Anda di halaman 1dari 17

Belajar Bahagia dalam Bencana Covid-19

Dewi Liyana Katili, SDN Batu Ampar 05


pagi
31 Maret 2020 Eyoni Maisa
Views: 10.714

Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan, menghentak perhatian warganya. Dalam
konferensi pers, beliau menyatakan untuk menutup semua sekolah yang ada di DKI Jakarta
selama dua minggu serta menunda pelaksanaan Ujian Nasional. Alasannya adalah karena
anak-anak tidak terjangkiti, tetapi akan menjadi carrier bagi virus Corona Covid-19.  Dinas
Pendidikan bergerak cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran No. 27 tahun 2020 tanggal 14
Maret 2020. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di rumah dengan cara “Pembelajaran Jarak
Jauh” dari tanggal 16 s.d. 29 Maret 2020. Pendidik tetap masuk dalam melakukan layanan
Pembelajaran Jarak Jauh dan melakukan pembersihan lingkungan.

Sontak setiap grup yang terkait dengan pendidikan dalam HP mulai dipenuhi dengan tips dan
trik pembelajaran online. Link-link pembelajaran dibagikan secara berantai. Kepala sekolah
memberi arahan untuk pembelajaran hari Senin. Peserta didik dan orangtua di grup WA kelas
panik membombardir guru dengan pertanyaan yang hampir serupa.

Senin, 16 Maret 2020 pukul 06.15, sekolah yang biasanya hiruk pikuk yang khas tidak
terlihat atau terdengar. Suasana jalan menuju sekolah sepi cenderung mencekam. Bisikan
kami menggema. Di hari libur saat tugas piket, memang tidak ada kegiatan dan sepi, tapi
tidak mencekam. Tangan yang biasa berjabat sesama rekan tertahan karena waspada.

Rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi cara atau format yang akan digunakan oleh
sekolah diadakan. Mengingat beberapa hal seperti terbatasnya ketrampilan menggunakan
teknologi untuk beberapa orang guru serta keadaan peserta didik yang tidak seluruhnya
memiliki gadget dan perangkat yang memadai, maka diputuskanlah pembelajaran jarak jauh
lewat group WA kelas yang telah ada. Bagi guru yang ingin menambahkan dengan
menggunakan aplikasi seperti quipper, google form ataupun quizizz diperkenankan asal tidak
memberatkan atau menyulitkan peserta didik.

Materi pembelajaran jarak jauh juga mengambil kegiatan pada buku tema yang
disederhanakan sehingga peserta didik tidak perlu keluar rumah untuk memenuhi atau
melakukannya. Komunikasi dengan orangtua intens dilakukan agar pemahamannya sama.
Sehingga peserta didik tidak rancu dalam memahami tugas yang harus dikerjakan.

Pada 17 Maret 2020, kebijakan berubah. Berdasarkan SE Kepala Dinas Pendidikan DKI
Jakarta Nomor 30 tahun 2020, guru dan tendik dibagi dalam piket dan selebihnya akan
diberlakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Berbagai bentuk aturan
untuk pelaksanaan WFH tersebut dibuat dan wajib dipahami oleh semua pihak. Laporan F1,
F2 dan F3 serta Monev juga wajib diisi per hari dengan dilampirkan foto-foto kegiatan
pembelajaran di rumah.

Minggu pertama Program Pembelajaran Jarak Jauh dan WFH mendatangkan gelombang
keluhan dari masyarakat terutama orangtua siswa yang kewalahan menjadi “guru dadakan”.
Ada orangtua yang akhirnya lebih menghormati dan menghargai tugas guru. Namun tak
sedikit yang mencibir dengan mengatakan bahwa guru saat PJJ tidak bekerja namun tetap
digaji. Anak-anak mengeluhkan cara mamanya yang tidak sabaran dan galak menghadapi
mereka belajar. Mulai berteriak bosan dan rindu sekolah.

Sebagai guru kelas 6, yang telah menyelesaikan seluruh pelajaran dan sudah menyelesaikan
Penilaian Akhir Tahun di minggu sebelum PJJ, saya memberikan latihan soal untuk persiapan
Ujian Sekolah yang akan peserta didik hadapi jika keadaan kondusif. Selain latihan soal, juga
memberikan link konten pembelajaran yang berhubungan dengan materi kisi-kisi soal US.

