Anda di halaman 1dari 15

1

TUGAS KELOMPOK

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

MATA KULIAH :

Pengantar Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Rusman, M.Pd

Disusun Oleh :

1. ARIPIN NIM : 0910110


2. WAHYU MULYADI NIM : 0910
3. YUDI SYAHPUTRA NIM : 0910

PROGRAM DUAL COMPETENCY


KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSIOTAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
2

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

A. PENDAHULUAN
Salah satu revolusi terbesar dalam pendidikan adalah munculnya e-
learning dalam pembelajaran Sedangkan karakteristik e-learning, antara
lain: Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal
yang protokoler; Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital
media dan computer networks). Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat
mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya. Keempat, Memanfaatkan jadwal
pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer
Pembelajaran jarak jauh sejak lama sudah dikenal masyarakat dunia.
Pada mulanya pembelajaran jarak jauh dilakukan melalui korespondensi
dengan menggunakan media kertas dan jasa pos. Kemudian pada tahun
1960-an dengan munculnya konsep pendekatan sistem, belajar jarak jauh
dilakukan lebih sistematis yaitu melalui modul dan pengajaran berprogram.
Pada dasawarsa tahun kemudian muncullah pembelajaran berbasis web.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat
pesat, menurut catatan www.internetworldstats.com/ saat ini ada satu
milyard pengguna internet di dunia. Penetrasi internet di Asia adalah 10%,
sedangkan di Amerika mencapai 67%. Indonesia menduduki urutan ke 13
pengguna internet dunia dengan jumlah pengguna internet tahun 2006,
sebanyak 18 juta orang. Angka itu mencapai 10 kali lebih besar dibanding
lima tahun lalu. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa TIK
membawa gelombang baru menuju perubahan besar dalam sejarah
kebudayaan manusia.
3

Tinsiri memberi perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi


perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK tersebut diibaratkan arus
badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita
menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa
arus, atau memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling
tepat adalah yang terakhir, memanfaatkan arus sebagai sumber energi.
Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia
pendidikan. Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di
kamar tidur siswa, tidak lagi dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi
sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era TIK telah hadir.
TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam
dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya
disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber
belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi,
sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan media situs web (website) yang bisa
diakses melalui jaringan Internet. Pembelajaran berbasis web atau yang
dikenal juga dengan istilah web-based learning merupakan salah satu
jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning)1.
Pembelajaran berbasis web (E-learning) pada hakikatnya adalah
perkembangan dari konsep sistem belajar jarak jauh (Distance learning).
Sistem pembelajaran berbasis web ini bisa tejadi karena perkembangan
yang peasat dari tiga bidang, yaitu; bidang pembelajaran jarak jauh,
pembelajaran dengan menggunakan teknologi komputer, dan
perkembangan bidang teknologi internet.
1
Riche Chintia Johan, Pembelajaran Berbasis Web, dalam Dr. Rusman, M.Pd (Ed),
Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia,
2009
4

2. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis WEB


Kevin Kruse (2004) dalam salah satu tulisannya yang berjudul
Using the Web for Learning yang dimuat dalam situs web e-
learningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web
seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi para peserta didiknya.
Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web
bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur
interaktifitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih
banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang
biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
(contohnya uang jajan/biaya transportasi ke sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran berbasis
web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan
pengaksesan materi pembelajaran. Penghantaran materi pembelajaran
kini tidak lagi tergantung kepada medium fisik seperti buku pelajaran
cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini berbentuk data digital
yang bisa didecode (diuraikan) melalui perangkat elektronik seperti
komputer, smartphone, telepon seluler atau piranti elektronik lainnya.
Di samping beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran berbasis
web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung
antara siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak faktor teknis.
Menyikapi hal tersebut, Kruse berpandangan, dengan semakin majunya
teknologi Internet dan jaringan, dengan semakin lebarnya bandwidth
dan semakin cepatnya koneksi Internet beberapa tahun belakangan ini,
maka kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web ini bisa
diminimalisir dalam beberapa tahun ke depan.
Berikut akan dijelaskan secara langsung fungsi dan manfaat dari
pembelajaran berbasis web antara lain :
a. Access is available anytime, anywhere, around the globe 1.
(Akses tersedia kapanpun, di manapun, di seluruh dunia)
Internet telah menjadi sebuah sarana komunikasi 2 arah yang
sangat banyak digunakan. Kini seorang peserta didik memiliki
5

