Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan
dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator
telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Pendidikan Taman kanak-kanak memiliki peranan yang besar dalam
membantu meletakkan dasar bagi anak dalam mengembangkan moral, nilai-
nilai agama, sosial emosional, konsep diri, disiplin dan kemandirian serta
mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa dan seni.
Sebagai upaya mencapai peranan tersebut, dibutuhkan kondisi dan
stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat tercapai secara optimal. Untuk itu sangatlah
diperlukan proses pendidikan yang terencana dan sistematis agar pendidikan
yang diberikan lebih bermakna dan berarti bagi anak didik, mendorong
keberanian dan merangsang anak mencari pengalaman baru untuk
perkembangan dirinya secara optimal serta memberikan kesempatan kepada
anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi
serta belajar secara menyenangkan.

1
Pada umumnya pembelajaran di Taman Kanak-Kanak masih identik
dengan beragam permainan. Berangkat dari situlah, diharapkan siswa dapat
membina hubungan sosial yang baik dengan teman seumuran serta bisa
melatih keberanian pada masing-masing individu.
Atas dasar alasan tersebut di atas, sangatlah penting bagi pendidik di
taman kanak-kanak untuk mengetahui peranan media pengajaran, mengenal
jenis, kriteria, bahan, serta mengetahui bagaimana memilih, menyediakan,
serta cara penggunaan media tersebut sehingga dapat mengoptimalkan proses
pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar. Dan
dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan mempermudah pendidik dalam
menanamkan dan mengembangkan berbagai perilaku dan program
pengembangan kepada anak didik serta meningkatkan kemampuan dan
kreativitas pendidik dalam pengolahan media pengajaran yang akan
digunakan.
Media yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus
diadakan dengan membeli, akan tetapi dapat dibuat dengan memanfaatkan
bahan yang ada di lingkungan sekitar. Dengan kata lain, semua sarana dan
bahan yang ada di lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai sumber belajar
mengajar di taman kanak-kanak.Oleh karena itu pengajar di taman kanak-
kanak diharapkan untuk lebih kreatif dalam membuat atau menciptakan sendiri
sarana yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan
memanfaatkan bahan yang ada di lingkungan sekitar bahkan dengan
kreatifitasnya seorang pendidik diharapkan dapat melakukan proses daur ulang
dengan menggunakan bahan bekas dan menjadikannya media yang menarik
dan bermanfaat untuk anak, yang tentu saja dengan memperhatikan tahap
perkembangan anak didik

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah media pembelajaran secara umum?
2. Apakah fungsi media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak?
3. Apa sajakah jenis-jenis media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak?
4. Bagaimana cara dalam pemilihan, penyediaan / pengadaan dan
penggunaan media pengajaran?
5. Apa sajakah yang bisa digunakan sebagai media di Taman Kanak-
Kanak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memaparkan mengenai media pembelajaran secara umum.
2. Untuk memaparkan fungsi atau manfaat dari media pembelajaran di
Taman Kanak-Kanak.
3. Untuk memaparkan jenis-jenis media pembelajaran yang bisa
digunakan di Taman Kanak-Kanak.
4. Untuk menunjukkan cara pemilihan serta penggunaan media
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
5. Untuk menunjukkan barang-barang serta hal yang dapat dijadikan
media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

D. Manfaat Penulisan
Agar pendidik di taman kanak-kanak mengetahui peran media pengajaran,
sehinggga dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar, sehingga pada
akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Media Pembelajaran Secara Umum


Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat
oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di
lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Rudy
Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara,
visual dan gerak):
a) Media audio
b) Media cetak
c) Media visual diam
d) Media visual gerak
e) Media audio semi gerak
f) Media visual semi gerak
g) Media audio visual diam
h) Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
a) Audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
b) Cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
c) Audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
d) Proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai
(slide)
e) Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
f) Visual gerak : film bisu
g) Audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
h) Obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
i) Manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
j) Komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya
suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana
(slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan
jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio,
televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video,
OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon,
CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
a) media yang tidak diproyeksikan
b) media yang diproyeksikan
c) media audio
d) media video
e) media berbasis komputer
f) multi media kit.

