Covid 19 sudah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun di Indonesia. Pada bulan
Januari 2022 kemarin, kasus covid 19 sudah mulai menurun. Pemerintah Indonesia
menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terbaru tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dalam SKB terbaru, satuan pendidikan wajib menggelar Pembelajaran Tatap Muka terbatas
(PTMT). Sebagian besar sekolah sudah mulai melaksanakan pembelajaran secara offline
pasca pandemi covid-19, salah satu sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran offline
yaitu, SMP Negeri 1 Cikande. Dengan begitu apa saja tantangan pendidik untuk mengajar
siswa SMP Negeri 1 Cikande melalui pembelajaran offline pasca pandemi covid -19.
Salah satu tantangan atau hal tersulit bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran
offline yaitu mengkondisikan kehadiran siswa, ada beberapa siswa yang malas untuk datang
ke sekolah dengan berbagai macam alasan siswa; seperti bangun kesiangan dan lupa untuk
datang ke sekolah karena terbiasa belajar dari rumah. Kemudian tantangan berikutnya yaitu
memfokuskan siswa bagaimana cara menerima pembelajaran di kelas, seperti keberadaan
siswa yang cepat merasa jenuh walaupun sudah mencoba berbagai macam variasi metode
pembelajaran siswa cepat lelah dan kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran offline
pada fase awal pasca pandemi. Tantangan lain yang dirasakan dalam pembelajaran offline
yaitu kurangnya komunikasi antara siswa dan guru, berkesan tidak efektif karena
menggunakan masker yang mana siswa tidak bebas dalam berbicara dan juga karena siswa
terbiasa belajar secara individu dari rumah. Sehingga ketika guru memberikan pertanyaan,
siswa cenderung pasif dan malas dalam mengerjakan tugas, hal ini diakibatkan pada
perkepanjangan siswa yang terbiasa belajar dari rumah lalu diberikan tugas dengan jangka
waktu yang tidak ditentukan.
Dampak dari peristiwa tersebut yaitu kurangnya rasa tanggung jawab siswa, siswa
menjadi pasif tidak percaya diri dan segan dalam berinteraksi di dalam kelas. Dampak bagi
pendidik yaitu tidak efektif nya pembelajaran yang dilaksanakan secara offline. Metode
pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan situasi yang ada di dalam kelas. Hal
tersebut terjadi karena siswa sudah terbiasa belajar dari rumah dengan menggunakan
handphone, dengan hanya membaca, melihat dan mendengarkan materi yang telah diberikan
oleh guru, sehingga cukup sulit untuk siswa beradaptasi kembali dengan situasi kelas atau
pembelajaran offline.
Dari pengalaman diatas kita sebagai pendidik atau guru tentunya ingin mencerdaskan
anak bangsa. Pendidik harus bisa merubah gaya belajar siswa pada saat pembelajaran offline.
Tugas kita sebagai pendidik yaitu mengembalikan rasa semangat siswa agar muncul rasa
percaya diri dan berani mengekspresikan karyanya, agar peserta didik menjadi pelajar
Indonesia yang berkualitas dan berdaya guna bagi bangsa dan negara.