JUDUL : KUNJUNGAN RUMAH SEBAGAI ALTERNATIF KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA MASA
PANDEMI COVID 19 DI SMP SATAP KOKAPOI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana
pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan, dan ketrampilan.
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan
proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak
kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah.
Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi
juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi siswanya dalam
menerima pelajaran.
Proses kegiatan belajar mengajar biasanya dilaksanakan di dalam kelas atau di luar
kelas di masa normal. Sekarang ini, masyarakat kita sedang dalam situasi pandemic covid
19 yaitu peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 di seluruh dunia yang
mengakibatkan gangguan sosioekonomi global (Wikipedia Ensiklopedi Bebas). Hal ini
menyebabkan tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar tatap muka di depan kelas
guna mencegah koronavirus menular dengan cepat atau memutus mata rantai
penyebaran koronavirus 2019, sesuai dengan surat edaran Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan
dalam Masa Darurat Corana Virus Disease (Covid 19) yang dikuatkan dengan Surat
Edaran Nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah
dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Pada masa pandemic, melalui Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020
pemerintah mengharapkan pembelajaran dalam kondisi khusus tetap dilaksanakan
dengan berdasarkan prinsip : (a) aktif yaitu pembelajaran mendorong keterlibatan
penuh peserta didik dalam perkembangan belajarnya, mempelajari bagaimana dirinya
dapat belajar, merefleksikan pengalaman belajarnya, dan menanamkan pola piker
bertumbuh; (b) relasi sehat antar pihak yang terlibat yaitu pembelajarn mendorong
semua pihak yang terlibat untuk menaruh pengharapan yang tinggi terhadap
perkembangan belajar peserta didik, menciptakan rasa aman, saling menghargai,
percaya diri, dan peduli, terlepas dari keragaman latar belakang peserta didik; (c)
inklusif yaitu pembelajaran yang bebas dari diskriminasi Suku, Agama, Ras, dan Antar
Golongan (SARA), tidak meninggalkan peserta didik manapun, termasuk peserta didik
berkebutuhan khusus, serta memberikan pengembangan ruang untuk identitas,
kemampuan, minat, bakat, serta kebutuhan peserta didik; (d) keragaman budaya yaitu
pembelajaran mencerminkan dan merespon keragaman budaya Indonesia yang
menjadikannya sebagai kekuatan untuk merefleksikan pengalaman kebhinekaan serta
menghargai nilai dan budaya bangsa; (e) berorientasi sosial yaitu mendorong peserta
didik untuk memaknai dirinya sebagai bagian dari lingkungan serta melibatkan keluarga
dan masyarakat; (f) berorientasi pada masa depan yaitu pembelajaran mendorong
peserta didik untuk mengeksplarasi isu dan kebutuhan masa depan, keseimbangan
ekologis, sebagai warga dunia yang bertanggung jawab dan berdaya; (g) sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik yaitu pembelajaran difokuskan pada tahapan
dan kebutuhannya, berfokus pada penguasaan kompetensi, berpusat pada peserta didik
untuk membangun kepercayaan dan keberhargaan dirinya; dan (h) menyenangkan yaitu
pembelajaran mendorong peserta didik untuk senang belajar dan terus menumbuhkan
rasa tertantang bagi dirinya, sehingga dapat memotivasi diri, aktif dan kreatif, serta
bertanggung jawab pada kesepakatan yang dibuat bersama.
Pemerintah menganjurkan pembelajaran daring di rumah dengan berpedoman pada
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan pada Kondisi Khusus dimana kurikulum
dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik dan
pemenuhan beban kerja 24 jam untuk guru dikecualikan.
Keadaan ini sangat menyulitkan bagi SMP Satap Kokapoi karena terletak di wilayah
yang tidak terjangkau dengan sarana komunikasi Seluler dan Internet. Tetapi mendorong
warga sekolah untuk berinovasi dalam pembelajaran. Bagaimana caranya melaksanakan
proses belajar dari rumah kalau tidak memiliki jaringan telekomunikasi di tempat tinggal
siswa? Apakah siswa tidak akan mendapat pembelajaran? Melalui rapat dewan guru dan
hasil konsultasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur diputuskan untuk melaksanakan pembelajaran melalui Kunjungan
Rumah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kunjungan rumah adalah kunjungan
guru ke rumah murid untuk mempelajari latar belakang kehidupan murid yang akan
mempengaruhi proses belajar murid di sekolah. Kegiatan ini biasanya berhubungan
dengan Bimbingan dan Konseling Peserta Didik. Tetapi di masa pandemic ini, Kegiatan
Kunjungan Rumah dipakai juga oleh mata pelajaran yang lain. Di masa pandemic ini,
kegiatan kunjungan rumah diperluas bukan saja mempelajari latar belakang kehidupan
murid tetapi juga dijadikan sebagai alternatif pembelajaran di daerah yang tidak
terjangkau jaringan seluler/internet seperti di SMP Satap Kokapoi Kecamatan Mooat
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Provinsi Sulawesi Utara.