akses yang sangat besar terhadap informasi apapun, termasuk


informasi pembelajaran. Melalui koneksi Internet pada laptopnya,
komputernya, telepon genggamnya, atau koneksi Internet di sarana-
sarana umum, siswa bisa mengakses program pembelajaran yang
sedang diikutinya. Ia bisa mengikuti kegiatan pembelajaran,
mengerjakan tugas, mengikuti informasi perkembangan materi
pembelajaran, berkomunikasi dan berdiskusi dengan guru/peserta
didik lainnya, memeriksa nilai, memeriksa absensi dan melakukan
hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
berbasis web, semuanya dilakukan secara online.
b. Per-student equipment costs are affordable (Biaya operasional
setiap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi
lebih terjangkau)
c. Student tracking is made easy 3. (Pengawasan terhadap
perkembangan siswa jadi lebih mudah)
Melalui pembelajaran berbasis web, segala aktifitas
pembelajaran siswa akan dicatat dalam sebuah database yang
tersimpan di server. Administrator, guru, orang tua murid dan
murid itu sendiri dapat melihat data-data akademik seperti program
pembelajaran yang telah diikuti murid, tugas-tugas yang harus
dikerjakannya, nilainya pada mata pelajaran tertentu, nilainya
secara akumulatif, catatan kegiatan diskusinya serta data-data
lainnya. Hak akses terhadap informasi akademik ini tentunya bisa
diatur sesuai kebutuhan. Misalnya, pihak yang berhak untuk
melihat nilai akumulatif siswa hanyalah guru/orang tua murid saja,
sedangkan murid hanya bisa mengakses nilainya yang terakhir saja.
d. Possible learning object architecture supports on demand,
personalized learning (Rancangan pembelajaran berbasis web
memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran yang
sudah terpersonalisasi)
Dengan pembelajaran berbasis web, secara virtual tidak ada
batasan untuk materi pembelajaran. Hal ini memungkinkan materi
pembelajaran bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan kegiatan
pembelajaran. Misalnya, untuk menerangkan materi tentang orbit
6

planet-planet di tata surya, guru tidak hanya memberikan materi


lewat tulisan saja, tapi ia juga bisa menyisipkan media-media
pembelajaran seperti animasi atau peta interaktif. Hal ini membuat
pembelajaran menjadi lebih variatif dan menarik, sehingga
pengalaman belajar siswapun menjadi lebih bermacam-macam.
Untuk menunjang penyediaan media pembelajaran dalam
pembelajaran berbasis web ini, guru dituntut untuk memiliki skill
lain dalam bidang pengembangan media, misalnya kemampuan
olah gambar untuk menyediakan media grafis, atau kemampuan
mengembangkan animasi berbasis flash untuk menyediakan media
animasi.
e. Content is easily updated (Materi pembelajaran bisa
diperbaharui secara lebih mudah)
Poin ini mungkin merupakan poin keuntungan terbesar yang
bisa didapat dari sebuah pembelajaran berbasis web. Di zaman
seperti sekarang ini, di mana ilmu pengetahuan senantiasa
berkembang, materi-materi pembelajaran bisa berubah setiap saat.
Dalam pembelajaran konvensional yang menggunakan media buku
tercetak atau CD-ROM, materi pembelajaran tentunya tidak bisa
diperbaharui dengan mudah, melainkan harus melalui proses revisi,
cetak ulang, atau pembuatan ulang2

3. Bentuk Pembelajaran Berbasis Web


Toto Fatoni (2010) menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi
internet dalam dunia pendidikan yaitu dengan merancang model-model
pembelajaran berbasis web. Ada beberapa model pemanfaatan internet
untuk pembelajaran, dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks. Model-model itu antara lain:
a. Belajar secara mandiri melalui situs web.
Model penggunaan internet seperti ini adalah model yang
paling umum. Siswa mengakses informasi yang diperlukan melalui
2
Ibid, hlm 118-121
7

