapat diperoleh dengan cara memasukkan nilai Kd
ke dalam persamaan D=
yang dibutuhkan (dalam menit) pada suhu tertentu untuk mengurangi jumlah sel
vegetative atau spora sehingga mikroba yang bertahan berkurang menjadi 1/10 dari
jumlah awalnya. Adapun nilai D yang diperoleh dari percobaan untuk temperatur 43,
48, dan 530C berturut-turut adalah 143,911;60,594 dan 65,788. Dari praktikum nilai
D yang diperoleh nilainya fluktuatif dengan suhunya yang semakin meningkat.
4.3.2 Pembahasan oleh Dila Adila
Praktikum ini bertujuan untuk menguasai teknik sterilisasi media dengan
menggunakan panas pada proses batch dan kontinyu, memahami pengaruh
temperature, waktu tinggal dan laju alir terhadap kematian mikroba dan menentukan
nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), Decimal reduction time atau destruction
value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) pada proses sterilisasi.
Langkah pertama yang dilakukan praktikan saat pekan pembicaraan yaitu
mempersiapkan media sebagai inokulum untuk pertumbuhan mikroba fermipan (ragi).
Media yang digunakan sebanyak 1 liter untuk 2 kelompok yang melakukan
praktikum. Media tersebut terdiri dari 5 gram yeast ekstrak, 10 gram pepton dan 20
gram sukrosa, kemudian tambahkan aquadest hingga volumenya 1 liter. Kemudian
media di sterilisasi menggunakan autoclave selama 1 jam, setelah disterilisasi media
didinginkan pada suhu ruangan hingga suhu media sama dengan suhu ruangan
kemudian media tersebut disimpan di showcase.
Pada minggu kedua dan sehari sebelum melakukan praktikum, inokulum
dikeluarkan dari showcase dan didiamkan hingga suhunya sama dengan suhu
ruangan. Kemudian praktikan memasukan fermipan seujung spatula ke dalam
inokulum yang suhunya sudah sama dengan suhu ruangan, semuanya dilakukan
dengan kondisi aseptis. Lalu inokulum diinkubasi pada incubator shaker selama 24
jam dengan suhu 370C. Keesokan harinya praktikan melakukan praktikum kinetika
kematian mikroba dengan sterilisasi kontinyu terlebih dahulu. Praktikan menyiapkan
reactor dan melakukan kalibrasi dengan skala pompa yang berbeda. Nilai skala pompa
yang digunakan untuk kalibrasi adalah 70%, 75%, 80% dan 85%. Kalibrasi bertujuan
untuk mengetahui berapa laju alir media pada skala pompa yang ditentukan. Cara
melakukan kalibrasi adalah sebagai berikut:
-
26
Jika telah selesai kalibrasi, tampung cairan untuk satu siklus dan volumenya
diamati. Setelah itu dilakukan penentuan volume pipa coil dengan cara memasukkan
air ke pipa coil sampai penuh, kemudian tuangkan ke dalam gelas ukur dan amati
volumenya. Untuk mengetahui volume pipa coil yang terendam, maka harus
mengetahui volume pipa coil yang tidak terendam dulu dengan cara mengukur
diameter dan tinggi pipa coil yang tidak terendam dengan menggunakan penggaris.
Volume pipa coil yang terendam = volume pipa coil keseluruhan - volume pipa coil
yang tidak terendam.
Langkah selanjutnya adalah proses sterilisasi kontinyu yang dilakukan dengan
variasi laju alir dan variasi suhu. Kemudian pengambilan sampel secara duplo, sampel
pertama akan diamati dibawah mikroskop sedangkan sampel berkutnya disimpan
pada baskom yang berisi es, metode penyimpanan tersebut bertujuan untuk thermal
shock atau mempercepat proses pendinginan. Sampel yang akan diamati ditetesi
methilen blue dengan tujuan penambahan tersebut dapat mempermudah penghitungan
sel mati dan sel hidup.