Minggu kedua mulailah para guru mendapat arahan dan wejangan berbagai pihak untuk tidak
memberikan tugas yang berlebihan, yang membuat anak-anak dan orangtua stress serta
membuat mereka pergi keluar rumah untuk mengerjakan tugas dari guru. Tugas-tugas dari
guru dianggap dapat menurunkan immun tubuh.

Pemberian tugas lebih banyak menguatkan pembiasaan dengan salah satu uraian tugasnya
yaitu membentuk karakter religius dengan shalat dhuha dan membantu pekerjaan orangtua di
rumah. Orangtua menyambut baik dan mulai berdamai dengan rutinitas baru, mendampingi
anak belajar dirumah berkoordinasi dengan ibu bapak guru.
Pada akhir minggu kedua pelaksanaan Home Learning, mulai ada penegasan dan penguatan
dari Kabid SD dan PKLK Disdik Provinsi DKI Jakarta. Home Learning tidak menuntut nilai,
tidak mengejar ketercapaian kurikulum dan difokuskan pada kegiatan yang menyenangkan,
bermakna disertai dengan sosialisasi pencegahan dan penanganan penyebaran virus Corona
Covid-19. Alhamdulillah sudah dilaksanakan oleh guru-guru di sekolah kami sebelumnya.

Salah satu kegiatan pembelajaran di rumah sesuai dengan arahan tersebut saya memberikan
tugas yang fleksibel dilakukan peserta didik, yaitu bermain peran menjadi presenter dan
membuat gambar iklan layanan masyarakat serta puisi tentang Corona atau Pembelajaran
Jarak Jauh.
                                                                                                                                              
(1)     (2)

   (3)
Keterangan :

1. Membuat iklan layanan masyarakat yaitu ajakan agar tetap berada di rumah berupa
gambar.
2. Membuat iklan layanan masyarakat yaitu ajakan agar tetap berada di rumah berupa
video.
3. Bermain peran sebagai reporter tentang Pembelajaran Jarak Jauh

Kegiatan (1) dan (2) dibuat sebagai pilihan untuk anak lebih mengeksplor bakat yang
dimilikinya. Peserta didik merencanakan atau menyusun skenario untuk iklan tersebut. Dan
mereka bisa mengajak atau bekerjasama dengan anggota keluarga yang lain. Untuk peserta
didik yang memiliki bakat menggambar, maka bisa memilih mencurahkan idenya dalam
gambar. Kegiatan ini membuat anak dan anggota keluarga yang lain bersemangat dan
terhibur. Ketika mengajak orang lain untuk tetap berada di rumah, mereka terstimulus juga
melakukannya. Karena saat mencari ide, mereka mengedukasi diri dengan materi “Mengapa
harus Tinggal di Rumah saja”.  Saya mendokumentasikan laporan video mereka ke dalam
chanel youtube https://www.youtube.com/channel/UCw-AFbxw5cex82NN9kbDvQA

Kegiatan (3) yaitu bemain peran menjadi presenter. Peserta didik diminta membuat daftar
pertanyaan dan melakukan wawancara terhadap salah satu anggota keluarga tentang kesan-
kesan selama pembelajaran jarak jauh. Durasi videonya dibatasi selama kurang atau sama
dengan 1 menit. Peserta didik terlihat menikmati kegiatan tersebut bersama anggota keluarga
yang lain. Orang tua juga senang atas ide kreatif yang mengeksplor bakat minat anak karena
tidak melulu dijejali soal-soal kognitif.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Home Learning (HL) tidak harus menggunakan aplikasi
yang canggih. Fokus pada tujuannya, yaitu anak belajar di rumah, memahami keadaan
dengan mengeksplor yang diketahui tentang Corona Covid-19 lewat puisi, gambar ataupun
bermain peran sebagai reporter atau bintang iklan layanan masyarakat dan tidak lupa
menguatkan karakternya lewat pembiasaan religius yaitu shalat dhuha dan membantu orang
tua.

Bukan aplikasi keren tapi ide kreatif kita sebagai guru yang diuji untuk membelajarkan anak
di rumah dengan memperhatikan keadaan dan kemampuan peserta didik. Anak mengerjakan
dengan senang dan bahagia. Orangtua juga tidak stress karena terbebani dengan tugas
tambahan menjadi guru di rumah.