2. Manfaat Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak


Anak usia taman kanak-kanak adalah pribadi yang unik, yang memiliki
rasa ingin tahu yang sangat besar serta memiliki keinginan yang kuat untuk
meniru dan mencoba segala stimulus atau rangsangan yang mereka indra di
lingkungannya.
Keberadaan media pengajaran sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran diharapkan dapat menjadi stimulus yang dibutuhkan oleh anak,
karena pada usia tersebut mereka akan lebih tertarik serta lebih cepat dalam hal
mempelajari sesuatu yang dapat di indranya , baik dengan cara dilihat,
didengar, diraba, dicium dan dirasakan secara langsung.
Dengan adanya ketertarikan anak tersebut maka diharapkan dapat
merangsang anak untuk mempelajari sesuatu dengan cara lebih cepat dan
dengan cara yang lebih menyenangkan.
Atas dasar alasan tersebut di atas, keberadaan media pengajaran
diharapkan dapat mempertinggi proses belajar anak, yang pada gilirannya
dapat mempertinggi hasil belajar anak.
Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi
proses belajar anak, yaitu :
1) Berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar,
antara lain :
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar anak
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga akan
lebih mudah dipahami oleh anak dan memungkinkan anak
menguasai kemampuan yang diharapkan.
c) Metode mengajar yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata , sehingga anak
tidak cepat bosan serta pendidik tidak kehabisan tenaga.
d) Anak akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
mereka tidak hanya mendengarkan penuturan gurunya, tetapi
juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, menemukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain.
2) Berkenaan dengan taraf berfikir anak.
Taraf berpikir manusia melalui beberapa tahap perkembangan,
dimulai dari berfikir konkrit menuju ke berfikir abstrak, berfikir
sederhana menuju ke berfikir kompleks. Atas dasar perkembangan
tersebut proses awal berfikir anak melalui tahapan konkrit dan
sederhana.
Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan
berfikir tersebut, sebab melalui media pengajaran hal-hal yang bersifat
abstrak dapat dikonkritkan dan hal-hal yang bersifat komplek dapat
disederhanakan.
Taraf berfikir tersebut melalui prosedur belajar yang terdiri dari
4 tingkatan, yaitu :
a) Belajar langsung melalui lingkungan terdekat.
b) Belajar langsung melalui kegiatan-kegiatan ekspresi, seperti
menggambar, menari, mewarnai, dan lain-lain.
c) Belajar tak langsung melalui televise, film, radio, dan lain-lain.
d) Belajar tak langsung melalui kata-kata seperti cerita, buku dan
lain-lain.
Tingkatan belajar yang pertama adalah bersifat konkrit,
bersumber dari kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan terdekat
anak. Semakin ke bawah tingkat belajar yang dilakukan anak semakin
abstrak karena menggunakan simbol-simbol yang abstrak tentang
realitas.
3) Berkenaan dengan proses belajar anak.
Proses belajar anak melalui beberapa tingkatan, dalam hal ini
anak belajar dari tingkat pengamatan (persepsi) menuju ke tingkat
pengertian (konsepsi).
Anak belajar dengan pengamatan melalui pengindraan (mata,
telinga, hidung, lidah dan kulit). Pada tingkatan ini dalam proses
belajarnya sangat banyak diperlukan penggunaan media sebagai alat
peraga, akan tetapi semakin bertambah usia semakin tinggi pula
tingkatan belajarnya, sehingga pada tingkatan ini anak akan lebih
banyak belajar dengan pengertian daripada dengan pengamatan.
3. Jenis Media Pembelajaran yang Dapat Dimanfaatkan di Taman Kanak-
Kanak
Media pengajaran yang dipergunakan di taman kanak-kanak terdiri dari
dua jenis, yaitu alat peraga dan alat permainan.
Alat peraga adalah semua alat yang dipergunakan oleh pendidik untuk
menerangkan/memperagakan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan alat permainan adalah semua alat yang dipergunakan anak untuk
memenuhi naluri bermainnya sehingga anak dapat melakukan proses belajar
dengan cara yang menyenangkan. Dalam pelaksanaannya kedua alat tersebut
dapat berfungsi sebaliknya, maksudnya adalah alat peraga dapat dipergunakan
sebagai alat permainan dan sebaliknya alat permainan dapat dipergunakan
sebagai alat peraga sesuai dengan fungsi yang dipergunakan oleh pendidik saat
melaksanakan proses belajar dan mengajar.
Alat peraga terbagi dalam dua jenis alat, yaitu alat peraga langsung dan
alat peraga tidak langsung.
Alat peraga langsung adalah alat peraga yang dipergunakan dalam
proses belajar mengajar yang merupakan bahan atau benda yang sebenarnya
dan bukan tiruan. Sedangkan alat peraga tidak langsung adalah benda-benda
tiruan.
Sebenarnya keberadaan alat peraga langsung lebih diutamakan
daripada alat peraga tidak langsung, namun ada beberapa alasan mengapa alat
peraga tidak langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Alasan
yang pertama adalah apabila alat peraga yang sebenarnya sulit untuk
didapatkan, terlalu kecil sehingga sulit untuk diamati, terlalu besar sehingga
tidak memungkinkan apabila dibawa ke dalam kelas, ataupun letak benda yang
sebenarnya terlalu jauh dari lokasi tempat megajar.
Alat permainan terbagi dua macam, yaitu alat permainan di dalam kelas
dan alat permainan di luar kelas.
Alat permainan di dalam kelas adalah alat permainan yang biasa
dipergunakan di dalam kelas, misalnya : puzzle, balok, boneka dan lain
sebaginya. Adapun alat permainan di luar kelas adalah alat permainan yang
biasa dipergunakan di luar kelas, misalnya : jungkitan, perosotan, piring putar,
jala panjatan dan lain sebagainya.