T3:600C
No
% Skala
Pompa
Sel Mati
Jumlah
Fraksi
Jumlah Sel
Total
(N0)
1
70
216
0,62
134
0,38
350
186
0,64
106
0,36
292
2
75
221
0,71
91
0,29
312
232
0,57
173
0,43
405
3
80
134
0,64
77
0,36
211
89
0,58
65
0,42
154
4
85
369
0,73
136
0,27
505
279
0,59
97
0,41
476
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi skala pompa
akan menimbulkan waktu tinggal yang sedikit sehinga setelah sterilisasi masih banyak
mikroba yang hidup.
Berikut hasil dari pengolahan data Kinetika Kematian Mikroba dan Sterilisasi
kontinyu :
T (temperature)
1/T
(0C)
Kd
(
Ln Kd
)
D
(
27
40
0.03
0,001
-6,907
2302,58
50
0.02
0,000
60
0.02
0,003
-5,809
767,52
t
(menit)
7
14
21
28
Sel Mati
Jumlah Fraksi
27
0,141
17
0,212
63
0,787
80
177
0,946
10
0,053
187
167
0,954
0,045
175
25
0,625
15
0,375
40
24
0,400
36
0,600
60
239
0,979
0,020
244
28
158
0,975
0,025
162
Dari percobaan ini di dapat pengolahan data berdasarkan semua variasi suhu
sebagai berikut:
T (temperature)
1/T
(0C)
Kd
(
Ln Kd
D
(
43
0.023
0,016
-4,135
143,911
48
0.021
0,038
-3,270
60,594
29
Pada minggu ke-dua dan sehari sebelum praktikum, inokulum dikeluarkan dari
showcase dan didiamkan hingga suhu inokulum sama dengan suhu kamar. Setelah itu
dilakukan penanaman fermipan seujung spatula ke dalam inokulum dalam kondisi
aseptis. Selanjutnya, inokulum di inkubasikan dalam shaker incubator selama 24 jam
pada suhu 37C. Pada hari praktikum inokulum dikeluarkan dari shaker incubator.
Alat yang akan digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pertama alat dirangkai,
kemudian kalibrasi skala pompa peristaltik terhadap nilai laju alir media, atur skala
pompa pada 70%, nyalakan pompa dan tampung cairan yang di pompa lalu amati
volum cairan yang tertampung selama 120 s, dan ulangi langkah ini untuk skala
pompa 75%, 80% dan 85%. Setelah itu, tampung cairan untuk satu siklus dan
dilakukan penentuan volume pipa coil dengan memasukkan air ke pipa coil sampai
penuh, lalu tumpahkan air yang ada di dalam pipa coil. Ukur pipa coil yang tidak
terendam air dengan menggunakan penggaris untuk mengukur diameter dan tinggi
pipa. Kemudian panaskan water bath pada temperatur T1 = 40C, lalu ditampung
media pada aliran keluaran dalam tabung reaksi steril setelah melewati waktu tinggal.
Setelah itu, didinginkan di dalam baskom yang berisi air es untuk thermal shock atau
mempercepat proses pendinginan. Amati jumlah sel hidup dan sel mati dengan
menggunakan mikroskup. Langkah tersebut diulangi untuk proses sterilisasi pada
temperatur T2 = 50C dan T3 = 60C.
Kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu untuk memperoleh waktu tinggal
(), dilakukan perhitungan dari data kalibrasi tersebut dan dibuat grafik
terhadap
waktu tinggal () sehingga diperoleh nilai kd sebagai slope dari persamaan regresi
linear. Nilai kd untuk variasi suhu pada sterilisasi kontinyu adalah sebagai berikut:
T (oC)
Kd (
Ln Kd
1/T
D
(
0.001
-6,907
0.03
2302.58
40
0
0.02
50
0.003
-5.809
0.02
767.52
60
Setelah diperoleh nilai kd, dibuat grafik ln kd terhadap 1/T dan diperoleh slope
dari persamaan regresi linear, sehingga berdasarkan hasil perhitungan dari grafik
diperoleh nilai Ed, yakni 20,39 Joule. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa nilai Decimal Reduction Time (D), semakin tinggi suhu semakin kecil nilai
Decimal Reduction Time nya.
