PENDAHULUAN
Dalam berbagai proses pembelajaran di Indonesia, peranan guru masih sangat dominan
walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai
sumber informasi. Hingga saat ini guru masih dianggap sebagai orang yang mempunyai
jawaban terhadap semua pertanyaan siswanya sehingga seringkali guru merasa dirinya
sebagai satu-satunya sumber informasi. Namun pada kenyataannya pengetahuan manusia
sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar
maupun membelajarkan orang lain. Guru sebagai penyampai materi (fasilitator) pelajaran
tidak hanya menyampaikan bahan ajar yang sesuai dengan rancangan program pembelajaran.
Namun guru juga dituntut untuk bias memberikan kemudahan bagi para siswa dengan proses
pembelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan. Siswa diharapkan memperoleh dan
menemukan nilai ilmu pengetahuan yang disampaikan guru . oleh sebab itu pendekatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada
pemenuhan kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber
informasi. Namun untuk menciptakan suasana pembelajaran seperti itu bukan persoalan yang
mudah. Diperlukan komponen-komponen lain untuk mendukung proses pembelajaran agar
mudah dan menyenangkan. salah satu komponen yang bias memudahkan siswa belajar adalah
pemanfaatan media. Media mempunyai klasifikasi mulai dari yang sederhana hingga yang
canggih.
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru
dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah menggunakan
berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya.
Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan
yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras agar siswanya bias belajar dan
menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi
modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan telah mampu
dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan dijelaskan dengan sebaik-
baiknya. Namun, banyak guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan
teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Media modern telah memudahkan
mereka memecahkan berbagai masalah didalam proses belajar mengajar. Ketika dalam
keadaan tertentu mereka harus jauh dari media tersebut mereka menjadi bingung karena
ketergantungan pada media tersebut. Mereka telah melupakan media yang bias
dikembangkan dari bahan-bahan sederhana disekitar mereka. Akibatnya mereka menjadi
kurang peka terhadap potensi disekitar lingkungan mereka. Sehingga menyebabkan guru
tidak mempunyai banyak ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa
belajar, guru juga tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media
yang diinginkan sehingga guru tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu
media. Sebenarnya, kreativitas seorang guru bias terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan
bahan-bahan sederhana yang bias dijadikan suatu media didalam mata pelajarannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang terkait dengan
isi makalah ini, diantaranya :
1. Bagaimanakah cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi sebuah
media
2. Apa saja yang harus diperhatikan guru untuk memanfaatkan media yang ada disekitarnya?
3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki guru ketika ia hendak menggunakan barang
bekas dan peralatan sederhana sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimanakah efektifitas media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana
terhadap siswa?
5. Apa saja barang bekas dan peralatan sederhana yang dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran?
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini hanya berbatas pada pemanfaatan barang bekas dan peralatan
sederhana yang ada dilingkungan sekitar yang mudah didapatkan dan hanya dimanfaatkan
untuk tujuan pembelajaran disekolah.
1. Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif. Dalam hal ini, guru dan siswanya.
3. Membangun kerja sama antar guru dalam upaya mengembangkan berbagai media
alternative yang kreatif, sederhana dan murah sebagai guru mandiri yang peduli
lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat.
E. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berupa tinjauan pustaka dengan
menggunakan beberapa literatur yang berhubungan dengan media pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah , perantara,
atau pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara. Atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
1). Fleming ( 1987: 234). Beliau mengartikan media adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
2). Heinich , dan kawan kawannya, mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima . jadi seperti telivisi , foto , radio , rekaman
audio , gambar yang diproyeksikan , bahan bahan cetakan dan sejenisnya . adalah media
komunikasi.
3). Hamijojo dalam latuheru ( 1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara
yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, , gagasan atau
pendapat. Sehingga ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.
4). Gerlach & Ely ( 1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia , materi , atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan , keterampilan , atau sikap ,dalam pengertian ini guru ,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
2. Pengertian Pembelajaran
BAB III
PEMBAHASAN
2. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan mengembangkan media dari
barang bekas dan peralatan sederhana.
a) Gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat
tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bias diperoleh ditoko atau pasar
terdekat.
b) Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bias meningkatkan perhatian dan
pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan
mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan serta memperhatikan
setiap hal yang dikatakan guru.
c) Kembangkan bahan-bahan yang bias menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang
siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang
tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis
terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
d) Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaanbagi siswa dengan kondisi
yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.
e) Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati selama
guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat
siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah
lebih baik ketimbang siswa hanya mendengar tanpa adanya aktivitas komunikasi
tertulis.
