Anda di halaman 1dari 4

PENGALAMAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

MAPEL PPKn KELAS 8


DITINGKAT SMP NEGERI 1 KENDAL
I. NAMA KEGIATAN
“ PEMBELAJARAN JARAK JAUH”
II. DASAR
1. Instruksi Pemerintah Republik Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia menginstruksikan untuk melakukan gerakan
kerja dari rumah sehingga mempunyai tujuan untuk memutus rantai
penyebaran virus corona ini.Penyebaran virus corona kian pesat dengan
terus bertambahnya kasus positif di masyarakat. Hal ini sangat berdampak
pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya adalah
berkurangnya kegiatan di luar rumah.
2. Program SMP Negeri 1 Kendal
Seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, SMP Negeri 1 Kendal juga
menerapkan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Terhitung 19
Maret 2020, sekolah yang berada tengah-tengah kota ini sudah terlebih
dahulu meliburkan siswanya sebagai bentuk keputusan darurat untuk
mencegah penyebaran virus tersebut. Bagi guru-guru dan siswa-siswi SMP
Negeri 1 Kendal hal ini merupakan tantangan untuk mengadakan
pembelajaran dari rumah secara daring.
Perkembangan pendidikan saat ini dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu teknologi informasi yang
ikut berperan dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran daring.
Pembelajaran daring berfungsi sebagai penghubung antar pendidik dengan
siswanya dengan jaringan internet yang dapat diakses kapan saja dan dimana
saja. Media daring yang digunakan adalah bermacam- macam diantaranya
WhatsApp, Google Classroom, Quizizz dan telegram. Kunci efektivitas dari
sistem pembelajaran daring adalah bagaimana seorang guru tetap kreatif
untuk menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah
dimengerti sehingga para siswa tidak merasa bosan dan tetap produktif di
rumah.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran jarak jauh (online classroom) sebenarnya memberikan
tantangan tersendiri bagi guru-guru SMP Negeri 1 Kendal,  sejumlah
tantangan positif tersebut di antaranya adalah
1. Untuk menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media
teknologi berbasis electronic learnig, semua penugasan via electronic
learning, termasuk pre-test atau post-test dengan kuis, dan pemberian
tugas proyek  dan lain-lain. “Karena hal itu mutlak harus dilakukan untuk
mentransfer pengetahuan kepada peserta didik secara menarik dan
efektif.
2. Menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan
waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan quality lesson plan
dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang detail. Guru dan siswa
dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan
memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang
tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan
baik.
3. Bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak
didik yang serba berjauhan. Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang
memiliki visi yg jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan
batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai motivator,
fasilitator, mediator, dan komunikator.
4. Menyampaikan pesan untuk menjadi anak yang tangguh mengingat
dalam kondisi dimana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental
akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak kepada pembelajaran siswa
menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi,
sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan hal-hal yang baru. 
5. Di samping peran orang tua siswa, guru juga memiliki peran strategis
untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka
untuk disiplin belajar, semangat dalam melaksanakan tugas, aktif dalam
sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru-guru dan
teman-teman, serta tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan
berbagai media dan sumber belajar lainnya.
6. Mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus
kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode yang
menyenangkan, dan memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi
siswa untuk bertanya  baik kepada guru, teman sekelas, maupun orang
tua mereka. Hal ini dapat mendorong kolaborasi antara orang tua dan
siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa. “Pembelajaran dan
penugasan online menuntut orang tua ikut aktif melihat bagaimana
aktivitas anak-anak mereka bahkan bisa menjadi teman dan motivator
dalam belajar anak. Sedangkan di pihak lain guru terus melakukan
kontrol dan follow up melalui media online tersebut untuk dapat
memastikan bahwa siswa semuanya melaksanakan tugas yang diberikan
dengan baik

IV. PERENCANAAN PEMBELAJARAN


1. Efektivitas Pembelajaran
Dalam pembelajaran diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat
pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga
evaluasi pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan. Perlunya
penggunaan model – model pembelajaran yang efektif dan inovatif agar dalam
pembelajaran yang dilakukan dapat lebih variatif dan berjalan lancar. Penggunaan
model pembelajaran tersebut juga disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan
sehingga kesesuaian antara keduanya dan semua komponen menjadi tepat guna.
Salah satu indikator efektivitas belajar adalah tercapainya sebuah tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal maka dapat
dikatakan pembelajaran mencapai efektivitasnya. Di samping itu, keterlibatan
siswa secara aktif menunjukkan efisiensi pembelajaran. Proses belajar mengajar
dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan yang
diharapkan serta siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekkannya.
Metode dan strategi pembelajaran kini mengalami pergeseran dengan mengarah
pada perubahan paradigma pendidikan. Hal itu berpengaruh pada fungsi pendidik
sebagai fasilitator, mediator dan motivator dalam proses pembelajaran. Guru selalu
dianggap sebagai pusat pembelajaran, tapi sekarang telah berubah menjadi siswa
sebagai pembelajaran itu sendiri. Salah satu penyebabnya antara lain adalah faktor
pesatnya kemajuan teknologi informasi mengharuskan terjadinya perubahan
paradigma proses pembelajaran yang dilaksanakan seluruh siswa.

2. E- Learning/ Daring


E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi
lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan atau materi pelajaran, peserta didik dengan guru atau instruktur maupun
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat
mengakses bahan – bahan belajar setiap saat dan berulang – ulang, dengan kondisi
yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran. Di dalam E-learning, yang mengambil peran guru adalah
komputer dan panduan – panduan elektronik yang dirancang oleh “contents
writer”, designer E-learning dan pemrogram komputer.

V. MANFAAT PEMBELAJARAN DARING


Penggunaan media pembelajaran daring dalam proses belajar mengajar merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran daring dalam proses belajar mengajar memiliki
beberapa manfaat diantaranya :
(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga siswa dapat memahami dan
menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.
(4) Siswa akan lebih banyak melakukan interaksi dalam kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, mendemonstrasikan.

VI. SASARAN
Siswa – Siswi Kelas 8 Mapel PPKn SMP Negeri 1 Kendal

VII. HASIL
Pengalaman yang dirasakan siswa mengenai kelebihan dan kekurangan daring
sangat variatif, diantaranya:
Kelebihan:
1. Siswa merasa lebih santai dan senang
2. Siswa merasa punya lebih banyak waktu dirumah bersama keluarganya
3. Siswa merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai
4. Siswa merasa lebih rileks dan tidak tegang
Kekurangan:
1. Siswa merasa boros dikarenakan kuota jadi cepat habis
2. Siswa merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru
3. Siswa merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang
4. Siswa merasa kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat
5. Siswa merasa pembelajaran daring dirasa tidak efektif, karena dalam
praktiknya guru lebih dominan dalam pemberian tugas bukan penjelasan
materi
VIII. PENUTUP
Demikian pengalaman kegiatan pembelajaran jarak jauh yang kami peroleh
didalam menerapkan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 mulai
bulan Maret sampai bulan November 2020. Semoga kami semua diberi
kekuatan, kesehatan dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai