Anda di halaman 1dari 10

FORUM DISKUSI

STUDI MANDIRI DAN SEMINAR PROPOSAL

Sesi 1
Soal : Anda sudah membaca materi pengayaan tentang identifikasi dan perumusan masalah
yang saya berikan? Juga sudah menonton videonya? Nah sekarang, coba pikirkan tentang
suatu topik atau isu pendidikan di lingkungan Anda, mungkin di lingkungan sekolah atau bahkan
di lingkungan kabupaten/kotamadya atau bahkan provinsi Anda. Pikirkan satu isu besar yang
menarik daya ingin tahu Anda, kemudian renungkan apa saja topik spesifik yang dapat diteliti
dalam ruang lingkup topik besar tersebut. Tentu akan ada beberapa topik spesifik bukan? Nah
sekarang coba pikirkan lebih lanjut, topik spesifik mana yang paling penting untuk diteliti jika
dikaitkan dengan kondisi dan konteks terdekat Anda (kecamatan, sekolah, kelas).

Sudah terbayang kira-kira topik spesifik apa? Nah, jika sudah, sekarang coba Anda pilih
subtopik dari topik spesifik tersebut yang dapat Anda teliti agar fokus dan dapat dilaksanakan
dalam waktu dan sumberdaya Anda yang terbatas.  Kemudian tuliskan latar belakang mengapa
menurut Anda subtopik spesifik tersebut penting untuk diteliti? data pendukung apa yang
menunjukkan alasan Anda tersebut?

Topik apa yang akan diplih

Apa masalahnya

Bagaimana cara mengatasi masalah

Pandemi Covid-19 melanda Negara kita selama hampir 3 tahun yang membuat kegiatan pembelajaran
harus dilaksanakan dari rumah setiap siswa secara daring. Pemerintah membuat kebijakan untuk menutup
setiap sekolah dalam rangka memutus penyebaran virus Covid-19 karena keselamatan dan kesehatan
siswa menjadi perhatian yang paling utama. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh cenderung membuat
siswa tidak belajar aktif karena pembelajaran yang dilaksanakan kurang interaktif. Tidak optimalnya
kegiatan pembelajaran yang berlangsung membuat sebagian besar siswa mengalami kesenjangan belajar
atau learning loss yang berdampak pada kualitas pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rancangan pembelajaran. Padahal, di era globalisasi ini pembelajaran yang dilaksanakan
harus sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad 21 yang mampu mengembangkan 4 kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa yakni critical thinking, creative thinking, communication, dan
collaboration.

Pembelajaran saat ini sudah dilaksanakan secara normal kembali di sekolah. Awal tahun ajaran 2022-
2023, semua siswa sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan yang ketat. Berdasarkan kenyataan di lapangan yakni di SDN Melong Mandiri 2,
meskipun pembelajaran sudah dilaksanakan secara tatap muka, namun sebagian besar siswa menunjukkan
penurunan belajar yang cukup signifikan dikarenakan terlalu lama melaksanakan pembelajaran secara
daring. Selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh, siswa tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang aktif karena pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik dan cenderung monoton. Selain itu,
interaksi dua arah yang terjalin antara guru dan siswa sangat terbatas. Di jenjang kelas 6, siswa masih
kesulitan untuk memahami materi IPA dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan belum mengaktifkan
siswa. Dalam beberapa materi di pembelajaran IPA, terdapat keterampilan proses sains yang dapat
dikembangkan siswa melalui proses ilmiah. Menurut Bundu (2006), Keterampilan Proses Sains
merupakan keterampilan yang digunakan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk
memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya.Siswa menggunakan alat indera untuk
mengamati objek

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kualitas pembelajaran ialah penentuan strategi pembelajaran
yang tepat dan sesuai yang dapat mengaktifkan siswa. Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran
bergantung pada kualitas kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran aktif harus bisa membuat siswa melakukan dengan menggunakan semua indera nya dengan
mengeksplorasi berbagai objek yang ada di lingkungannya. Salah satu model pembelajaran yang cocok
digunakan untuk mengembangkan 4C dalam pembelajaran aktif ialah model MIKiR. Model MIKiR
merupakan unsur dari pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto Foundation kepada berbagai
sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKiR merupakan akronim dari mengalami, interaksi, komunikasi, dan
refleksi. Pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur MIKiR menuntut siswa untuk lebih kreatif, mampu
berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran IPA

Berdasarkan latar belakang yang telah saya paparkan, subtopik tersebut penting untuk diteliti karena
pembelajaran aktif memiliki pengaruh yang kuat untuk siswa untuk meningkatkan keterampilan
berpikir siswa. Dengan menerapkan pembelajaran aktif, maka proses pembelajaran akan menjadi
lebih bermakna karena siswa diajak untuk melakukan pengamatan, percobaan, diskusi kelompok,
dan belajar secara langsung. Guru berperan sebagai fasilitator belajar yang membantu siswa
menemukan pemahamannya sendiri.