3. Kendala-kendala
Alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan telah dilengkapi dengan buku
teks, tugas-tugas dan lembaran kerja. Hal itu perlu dilengkapi dengan pertimbangan
dan kemungkinan guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan
media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana. Kendala-kendala tersebut, misalnya:
a. Keterbatasan waktu yang tersedia,dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan
sasaran/tujuan perkuliahan.
b. Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan
pengganti.
c. Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat dan
mengembangkan media.
d. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan.
e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan
guru secara lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.
f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang
mampu mencerna penjelasan dari gurunya.
g. Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingga menambah
beban guru selama menjelaskan materi pelajaran.
h. Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu
pelajaran sehingga beban guru terlalu berat.
i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam sggi
teknis maupun pengembangan materinya.
Kompetensi yang harus dimiliki guru terkait dengan keterlibatannya dalam
memanfaatkan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana, yaitu:
1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia
secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
2. Kemampuan untuk menyususn sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar.
Lima hal yang terkait dengan pemilihan media yang dibuat dari barang bekas dan
peralatan sederhana adalah;
1. Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.
2. Materi yang tersaji dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan
minat untuk dipelajari, dicoba dan dipraktekkan.
3. Keterkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang
dilaksanakan.
4. Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah
dipahami,sederhana jelas, tegas dan terarah.
5. Terjangkau oleh intelektual siswa.
Sampah ada dimana-mana. Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan
diberbagai tempat di lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di sekolah di
perkantoran adalah tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bias
menemukan sampah organik dan nonorganik.
Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat
menimbulkan masalah yang bias menggangu kesehatan, kebersihan dan
keindahan lingkungan.
1. Sampah Kertas
Dari berbagai sampah yang ada ternyata sampah kertas lebih banyak
jumlahnya daripada bentuk sampah lain. Kertas memang merupakan bahan
baku yang banyak digunakan untuk keperluan hidup manusia. Walaupun
sudah disebut ternyata sampah kertas masih bias dimanfaatkan untuk
berbagai hal.
Sampah kertas bias dijadikan media yang sangat baik untuk meningkatkan
kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa bias diajarkan tentang
bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas d n merusak lingkungan
hidupnya. Disamping itu siswa juga diajarkan bagaimana memanfaatkan
kertas sebagai medium pembelajaran mereka.
a) Membuat barang-barang berguna
Sampah kertas bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur
kertas tetapi langsung dirancang dan diolah kedalam aplikasi kebutuhan
manusia seperti kertas surat,amplop, hiasan dinding dan lain-lain.
Manfaat bagi siswa ketika mereka diajarkan membuat barang-barang
dari sampah kertas adalah mereka akan belajar mengenal dan
menggunakan berbagai alat dan bahan seperti pisau potong, gunting
kertas, penggaris siku/lurus, pensil, penghapus, karton tebal, lem,
muka/kaca dan sebagainya. Mereka juga belajar memotong, mengukur,
menggaris, membuat lingkaran, melipat, membuat lubang, memadukan
berbagai unsur agar barang yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan
indah. Mereka juga bisa belajar tentang seni mewarnai, memilih hiasan
yang sesuai, menciptakan suatu model dari hasil pemikirannya. Begitu
banyak keterampilan yang akan diperoleh hanya dari kertas sampah.
b) Membuat sandiwara boneka
Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan
bahan kaos kaki yang sudah tidak digunakan lagi (kaos kaki bekas).
Media ini memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang menyegarkan
dengan cerita-cerita lucu. Pengetahuan juga bias disajikan dalam bentuk
boneka dengan cara ringan sehingga anak tidak merasa seperti belajar.
Kalau misalnya ada siswa yang takut menghadapi dokter, maka boneka
ini bisa menyajikan profil dokter yang bisa dijadikan kawan, ramah dan
tidak menakutkan. Pengembangan cerita dalam tampilan boneka dapat
menambah wawasan anak dengan informasi IPTEK, berita dunia, dan
berita-berita unik.