sumber-sumber innformasi yang sengaja dibuka secara online


untuk siapa saja dan kapan saja. Sumber informasi ini tersedia
banyak dalam jaringan internet, baik yang disampaikai oleh
institusi seperti perguruan tinggi, perpustakaan dan lembaga
swasta, maupun oleh perorangan yaitu para pakar dari berbagai
bidang keahlian. Siswa dapat mengakses informasi-informasi
tersebut melalui jaringan internet yang terpasang baik di sekolah
atau di warnet-warnet. Kegiatan ini tidak terkait dengan tugas-
tugas pelajaran secara khusus dari sekolah melainkan untuk
memperkaya diri secara individual.
b. Menyajikan materi pelajaran secara online
Model pembelajaran berbasis web seperti ini adalah yang
paling sederhana. Pihak sekolah atau guru menyajikan materi
pelajaran secara online, lalu menugaskan peserta didik untuk
mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas
membaca. Kemudian mereka diminta untuk mengerjakan tugas dan
mengumpulkan laporan tugas itu kepada guru juga melalui internet.
Materi yang disajikan ini bisa secara terbuka dapat diakses oleh
siapa saja, dapat pula secara tertutup yang hanya dapat diakses oleh
siswa tertentu yang sudah memeiliki kode user name-nya. Model
pembelajaran seperti ini kurang dinamis, komunikasi cenderung
bersipat dua jalur saja antara guru dengan siswa. Jadi kurang
interaktif.
c. Interaksi secara tatap muka dan virtual
Model pembelajaran ini merupakan kombinasi antara cara
konvensional melalui tatap muka dengan pembelajaran yang
berbasis web. Meskipun pembelajaran bisa dilakukan secara virtual
penuh, namun kegiatan tatap muka masih diperlukan. Interaksi
siswa satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara
tatap muka masih dibutuhkan. Tatap muka ini terutama diperlukan
dalam hal :
8

a. Sebagai forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme


belajar yang akan dilakukan bersama dengan semua peserta
didik.
b. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman
belajar dengan mengerjakan tugas-tugas secara kelompok dan
kolaboratif pada setiap peserta didik.. Mengenal pribadi satu
dengan yang lain diantara peserta didik perlu dilakukan secara
langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh untuk
kerja secara virtual selanjutnya.
c. Perlunya memberikan pelatihan secukupnya dalam
pemanfaatan komputer yang akan digunakan sebagai media
komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Kekurang
pahaman dalam mengoprasikan komputer sangat berdampak
pada kemungkinan rendahnya partisipasi mereka dalam
berbagai diskusi secara virtual.
Interaksi secara virtual dilakukan untuk mendiskusikan
topik-topik penting untuk dipahami bersama-sama. Mereka
diharapkan untuk saling menyampaikan pikiran maupun
mengkritisi pendapat lain atas sebuah topik yang telah ditentukan
oleh guru maupun dipilih oleh peserta didik sendiri.
d. Belajar dalam kelompok
Pembelajaran berbasis web model ini merupakan model
yang paling interaktif. Pembelajaran dapat dilakukan secara
berkelompok dan juga secara perorangan. Apabila peralatannya
dilengakapi dengan kamera video interaksi langsung secara tatap
muka dapat dilakukan melalui tele conference atau video
conference.
Pembelajaran melalui kerja kelompok secara virtul ini dapat
meningkatkan interaksi dan partisipasi antar peserta didik. Namun
demikian untuk memulai model kerja ini memerlukan usaha yang
sangat keras. Membangun motivasi untuk saling belajar dari
9

sesama dan iklim kolaboratif perlu dipupuk sepanjang proses


belajar. Guru memegang peran yang sangat besar untuk
membangun iklim yang kondusif seperti ini. Kerja dalam kelompok
juga dapat meningkatkan percaya diri dan tanggung jawab peserta
didik.
Belajar secara kelompok dapat dilakukan untuk keperluan
diskusi, pemecahan masalah atau penugasan proyek. Namun
demikian perlu disadari bahwa mendesain model kerja seperti ini
tidak mudah3.
Sementara itu Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang
pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam
pengembangan sistem pembelajaran berbasis Internet, yaitu web
course, web centric course, dan web enhanced course.
Web course adalah penggunaan Internet untuk keperluan
pendidikan, yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan
tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya
sepenuhnya disampaikan melalui Internet. Dengan kata lain model ini
menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan Internet yang
memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional).
Sebagian materi disampaikan melalui Internet, dan sebagian lagi
melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini
dosen bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari
materi perkuliahan melalui web yang telah dibuatnya. Mahasiswa juga
diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang
relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan dosen lebih banyak diskusi
tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui Internet tersebut.
Web enhanced course adalah pemanfaatan Internet untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.

