Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan sementara ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan sementara ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan sementara ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan sementara “Pengawetan Pangan Hewani dengan
Cara Pemanasan / Suhu Tinggi” ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................1
BAB II ................................................................................................................2
METODOLOGI ................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengolahan/pengawetan dengan suhu tinggi sering diistilahkan dengan proses
termal, yaitu proses pengawetan pangan yang menggunakan panas untuk
menonaktifkan bakteri. Memasak, menggoreng, memanggang, Menyangrai, merebus
dan lain-lain adalah cara-cara pengolahan yang menggunakan panas. Pemberian suhu
tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada kenyataan bahwa
pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan
menginaktifkan enzim atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan kebusukan
produk pangan dan berbahaya bagi kesehatan.
Pada pengolahan/pengawetan pada suhu tinggi, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan, yaitu :
2
1. Mikroba penyebab kebusukan dan yang dapat membahayakan kesehatan
manusia harus dimatikan.
1. Jumlah panas harus cukup untuk mematikan miroba pembusuk dan mikroba
patogen yang paling resisten.
2. Jumlah panas tidak menyebabkan kerusakan citarasa.
3. Menghasilkan produk yang aman dikonsumsi.
Ada tiga jenis proses termal yang penting dalam pengolahan dan pengawetan
bahan makanan, yaitu blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi komersial.
a. Blanching
Blanching adalah proses pemanasan bahan makanan dengan uap atau air
panas secara langsung pada suhu kurang dari 100oC selama kurang dari 10
menit. meskipun bukan untuk tujuan pengawetan, proses termal ini
merupakan suatu tahap proses yang sering dilakukan pada bahan makanan
sebelum bahan makanan tersebut dikalengkan, dikeringkan, atau dibekukan.
3
menginaktifkan enzim dan menaikkan suhu awal sebelum disterilisasi
(Estiasih,et,al.2009).
b. Pasteurisasi
c. Sterilisasi Komersial
4
termal dengan suhu uap yang tetap dalam kisaran 250 –265oF menghasilkan
retensi yang optimum bagi zat gizi.
BAB III
METODOLOGI
5
3.2 ALAT DAN BAHAN
Bahan :
Bebek ½ kg
Bawang merah 25 gr
Bawang putih 2,5 gr
Kemiri 25 gr
Garam 10 gr
Asam jawa 2,5 gr
Laos 2,5 gr
Kunyit 2,5 gr
Serai
Daun kemangi
Daun salam
Alumunium Foil
Alat :
Panci presto
Cobek
Talenan
Baskom
Timbangan
Ayam
Kampung
Dibersihkan bebek dan dicuci dengan larutan
garam 3%
DAFTAR PUSTAKA
Pudjirahaju, A., dkk. 2011. Modul Praktikum Ilmu Teknologi Pangan. Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Malang