Data pendukung yang memperkuat alasan saya mengambil topik ini ialah berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh Zannah dan Zulfadewina (2022), ditemukan bahwa ada beberapa
faktor penyebab menurunnya hasil belajar IPA siswa kelas IV saat pembelajaran tatap muka
terbatas pasca pandemi yakni diantaranya faktor dari siswa itu sendiri berupa kesulitan
pembelajaran IPA sebesar 59,33%, kesulitan konsentrasi saat di sekolah sebesar 45,83%, dan
kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru sebesar 37,50%

Penerapan Model Pembelajaran MIKiR untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Pada
Materi IPA Berorientasi 4C
Pandemi Covid-19 telah melanda Negara kita selama hampir 3 tahun yang membuat kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan dari rumah setiap siswa. Pada saat itu, pemerintah membuat kebijakan
untuk menutup setiap sekolah dalam rangka memutus penyebaran virus Covid-19 karena keselamatan dan
kesehatan siswa menjadi perhatian yang paling utama. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
cenderung membuat siswa tidak belajar aktif karena pembelajaran yang dilaksanakan kurang interaktif.
Tidak optimalnya kegiatan pembelajaran yang berlangsung membuat sebagian besar siswa mengalami
learning loss yang berdampak pada kualitas pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rancangan pembelajaran. Padahal, di era globalisasi ini pembelajaran yang dilaksanakan
harus sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad 21 yang mampu mengembangkan 4 kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa yakni critical thinking, creative thinking, communication, dan
collaboration.

Pembelajaran saat ini sudah dilaksanakan secara normal kembali di sekolah. Awal tahun ajaran 2022-
2023, semua siswa sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan yang ketat. Berdasarkan kenyataan di lapangan yakni di SDN Melong Mandiri 2,
meskipun pembelajaran sudah dilaksanakan secara tatap muka, namun sebagian besar siswa menunjukkan
penurunan belajar yang cukup signifikan dikarenakan terlalu lama melaksanakan pembelajaran secara
daring. Selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh, siswa tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang aktif karena pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik dan cenderung monoton. Selain itu,
interaksi dua arah yang terjalin antara guru dan siswa sangat terbatas. Di jenjang kelas 6, siswa masih
kesulitan untuk memahami materi IPA dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan belum mengaktifkan
siswa. Pada Pembelajaran IPA, seharusnya siswa belajar secara langsung dengan mengoptimalkan seluruh
kemampuan yang ada di dalam diri nya. Dalam beberapa materi di pembelajaran IPA, terdapat
keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan siswa melalui proses ilmiah. Menurut Bundu (2006),
Keterampilan Proses Sains merupakan keterampilan yang digunakan untuk mengkaji fenomena alam
dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kualitas pembelajaran ialah penentuan strategi pembelajaran
yang tepat dan sesuai yang dapat mengaktifkan siswa. Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran
bergantung pada kualitas kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran aktif harus bisa membuat siswa melakukan dengan menggunakan semua indera nya dengan
mengeksplorasi berbagai objek yang ada di lingkungannya. Salah satu model pembelajaran yang cocok
digunakan untuk mengembangkan 4C dalam pembelajaran IPA untuk mengaktifkan siswa ialah model
MIKiR. Model MIKiR merupakan unsur dari pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto Foundation
kepada berbagai sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKiR merupakan akronim dari mengalami, interaksi,
komunikasi, dan refleksi. Pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur MIKiR menuntut siswa untuk
lebih kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran IPA

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah saya paparkan, subtopik mengenai pembelajaran IPA
penting untuk diteliti karena pembelajaran aktif memiliki pengaruh yang kuat untuk siswa untuk
meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Dengan menerapkan pembelajaran aktif, maka proses
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena siswa diajak untuk melakukan pengamatan,
percobaan, diskusi kelompok, dan belajar secara langsung. Guru berperan sebagai fasilitator
belajar yang membantu siswa menemukan pemahamannya sendiri.

Data pendukung yang memperkuat alasan saya mengambil topik ini ialah berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh Zannah dan Zulfadewina (2022), ditemukan bahwa ada beberapa
faktor penyebab menurunnya hasil belajar IPA siswa kelas IV saat pembelajaran tatap muka
terbatas pasca pandemi yakni diantaranya faktor dari siswa itu sendiri berupa kesulitan
pembelajaran IPA sebesar 59,33%, kesulitan konsentrasi saat di sekolah sebesar 45,83%, dan
juga terdapat kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru sebesar 37,50%.

