A. SQ (SPIRITUAL QUOTIENT)
Sebagaimana halnya kemampuan teknik, kejujuran adalah nilai lebih yang
sangat dihargai di dunia industri. Seorang pekerja yang tidak dapat dipercaya
adalah seorang yang tidak dipakai dipabrik manapun. Untuk meningkatkan nilai
kejujuran dalam diri seorang insinyur, ia harus dilandasi dengan pengetahuan
keagamaan. Keagamaan berkaitan dengan kecerdasan spiritual, yaitu kecerdasan
untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas.
Kecerdasan spiritual (SQ) erat kaitannya dengan keadaan jiwa, batin dan
rohani seseorang. Ada yang beranggapan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan tertinggi dari kecerdasan lain seperti kecerdasan intelektual (IQ) dan
kecerdasan emsoional (EQ). Hal ini dikarenakan ketika orang sudah memiliki
kecerdasan spiritual (SQ), orang itu mampu memaknai kehidupan sehingga dapat
hidup dengan penuh kebijaksanaan.
Pengertian kecerdasan spiritual (SQ) sendiri adalah kemampuan jiwa yang
dimiliki seseorang untuk membangun dirinya secara utuh melalui berbagai
kegiatan positif sehingga mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan
melihat makna yang terkandung didalamnya. Orang yang memiliki kecerdasan
spiritual (SQ) akan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
dengan melihat permasalahan itu dari sisi positifnya sehingga permasalahan dapat
diselesaikan dengan baik dan cenderung melihat suatu masalah dari maknanya.
Orang melakukan berbagai macam cara agar bisa memenuhi kebutuhan
spiritualnya. Banyak orang yang melakukan kegiatan sosial seperti menyantuni
anak yatim demi memuaskan rohani atau spriritualnya. Namun tak jarang juga
orang melakukan meditasi, yoga maupun dengan melakukan introspeksi diri
sendiri Agar menemukan jati diri dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik
sehingga dapat menemukan makna hidup sebenarnya.
Kecerdasan spiritual (SQ) nampak pada aktivitas sehari-hari, seperti
bagaimana cara bertindak, memaknai hidup dan menjadi orang yang lebih
bijaksana dalam segala hal. Memiliki kecerdasan spiritual (SQ) berarti memiliki
128
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
129
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
Menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001), ciri-ciri orang yang ber-
SQ tinggi adalah :
1. Memiliki Prinsip dan Visi yang Kuat
Apa itu prinsip ? Prinsip adalah suatu kebenaran yang hakiki dan
fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat. Prinsip merupakan
pedoman berperilaku, yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar. Ada
3 prinsip utama bagi orang yang tinggi spiritualnya, yakni :
a. Prinsip kebenaran
Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini adalah kebenaran. Sesuatu yang
tidak benar tunggulah saatnya nanti pasti akan sirna. Contoh : Hukum
alamiah, jika kita menyemai benih pada tempat yang salah, waktunya tidak
tepat, pengairannya keliru, pemupukannya salah, maka apa yang terjadi ?
Benih membusuk dan sirna. Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita
kehilangan jati diri, hati nurani yang tidak jernih.
b. Prinsip Keadilan
Bagaimana keadilan itu ? Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai dengan
hak yang seharusnya diterima, tidak mengabaikan, tidak mengurang-
ngurangi.
c. Prinsp Kebaikan
Kebaikan adalah memberikan sesuatu lebih dari hak yang seharusnya. Contoh
: ketika kita naik becak membayar Rp. 5.000,00 sesuai kesepakatan. Tetapi
kita lebihkan membayar Rp. 6.000,00, inilah yang disebut kebaikan.
Setelah prinsip, kita harus mempunyai visi. Visi adalah cara pandang
bagaimana memandang sesuatu dengan visi yang benar. Dengan visi kita bisa
melihat bagaimana sesuatu dengan apa adanya, jernih dari sumber cahaya
kebenaran. Contoh : Belajar itu tidak sekedar mencari angka raport, ijazah atau
bisa mencari kerja yang bergaji pantas.
130
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
131
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman
adalah seorang yang percaya adanya malaikat, yang mencatat segala perbuatan
yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM sebagai
pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar
dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang
melanggar hukum dan mana yang sesuai dengan hukum.
SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten
(istiqomah) dan tugas yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh
karena itu semua sikap, ucapan dan tindakannya selalu mengacu pada nilai-nilai
moral dan etika agama, selalu memohon taufiq dan hidayah Allah SWT dalam
melaksanakan amanah yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin tipe ini dalam
menjalankan tugasnya selalu berpijak kepada amar amruf nahi munkar (mengajak
pada kebaikan dan mencegah kejahatan). Sebagaimana suatu ungkapan seorang
pakar, NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO MORAL WITHOUT LAW.
Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang
beragama dalam arti beriman dan bertaqwa, bermoral dalam arti dia taat pada
hukum. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari SDM yang beragama itu belum
tentu beriman dan bertaqwa, sehingga dia sesungguhnya tidak bermoral dan
melanggar hukum. Sebagai contoh misalnya, SDM yang bersangkutan
menjalankan sholat 5 waktu tetapi masih berbuat korupsi juga; atau ia berpuasa
tetapi masih melakukan KKN juga dan lain sebagainya. Seyogyanya orang yang
mendirikan sholat itu dan menjalankan puasa itu tidak akan melakukan haib yang
melanggar hukum. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya :
Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar
(QS. Al An Kabut, 29 : 45).
Sesungguhnya puasa itu tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi
puasa itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar (H.R. Al Hakim).
132
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka pikirannya
terhadap imajinasinya, gagasannya sendiri maupun orang lain. Sekalipun beberapa
pengamat yang memiliki rasa humor merasa bahwa kebutuhan manusia untuk
menciptakan berasal dari keinginan untuk hidup di luar kemampuan mereka,
namun penelitian mengungkapkan bahwa manusia berkreasi adalah karena adanya
kebutuhan dasar, seperti : keamanan, cinta dan penghargaan.. Mereka juga
termotivasi untuk berkreasi oleh lingkungannya dan manfaat dari berkreasi seperti
hidup yang lebih menyenangkan, kepercayaan diri yang lebih besar, kegembiraan
hidup dan kemungkinan untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
133
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
134
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
135
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang
tahan menghadapi kesulitan akan menghadapi, bukan menghindari, tidak
menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa.
Harry (Hidayati, 2003) telah menemukan bahwa selain bahwa selain IQ
(intelligence quotient) dan EQ (emotial quotient), memang ada unsur lain yang
yang memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan hidup atau karir seseorang
yaitu AQ (adversity quotient). Adversity quotient yang dimaksudkan di sini adalah
ketangguhan , ketenangan dalam menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari
alternatif solusi masalah. Penelitian yang saat ini berkembang dengan adanya
fakta lain yakni semakin tinggi karir individu, maka semakin banyak masalah
yang dihadapi, dan hal inilah yang mendorong para HRD (Human Resource
Development) Supervisor mencari pegawai dengan nilai plus AQ (Adversity
Quantity) artinya orang yang tangguh, tenang menghadapi berbagai masalah dan
dapat mencari alternatif solusi masalah tersebut.
Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya
tahan seseorang ketika menghadapi masalah. Stein & Book (2004) menjelaskan
bahwa ketahanan adalah kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak
menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan
secara aktif dan pasif mengatasi kesulitan. Ketahanan ini berkaitan dengan
kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan
dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi.
136
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
dihadapi, dan hal inilah yang mendorong para HRD (Human Resource
Development) Supervisor mencari pegawai dengan nilai plus AQ (Adversity
Quantity) artinya orang yang tangguh, tenang menghadapi berbagai masalah dan
dapat mencari alternatif solusi masalah tersebut.
Hakikat Kecerdasan Adversity
Agar dapat bersaing dengan orang-orang, kita harus memiliki sebuah
keterampilan lain yang membuat kita berbeda dari orang lain dan mungkin hal ini
juga yang dapat menjadi ciri khas dari diri kita. Kemahiran kita dalam kesiapan
menghadapi tantangan atau adversity quation adalah salah satu hal yang
mendukung kita menjadi sukses. AQ berakar pada bagaimana kita merasakan dan
menghubungkan suatu hal dengan tantangannya. Jika seseorang yang memiliki
AQ lebih tinggi maka dia cenderung tidak akan menyalahkan orang lain karena
dia merasa bahwa kegagalan yang dia lakukan adalah bagian dari kesuksesan yang
tertunda dan dia juga merasa bahwa dia siap untuk menghadapi tantangan yang
akan ditemukan serta siap untuk menyelesaikan masalah yang akan dia hadapi.
Tipe Manusia
Akan ada 3 tipe orang yang dapat kita temui dalam berbagai kondisi, yaitu:
1. Quitters
Yaitu dianalogikan sebagai orang yang sekedarnya hanya bekerja dan
hidup. Mereka tidak tahan pada serba-serbi yang berisi tantangan. Mudah putus
asa dan menarik diri di tengah jalan. Tipe quitter memiliki cirri-ciri:
o Memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan
berhenti
o Menghentikan pendakian
137
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
2. Camper
Yaitu golongan orang yang bersifat banyak perhitungan. Walaupun
memiliki keberanian menghadapi tantangan namun selalu memertimbangkan
resiko yang akan dihadapi. golongan ini tidak ngotot untuk menyelesaikan
pekerjaan karena berpendapat sesuatu yang secara terukur akan mengalami
resiko. Tipe ini memiliki ciri-ciri:
o Sudah melakukan sedikit lalu berhenti ditengah jalan
3. Climber
Yaitu golongan yang ulet dengan segala resiko yang mungkin akan muncul
sehingga harus dia hadapi serta mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. tipe orang yang memiliki ciri-ciri:
o Orang yang memiliki pikiran terus tentang peluang
138
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
Otak merupakan pusat sistem saraf yang ada dalam tubuh manusia. Otak
juga mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi
tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan
mengatur pikiran kita. setelah otak bekerja, maka yang dipikirkan dilanjutkan
kedalam sikap yang berarti pernyataan terhadap objek, orang atau peristiwa.
