Anda di halaman 1dari 8

Kendala Belajar yang Dihadapi Siswa SMP Muhammadiyah 4

Yogyakarta pada Masa Pandemi dengan Menggunakan Media


Daring untuk Proses Pembelajaran
Disusun oleh:
Qorrry Nurmaida Lumaris
Afiefa Meiliani Edhita
(1800008007/ PBio/ FKIP)
(1800008051/ PBio/ FKIP)

Pendahuluan
Menurut Pementristekdikti Republik Indonesia No. 55 Tahun 2017 tentang
Standar Pendidikan Guru, mata kuliah wajib pengenalan lapangan persekolahan
adalah proses observasi yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mempelajari aspek-aspek pembelajaran dan
pengelolahan pendidikan disatuan pendidikan (Syahrial dkk.,2018). Kegiatan PLP
dibagi menjaadi 2 tahap yaitu PLP 1 dan PLP II. Dimana PLP 1 masih berupa
observasi dan PLP II mahasiswa sudah diterjunkan untuk mengajar dikelas
langsung. Mahasiswa yang sudah menempuh PLP II dituntut untuk
mengembangkan RPP, silabus, bahan ajar, dan media pembelajaran yang
dipraktikan di kelas. PLP I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Ahmad Dahlan dilaksanakan pada semester 4. PLP 1 dilaksanakan diberbagai
jenjang pendidikan meliputi TK, SD, SMP, SMA sederajat. Penempatan
mahasiswa di sekolah tersebut sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk dari
tim PPPK FKIP UAD. kelompok tersebut beranggotakan mahasiswa dari berbagai
program studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan dibimbing oleh 1
orang dosen coordinator lapangan.
Salah satu penempatan program PLP 1 berada di SMP Muhammadiyyah 4
Yogyakarta. Pada PLP 1 ini mahasiswa diterjunkan hanya sebatas untuk
mengobservasi sekolah, mengamati karakteristik peserta didik, dan mengamati
kegiatan pembelajaran sekolah secara daring, PLP 1 kali ini juga dilaksanakan
secara daring menggunakan aplikasi online yang memungkinlan antara mahasiswa
dan pihak sekolah dapat melakukan komunikasi tatap muka secara tidak langsung
seperti menggunakan zoom meeting, google meet, whatsapp group dll.
Dikarenakan situasi pandemic covid-19. Namun, ada sebagian mahasiswa yang
menetap di Yogyakarta, sehingga dapat melaksanakan kegiatan penerjunan dan
wawancara secara langsung berkunjung ke sekolah dengan mematuhi protocol
kesehatan yang berlaku.
Berdasarkan uraian dia tas kegiatan PLP 1 bertujuan untuk melatih
mahasiswa untuk menganal lingkungan kerjanya sebaga calon guru di sekolahan.
Di sekolah tersebut memperoleh informasi tentang berbagai macam kendala siswa
dalam proses pembelajaran vua daring pada masa masa seperti ini.