2. Rumusan masalah
Identifikasi Masalah yang mendasari penelitian
a. Tidak dapat melaksanakan pembelajaran online
b. Tidak ada jaringan seluler/internet
c. Siswa tidak mendapatkan haknya dalam pelayanan pendidikan
Dari identifikasi masalah diatas maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut : Bagaimana Proses Kegiatan Belajar Mengajar dapat dilaksanakan di SMP Satap
Kokapoi dengan tidak memiliki jaringan seluler di wilayah tempat tinggal siswa-
siswanya? Dari hasil rapat dewan guru dan konsultasi dengan Dinas terkait diputuskan
untuk melaksanakan Kunjungan Rumah sebagai alternatif pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di masa pandemi covid-19.
Karena itu penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan kunjungan rumah oleh guru
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada siswa. Rumusan masalah sebagai
berikut : “Apakah Kegiatan Kunjungan Rumah dapat menciptakan terjadinya kegiatan
belajar mengajar?”
3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin menjadikan Kegiatan Kunjungan Rumah sebagai
alternatif kegiatan pembelajaran di wilayah tanpa jaringan seluler/internet di masa
darurat.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kepala Sekolah adalah merupakan wujud nyata dalam memecahkan berbagai
masalah disekolah melalui kegiatan penelitian.
2. Bagi Guru diharapkan dapat menjadi motivasi guru dalam meningkatkan inovasi
kegiatan belajar mengajar dalam situasi apapun.
3. Bagi Siswa dipastikan mendapatkan haknya dalam pelayanan Pendidikan dalam
situasi apapun.
4. Bagi warga sekolah seluruhnya dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
masing-masing di masa pandemic tanpa melupakan Kesehatan sebagai prioritas
yang utama dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan protocol Kesehatan yang
dianjurkan guna melindungi diri dari koronavirus dan mencegah penyebaran
koronavirus berlanjut.
8. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS). PTS adalah suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Sekolah merupakan “(1) penelitian
partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan
rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2)
memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki
situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis”
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan
kualitatif. Artinya, penelitian ini dilakukan karena ditemukan permasalahan tidak dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka di depan kelas karena situasi
pandemic covid-19 serta tidak dapat melaksanakan pembelajaran on line karena tidak
memiliki jaringan seluler/internet. Permasalahan ini ditindaklanjuti dengan cara
menerapkan sebuah model pelaksanaan pembelajaran di masa darurat yaitu kunjungan
rumah yang dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut diamati kemudian dianalisis dan
direfleksi. Hasil refleksi kemudian diterapkan kembali pada siklus berikutnya.
9. Identifikasi warga sekolah atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam
penyelesaian masalah
Penulis mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru dan
siswa SMP Satap Kokapoi. Guru berjumlah 8 orang yang terdiri atas 5 orang PNS dan 3
orang honor. Serta Siswa berjumlah 36 orang yang terdiri atas Kelas VII berjumlah 15
orang, Kelas VIII berjumlah 13 orang, serta Kelas IX berjumlah 8 orang.
KAJIAN
A. PELAKSANAAN
1. Apakah ada kesesuaian antara rencana Tindakan dan pelaksanaannya?
2. Hal-hal apa yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau melakukan inovasi
3. Apakah Tindakan yang dilaksanakan telah terarah pada tujuan penelitian
4. Seberapa besar pelaksanaan Tindakan melibatkan warga sekolah dan pihak terkait
lainnya
5. Apa peran masing-masing warga sekolah dan pihak terkait lainnya
B. PENGAMATAN DAN EVALUASI
C. REFLEKSI
Refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil pelaksanaan Tindakan dan hasilnya digunakan
sebagai dasar memperperbaiki rencana Tindakan pada siklus berikutnya