3
Toto Fathoni, E-Learning, hlm 4-5
10

Fungsi Internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi


antara mahasiswa dengan dosen, sesama mahasiswa, anggota kelompok,
atau mahasiswa dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran dosen
dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di
Internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs
yang relevan dengan bahan perkuliahan, menyajikan materi melalui web
yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi
melalui Internet, dan kecakapan lain yang diperlukan4.

4. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web


Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dengan
ditemukannya alat elektronik sebagai media komunikasi, seperti
telephone, radio dan televisi, sistem belajar jarak jauh lebih berkembang
lagi seperti munculnya konsep sekolah terbuka dan Universitas
Terbuka. Berkembangnya teknologi komputer memberi dampak
terhadap berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Kemajuan teknologi komputer memberi pengaruh luar biasa terhadap
dunia pendidikan. Berbagai istilah pembelajaran dengan memanfaatkan
komputer seperti; Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer
Based Training (CBT). Model pembelajaran tersebut memungkinkan
peserta didik mempelajari bahan pelajaran sendiri langsung melalui
komputer sebagai sumber belajar. Dengan memahami cara
menggunakan komputer, melalui disket atau CD siswa dapat
mempelajarai bahan pelajaran secara interaktif dan menarik, tanpa harus
didampingi oleh seorang guru.
Perkembangan teknologi internet memberikan nuansa sistem
belajar jarak jauh yang lebih terbuka lagi. Sistem pembelajaran berbasis
web yang populer dengan sebutan elektronik leraning (E-leraning),
web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based education
4
Dr. Rusman, M.Pd., Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran, dalam Dr. Rusman,
M.Pd (Ed), Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2009, hlm 201-202
11

(WBC), kampus maya (Virtual Campus), dan lain-lain. Keunggualan


belajar jarak jauh yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah akses ke
sumber belajar semakin terbuka dan luas, cepat dan tidak terbatas pada
ruang dan waktu. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh
peserta didik, kapan saja dan dimana saja dengan rasa nyaman dan
menyenangkan. Batasan ruang, waktu dan jarak tidak lagi menjadi
masalah rumit untuk dipecahkan. Melalui teknologi ini orang bisa
melakukan konprensi atau diskusi secara elektronik (electonick
conference) tanpa harus bertemu disuatu tempat (tele conference)5.
Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran
guru/dosen dalam arti sebenarnya, Internet akan menjadi suplemen dan
komplemen dalam menjadikan wakil dosen/guru yang mewakili sumber
belajar yang penting di dunia.
Cisco (2001) menjelaskan filosofi e-learning dalam pembelajaran
berbasis web sebagai berikut.
Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi,
komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat
memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar
konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan
berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan
globalisasi.
Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar
konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
Keempat, kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk,
isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan
alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas
siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik6.

5
Ibid, hlm 6
6
Dr. Rusman, M.Pd., Op cit, hlm 202-203
12

Kelebihan pemanfaatan web dalam pembelajaran (e-learning


sebagaimana dijelaskan Dr. Rusman, M.Pd antara lain:
Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana dosen dan
mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas Internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Kedua, Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar
atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui Internet,
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari.
Ketiga, Mahasiswa dapat belajar atau mereview bahan
perkuliahan setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat
bahan ajar tersimpan di komputer.
Keempat, Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang
berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di
internet secara lebih mudah.
Kelima, Baik dosen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi
melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak,
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
Keenam, Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif
menjadi aktif dan lebih mandiri.
Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal
jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran
atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai
kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain. Pertama, Kurangnya
interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values
dalam proses pembelajaran. Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek
akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis/komersial. Ketiga, Proses pembelajarannya cenderung ke arah
13