Pembahasan
Monitoring daring dijadwalkan oleh P3K UAD dengan
pelaksanaan satu kali selama program PLP I. Mekanisme dan jadwal
monitoring telah diatur oleh P3K FKIP UAD. Penarikan daring dilakukan
sebagai tanda telah berakhirnya pelaksanaan program PLP I dengan bukti
penandatanganan berita acara penarikan secara virtual. Penarikan
dilakukan jika mahasiswa PLP I telah melakukan semua aktivitas program
PLP I, Mahasiswa PLP I tidak memiliki tanggungan pada sekolah mitra
dan sudah ada kesepakatan dengan pihak sekolah. Sistem bimbingan
dilakukan mahasiswa peserta PLP I dibimbing oleh dosen pembimbing
lapangan (DPL) dalam satu prodi, DPL PLP I melakukan pembimbingan
secara intensif, baik melalui kegiatan tatap muka maupun melalui media
komunikasi, proses pembimbingan oleh DPL PLP I meliputi identifikasi
permasalahan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa, identifikasi
alternative solusi permasalahan yang dihadapi mahasiswa, bimbingan
penyusunan portofolio, bimbingan luaran berupa essai berkelompok,
refleksi hasil kegiatan, coordinator sekolah/kepala sekolah membantu
aktivitas kegiatan PLP I secara daring dengan memberikan informasi
dengan model webinar atau jejak virtual, dan guru pamong melakukan
pembimbingan secara intensif selama mahasiswa melakukan PLP I. SMP
Muhammadiyah 4 Yogyakarta dibagi menjadi 12 kelas, meliputi kelas 4
kelas X, 4 kelas XI, dan 4 kelas XII. Program IPA terutama pada mata
pelajaran Biologi menjadi daya tarik dan minat belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Pada jam pelajaran siswa mampu saling
berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lainnya dari hal diskusi
maupun individu saling bertukar pendapat mengenai materi yang telah
diberikan. Sedangkan pada jam luar pelajaran siswa agar terbiasa
berinteraksi dengan baik antara siswa dengan lainnya dan warga sekolah
dibiasakan dengan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun). PLP I
bertujuan untuk membangun landasan jati diri pendidik dan menghasilkan
pendidik pemula yang unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual,
emosional, dan sosial. Karakteristik umum peserta didik di SMP
Muhammadiyah 4 Yogyakarta berkaitan dengan kemampuan intelektual,
kemampuan berpikir, kognitif, dan lain-lain pada jam pembelajaran
dimulai yaitu dari respon peserta didik saat guru menjelaskan materi
pelajaran karena karakter berpikir akan memunculkan rasa ingin tahu yang
tinggi sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan pada materi yang
diajarkan. Sedangkan pada luar jam pelajaran peserta didik mereka tetap
melakukan dengan baik. Karakteristik berkenaan dengan interaksi sosial
peserta didik dengan warga sekolah pada saat jam pelajaran yaitu dalam
diskusi siswa mampu berinteraksi sosial selama proses pembelajaran
maupun pada proses tanya jawab, praktikum karena dalam praktikum akan
dibagi perkelompok yang mengharuskan siswa untuk saling bertukar
pendapat dan bekerja sama. Sedangkan pada saat jam luar pelajaran yaitu
terlihat pada saat jam istirahat siswa akan jajan dikantin dan ketika sholat
dzuhur berjamaah antara warga sekolah dan warga sekitar lingkungan
sekolah, pada saat hari besar seperti zakat dan Qur’ban yang nantinya akan
dibagikan dengan lingkungan sekitar sekolah. Kemudian karakteristik
yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian, seperti sikap, minat, dan
lain-lain pada saat jam pelajaran berlangsung siswa aktif dan saling
bekerja sama dalam diskusi, sikap siswa terhadap teman-temannya dan
guru saling menghormati dan menghargai sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan efektif dan kondusif, Berkaitan dengan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran terutama pada saat pandemi dilakukan secara
online. Sehingga guru dapat memantau siswa dari tingkat keaktifan,
kedislipinan, dan kejujuran dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada jam
luar pelajaran siswa cenderung membuat kelompok bermain yang
mempunyai hobi yang sama.
Proses pembelajaran di kelas mulai dari kegiatan pra pembelajaran
di kelas yaitu menyantikan lagu Indonesia Raya dan membaca tadarus.
Siswa sangat baik diawali dengan 3S (senyum, sapa, salam) kemudian
siswa akan mempersiapkan buku dan alat tulis. Pada saat kegiatan
pendahuluan pelajaran siswa akan presensi selama kegiatan pendahuluan
guru akan mereview sedikit materi yang kemarin sudah diajarkan dengan
mengajukan pertanyaan dan siswa menanggapi dengan mengacungkan jari
tangan terlebih dahulu. Kegiatan inti pembelajaran siswa menggunakan
berbagai sumber dan media belajar seperti buku, hangout, ppt, video, dan
lain. Kemudian melakukan diskusi sesuai dengan materi yang akan
diberikan oleh guru kemudian melakukan presentasi dan siswa lain akan
merespon hasil presentasi sala satu kelompok begitu pula sebaliknya.
Kegiatan penutup siswa akan diberikan tugas merangkum hasil belajar
pada materi yang sudah diajarkan dan dikumpulkan pada jam terakhir
pelajaran. Guru tidak memberikan PR untuk siswanya karena semua tugas
dikumpulkan saat akhir pelajaran. Akhir pelajaran siswa mengakhiri
pelajaran dengan salam, berdoa, dan ucapan terimakasih. Siswa akan
membersihkan dan merapikan ruangan kelas secara bersama-sama.