Tidak mudah membuat semua bahagia. Tapi betapa bahagianya melihat semua bahagia
dengan apa yang kita upayakan. Sehingga kita akan terus semangat mengupayakannya.
Semoga Allah melindungi kita semua dan bencana ini cepat berlalu. Aamiin

Dewi Liyana Katili, mengajar di SDN Batu Ampar 05. Telah menulis
buku “Guru Sebagai Panggilan Jiwa” tahun 2017. Dapat mengirimkan kesan, kritik dan saran
ke IG dan facebook Dewi Liyana Katili atau ke email dewikatili@gmail.com. Kunjungi
channel youtube nya di https://www.youtube.com/channel/UCw-AFbxw5cex82NN9kbDvQA

meneropong sekilas percakapan di grup whatsapp….

Bagikan ..
Tugas kepala sekolah 1. Kepala sekolah memberikan surat tugas kepada guru untuk
melakukan kegiatan pembelajaran di rumah sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang
diampu guru melalui berbagai media online. 2. Membuat surat edaran kepada orangtua
tentang pelaksanaan pembelajaran di rumah atau home learning dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan pencegahan penularan virus corona di sekolah. 3. Melakukan sosialisasi
kepada siswa mengenai media pembelajaran secara daring dan tata cara penggunaan media
tersebut. 4. Melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pembelajaran di
rumah yang telah ditugaskan kepada guru.

5. Melaporkan hasil kegiatan belajar di rumah kepada dinas pendidikan.

Tugas guru

1. Menyiapkan bahan ajar yang akan diunggah atau disebarkan kepada siswa melalui media
atau aplikasi pembelajaran yang dipilih.

2. Guru menentukan media belajar yang sesuai dengan kondisi siswa agar belajar di rumah
dapat berjalan secara efektif. Beberapa media yang dapat dipilih antara lain; grup Whatsapp,
email, Google Clasroom, atau aplikasi media belajar lain rekomendasi Kemendikbud.

3. Guru mengunggah media pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan soal, lembar
kerja siswa ke media yang telah ditetapkan atau disepakati bersama.

4. Guru wajib memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan siswa.

5. Guru memeriksa dan melakukan evaluasi atas proses pembelajaran daring atau belajar di
rumah ini untuk mendapatkan umpan balik hasil pembelajaran.

Tugas orangtua

1. Memastikan siswa melaksanakan kegiatan belajar di rumah masing-masing dan membatasi


izin kegiatan di luar rumah.

2. Melakukan koordinasi dengan wali kelas, guru atau sekolah.

3. Membantu siswa menerapka pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah.

Tugas siswa

1. Siswa mempelajari bahan atau materi mata pelajaran diunggah guru melalui media yang
telah disepakati.

2. Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru melalui media online jika masih ada hal yang
kurang jelas dari materi yang diberikan.

Amongguru.com. Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) perlu dibuat guru sebagai
bentuk pertanggungjawaban tertulis kepada Kepala Sekolah atas pelaksanaan tugas dinas di
rumah/tempat tinggal.

Selama pandemi Covid-19, guru dan peserta didik menyelenggarakan pembelajaran secara
daring, sesuai instruksi Mendikbud.
Selanjutnya, hasil pembelajaran tersebut dilaporkan guru dalam bentuk Laporan
Pembelajaran Jarak Jauh Bekerja Dari Rumah.

Penyelenggaraan pembelajaran daring ini sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor
36962 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19).

Pelaksanaan tugas dinas di rumah/tempat tinggal bagi guru ini juga sesuai dengan Surat Edaran
MenPANRB Nomor 34 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Selama pandemi Covid-19, sekolah harus tetap melaksanakan pembelajaran kepada peserta
didik di rumah. Kegiatan pembelajaran dipandu oleh guru secara online melalui media sosial
atau aplikasi pembelajaran yang tersedia.

Selama melaksanakan tugas dinas di rumah/tempat tinggl, guru tetap harus tetap mencapai
target kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai disiplin pegawai.

Contoh Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) Bekerja Dari Rumah

Perpanjangan masa darurat Covid-19 membuat waktu belajar dari rumah bagi peserta didik
semakin bertambah.

Konsekuensinya, guru perlu mendesain pembelajaran jarak jauh yang variatif dan tidak
membosankan. Guru juga dapat memberikan materi terkait Covid-19 untuk mengedukasi
peserta didik mengenai bahaya Covid-19, gejala terinfeksi, dan cara pencegahannya.

Guru bisa memanfaatkan beberapa aplikasi pembelajaran yang tersedia, agar pembelajaran
jarak jauh dapat berlangsung secara efektif.

Dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran, misalnya Google Classroom, akan


memudahkan guru dalam membagikan materi, memberikan tugas, dan sekaligus melakukan
evaluasi.

Laporan Pembelajaran Jarak Jauh dapat disusun guru setiap satu minggu sekali. Ini artinya,
guru bisa memberikan tugas secara online dengan alokasi waktu satu minggu untuk satu mata
belajar. Hal ini bertujuan agar tidak membebani peserta didik dalam mengerjakan tugas
belajar di rumah.

Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) yang disusun guru, minimal harus memenuhi
beberapa komponen berikut.

1. Jadwal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


2. Rencana Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
3. Metode dan Media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
4. Evaluasi Pembelajaran Jarah Jauh/PJJ (Kuantitatif atau Kualitatif)
5. Pemberian Tugas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) oleh Guru
6. Bimbingan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Berikut ini adalah contoh Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) Bekerja Dari
Rumah untuk pembelajaran IPA Kelas IX SMP/MTs.

Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan dan menyempurnakan contoh laporan


Pembelajaran Jarak Jauh ini sesuai dengan kebutuhan.

APORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DARING


KEGIATAN BEKERJA DARI RUMAH (WORK FROM HOME)

Satuan Pendidikan : SMP ………………………….


Mata Pelajaran  : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : IX (Sembilan)
Materi Pokok : Virus (Covid-19)
Alokasi Waktu : …………………(Satu Minggu)

A. Pendahuluan

Salah satu kewajiban guru selama melaksanakan tugas dinas di rumah/tempat tinggal adalah
menyusun Laporan Pembelajaran Jarak Jauh.

Pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang dilakukan guru ini untuk memberikan akses
pembelajaran yang tidak terbatas ruang dan waktu kepada peserta didik selama
diberlakukannya masa darurat Covid-19.

Penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh ini sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor
36962 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19).

Pelaksanaan tugas dinas di rumah/tempat tinggal bagi guru berpedoman pada Surat Edaran
MenPANRB Nomor 34 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Pembelajaran jarak jauh tersebut dapat dilakukan secara daring (dalam jaringan), sehingga
peserta didik dapat mengakses materi dan sumber pembelajaran tanpa batasan waktu dan
tempat.

Kegiatan pembelajaran secara daring ini akan mendukung proses pembelajaran jarak jauh dan
mempermudah dalam penyebaran materi kepada peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan mencakup kegiatan penyampaian


materi, penugasan, dan evaluasi.

B. Tujuan

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dalam sistem daring ini bertujuan sebagai berikut.

1. Memberikan wadah bagi peserta didik kelas IX SMP…. untuk dapat mempertajam
pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari..
2. Memudahkan peserta didik kelas IX SMP …. dalam mengakses materi dan tugas daring tanpa
terbatas ruang dan waktu.
3. Menyediakan bahan ajar dan aktivitas tambahan untuk tujuan pengayaan dengan
menggunakan artikel terkait materi yang diajarkan.
4. Mengevaluasi pemahaman dan kompetensi peserta didik terjadap materi yang diajarkan
melalui uji kompetensi online berbentuk kuis.

C. Sasaran

Pembelajaran Jarak Jauh ini diterapkan pada semester dua tahun pelajaran 2019/2020. Saaran
pengguna pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini adalah peserta didik kelas VII
MP ….. Jumlah target peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran jarak jauh adalah
sebanyak …. peserta didik.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini mencakup beberapa
tahapan, sebagai berikut.

1. Perencanaan

Guru merancang pembelajaran jarak jauh secara daring, meliputi pengembangan


materi/bahan ajar dan penyusunan kuis.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Guru membagikan materi/bahan ajar dan tugas (kuis) melalui aplikasi pembelajaran kepada
peserta didik kelas IX SMP… dengan target …. peserta didik. Peserta didik membaca materi
dan mengerjakan tugas (kuis) dari rumah dengan alokasi waktu yang disepakati.

3. Penilaian (Evaluasi)

Guru menginput nilai tugas (kuis) dari hasil pekerjaan peserta didik yang dikirimkan melalui
email masing-masing.

E. Materi Ajar

Materi ajar yang dibagikan adalah berhubungan dengan Covid-19, meliputi beberapa
submateri sebagai berikut.