pelatihan daripada pendidikan. Keempat, Berubahnya peran dosen dari


yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga
dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
Kelima, Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal. Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet. Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki
keterampilan mengoperasikan internet. Kedelapan, Kurangnya personil
dalam hal penguasaan bahasa pemrograman komputer.
satu kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web adalah
amat kurangnya interaksi langsung antara guru dengan siswa maupun
antara siswa dengan siswa. Hal ini berdampak besar kepada siswa,
karena walaupun mereka bisa berkomunikasi secara synchronous
melalui live chat atau asynchronous melalui e-mail/forum diskusi, tetap
saja interaksi antar manusia secara langsung tidak dapat tergantikan.
Satu jalan komunikasi synchronous yang dipercaya nantinya akan
bisa meminimalisir kelemahan pembelajaran berbasis web adalah
teknologi videoconferencing. Melalui videoconferencing, siswa dan guru
serta siswa dan siswa bisa bertatap muka secara langsung dan
berkomunikasi melalui gambar dan suara. Hanya saja dikarenakan
kurangnya sarana dan infrastruktur Internet yang memadai (terutama di
Indonesia), menyebabkan fitur videoconferencing ini tidak dapat
terlaksana secara optimal. Audiovisual yang dikirimkan seringkali tidak
berkualitas baik. Selain itu terkadang terjadi delay/penundaan yang
menyebabkan komunikasi tidak berjalan mulus. Hal-hal seperti inilah
yang menyebabkan videoconferencing sama sekali belum bisa
menggantikan proses komunikasi langsung antar manusia.
Untuk menanggulangi hal tersebut, sudah ada beberapa pihak
yang berusaha untuk membuat teknologi videoconferencing menjadi
senyata mungkin, di antaranya dengan memperlebar bandwidth untuk
pertukaran data videoconferencing, atau meningkatkan kualitas
hardware pendukung videoconferencing. Cisco System sudah
14

menghadirkan solusi untuk hal ini. Perusahaan komunikasi Internet


Skype-pun sudah mencoba untuk menerapkannya secara luas. Hanya
tinggal masalah waktu saja (3-5 tahun) agar teknologi ini bisa menjadi
lebih sempurna dan diadopsi oleh masyarakat seluruh dunia.

C. SIMPULAN
Mengimplementasikan pembelajaran melalui e-learning bukan berarti
sekedar meletakan bahan ajar pada web. Selain bahan ajar, skenario
pembelajaran perlu dipersiapkan dengan matang untuk merangsang
keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam proses belajar
mereka.
Memanfaatkan teknologi internet dalam pembelajaran menuntut
potensi ACKS dari para guru dan peserta didik, yaitu sikap yang positif
terhadap e-learning, kreatif dalam mengembangkan diri, memperkaya
khasanah pengetahuan tentang teknologi informasi dan meningkatkan mutu
keterampilan diri yang terus-menerus kerena teknologi dibidang internet ini
berkembang sangat cepat.
Masih banyak hambatan yang harus kita hadapi untuk memenfaatkan
teknologi internet ini. Hambatan ini tidak saja terjadi di Indonesia, namun
terjadi juga di luarnegeri di negara yang sudah maju sekalipun. Untuk itu
kita tidak perlu berkecil hati dengan adanya hambatan tersebut.
Mari kita memberikan komitmen untuk berupaya memanfaatkan
teknologi ini dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan
agar sumber daya manusia Indonesia mampu berkompetisi di arena
persaingan global.
15

DAFTAR PUSTAKA

Koesnandar, Pengembangan Bahan Belajar Berbasis Web, http:


//www.teknologipendidikan.net /? p=44
Riche Chintia Johan, Pembelajaran Berbasis Web, dalam Dr. Rusman, M.Pd (Ed),
Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2009
Rusman, Dr, M.Pd., Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran, dalam Dr.
Rusman, M.Pd (Ed), Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009
S u h a r i y a n t o , Pembelajaran Berbasis Ict (Information And Communication
Technology) Megister Teknologi Pendidikan, FKIP UNILA 2009
Toto Fathoni, E-Learning,
Widyo Nugroho, dkk, Perancangan Media Video Pembelajaran Berbasis Web
(Studi Kasus Mata Kuliah Pengantar Teori Graph),
widyo@staff.gunadarma.ac.id, Gunadarma University, Margonda Raya
100, Depok 16424

Anda mungkin juga menyukai