Cara membuat:
a. Bahan yang diperlukan:
Kaos kaki bekas yang bersih
Gunting
Spidol
b. Cara membuatnya:
Siapkan kapas yang dibuat bulatan untuk mengisi bagian
kepala
Gambarlah mukanya dengan memakai spidol,
Gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari,
Buat beberapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda.
2. Bermain Dengan Magnet
Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang
terjadi di antara magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah
kekuatan alam yang luar biasa. Ada aneka bentuk dan ukuran magnet.
Magnet digunakan pada telepon, pesawat teletivi, radio, dan barang-barang
elektronik lain. Magnet dapat menggerak-gerakkan mesin-mesin besar,
menunjukkan arah dan menimbulkan daya listrik. Dengan magnet guru
dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah
beberapa contoh penggunaan magnet.
a) Membuat kompas
a. Bahan yang dibutuhkan:
Sebuah baskom/piring yang berisi air
Sebuah jarum jahit
Gabus
Sebuah magnet
c. Cara membuatnya:
Isilah baskom/piring dengan air bersih sehingga setengan penuh.
Pukul-pukulkanlah jarum sambil digosok dengan magnet, sedikitnya
lima puluh kali. Pukulan magnet pada jarum harus selalu searah dan
angkatlah magnet dari jarum setiap kali memukul. Sekarang jarum
telah menjadi magnet tetap. Tancapkanlah jarum pada gabus secara
mendatar sehingga gabus dapat mengambang di air dengan
seimbang. Biarkan airnya tenang. Jarum akan mencari arah utara
kutub bumi dan menunjuk ke utara. Guru dapat menjelaskan kepada
siswa mengapa hal itu bias terjadi. Selama jarum bergerak, jaga
jangan sampai ada benda dari besi atau bermuatan magnet
didekatinya agar gerak jarum tidak terpengaruh.
b) Membuat magnet buatan
a. Bahan yang dibutuhkan:
Baut besar dengan murnya
Kabel dan kawat berisolasi
Dua buah batu baterai
Sakelar
b. Cara membuat;
Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehinggan membentuk beberapa
lapis lilitan. Sisakan ujung kabel sehingga terdapat dua ujung. Sementara
itu susunlah dua baterai( beri nama A dan B) dengan susunan seperti
kereta api dan tempelkan ujung positif (kepala baterai) A dengan ujung
negatif ( dasar baterai) B. kemudian tempelkan ujung kabel yang lain
pada ujung negatif pada baterai A dan ujung kabel yang lain pada ujung
positif baterai B.pada saat kedua ujung kabel menempel pada baterai,
maka baut telah menjadi magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang
terbuat dari besi, seperti paku, jarum dan lain-lain. Mintalah siswa untuk
mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah
siswa mengomentasi apa yang dilihatnya. Dengan demikian guru telah
membuat siswa aktuf dalam belajarnya.
Kesimpulan
1. Proses belajar dapat merupakan yang sangat membosankan untuk dikerjakan oleh siswa,
untuk itu guru harus memiliki kreativitas untuk mengembangkan materi yang
disampaikan agar lebih menarik dan membuat siswa berminat untuk belajar.
2. Kreativitas guru dapat dilihat dari kemampuannya membuat media sederhana dari bahan-
bahan yang ada disekitarnya.
3. Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana dapat dijadikan media dalam
pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Menyesuaikan media dengan
materi yang akan disampaikan. Dan harapan yang diinginkan dari pembelajaran tersebut.
Guru dapat memilih dan membuat media sederhana dari barang bekas dan peralatan
sederhana yang ada disekitar lingkungannya.
4. Banyak barang bekas yang bisa dijadikan media sederhana contohnya sampah kertas,
kaos kaki bekas dan peralatan sederhana seperti jarum, baskom/piring, gabus, gunting,
baut dan lain sebagainya.
5. Media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana cukup efektif untuk
membantu siswa memahami materi yang disampaikan guru, mereka bisa belajar sambil
berkarya.Selain belajar mereka juga bisa mengembangkan kemampuannya menuangkan
ide dan mengembangkan kreativitasnya karena ikut serta dalam pembuatan media
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yuniar, Tanti, (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ;PT Agung Melia Utama
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/