Kendala belajar siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta selasa masa
pandemi ini adalah terbatasnya siswa yang memiliki handphone. Padahal
untuk pembelajaran daring selama pandemi ini handphone dan laptop
sangat dibutuhkan untuk siswa. Pada saat kita mewawancarai guru
pamong kemarin beliau menjelaskan bahwa kendala yang dialami
kebanyakan siswa pada saat absensi tidak dapat dihubungi sehingga guru
mata pelajaran tertentu harus meminta bantuan wali kelas untuk
menyampaikan kepada wali siswa yang tidak dapat dihubungi tersebut.
Dengan kendala demikian banyak cara yang dilakukan guru untuk
mengatasi kendala tersebut yaitu:
1. Menjaga kefokusan anak dalam belajar
2. Membuat anak agar tetap aktif dalam pembelajaran
3. Berkomunikasi dengan guru dijaga
4. Membuat aplikasi pembelajaran yang menarik agar siswa
terpacu aktif dalam pembelajaran
5. Mempersiapkan dengan matang pembelajaran
6. Membuat suasana pembelajaran menyenangkan agar siswa
tidak cepat bosan
7. Menjalin hubungan dengan wali murid agar siswa terpatau
8. Membuat jadwal siswa dengan terperinci
Dengan beberapa cara diatas guru bisa mengatasi permasalahan yang ada
di masa pandemic sekarang ini. Guru harus menjaga kefokusan anak agar
walau dimasa pandemic ini anak masih bisa mengikuti pelajaran dan bisa
menerima pelajaran yang di berikan. Banyak siswa yang lebih banyak
main sehingga siswa menyepelekan tugas yang di berikan guru dengna itu
perlunya komunilasi aktif dengan guru dengan orang tua dengan begitu
guru bisa menanyakan langsung bagaimana perkembangan belajar siswa.
Dengan menyediakan berbagai media yang menarik untuk membuat siswa
tertarik dan merasa pembelajarannya asik sehingga siswa lebih mudah
focus dan memperhatikan pelajaran. Pasca saya melakukan wawancara
dengan guru pamong banyak sekali kendala siswa selama melakukan
pembelajaran daring, kendala dari orangtua, peserta didik, guru, dan
jaringan juga masih banyak anak yang belum menggunakan hp. Banyak
peserta didik yang telat mengikuti pelajaran dikarenakan kendala jaringan
atau kurang terpantaunya orang tua tentang pembelajaran anak sehingga
anak lupa dan tidak masuk kelas pada jam pelajaran yang berlangsung.
Guru membuat aplikasi yang bisa dan mudah dijangkau oleh siswa
sehingga kendala untuk masuk kedalam kelas bisa lebih tertib dan bisa
optimal dalam melakukan pembelajaran. Selain itu guru mengabsen siswa
satu persatu agar siswa tetap ada pada forum kelas selama pembelajaran
berlangsung. Guru memberikan tugas sesuai kemampuan siswa dengan
memberikan waktu yang cukup panjang agar siswa yang menglami
kendala jaringan bisa lebih mudah untuk mempersiapkan tugas dengan
benar. Murid-murid di SMP 4 Muhammadiyah dalam melakukan
pembelajaran daring ini cukup efektif dengan dibekali materi oleh guru.
Guru banyak menerapkan beberapa sumber belajar salah satu contohnya
LKS dan buku paket jadi siswa diberikan referensi buku untuk dibeli
dengan demikian bisa membantu siswa menambah materi. Guru juga
meberikan tugas dari LKS yang ada dengan memfoto hasil lalu dikirimkan
kepada guru dengan bukti tanda tangan di sebelah soal/tugas yang
diberikan. Dengan itu siswa tidak bisa menggunakan LKS teman, dan
meminimalisir siswa untuk mencontek.nilai guru juga bukan hanya dari
tugas tetapi dari keaktifan siswa dalam ikut serta hadir di proses
pembelajaran.

