Masa Pandemi
Oleh:
R Arryo Prawira Y / 1882050037
R Agus Suryahadi / 1882050080
M Bayu Rohmat
Abstrak
Work From Home (WFH) selama masa pandemi covid 19 memberikan dampak yang cukup beragam
bagi setiap orang. Terjadinya perubahan secara tiba-tiba dalam habitual keseharian senantiasa
menyebabkan ketidaksiapan secara emosional, pembelajaran, dan sosial pada setiap anggota
keluarga, baik orang tua maupun anak. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran orang
tua akan pengaruh negatif yang dapat terjadi akibat interaksi yang terjadi antara anggota keluarga,
pada perkembangan perilaku anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah studi
terjadi dimana perilaku anak mencerminkan perilaku lingkungan sosial di sekitarnya. Karakteristik
anak yang cenderung mudah berimitasi, belum memiliki konsep yang kuat tentang moral serta
menyukai aktivitas bermain menyebabkan kemungkinan Mirror of effect terhadap hal negatif dalam
perkembangan perilakunya akan terjadi jika orang tua kurang mampu mengendalikan emosi selama
Work From Home pada masa pandemi covid 19. Oleh sebab itu maka diharapkan orang tua mampu
mengendalikan emosi, daya belajar, dan hubungan sosial yang selalu berusaha menciptakan
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr Wb, Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Analisis Perkembangan Peserta di Masa Pandemi (Dari Segi Emosi,
Penyusunan makalah ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas ujian
tengah semester 2 pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Panca Sakti (UPS) Bekasi. Dalam kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan
terimakasih teriring do’a semoga menjadi amal ibadah dan mendapat balasan dari Allah SWT
kepada:
1. Bpk. Drs. Syaeful Millah, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah perkembangan peserta didik
semester 2
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dari
berbagai sisi, oleh karena itu penulis mohon maaf. Wassalamu’alaikum Wr Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Pendidikan bukan hanya di dalam sekolah saja. Pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan
Berdasarkan Permendikbud No 81A Tahun 2013, Pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang
diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik, secara prinsip kegiatan pembelajaran merupakan proses
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan manusia.
Dunia saat ini sedang mengalami krisis Covid-19 yang memakan banyak korban dan menjadi
tantangan luar biasa bagi indonesia dan seluruh dunia. Pendidikan pun terkena dampak dari wabah
Covid-19. Berdasarkan surat edaran no 3 Tahun 2020, dalam rangka pencegahan perkembangan dan
kepada satuan pendidikan terkait beberapa hal menyangkut pencegahan dan penyebaran corona
virus disease (Covid-19), Adanya perubahan dalam pembelajaran kadang siswa melaksanakan
pembelajaran secara jarak jauh atau secara daring (dalam jaringan) sesuai sesuai dengan kebijakan
yang dikeluarkan oleh kemendikbud yakni Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 pada satuan
pendidikan tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat coronavirus disease (Covid-19)
maka kegiatan belajar dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau jarak jauh untuk mencegah
penyebaran virus covid-19. Kemudian, ketika kondisi covid di suatu daerah masuk zona kuning,
sekolah di daerat tersebut melaksanakan kegiatan belajar tatap muka kembali berdasarkan
Pelaksanaan kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah sudah dapat dilakukan dengan
memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan tatap muka di sekolah hanya dapat dilakukan jika
Hal ini tentu menghambat kegiatan pembelajaran karena pendidik dan peserta didik perlu
beradaptasi atas kondisi pendidikan yang sedang berlangsung saat ini. Peserta didik pun mengalami
kesulitan untuk belajar selama pandemi covid-19 karena siswa bingung dengan pembelajaran yang
Kesulitan belajar adalah keadaan dimana siswa tidak mampu melaksanakan proses pembelajaran
sebagaimana mestinya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:235) menyatakan bahwa,”Kesulitan belajar adalah suatu
situasi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar,disebabkan adanya ancaman,hambatan
didik yang satu dengan yang lain memiliki kemampuan untuk menangkap pembelajaran dengan
kecepatan yang berbeda pula. Ada anak didik yang cepat dalam menangkap pembelajaran dan ada
pula yang lambat. Anak yang lambat dalam menangkap pembelajaran kemungkinan mengalami
Guru memiliki peranan yang penting dalam mengatasi kesulitan belajar siswa terutama saat
pandemi covid-19 saat ini. Menurut Undang-undang no 14 tahun 2005, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar,dan pendidikan menengah. Guru harus memberikan perhatian dan penanganan khusus
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami
Hal ini tentu berdampak pada proses pembelajaran. Siswa dan guru harus beradaptasi dengan
pembelajaran yang kadang dilaksanakan secara jarak jauh dan kadang dilaksanakan secara tatap
muka. Siswa juga mengalami kesulitan karena bingung dengan perubahan cara pelaksanaan
pembelajaran.
Metoda pembelajaran jarak jauh yang sering dilakukan adalah menggunakan aplikasi whatsapp jadi
setiap kelas memiliki grup masingmasing dengan gurunya. Untuk pengumpulan tugas dikumpulkan
langsung di Group kesekolah dengan disediakannya kotak daring dari kelas 1-6. Pembelajaran jarak
jauh ini mengakibatkan siswa kurang paham terhadap pembelajaran. Terdapatnya keluhan bahwa
siswa juga terlihat jenuh selama belajar dirumah dan siswa lebih senang menghabiskan waktu
Kemudian pembelajaran tatap muka selama pandemi covid-19 ini dilaksanakan sesuai dengan
pembagian jadwal yang telah ditentukan. Siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan
Kelompok B. Pembelajaran tatap muka selama pandemi covid-19 mengakibatkan siswa sulit
memahami pembelajaran karena sudah lama tidak belajar tatap muka, kemudian beberapa siswa
terlihat kurang fokus dalam menerima pembelajaran dan masih banyak siswa yang belum menguasai
materi pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar
Guru mempunyai peranan yang penting untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa selama
pandemi covid-19.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.”Bagaimana peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa selama
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan peran guru
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa selama pandemi covid-19 di Sekolah Dasar.
