Pendahuluan
Menurut Pementristekdikti Republik Indonesia No. 55 Tahun 2017 tentang
Standar Pendidikan Guru, mata kuliah wajib pengenalan lapangan persekolahan
adalah proses observasi yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mempelajari aspek-aspek pembelajaran dan
pengelolahan pendidikan disatuan pendidikan (Syahrial dkk.,2018). Kegiatan PLP
dibagi menjaadi 2 tahap yaitu PLP 1 dan PLP II. Dimana PLP 1 masih berupa
observasi dan PLP II mahasiswa sudah diterjunkan untuk mengajar dikelas
langsung. Mahasiswa yang sudah menempuh PLP II dituntut untuk
mengembangkan RPP, silabus, bahan ajar, dan media pembelajaran yang
dipraktikan di kelas. PLP I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Ahmad Dahlan dilaksanakan pada semester 4. PLP 1 dilaksanakan diberbagai
jenjang pendidikan meliputi TK, SD, SMP, SMA sederajat. Penempatan
mahasiswa di sekolah tersebut sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk dari
tim PPPK FKIP UAD. kelompok tersebut beranggotakan mahasiswa dari berbagai
program studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan dibimbing oleh 1
orang dosen coordinator lapangan.
Salah satu penempatan program PLP 1 berada di SMP Muhammadiyyah 4
Yogyakarta. Pada PLP 1 ini mahasiswa diterjunkan hanya sebatas untuk
mengobservasi sekolah, mengamati karakteristik peserta didik, dan mengamati
kegiatan pembelajaran sekolah secara daring, PLP 1 kali ini juga dilaksanakan
secara daring menggunakan aplikasi online yang memungkinlan antara mahasiswa
dan pihak sekolah dapat melakukan komunikasi tatap muka secara tidak langsung
seperti menggunakan zoom meeting, google meet, whatsapp group dll.
Dikarenakan situasi pandemic covid-19. Namun, ada sebagian mahasiswa yang
menetap di Yogyakarta, sehingga dapat melaksanakan kegiatan penerjunan dan
wawancara secara langsung berkunjung ke sekolah dengan mematuhi protocol
kesehatan yang berlaku.
Berdasarkan uraian dia tas kegiatan PLP 1 bertujuan untuk melatih
mahasiswa untuk menganal lingkungan kerjanya sebaga calon guru di sekolahan.
Di sekolah tersebut memperoleh informasi tentang berbagai macam kendala siswa
dalam proses pembelajaran vua daring pada masa masa seperti ini.
Pembahasan
Monitoring daring dijadwalkan oleh P3K UAD dengan
pelaksanaan satu kali selama program PLP I. Mekanisme dan jadwal
monitoring telah diatur oleh P3K FKIP UAD. Penarikan daring dilakukan
sebagai tanda telah berakhirnya pelaksanaan program PLP I dengan bukti
penandatanganan berita acara penarikan secara virtual. Penarikan
dilakukan jika mahasiswa PLP I telah melakukan semua aktivitas program
PLP I, Mahasiswa PLP I tidak memiliki tanggungan pada sekolah mitra
dan sudah ada kesepakatan dengan pihak sekolah. Sistem bimbingan
dilakukan mahasiswa peserta PLP I dibimbing oleh dosen pembimbing
lapangan (DPL) dalam satu prodi, DPL PLP I melakukan pembimbingan
secara intensif, baik melalui kegiatan tatap muka maupun melalui media
komunikasi, proses pembimbingan oleh DPL PLP I meliputi identifikasi
permasalahan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa, identifikasi
alternative solusi permasalahan yang dihadapi mahasiswa, bimbingan
penyusunan portofolio, bimbingan luaran berupa essai berkelompok,
refleksi hasil kegiatan, coordinator sekolah/kepala sekolah membantu
aktivitas kegiatan PLP I secara daring dengan memberikan informasi
dengan model webinar atau jejak virtual, dan guru pamong melakukan
pembimbingan secara intensif selama mahasiswa melakukan PLP I. SMP
Muhammadiyah 4 Yogyakarta dibagi menjadi 12 kelas, meliputi kelas 4
kelas X, 4 kelas XI, dan 4 kelas XII. Program IPA terutama pada mata
pelajaran Biologi menjadi daya tarik dan minat belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Pada jam pelajaran siswa mampu saling
berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lainnya dari hal diskusi
maupun individu saling bertukar pendapat mengenai materi yang telah
diberikan. Sedangkan pada jam luar pelajaran siswa agar terbiasa