Penerapan model pembelajaran MIKiR diharapkan dapat mengaktifkan siswa pada pembelajaran
IPA yang berorientasi pada kemampuan 4C.

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam.


Pembelajaran Sains di SD. Jakarta : Depdiknas.
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article
Penerapan Model Pembelajaran MIKiR untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Pada
Materi IPA Berorientasi 4C

Program PINTAR, atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran


merupakan inisiasi Tanoto Foundation dalam meningkatkan kualitas pendidikan
dasar yang fokus membangun praktik-praktik baik pembelajaran, manajemen
dan kepemimpinan sekolah, mendukung pemerintah menyebarluaskan praktik-
praktik baik, dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dalam pendidikan calon guru.

Untuk data awal, saya mengacu pada kegiatan pembelajaran siswa pasca
pandemi khususnya pada pembelajaran IPA. Karena di pembelajaran ipa banyak
kegiatan percobaan yg harus dilaksanakan secara langsung, namun
pembelajaran yg sering dilaksanakan oleh guru hanyalah penysmpaian materi
secara konvensional. Jadi saya mencari model yg dapat mengaktifkan siswa

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

1) Kemampuan Menganalisis

2) Kemampuan Mensintesis,

3) Kemampuan Pemecahan Masalah,

4) Kemampuan Menyimpulkan,dan

5) Kemampuan Mengevaluasi.

Indikator Keaktifan Siswa

Sering Bertanya Kepada Guru

Menjawab Pertanyaan Guru


5 Permasalahan yang ada di Sekolah

1. Pembelajaran IP
Sesi 2

 Pertama ,rumuskan dalam format pernyataan


 Lalu, rumuskan dalam format pertanyaan
 Anda boleh juga merumuskan hipotesa penelitian jika mau
 Kemudian rumuskan tujuan penelitian Anda

Pengaruh Model MIKiR terhadap keaktifan dan keterampilan berpikir kritis siswa pada
Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi.

Rumusan Masalah

Pembelajaran aktif adalah kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi siswa untuk terlibat secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran mulai dari berinteraksi, menyelidiki, menyelesaikan masalah, dan
menyimpulkan pemahaman diri. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kualitas pembelajaran ialah
penentuan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai yang dapat mengaktifkan siswa. Keberhasilan
suatu kegiatan pembelajaran bergantung pada kualitas kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung. Pembelajaran aktif harus bisa membuat siswa melakukan dengan
menggunakan semua indera nya dengan mengeksplorasi berbagai objek yang ada di lingkungannya.
Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa
dapat mengembangkan keterampilannya sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Pembelajaran aktif
juga mendorong pengembangan 4C sesuai dengan pembelajaran abad 21 yakni Critical Thinking,
Communication, Collaboration, dan Creativity.

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa pada pembelajaran abad 21 ialah critical thinking.
Berdasarkan hasil observasi di kelas 6 SDN Melong Mandiri 2, sebagian besar siswa mengalami
kesenjangan belajar akibat terlalu lama melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring saat pandemi.
Selama kurang lebih 3 tahun, siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak mengaktifkan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran tidak bermakna. Pelaksanaan pembelajaran pasca pandemi saat ini, masih
dirasa belum optimal karena siswa belum melaksanakan pembelajaran yang mengoptimalkan seluruh
kemampuannya. Pada pembelajaran IPA, seharusnya siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
langsung, tidak hanya sekedar mendapat materi dari guru secara konvensional. Pembelajaran aktif yang
efektif adalah pembelajaran yang seluruh kegiatannya disusun berdasarkan prinsip keterampilan berpikir
tingkat tinggi.

Terdapat beberapa strategi yang dapat dipilih oleh guru untuk merancang dan menciptakan pembelajaran
aktif di kelas khususnya yang dapat mengaktifkan siswa serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa. Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran IPA untuk mengaktifkan siswa ialah model MIKiR. Model
MIKiR merupakan unsur dari pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto Foundation kepada
berbagai sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKiR merupakan akronim dari mengalami, interaksi,
komunikasi, dan refleksi. Pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur MIKiR menuntut siswa untuk
lebih kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pertanyaan Penelitian:

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh model MIKiR terhadap keaktifan dan
keterampilan berpikir kritis siswa pada Pembelajaran IPA di kelas VI SDN Melong Mandiri 2
Kota Cimahi?”