1. Ciri-ciri Covid-19 sebagai virus

2. Cara mencegah penyebaran Covid-19

3. Covid-19 sebagai penyebab pneumonia

4. Istilah-istilah penting tentang kasus Covid-19


F. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang diterapkan untuk menyampaikan materi ajar tersebut di atas
adalah penyediaan materi yang dapat diakses oleh peserta didik melalui Google Classroom.

Peserta didik juga mendapatkan tugas untuk mengerjakan kuis secara mandiri terkait materi
dengan menggunakan Google Formulir. Alokasi waktu mengerjakan selama satu minggu,
mulai tanggal …. sampai dengan tanggal …… 2020.

G. Media Pembelajaran

Media yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh dengan sistem
daring ini adalah artikel, Goolge Classroom, dan Google Formulir.

H. Evaluasi Pembelajaran

Tahap akhir dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini adalah
penilaian hasil belajar.

Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuis menggunakan Google Formulir. Soal
berbentuk pilihan ganda yang secara langsung dapat memberikan nilai atas hasil jawaban
peserta didik.

Berdasarkan data, sebanyak …. peserta didik telah mengirimkan jawaban soal melalui email
masing-masing. Dengan demikian, peserta didik yang tidak mengirimkan jawaban atau tidak
mengerjakan tugas sebanyak ….

I. Penutup

Demikian Laporan Pembelajaran Jarak Jauh dengan Sistem Daring kami susun. Laporan ini
sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis kepada Kepala Sekolah atas pelaksanaan tugas
dinas di rumah/tempat tinggal.

……………, …………………………….

Kepala Sekolah, Pelaksana Tugas/Guru Mapel,

……………………………………………….. ………………………………………………
NIP …………………………………………. NIP ………………………………………..

Lampiran

1. Rencana Program Pembelajaran Jarak Jauh (Unduh contohnya di sini)

2. Soal Kuis (Unduh contohnya di sini)

3. Rekapitulasi Nilai dan Distribusi Jawaban Peserta Didik (Unduh contohnya di sini)

4. Foto Bimbingan Pembelajaran Jarak Jauh


Demikian contoh Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) Bekerja Dari Rumah.
Semoga bermanfaat.

Yang Perlu Diperhatikan Strategi belajar di rumah, menurut, Sekretaris Jenderal Federasi
Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan.
Namun untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan sekolah dan
guru guru. Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-
mengajar sama efektifnya dengan tatap muka. "Strateginya harus dipetakan oleh bapak dan
ibu guru. Maka itulah yang kemudian diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil
pengamatan itu artinya untuk mengejar target kurikulum. Ini adalah home learning yang
selama ini ada di dalam kelas reguler karena kondisi darurat," terang dia. Hal senada juga
dikatakan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid
Matraji. Selain guru, ia menjelaskan orangtua pun harus ikut memantau si anak belajar di
rumah. "Belajar di rumah itu bukan libur, bukan berarti enggak ada aktivitas literasi. Ini yang
perlu dipahami. Tetap belajar dengan target yang sudah ada di kurikulum," terang dia.
Tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di daerah dengan
infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa. "Sekolah-
sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan mengalami kesulitan
dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran," kata peneliti dari Center for Indonesian
Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra lewat keterangan tertulis. Hal serupa berlaku
bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan internet. Satu-satunya
yang dapat dilakukan adalah memberikan pekerjaan rumah banyak kepada peserta didik,
meskipun metode ini tidak semaksimal online learning, dan disetor saat kelas tatap muka
kembali digelar. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah, "para siswa juga
akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran
yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam, misalnya
matematika."

Baca selengkapnya di artikel "Belajar di Rumah karena Corona COVID-19, Efektifkah?",


https://tirto.id/eFtZ

World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus Corona atau COVID-19 sebagai
pandemi karena telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. WHO sendiri
mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan
terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit. Dikutip dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana
atau meliputi geografi yang luas.