berinteraksi dengan baik antara siswa dengan lainnya dan warga sekolah
dibiasakan dengan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun). PLP I
bertujuan untuk membangun landasan jati diri pendidik dan menghasilkan
pendidik pemula yang unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual,
emosional, dan sosial. Karakteristik umum peserta didik di SMP
Muhammadiyah 4 Yogyakarta berkaitan dengan kemampuan intelektual,
kemampuan berpikir, kognitif, dan lain-lain pada jam pembelajaran
dimulai yaitu dari respon peserta didik saat guru menjelaskan materi
pelajaran karena karakter berpikir akan memunculkan rasa ingin tahu yang
tinggi sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan pada materi yang
diajarkan. Sedangkan pada luar jam pelajaran peserta didik mereka tetap
melakukan dengan baik. Karakteristik berkenaan dengan interaksi sosial
peserta didik dengan warga sekolah pada saat jam pelajaran yaitu dalam
diskusi siswa mampu berinteraksi sosial selama proses pembelajaran
maupun pada proses tanya jawab, praktikum karena dalam praktikum akan
dibagi perkelompok yang mengharuskan siswa untuk saling bertukar
pendapat dan bekerja sama. Sedangkan pada saat jam luar pelajaran yaitu
terlihat pada saat jam istirahat siswa akan jajan dikantin dan ketika sholat
dzuhur berjamaah antara warga sekolah dan warga sekitar lingkungan
sekolah, pada saat hari besar seperti zakat dan Qur’ban yang nantinya akan
dibagikan dengan lingkungan sekitar sekolah. Kemudian karakteristik
yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian, seperti sikap, minat, dan
lain-lain pada saat jam pelajaran berlangsung siswa aktif dan saling
bekerja sama dalam diskusi, sikap siswa terhadap teman-temannya dan
guru saling menghormati dan menghargai sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan efektif dan kondusif, Berkaitan dengan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran terutama pada saat pandemi dilakukan secara
online. Sehingga guru dapat memantau siswa dari tingkat keaktifan,
kedislipinan, dan kejujuran dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada jam
luar pelajaran siswa cenderung membuat kelompok bermain yang
mempunyai hobi yang sama.
Proses pembelajaran di kelas mulai dari kegiatan pra pembelajaran
di kelas yaitu menyantikan lagu Indonesia Raya dan membaca tadarus.
Siswa sangat baik diawali dengan 3S (senyum, sapa, salam) kemudian
siswa akan mempersiapkan buku dan alat tulis. Pada saat kegiatan
pendahuluan pelajaran siswa akan presensi selama kegiatan pendahuluan
guru akan mereview sedikit materi yang kemarin sudah diajarkan dengan
mengajukan pertanyaan dan siswa menanggapi dengan mengacungkan jari
tangan terlebih dahulu. Kegiatan inti pembelajaran siswa menggunakan
berbagai sumber dan media belajar seperti buku, hangout, ppt, video, dan
lain. Kemudian melakukan diskusi sesuai dengan materi yang akan
diberikan oleh guru kemudian melakukan presentasi dan siswa lain akan
merespon hasil presentasi sala satu kelompok begitu pula sebaliknya.
Kegiatan penutup siswa akan diberikan tugas merangkum hasil belajar
pada materi yang sudah diajarkan dan dikumpulkan pada jam terakhir
pelajaran. Guru tidak memberikan PR untuk siswanya karena semua tugas
dikumpulkan saat akhir pelajaran. Akhir pelajaran siswa mengakhiri
pelajaran dengan salam, berdoa, dan ucapan terimakasih. Siswa akan
membersihkan dan merapikan ruangan kelas secara bersama-sama.
Kendala belajar siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta selasa masa
pandemi ini adalah terbatasnya siswa yang memiliki handphone. Padahal
untuk pembelajaran daring selama pandemi ini handphone dan laptop
sangat dibutuhkan untuk siswa. Pada saat kita mewawancarai guru
pamong kemarin beliau menjelaskan bahwa kendala yang dialami
kebanyakan siswa pada saat absensi tidak dapat dihubungi sehingga guru
mata pelajaran tertentu harus meminta bantuan wali kelas untuk
menyampaikan kepada wali siswa yang tidak dapat dihubungi tersebut.