Pada minggu ke-tiga dan sehari sebelum praktikum, inokulum dikeluarkan
dari showcase dan didiamkan hingga suhu inokulum sama dengan suhu kamar.
Setelah itu dilakukan penanaman fermipan seujung spatula ke dalam inokulum dalam
kondisi aseptis. Selanjutnya, inokulum di inkubasikan dalam shaker incubator selama
24 jam pada suhu 37C. Pada hari praktikum inokulum dikeluarkan dari shaker
incubator. Praktikum yang dilakukan adalah strilisasi batch, jadi yang dilakukan
pertama kali adalah inokulum dipipet ke dalam 13 tabung reaksi masing-masing
sebanyak 10 mL. Sisa inokulum yang tidak dipipet akan digunakan untuk praktikum
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
30
Kd (
Ln Kd
1/T
D
(
43
0.016
-4.135
0.023
143,911
48
0.038
-3.270
0.021
60,594
53
0.035
-3.352
0.019
65,788
Setelah diperoleh nilai kd, dapat dihitung dengan nilai Ed dengan membuat
grafik ln kd terhadap 1/T (lihat pada grafik 4.10) sehingga berdasarkan hasil
perhitungan dari grafik 1diperoleh nilai Ed, yakni 14.01 Joule energi yang dilepaskan
karena kematian mikroba.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai kd bergantung pada suhu
sterilisasinya. Jika suhu dinaikan maka harga Kd akan meningkat dan begitu
sebaliknya. Untuk menghitung jumlah energi yang terlibat, nilai ln Kd yang diperoleh
Kelompok 4 | Laporan Kinetika Kematian Mikroba
31
dialurkan terhadap maka akan didapatkan garis dengan slope yang merupakan nilai
. Semakin besar energi aktivasi maka laju reaksinya semakin lambat karena energi
minimum untuk terjadi reaksi semakin besar. Semakin kecil harga ln K maka harga
rata-rata semakin besar. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi temperatur maka
energi aktivasinya akan semakin kecil dan semakin sedikit waktu yang diperlukan
sehingga akan memperbesar harga laju reaksi dan hal ini sesuai dengan teori dimana
energi aktivasi berbanding terbalik dengan laju reaksi. Dan dari hasil tersebut maka
dapat ditentukan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat sterilisasi
mikroba akhir 1/10 dari mikroba awal adalah 143,911 menit untuk suhu sterilisasi
43C, 60,594 menit untuk sterilisasi dengan suhu 50C dan 65,788 menit untuk suhu
53C. Nilai Kd pada suhu 43C lebih kecil karena mikroba termofilik belum mencapai
suhu optimum untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan hasil percobaan, data yang diperoleh kurang akurat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya pengotor yang ditemui pada
mikroskop, penanganan yang kurang aseptis sehingga menyebabkan sampel
terkontaminasi, factor-faktor yang mempengaruhi daya tahan mikroba terhadap panas
yaitu berapa lama spesies berada didalam suhu tersebut dan seberapa tinggi suhu yang
diberikan serta faktor ketelitian saat menghitung jumlah sel.
32
Temperatur (oC)
1
2
3
40
50
60
Konstanta Laju
Kematian (kd)
0.001
0
0.003
Ed
2302,58
767.52
20,39 Joule
33
Dari hasil pengamatan dapat dilihat data jumlah sel hidup sebelum pemanasan
dan sesudah pemanasan. Secara teori jumlah sel mati lebih banyak daripada jumlah
sel hidup karena pemanasannya yang hanya selewat. Namun ternyata dari hasil
praktikum tidak sejalan dengan teori. Hal ini dapat terjadi karena kurang teliti saat
menhitung bakteri dan karena masih terdapat alkohol dalam kaca preparat.