Berikut pertanyaan penelitian nya :


1. Bagaimana model pembelajaran MIKiR dilaksanakan pada Pembelajaran IPA di Kelas VI
SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi ?

2. Apakah model MIKiR berpengaruh terhadap keaktifan siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas
VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi ?

3. Apakah model MIKiR berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi ?

Apakah model MIKiR dapat mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA Kelas VI di SDN Melong Mandiri 2?

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh model MIKiR terhadap keaktifan siswa pada Pembelajaran IPA di
Kelas VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi.
2. Terdapat pengaruh model MIKiR terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada
Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah untuk mendeskripsikan model MIKir terhadap keaktifan dan keterampilan
berpikir kritis siswa Terdapat pengaruh model MIKiR terhadap keaktifan siswa pada
Pembelajaran IPA di Kelas VI SDN Melong Mandiri 2 Kota Cimahi.
Sesi 3

1. Berdasarakan  Materi Inisiasi 3: PPT Penelusuran Pustaka yang telah Anda pelajari,
diskusikan hal berikut.   Penelusuran melalui apa yang paling nyaman untuk Anda?
Apakah melalui Google Scholar atau lainnya? Apa kata kunci yang Anda gunakan.

2. Simak Video tentang  Akses dan Download Artikel terindeks SCOPUS yang
ada di materi Inisiasi 3B.  Setelah menyimak Video tersebut, praktikkan untuk
mencari artikel yang relevan dengan topik yang Anda akan pilih pada jurnal-
jurnal terindeks SCOPUS.  Diskusikan,  apakah mudah bagi Anda menemukan
artikel topik Anda pada jurnal-jurnal terindeks SCOPUS tersebut? Ada berapa
jurnal yang berhasil Anda dapatkan?
Sesi 4

Melakukan kajian pustaka berbeda dengan menelusuri pustaka. Jika menelusuri


pustaka adalah untuk mendapatkan pustaka yang diperlukan, maka pada kajian
pustaka Anda harus menentukan substansi kunci/inti yang Anda temukan dalam
pustaka yang Anda baca, dan kemudian menuliskannys dalam Bab Kajian Pustaka
sesuai keperluan Anda. Jadi, mengkaji pustaka adalah mengintisarikan dan atau
mensintesakan isi pustaka.

Diskusikan apa kesulitan terbesar yang Anda rasakan ketika melakukan kajian
pustaka? Bagaimana Anda mengatasinya?

Ketika saya melakukan kajian pustaka, saya akan membaca jurnal-jurnal yang relevan
dengan penelitian yang akan saya lakukan dengan membaca abstrak dari setiap jurnal
karena abstrak memuat garis besar dari sebuah penelitian. Selanjutnya saya akan
meninjau kesimpulan untuk mengetahui hasil penelitian tersebut. Selain itu, saya akan
menganalisis persamaan dan perbedaandari ulasan yang saya baca dengan penelitian
yang akan dilakukan. Persamaan dan perbedaan ini berdasarkan pada teori yang akan
digunakan, variabel yang diteliti, metode penelitian beserta teknik analisis datanya.

Kesulitan yang saya temukan saat melakukan kajian pustaka ialah saat menemukan
persamaan dan perbedaan dari semua penelitian peneliti sebelumnya dengan
mengaitkan penelitian yang akan saya teliti. Selain itu, ada beberapa kajian pustaka
yang sulit dicari sehingga referensi nya tidak begitu banyak. Cara mengatasinya ialah
dengan membaca kajian teori tersebut berulang kali sampai benar-benar dipahami
persamaan dan perbedaannya. Untuk referensi kajian pustaka agar lebih bervariasi
harus dicari melalui berbagai sumber yang sudah pasti terpercaya.
Sesi 6

Berdasarkan hasil presentasi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta
manfaat penelitian yang akan diteliti, terdapat beberapa masukan yang diberikan oleh bapak dosen
tutor tuweb yakni diantaranya :

- Perumusan latar belakang memuat kondisi ideal lalu dihubungkan dengan kondisi yang ada
sesuai dengan kenyataan. Setelah itu harus dijelaskan bagaimana cara yang akan dipilih untuk
mengatasi kesenjangan yang ada.
- Pada rumusan masalah dijabarkan setiap pertanyaan penelitiannya sesuai dengan variabel yang
akan diteliti.
- Merubah model pembelajaran yang lebih sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
- Manfaat penelitian untuk peneliti harus dijelaskan.

Berdasarkan masukan-masukan tersebut, saya mencari model pembelajaran lain yang lebih sesuai untuk
diteliti yang dapat mempengaruhi keaktifan dan keterampilan berpikir kritis siswa.

Anda mungkin juga menyukai