Cara – cara demikian yang dilakukan guru untuk mengatasi


kendala diatas tetapi justru peran orang tua juga sangat berpengaruh dalam
menerapkan cara tersebut. Guru harus bekerjasama dengan orang tua agar
terciptanya proses pembelajaran yang optimal. Dengan saya melakukan
riset pada peserta didik di SMP Muhamadiyah 4 Yogyakarta yang
didampingi oleh ibu Noor yaitu guru mata pelajaran IPA di sekolah
tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi peserta didik.
Menurut riset yang saya dapatkan kondisi peserta didik disana cukup
banyak kendala nya pun bermacam-macam kebanyakan siswa disana
dengan mengalami permasalahan pada komunikasi dengan guru dan
cinderung siswa kurang bisa memahami materi yang disampaikan guru.
Selain itu permasalahan HP juga sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran daring ini, banyak anak yang tidak menggunakan HP
dikarenakan kondisi orang tuanya. Tidak semua siswa dari kalangan
berada sehingga belajar daring ini mengharuskan siswa mempunyai media
elektronik penunjang proses pembelajaran tetapi dengan kondisi seperti ini
banyak keuangan dari orang tua peserta didik yang tidak stabil belum bisa
membelikan anak media elektronik penunjang pembelajaran oleh karena
itu menyebabkan siswa kurang aktif dalam kelas online nya kurang bisa
mengikuti pelajaran karena kedala tersebut. Dengan begitu ibu Noor
melakukan cara untuk menanggulangi kendala tersebut dengan orang tua
dan siswa untuk datang langsung kesekolah tentu saja dengan mematuhi
protocol kesehatan yang ada untuk mengambil tugas anak dan
menyerahkan lagi keesokan harinya dibarengi dengan diberikan kembali
dengan sedikit menerangkan materi agar anak masih bisa mengikuti
pelajaran dengan selayaknya. Kendala yang lain yaitu dengan ketertiban
peserta didik masuk kelas online yang tidak tepat waktu dikarenakan
banyak peserta didik yang begadang untuk bermain game pada malam
harinya menyebabkan pagi hari peserta didik kesiangan dan ketinggalan
masuk kelas menyebabkan pelajaran yang didapat juga tidak maksimal.
Kendala tersebut banyak dialami oleh anak sekolah tersebut dengan
berkomunikasi dengan orang tua ibu Noor memantau anak agar bisa tepat
waktu untuk mesuk kelas online sehingga materi yang didapat juga
maksimal dan siswa juga lebih bisa mengatur waktu dan memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. Orangtua berperan aktif dalam pengondisian
peserta didik untuk lebih tertib dalam melakukan pembelajaran daring ini.
Banyak kendala yang dialami oleh peserta didik ini membuktikan kurang
optimal melakukan pembelajaran dengan media daring banyak anak yang
berkendala dalam pembelajaran tersebut dengan uraian diatas kita bisa
melihat bahwa pentingnya komunikasi antar guru dan peserta didik untuk
menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Proses pembelajaran
dengan media daring ini tidak bisa menggantikan proses pembelajaran
dengan tatap muka langsung banyak sekali peserta didik yang kurang bisa
paham dengan materi yang disampaikan guru walaupun peserta didik
sudah mengikuti pelajaran online dengan tertib. Dengan media daring ini
guru dan peserta didik kurang bisa tanggap untuk melakukan proses
pembelajaran. Mungkin dengan tatap muka banyak peserta didik aktif
bertanya tentang materi yang dijelaskan tetapi dengan dqaring ini peserta
didik sulit bagi peserta didik untuk komunikasi dengan berbagai macam
kendala yang ada. Kita sebagai orang tua, guru, dan calon guru harus bisa
mengerti persoalan dan permasalahan perserta didik dalam proses belajar
dengan begitu pelajaran yang di sampaikan bisa diterima peserta didik
dengan baik. Walaupun dengan media daring guru harus bisa memecahkan
persoalan yang ada dan harus bisa membuat peserta didik nyaman dalam
proses belajar. Sekian riset yang kami dapatkan dengan bantuan guru
pamong kami banyak mendapatkan informasi tentang kendala yang terjadi
oleh peserta didik dengan diberlakunya proses belajar dengan
menggunakan media daring pada saat ini. Dengan data ini kami bisa
mengerti dan memahami perbandingan antara proses belajaran daring dan
tatap muka. Banyak sekali kendala yang ada dan semoga kita bisa kembali
seperti semula dengan proses pembelajaran normal dengan tatap muka
agar peserta didik bisa kembali kesekolah dan melakukan pembelajaran di
sekolah. Semoga dengan adanya proses pembelajaran daring ini bisa
amenjadi pengalaman yang beharga di dunia pendidikan.