1. Secara Umum
Dapat mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa sekolah dasar selama pandemi covid-19 dan
dapat mengetahui peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa selama pandemi covid-19
2. Secara Khusus
Dapat menjadikan bahan masukkan kepada guru dan calon guru untuk berperan dalam mengatasi
peran, Guru memiliki peran penting selama pembalajaran terutama dimasa pandemi covid-19. Guru
harus berperan baik dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka.
b. Kesulitan belajar merupakan situasi dimana peserta didik tidak mampu belajar dengan
Banyak kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran di masa pandemi covid-19.
c. Covid-19 atau corona virus disease 2019 adalah penyakit menular dan menganggu semua aktivitas
semua orang.
Virus ini juga memberikan dampak pada pendidikan yaitu pembelajaran menyesuaikan dengan
kondisi covid-19 di zona daerahnya, bisa dilaksanakan secara jarak jauh ataupun tatap muka dengan
BAB 2
PEMBAHASAN MASALAH
Dengan subscribers rata-rata remaja usia sekolah, Atta Halilintar menayangkan video malam
pertama. Lima juta penonton dalam tempo 24 jam. Tentu tidak ada konten porno, platform
melarangnya; tapi ini menambah dosis baru dalam asupan kebodohan yang sudah terlalu lama
Atta, dan banyak youtuber dengan tipe konten serupa, berada di kotak yang sama dengan sinetron,
infotainment gosip, hingga gerakan agama yang puritan radikal : mereka semua Bad Influencers,
menjadi subscriber Atta. Rata-rata mereka mengaku hanya ikut-ikutan tren, seperti bisa diduga. Yang
disukai anak-anak ini dari channel Atta diantaranya konten prank, pamer mobil mahal, pamer
keseharian yang bergelimang kemewahan, dan ucapan "asiyaaap" yang menjadi trademarknya.
Pendeknya, Atta adalah perpanjangan dari sinetron. Ia menghadirkan bukti bahwa kebodohan fiktif
bisa menjadi nyata. Dan untuk jasa itu anak-anak kita menimbunnya dengan uang.
Dalam sesi obrolan dengan anak-anak didik, istri saya mendapati bahwa mereka tidak mengerti
bagaimana alurnya sehingga subscribe dan jempol mereka bisa menjadi uang buat Atta. Saat
dijelaskan, merekapun mulai berpikir, mulai bisa menangkap ketidakadilan di hadapannya. Orang
tuanya banting tulang untuk membelikan pulsa mereka, lalu mereka habiskan untuk menonton
channel Atta; sambil tidak mendapat manfaat apa-apa selain mengikuti tren, hanya untuk bisa
nyambung dengan apa yang dibicarakan teman-temannya, hanya untuk menjadi pengikut. Sambil
Tiap tipe konten Atta dibahas dalam obrolan itu. Tentang prank, istri saya menjelaskan bahwa itu
bentuk bullying; hal yang sedang diperangi di lingkungan sekolah di seluruh dunia. Tentang pamer
kekayaan, digalinya aspirasi anak-anak didik; kalau teman pamer kekayaan, bagaimana perasaan
mereka? Ternyata tidak senang. Lalu mengapa senang saat dipameri orang lain lewat layar internet?
Pamer kekayaan adalah konsep Vanity. Ini konsep yang sukar diterjemahkan dalam bahasa kita;
sebab dalam budaya kita belum ada karsa untuk mengatai fenomena itu. Terjemahan yang biasa
dipakai untuk vanity adalah "kefanaan". Namun ini jauh dari akurat. Yang paling dekat adalah
Kata dasar dari Vanity adalah "vain", artinya kosong, hampa, sia-sia. Maka vanity adalah sikap kesia-
siaan, kekosongan, sikap mementingkan kulit tanpa peduli isi. Pencitraan adalah tindakannya, vanity
adalah sifatnya.
Ironis, ini karakter paling mendasar dari bangsa kita, namun kita tidak punya nama untuknya.
Sesi obrolan itu diakhiri dengan langkah konkret, yang saya dukung lahir-batin. Ia minta anak-
anaknya unsubscribe channel Atta. Kalau bisa jangan tonton lagi. Kalau masih terasa berat, tonton
saja, tapi jangan subscribe. Habis nonton, jangan lupa unlike. Jempol turun.
Atta boleh kaya dari mana saja, tapi jangan dari anak-anak kita.
Istri saya, seorang wali kelas dan guru Bahasa Inggris, mengajak anak didiknya menyelami nalar
mereka sendiri, perasaan mereka sendiri; merangsang kepekaan sosial, lalu membimbing mereka
Ini solusi. Inilah pendidikan karakter. Guru-guru se-Indonesia perlu mengambil langkah remedial
Ini langkah awal. Masih panjang daftar influencer di platform vlog yang setipe dengan Atta, yang
harus menjadi target selanjutnya. Mereka adalah antitesis Pendidikan Karakter. Penghambat,
Hukum tidak bisa melarang orang menjual kebodohan. Caveat emptor : Salah beli, salah sendiri.
(Mas Bayu tolong tambahkan untuk poin 2.2 dan kesimpulannya yaa...)
BAB 3
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Kurniawati (2021). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA
Ismaniar Ismaniar. Utoyo, Setiyo (2020) “Mirror of Effect” dalam Perkembangan Perilaku Anak pada
Z Tianni (2021). ”Bagaimana peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa selama pandemi