Pada minggu ketiga (sehari sebelum praktikum), media inokulum dikeluarkan
dari lemari pendingin dan dibiarkan hingga temperature media sama dengan suhu
ruangan. Lalu dilakukan penanaman ragi dengan cara memasukkan fermipan ke
dalam media tersebut sebanyak ujung spatula dalam keadaan aseptis. Inokulum
tersebut lalu dimasukkan ke dalam incubator shaker pada kondisi suhu 37 C selama
24 jam agar ragi yang terdapat dalam media tersebut menyebar secara menyeluruh
dan menjadi homogen. Pada hari praktikum, media tersebut dikeluarkan dari
incubator shaker dan di pipet kedalam 13 tabung reaksi. Sampel pada tabung pertama
sebelum proses pemanasan diteteskan ke dalam kaca preparat dan ditambahkan
methylen blue sebagai zat warna untuk memperjelas keadaan bakteri. Selanjutnya
diamati di bawah mikroskop secara duplo untuk mengetahui jumlah sel hidup dan sel
mati seperti pengamatan pada saatn percobaan seterilisasi secara kontinyu.
Selanjutnya dilakukan pemanasan 12 tabung dengan tiga variasi suhu yang berbeda
yaitu T1= 43 C dan T2= 48 C dan T3= 53 C. Kemudian setiap 4 tabung dipanaskan
dengan variasi waktu pemanasan yang berbeda yaitu t1= 7 menit, t2= 14 menit, t3=
21 menit, dan t4= 28 menit. Setelah itu, tabung tersebut dimasukkan ke dalam beker
glass yang berisi es sebagai shock thermal agar waktu pendinginan tidak terlalu lama.
Lalu sampel dari setiap tabung diteteskan ke dalam kaca preparat dan ditambahkan
methylen blue sebagai zat warna untuk memperjelas keadaan bakteri. Langkah
praktikum diatas diulangi untuk suhu pemanasan T2.
Selanjutnya melakukan pengolahan data sehingga didapat Nilai konstanta laju
kematian mikroba (Kd), desimal reduction time atau destruction value (D), dan
konstanta Arhenius (Ed) pada proses continuous adalah sebagai berikut.
Hasil perhitungan proses sterilisasi dengan metoda batch:
No
Temperatur (0C)
43
Konstanta Laju
Kematian (kd)
0.0497
D
5.30
48
0.0573
5.16
53
0.0547
5.21
Ed
14,01 Joule
Dari hasil pengamatan dapat dilihat data jumlah sel hidup sebelum pemanasan
dan sesudah pemanasan. Secara teori jumlah sel mati lebih sedikit daripada jumlah sel
hidup karena pemanasannya yang lama. Namun ternyata dari hasil praktikum tidak
sejalan dengan teori. Hal ini dapat terjadi karena kurang teliti saat menhitung bakteri.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut :
Semakin besar skala pompa (F) maka waktu tinggal akan semakin singkat
terbukti pada percobaan dengan metoda continuous.
Semakin tinggi suhunya, maka nilai desimal reduction time-nya semakin kecil.
Data yang diperoleh kurang akurat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adanya pengotor yang ditemui pada mikroskop, penanganan yang
kurang aseptis, serta faktor ketelitian saat menghitung jumlah sel.
Nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), desimal reduction time atau
destruction value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) pada proses sterilisasi batch
dan continuous adalah sebagai berikut.
Hasil perhitungan proses sterilisasi dengan metoda continous:
No
Temperatur (oC)
1
2
3
40
50
60
Konstanta Laju
Kematian (kd)
0.001
0
0.003
Ed
2302,58
767.52
20,39
Joule
Temperatur (0C)
1
2
3
43
48
53
Konstanta Laju
Kematian (kd)
0.0497
0.0573
0.0547
Ed
5.30
5.16
5.21
14,01 Joule
35
5.2 Saran
1. Pada proses penanaman mikroorganisme yaitu fermipan (ragi) sebaiknya tidak
terlalu banyak, agar pada pembiakkan, tidak terjadi perebutan nutrientdan
memudahkan dalam proses pengamatan mikroba.
2. Pada praktikum kinetika kematian mikroba dan teknik sterilisasi media secara
continuous, saat proses penyampuran media dengan kelompok yang satunya lagi
lebih baik dilakukan di awal. Agar media dapat tercampur dengan sempurna.