Dengan kendala demikian banyak cara yang dilakukan guru untuk
mengatasi kendala tersebut yaitu:
1. Menjaga kefokusan anak dalam belajar
2. Membuat anak agar tetap aktif dalam pembelajaran
3. Berkomunikasi dengan guru dijaga
4. Membuat aplikasi pembelajaran yang menarik agar siswa
terpacu aktif dalam pembelajaran
5. Mempersiapkan dengan matang pembelajaran
6. Membuat suasana pembelajaran menyenangkan agar siswa
tidak cepat bosan
7. Menjalin hubungan dengan wali murid agar siswa terpatau
8. Membuat jadwal siswa dengan terperinci
Dengan beberapa cara diatas guru bisa mengatasi permasalahan yang ada
di masa pandemic sekarang ini. Guru harus menjaga kefokusan anak agar
walau dimasa pandemic ini anak masih bisa mengikuti pelajaran dan bisa
menerima pelajaran yang di berikan. Banyak siswa yang lebih banyak
main sehingga siswa menyepelekan tugas yang di berikan guru dengna itu
perlunya komunilasi aktif dengan guru dengan orang tua dengan begitu
guru bisa menanyakan langsung bagaimana perkembangan belajar siswa.
Dengan menyediakan berbagai media yang menarik untuk membuat siswa
tertarik dan merasa pembelajarannya asik sehingga siswa lebih mudah
focus dan memperhatikan pelajaran. Pasca saya melakukan wawancara
dengan guru pamong banyak sekali kendala siswa selama melakukan
pembelajaran daring, kendala dari orangtua, peserta didik, guru, dan
jaringan juga masih banyak anak yang belum menggunakan hp. Banyak
peserta didik yang telat mengikuti pelajaran dikarenakan kendala jaringan
atau kurang terpantaunya orang tua tentang pembelajaran anak sehingga
anak lupa dan tidak masuk kelas pada jam pelajaran yang berlangsung.
Guru membuat aplikasi yang bisa dan mudah dijangkau oleh siswa
sehingga kendala untuk masuk kedalam kelas bisa lebih tertib dan bisa
optimal dalam melakukan pembelajaran. Selain itu guru mengabsen siswa
satu persatu agar siswa tetap ada pada forum kelas selama pembelajaran
berlangsung. Guru memberikan tugas sesuai kemampuan siswa dengan
memberikan waktu yang cukup panjang agar siswa yang menglami
kendala jaringan bisa lebih mudah untuk mempersiapkan tugas dengan
benar. Murid-murid di SMP 4 Muhammadiyah dalam melakukan
pembelajaran daring ini cukup efektif dengan dibekali materi oleh guru.
Guru banyak menerapkan beberapa sumber belajar salah satu contohnya
LKS dan buku paket jadi siswa diberikan referensi buku untuk dibeli
dengan demikian bisa membantu siswa menambah materi. Guru juga
meberikan tugas dari LKS yang ada dengan memfoto hasil lalu dikirimkan
kepada guru dengan bukti tanda tangan di sebelah soal/tugas yang
diberikan. Dengan itu siswa tidak bisa menggunakan LKS teman, dan
meminimalisir siswa untuk mencontek.nilai guru juga bukan hanya dari
tugas tetapi dari keaktifan siswa dalam ikut serta hadir di proses
pembelajaran.
Sumber:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5113096/3-kendala-
sekolah-online-di-tengah-pandemi
Sakidin, Ali & Hamidah, Afreni, 2020. “ Pembelajaran Daring di Tengah
Wabah Covid-19”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. 6 (2): halaman 214-
halaman 224.
Syarial dkk., 2018. Buku Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP). Jambi: Universitas Jambi
Wahyono, dkk. 2020. “ Guru Profesional dimasa Pandemi Covid-19:
Review Iplementasi, Tantangan. Dan Solusi Pembelajaran Daring”. Jurnal
Pendidikan Provesi Guru, 1 (1): halaman 51-halaman 65