Pandemi COVID-19 akan berdampak dari berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial,
termasuk juga pendidikan. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) pada Kamis (5/3) menyatakan bahwa, wabah virus corona telah berdampak
terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh
dunia dan terancam berdampak pada hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Di
Indonesia sendiri, dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Jika kondisi seperti ini
terus meningkat, maka sudah bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga
akan semakin meningkat. Dampak yang paling dirasakan adalah peserta didik di instansi
penyelenggara pelayanan pendidikan, seperti sekolah disemua tingkatan, lembaga pendidikan
non formal hingga perguruan tinggi.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Bengkulu terkait Pendidikan

Di Provinsi Bengkulu, dikutip dari website media center pemprov Bengkulu, Gubernur
Bengkulu telah mengeluarkan himbauan terkait antisipasi penyebaran COVID-19 di provinsi
Bengkulu yang mulai berlaku pada tanggal 17 maret 2020 hingga 31 Maret 2020. Ada 2 poin
dari himbauan tersebut terkait pendidikan yaitu, himbauan untuk kegiatan belajar mengajar
semua jenjang dilakukan dirumah peserta didik masing-masing dan para guru maupun
pengajar dapat melakukan proses belajar mengajar melalui media daring (online). Himbauan
tersebut disambut dengan pemberlakuan pembelajaran dirumah masing-masing di semua
jenjang pendidikan dan menutup sementara sekolah dan perguruan tinggi dari aktivitas
belajar mengajar.

Himbauan tersebut bertujuan sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di provinsi


Bengkulu di instansi penyelenggara pendidikan, tentunya himbauan tersebut perlu di
apresiasi sebagai langkah konkrit pemda. Berbagai inovasi pendidikan harus dilakukan oleh
tenaga pendidik ditengah fenomena pandemi Corona dengan memastikan kegiatan belajar-
mengajar tetap dapat berjalan efektif meskipun dilakukan dirumah, dan tidak menganggap hal
tersebut sebagai kesempatan liburan dan berpergian ketempat keramaian sehingga kebijakan
ini akan menjadi tidak tepat sasaran.

Inovasi Pendidikan bagi Pendidik

Pendidik/Guru harus memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun peserta


didik berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan
dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada seperti media daring
(online). Guru dapat melakukan pembelajaran menggunakan metode E-Learning yaitu
pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pembelajaran
dilaksanakan melalui perangkat komputer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi
jaringan internet, guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama
menggunakan grup di media sosial seperti Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom ataupun
media sosial lainnya sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat memastikan siswa belajar
diwaktu bersamaan meskipun ditempat yang berbeda. Guru juga dapat memberikan tugas
terukur namun tetap memastikan bahwa tiap hari pembelajaran peserta didik terlaksana tahap
demi tahap dari tugas tersebut. Banyak lagi inovasi lainnya yang bisa dilakukan oleh pendidik
demi memastikan pembelajaran tetap berjalan dan siswa mendapatkan ilmu sesuai kurikulum
yang telah disusun pemerintah.

Kepala Sekolah juga harus berinovasi dalam menjalankan fungsi supervisi atau pembinaan
kepada Guru untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar telah dilakukan oleh guru
dan peserta didik meskipun menggunakan metode jarak jauh (daring). Kepala Sekolah juga
dapat memberikan solusi dan motivasi kepada guru di sekolah, sehingga guru-guru yang
belum siap memanfaatkan media daring dapat disupervisi dan diberi solusi. Untuk pengawas
sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kota dan Kabupaten juga dapat
berinovasi agar tetap menjalankan pengawasan dan tujuan dari supervisinya dapat berjalan
dengan baik meskipun tidak harus selalu bertatap muka.
Inovasi Pelaksanaan Ujian Nasional (UN)

Menurut Plt. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang penulis kutip pada
laman berita kompas.com pada 16 Maret 2020, bahwa Pelaksanaan UN 2020 tetap
dilaksanakan sesuai jadwal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Beberapa ketentuan khusus terkait pencegahan sebaran wabah Corona saat UN 2020 diatur
sebagai berikut: (1) Menghindari kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, dan
sebagainya) satu sama lain sebelum, selama, dan sesudah ujian. (2) Mencuci tangan
menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol sebelum dan sesudah ujian.
(3). Tidak memaksakan hadir di sekolah bagi yang memiliki keluhan sakit dengan gejala
demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan atau sesak napas. Khusus peserta ujian agar tidak
memaksakan mengikuti ujian dan dapat menggantinya pada waktu yang lain. (4) Memastikan
ketersediaan alat pembersih sekali pakai di depan ruang ujian.