4. Cara Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran di Taman Kanak-


Kanak
Media pengajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar
hendaknya memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pengajaran di taman
kanak-kanak mencakup hal sebagai berikut :
a) Media pengajaran yang dipersiapkan sesuai dengan tujuan dan fungsi
penggunaan media tersebut.
b) Dapat memberi pengertian atau menjelaskan suatu konsep tertentu.
c) Dapat mendorong kreatifitas anak, memberi kesempatan kepada anak
untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).
d) Media pengajaran harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian
dan kejelasan.Hal tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari
kesalahan konsep atau pengertian tentang sesuatu yang akan
digambarkan atau dijelaskan. Misalnya pendidik memilih
menggunakan gambar-gambar binatang untuk menjelaskan bahwa
binatang itu bermacam-macam. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bentuk proporsi gambar binatang tersebut memiliki proporsi atau
perbandingan ukuran antara bentuk muka, badan dan anggota badan
lainnya menggambarkan binatang-binatang yang dimaksud.
e) Media yang tersedia harus aman, tidak membahayakan bagi anak.
Misalnya menggunakan zat pewarna yang aman bagi kesehatan, bahan
yang tidak tajam dan rapi sehingga tidak akan melukai dan
membahayakan anak.
f) Dapat dipergunakan secara individual, kelompok atau klasikal.
g) Media pengajaran tersebut hendaknya menarik, menyenangkan dan
tidak membosankan, serta memenuhi keindahan dalam bentuk maupun
warna, serta rapi dalam pembuatannya.
h) Mudah digunakan oleh pendidik maupun anak.

5. Hal-hal yang Dapat Dijadikan Media Pembelajaran di Taman Kanak-


Kanak
Media Pembelajaran tidak harus selalu membeli, maka diperlukan tingkat
kreatifitas yang tinggi bagi guru TK. Media pembelajaran yang berupa alat
permainan ataupun alat peraga, keduanya bisa dibuat sendiri oleh guru TK.
Media disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan pada siswa. Bahan-
bahan yang digunakan pun tidak harus membeli, namun bisa dengan
memanfaatkan barang-barang bekas pula.
Ada beberapa prinsip dalam pembuatan media yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Media yang dibuat hendaknya multi guna, artinya media tersebut dapat
digunakan untuk semua pengembangan dan kemampuan lain yang
sesuai. Disamping dapat dipergunakan sebagai alat peraga juga dapat
digunakan sebagai alat bermain oleh anak.
b. Bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah
harganya. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli, diambil di lingkungan
sekitar atau dari bahan-bahan bekas/sisa. Dan alangkah lebih baik
apabila bahan yang digunakan merupakan barang-barang bekas yang
layak pakai sehingga selain mendapatkan bahan yang lebih murah atau
mungkin tidak perlu membeli juga dapat mengenalkan kepada anak
didik proses daur ulang serta memungkinkan bagi pendidik untuk
menuangkan kreativitasnya.
c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

d. Media yang dibuat dapat menimbulkan kreativitas anak, dapat


dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan
daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk
bereksperimen dan bereksplorasi.
e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi media.

f. Dapat digunakan secara individu, kelompok dan klasikal.

g. Alat dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

6. Contoh Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak


Tidak semua media pembelajaran didapatkan dengan membeli. Para
guru Taman Kanak-Kanak dapat mengembangkan kreatifitasnya
dengan membuat sendiri media pembelajarannya. Bahan-bahan yang
digunakan pun tidak selalu harus membeli, namun coba lihat di sekitar
kita banyak sekali terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai.
Namun barang itu masih dapat kita gunakan lagi, diantaranya kita ubah
fungsi barang bekas itu sebagai alat peraga/media pembelajaran.
Ada banyak barang yang dapat kita manfaatkan
1) Kardus bekas susu  
Dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita potong-potong
kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata atau juga
suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik.
Dapat pula ditambahkan dengan gambar.
Pembelajarannya:
a. Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan
kata-kata yang sejenis.
b. Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir
yang sama.

2) Gelas plastik bekas


Bagian atas dari ring gelas plastik dapat kita gunakan dalam
permainan fisik motorik kasar yang dipadu dengan berhitung.
Sebelumnya rapikan dulu ring yang telah kita gunting.
Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu. Usahakan
tiang dapat berdiri. Berilah angka pada tiang tersebut.
Pembelajarannya: suruh anak menghitung ring bekas gelas
dengan melemparkannya pada tiang pancang yang telah
disiapkan.
Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan
huruf atau angka. Tulislah dengan spidol permanen agar
tulisannya tidak hilang. Pembelajarannya: dapat digunakan
untuk membuat kata-kata dengan menyusun huruf demi huruf.
Selain itu, dapat juga dibuat berbagai macam permainan seperti
teropong, telpon-telponan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Diunduh pada Selasa, 10 Mei 2011 dari:


http://bundaati.blogspot.com/2009/07/media-pengajaran-di-taman-kanak-
kanak.html
Diunduh pada Selasa, 10 Mei 2011 dari:
http://bawana.wordpress.com/2008/03/30/media-pembelajaran-dan-alat-
permainan/
Diunduh pada Selasa, 10 Mei 2011 dari:
http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/
http://wahyuti4tklarasati.blogspot.com/2010/09/pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-
alat.html

http://arenapaud.blogspot.com/2010/11/guru-harus-kreatif-manfaatkan-
barang.html

Anda mungkin juga menyukai