komponen sifat adalah kesadaran, perasaan dan perilaku. Sikap yang ditimbulkan
mempengaruhi tingkah laku seseorang yang selanjutnya menghasilkan sesuatu.
Ketika kita berpikiran positif maka hasil yang didapat juga hasil yang positif,
namun jika kita berpikiran tentang hal yang negatif maka kita juga akan
mendapatkan hasil yang negatif. oleh karena itu, berpikirlah positif agar
mendapatkan hasil yang positif juga yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.
Peranan Adversity Quotient dalam Kehidupan
Adversity quotient atau yang lebih dikenal dengan bagaimana kesiapan
kita dalam menghadapi tantangan ternyata cukup berpengaruh dalam kehidupan.
Ya bagaimana tidak, jika seseorang yang memiliki IQ tinggi namun tidak dapat
mengimbangi dengan EQ atau kecerdasan lainnya, yang salah satunya adalah
139
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
tentang kesiapan menghadapi tantangan, maka orang tersebut belum tentulah akan
menjadi sukses. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi AQ, yaitu:
Daya saing
Jason Sattefield dan Martin Seligman (dalam Stoltz, 2005. h. 93),
menemukan individu yang merespon kesulitan secara lebih optimis dapat
diramalkan akan bersifat lebih agresif dan mengambil lebih banyak resiko,
sedangkan reaksi yang lebih pesimis terhadap kesulitan menimbulkan lebih
banyak sikap pasif dan hati-hati. Oleh karena itu, kesiapan dalam menghadapi
tantangan sangatlah dibutuhkan agar dapat mencapai kesuksesan.
Kreativitas
Joel Barker (dalam Stoltz, 2005. h. 94), kreativitas muncul dalam
keputusasaan, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan
yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti. Joel Barker menemukan
orang-orang yang tidak mampu menghadapi kesulitan menjadi tidak mampu
bertindak kreatif. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk
mengatasi kesulitan yang oleh hal-hal yang tidak pasti.
Motivasi
Dari penelitian Stoltz (2005) ditemukan orang-orang yang AQ-nya tinggi
dianggap sebagi orang-orang yang paling memiliki motivasi.
Mengambil Resiko
Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2005) menemukan bahwa individu
yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil banyak
resiko. Resiko merupakan aspek esensial pendakian.
Perbaikan
Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa bertahan
hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu juga karena individu
140
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
yang memiliki AQ yang lebih tinggi menjadi lebih baik. Sedangkan individu
yang AQ-nya lebih rendah menjadi lebih buruk.
Ketekunan
Ketekunan merupakan inti untuk maju (pendakian) dan AQ individu.
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus walaupun dihadapkan
padakemunduran-kemunduran atau kegagalan.
Belajar
Carol Dweck (dalam Stoltz, 2005), membuktikan bahwa anak-anak
dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan banyak
belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki
pola-pola yang lebih optimis.
KESIMPULAN :
Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang beragama
dalam arti beriman dan bertakwa, bermoral dalam arti taat pada hukum yang
berlaku.
SDM sebagai pelaksana suatu profesi dengan tingkat kecerdasan kreativitas (CQ)
yang tinggi, adalah mereka yang kreatif, mampu mencari dan menciptakan
terobosan-terobosan dalam membatasi berbagai kendala atau permasalahan yang
muncul dalam lembaga profesi yang mereka geluti.
141
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
o Menghentikan pendakian
142
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
Climber
Yaitu golongan yang ulet dengan segala resiko yang mungkin akan muncul
sehingga harus dia hadapi serta mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik. tipe orang yang memiliki ciri-ciri:
o Orang yang memiliki pikiran terus tentang peluang
2. Putri Agustia
Pertanyaan : Bagaimana cara menumbuhkan sikap SQ, CQ, dan AQ?
143
MODUL 10
SPIRITUAL QUOTIONT (SQ), CREATIVIY
QUOTIONT (CQ), DAN ADVERSITY QUOTIONT
(AQ)
2. Mengubah lingkungan
3. Mengubah tindakan
4. Motivasi
Pandangan terhadap orang tersebut, yakni orang tersebut telah memiliki nilai
AQ yang tinggi sehingga didalam dunia kerja, dia dapat siap dalam
menghadapi segala tantangan.
144