(5) Membersihkan ruang ujian sebelum dan sesudah digunakan untuk setiap sesi UN.
Pembersihan dilakukan menggunakan disinfektan untuk seluruh piranti yang digunakan oleh
peserta UN, seperti handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard), mouse, kursi,
meja, dan alat tulis. (6). Memastikan pengisian daftar hadir UN terhindar dari potensi paparan
Covid-19 antar peserta UN, antara lain menghindari penggunaan alat tulis yang dipakai
bersama. (7). Tidak saling meminjam alat tulis atau peralatan lainnya. (8) Jika ditemukan
warga sekolah yang mengalami gejala infeksi Covid-19 agar kepala sekolah segera meminta
yang bersangkutan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Rangkaian protokol kesehatan tersebut merupakan inovasi yang dibuat pemerintah guna
memastikan pelaksanaan UN tetap berjalan namun sekaligus dapat menekan penyebaran
Covid-19, maka pemprov Bengkulu harus memastikan kesiapan sekolah untuk menjalankan
UN dan juga memastikan protokol kesehatan berjalan sesuai yang telah ditetapkan, hal
tersebut bisa dilihat dari pemahaman panitia UN tentang Covid-19, sarana prasarana sekolah
dan pengawasan dalam pelaksanaannya.

Pemprov Bengkulu dan tenaga pendidik diharapkan dapat selalu melakukan inovasi
pendidikan sebagai upaya menghadapi pandemi Covid-19, agar proses pendidikan tetap
berjalan sesuai kurikulum dengan cara siswa dapat efektif belajar dirumah, dan disisi lain
antisipasi penyebaran Covid-19 di Provinsi Bengkulu dapat berjalan efektif. Hingga kini
belum dapat dipastikan setelah berakhirnya masa himbauan Gubernur tersebut, nantinya
apakah akan diperpanjang atau tidak. Namun yang pasti pemda, sekolah, dan pendidik harus
siap dengan segala kemungkinan, dan selalu berinovasi mencari solusi disetiap permasalahan
pendidikan, dengan harapan semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan mendapatkan
hikmah dan pelajarannya. (ori-bengkulu, hi)