3. Lebih memerhatikan suhu sampel di dalam tabung reaksi saat akan dilakukan
proses pengamatan sampel yang telah dipanaskan, jika suhunya terlalu dingin
maka kondisi mikrobanya masih dalam keadaan nonaktif.
4. Lebih teliti pada proses pengamatan dan dilakukan secara duplo agar
mendapatkan hasil yang akurat
DAFTAR PUSTAKA
Ir.Unung Leoanggraini, M.T, Ir. Rintis Manfaati, M.T. BUKU I BAHAN AJAR PRAKTIKUM
BIOPROSES. Politeknik Negeri Bandung, 2011.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_II_metode.pdf
(diakses pada tanggal: 26 Desember 2014, 20:30)
36
LAMPIRAN PERHITUNGAN
STERILISASI BACTH
Perhitungan ln
T3 = 43 oC
t1 = 7menit
--- > Ln
= ln
= -0,151
t2 = 14menit
--- > Ln
= ln
= -0,054
t3 = 21menit
--- > Ln
= ln
= -0,470
t4 = 28menit
--- > Ln
= ln
= 3,876
t1 = 7menit
--- > Ln
= ln
= -0,277
t2 = 14menit
--- > Ln
= ln
= -0,020
t3 = 21menit
--- > Ln
= ln
= -0,032
= ln
= -3,476
T 3 = 48 oC
T3 = 53 oC
t1 = 7menit
--- > Ln
= ln
= -0,114
t2 = 14menit
--- > Ln
= ln
= 0,816
t3 = 21menit
--- > Ln
= ln
= -1,904
t4 = 28menit
--- > Ln
= ln
= -0,411
Keterangan :
Nt = rata-rata hidup
No= rata-rata hidup + rata-rata mati
STERILISASI KONTINYU
Perhitungan Q (saat kalibrasi)
70 %
V = 24 mL
t = 120 detik
Q=
=
= 0,200mL/detik
37
75 %
V = 26 mL
t = 120 detik
Q=
=
80 %
= 0,217 mL/detik
V = 27 mL
t = 120 detik
Q=
=
85 %
= 0,225 mL/detik
V = 28 mL
t = 120 detik
Q=
=
= 0,233 mL/detik
1 =
= 125 detik
2 =
= 115,21 detik
3 =
= 111,11 detik
4 =
= 107,29 detik
Perhitungan ln
T1 = 40 oC
Skala 70%
--- > Ln
= ln
= ln 0,814 = -0,206
Skala 75%
--- > Ln
= ln
= ln 0,842 = -0,172
Skala 80%
--- > Ln
= ln
= ln 0,900 = -0,105
38
Skala 85%
--- > Ln
= ln
= ln 0,784 = -0,243
Skala 70%
--- > Ln
= ln
= ln 0,635 = -0,454
Skala 75%
--- > Ln
= ln
= ln 0,857 = -0,153
Skala 80%
--- > Ln
= ln
= ln 0,949 = -0,052
Skala 85%
--- > Ln
= ln
= ln 0,921 = -0,082
Skala 70%
--- > Ln
= ln
= ln 0,626 = -0,468
Skala 75%
--- > Ln
= ln
= ln 0,631 = -0,460
Skala 80%
--- > Ln
= ln
= ln 0,609 = -0,496
Skala 85%
--- > Ln
= ln
= ln 0,661 = -0,414
T2 = 50 oC
T3 = 60 oC
Keterangan :
Nt = rata-rata hidup
No= rata-rata hidup + rata-rata mati
39
LAMPIRAN GAMBAR
40
41
TIME
0
GAMBAR
42
43
43
44
45
46
48
47
48
49
50
53
51
52
53
54
LAJU
ALIR
Q3
T1
Q4
GAMBAR
55
T2
Q1
56
T2
Q2
57
T2
Q3
58
T2
Q4
T3
Q1
59
T3
Q2
60
T3
Q3
61
T3
Q4
62