Penutup
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan PLP
1 diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat melakukan observasi
mengenai kultur sekolah, struktur organisasi dan tata kelola di sekolah,
peraturan dan tata tertib sekolah, kegiatan – kegiatan ceremonial-formal di
sekolah, kegiatan – kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler, serta praktik – praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di
sekolah. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan PLP I mahasiswa dapat
lebih mengenal hal ihwal sekolah yang nantinya dapat digunakan sebagai
bekal praktek mengajar pada PLP II mendatang.
Pembelajaran daring yang merupakan langkah jitu dalam
menghadapi masa pandemic covid-19 ternyata juga menimbulkan kendala
baik bagi guru, bagi siswa ataupun bersama- sama bagi guru dan siswa.
Kendala bagi siswa yaitu kuota siswa yang terbatas karena tidak semua
siswa memiliki ekonomi yang sama. Kendala kedua yaitu siswa yang tidak
memiliki perangkat seperti laptopatau handphone yang dapat digunakan
untuk pembelajaran daring. Kendala ketiga yaitu dengan pembelajaran
daring ini, maka jadwal akan sedikit berubah dan siswa melakukan
kegiatan pembelajaran di rumahnya masing – masing, sehingga banyak
siswa yang tidak disiplin waktu. Dengan pembelajaran daring juga
terdapat siswa yang sedikit kesulitan untuk memahami materi
pembelajaran. Kendala yang dihadapi oleh guru yaitu terhambat untuk
menilai aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa. Selain itu, guru juga
harus mencari literature dan pedoman sendiri mengenai rpp dan silabus
pembelajaran daring dikarenakan dinas pendidikan yang tidak
menyediakan pedoman tersebut. Kendala yang bersama – sama dihadapi
guru dan siswa adalah pengurangan jam pembelajaran, di mana guru harus
mengurangi materi yang disampaikan ke siswa menjadi tidak sepenuhnya
mendapat seluruh materi dari bab yang ada.
Saran mengenai pembelajaran daring ini untuk siswa yaitu
sebaiknya tidak menyepelekan waktu dan berusaha melakukan aktivitas
tepat pada waktunya dan juga harus memahami materi dan aktif bertanya
ataupun aktif pada saat pembelajaran berlangsung di kelas daring supaya
pemahaman materi dapat meningkat. Saran kedua yaitu untuk dinas
pendidikan daerah, sebaiknya menyediakan pedoman untuk guru
mengenai pemmbelajaran daring, supaya guru kabupaten atau kota tidak
kebingunan dan kesulitan menncari pedoman ke daerah (kabupaten/kota)
lainnya. Saran ketiga yaitu untuk guru, diharapkan guru lebih kreatif dan
lebih bisa mengeksplor materi untuk pembelajaran online seperti
mengembangkan bahan ajar menggunakan media pembelajaran daring dan
media lainnya yang tersedia. Dengan menggunakan media pembelajaran
yang tepat, guru juga dapat meringankan siswanya dalam pengeluaran
kuota internet.

Sumber:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5113096/3-kendala-
sekolah-online-di-tengah-pandemi
Sakidin, Ali & Hamidah, Afreni, 2020. “ Pembelajaran Daring di Tengah
Wabah Covid-19”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. 6 (2): halaman 214-
halaman 224.
Syarial dkk., 2018. Buku Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP). Jambi: Universitas Jambi
Wahyono, dkk. 2020. “ Guru Profesional dimasa Pandemi Covid-19:
Review Iplementasi, Tantangan. Dan Solusi Pembelajaran Daring”. Jurnal
Pendidikan Provesi Guru, 1 (1): halaman 51-halaman 65

Anda mungkin juga menyukai