AYOSEMARANG.COM-- Seiring dengan meluasnya penyebaran corona virus disease


(Covid-19) di Indonesia, Presiden Joko Widodo, Minggu (15/3/2020), di Istana Bogor, Jawa
Barat, mengimbau, seluruh wargat tidak panik dan tetap produktif. Sehingga, penyebaran
virus bisa dihambat dan dihentikan. Jokowi juga menambah, dengan kondisi saat ini, saatnya
kerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah. Merespon hal tersebut,
Kemendikbud yang kemudian ditindaklanjuti Gubernur, Walikota, Bupati, dan Dinas
Pendidikan, juga telah memberikan edaran lebih rinci, terkait solusi pencegahan Covid-19
dengan melakukan belajar mandiri dari rumah selama dua pekan, pada satuan pendidikan
mulai dari TK hingga PT. Jika demikian adanya, keluarga menjadi bagian penting.
Meminjam cuitan status Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam UIN Walisongo Semarang, Prof.
Dr. Syamsul Ma’arif, “Corona memperkuat hubungan keluarga.” Tujuannya, agar selama
anak di rumah, melalui peran intensif orangtua, kebiasaan belajar anak tetap konsisten.
Terkait dengan bentuk kemandirian belajar selama rumah, melalui surat edaran tersebut, juga
sudah ada gambaran model yang diberlakukan. Yakni, belajar dengan online \natau dalam
jaringan (daring). Hanya saja, kembali kepada sekolah dan tenaga pendidik, mau atau tidak
menyiapkan solusi pola operasional, dan aplikatif terkait ‘kegiatan belajar mengajar’ siswa
selama di rumah. Walaupun, pelaksanaannya tidak sesempurna kala anak berada di sekolah.
Menjawab hal tersebut, bagi penulis terdapat dua hal yang bisa dilakukan: AYO BACA :
Prakiraan Cuaca Semarang Minggu 15 Maret, Berawan dan Hujan Sedang Pertama, sekolah
harus membuat konsep sederhana belajar online atau dalam jaringan (daring). Ini dilakukan
agar orang tua tidak bingung, bahkan panik, terkait panduan belajar dari masing-masing
satuan pendidikan. Tujuannya, agar belajar anak tetap berjalan meski berada di rumah.
Langkahnya, sekolah bisa mengadakan workshop singkat membuat aplikasi belajar online.
Bila tidak memungkinkan, mengomunikasikan langkah-langkah pembelajaran lewat
WhatsApp (WA) adalah cara praktis agar materi mata pelajaran (Mapel) tetap ditelaah secara
mandiri oleh anak selama di rumah. Kedua, terkait peran orangtua selama anak belajar
mandiri dari rumah, yang utama adalah memastikan terlebih dahulu, apakah ada petunjuk
teknis dari guru mapel, walikelas, atau paguyuban orangtua terkait langkah belajar mandiri
dari rumah. Jika ada, maka fungsi orangtua selain sebagai pengontrol agar kegiatan belajar
yang diberikan sekolah berjalan, juga menjadi motivator. Yakni, memberikan pengertian
positif bahwa selama anak di rumah, belajar harus tetap dilakukan. Tujuannya, agar anak
tidak menjadi salah paham, bahwa 14 hari ‘libur’ di rumah tidak lantas ‘libur’ pula
belajarnya. Karena bisa jadi, bermain, menonton televisi, game, hanya akan menjadi
pemandangan yang tidak produktif selama anak di rumah bila hal itu tidak dilakukan. Buat
Pustaka Keluarga Jika belum ada petunjuk operasional belajar dari rumah, menciptakan
keakraban dengan membuat pustaka keluarga adalah pilihan yang produktif. Bisa di ruang
tamu, \nruang khusus belajar, hingga ruang permanen yang dialokasikan untuk perpustakaan
pribadi. Caranya dengan bersama-sama menyiapkan tempat display buku-buku hasil koleksi
keluarga sebagaimana yang ada di perpustakaan pada umumnya. Kemudian, aneka koleksi
buku tersebut ditata sesuai dengan tema bahasan. Jika tentang pendidikan, berarti deretan
subrak mengkhususkan buku tersebut. Tujuannya agar mudah dicari hingga bila kemudian
anggota keluarga yang selesai membaca akan dikembalikan sebagaimana \nsemula. AYO
BACA : Stok Pangan di Jateng Aman, Gubernur Imbau Warga Tenang Keberhasilan literasi
di keluarga, selama anak di rumah, juga akan tercipta manakala koleksi buku yang dimiliki
selain ditempatkan pada tempat yang strategis, usaha untuk \nmemberi tempelan informasi
buku juga bisa dilakukan bersama-sama. Bisa berupa tema bahasan atau genre buku fiksi
(novel, puisi, cerpen) atau non fiksi, (pendidikan, motivasi, bidang keilmuan khusus) dan
lainnya. Intinya, dengan adanya tempelan tersebut akan memudahkan pemanggilan,
pencarian, bila anggota keluarga ingin mengaktifkan membaca sebagai upaya mencerdaskan
literasi dalam keluarga. Akan lebih baik pula, bila anggota keluarga (orangtua) di samping
menyimpan koleksi karya orang lain juga memberikan rak khusus terhadap karyanya. Selain
membanggakan, keberadaan rak khusus tersebut juga melatih kepercayaan diri melahirkan
produk karya tulis di tengah minimnya ke-pede-an mengakui dan menampilkan karya sendiri.
Apalagi, bila kemudian anggota keluarga lain meniru untuk menghasilkan karya tulis. Tentu,
menciptakan literasi di keluarga bukan sebatas wacana. Melainkan pendidikan literasi juga
sudah menjadi program terencana keluarga yang tidak terbatas pada membaca, melainkan
diteruskan pada menulis, guna melahirkan produk \nkarya tulis dari lingkungan dasar
pendidikan yakni keluarga. Bahkan Usman Roin dalam buku 50 Status Inspiratif (2020: 44)
mengatakan, buah pikiran akan abadi dan elegan bila diikat menjadi buku. Terkait bentuknya,
bisa berupa buku, majalah, buletin, kolom tulisan di koran atau media online untuk kemudian
dikliping. Karena yang terpenting adalah bukti fisik karya tulis yang kemudian memiliki
tempat khusus di perpustakaan keluarga. Jika demikian, mewujudkan perpustakaan pribadi
dengan anak selama berada di rumah adalah pilihan bijak agar kebiasaan belajarnya tetap
optimal. Hingga kemudian mempelajari mapel demi mapel secara bergantian hingga
latihannya adalah buah dari belajar mandiri.

---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoSemarang.com, dengan Judul Covid-19 dan Wujud Belajar
Mandiri, pada URL https://www.ayosemarang.com/read/2020/03/17/53770/covid-19-dan-
wujud-belajar-mandiri

Penulis: Abdul Arif


Editor : Abdul Arif

Anda mungkin juga menyukai