Anda di halaman 1dari 12

Nama : hariansyah

NIM : 180201182

Reusume

1. Konsp dasar media pembelajaran


a. Pengertian media pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dengan guru dan


sumber belajar lainnya perlu didukung dengan penggunaan media yang tepat.
Oleh karena itu, Anda sebagai calon guru harus mampu mengidentifikasi
berbagai jenis media yang tersedia dan cocok digunakan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran tertentu. Jenis media pada umumnya bisa berupa
benda-benda asli yang ada lingkungan sekitar kita ataupun hasil produksi.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan media pembelajaran,
mari kita sepakati dahulu tentang pengertian media pembelajaran. Istilah
media pembelajaran terdiri dari dua kata, “media” dan “pembelajaran”.
Secara bahasa, istilah media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang
berarti perantara. Dalam bahasa Inggris media adalah bentuk jamak dari kata
medium yang berarti pengantar dan saluran.

b. Tujuan media pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad dalam kutipan Yaumi, ada empat alasan


pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu: (1) meningkatkan
mutu pembelajaran, (2) tuntutan paradigma baru, (3) memenuhi kebutuhan
pasar, dan (4) visi pendidikan global (Muhammad Yaumi 2018:13–14).
Disamping itu, urgensi penggunaan media pembelajaran juga dapat ditinjau
dari pengaruhnya terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa,
pengaruhnya terhadap kemampuan pengajar dalam mengajar, dan
pengaruhnya dalam menciptakan suasana pembelajaran tertentu.

c. Fungsi dan kegunaan media pembelajaran

1) membangkitkan motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah


dipelajari, 3) menyediakan stimulus belajar, 4) mengaktifkan respon siswa, 5)
mem- berikan umpan balik dengan segera, dan 6) menggalakkan latihan yang
se- rasi.

d. Sejarah perkembangan media pembelajaran

Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber


untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber
belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita
mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang
pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah.
Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang
diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh
suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa
terlebih dahulu melalui penginderaan.

Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang
dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh
bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Kalau
kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah
dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar
(Teaching Aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat
bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat
bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit,
memotivasi serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar dan daya ingat
siswa dalam belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat
Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan
pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk
mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
dengan audio visual atau audio visual aids (AVA). Bermacam peralatan dapat
digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui
penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih
mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai
dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual
pembelajaran. Usaha-usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi
lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat
klasifikasi 12 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling kongkrit sampai
yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama
”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience).

Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai


komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori
tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah
mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong
diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil
proses pembelajaran.

Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai


menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan
pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap program
pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan
perhatian pada siswa.

e. Latar belakang penggunaan media pembelajaran

Alasan menggunakan media pengajaran dalam proses belajar siswa antara


lain: Pengajaran lebih Page 2 2 menarik perhatian siswa sehingga
menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, bahan pengajaran akan lebih
jelas dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran yang diajarkan pada hari tersebut.

f. Dasar/ landasan menggunakan media pembelajaran

Sebagai pemenuhan terhadap pemahaman tenaga pendidik dalam


menentukan media pembelajaran terbaik di dalam kelas, ada empat landasan
penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan empiris, psikologis,
teknologis, dan empiris

2. Jenis- jenis media pembelajaran


a. Media Audio

Macam-macam media pembelajaran audio berfungsi untuk menyalurkan


pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat
dengan indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media
audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata)
maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh media seperti
radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain.

b. Media Visual

Media pembelajaran visual adalah media yang hanya mengandalkan


indera penglihatan. Jenis media pembelajaran visual menampilan materialnya
dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi
media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat
jika disajikan dalam bentuk visual. Macam-macam media pembelajaran
visual ini dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual
gerak

c. Media Audio Visual

Media pembelajaran audio visual merupakan media yang mampu


menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio
visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia audio visual diam, dan media audio
visual gerak.

d. Media Serbaneka

Media pembelajaran serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan


dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di
masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh
macam-macam media pembelajaran serbaneka di antaranya adalah papan
tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.

e. Gambar fotografi

Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat


kabar, lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tujuan tertentu.

f. Peta dan Globe

Macam-macam media pembelajaran berikutnya adalah peta dan globe ini


berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Seperti keadaan permukaan
(bumi, daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta
arah dan jarak.

3. Karakteristik media pembelajaran


Karakteristik media pembelajaran yaitu: 1) tujuan pembelajaran jelas, 2)
materi pelajaran disajikan sesuai dengan kompetensi, 3) kebenaran konsep, 4)
alur proses pembelajaran jelas, 5) petunjuk penggunaan jelas, 6) terdapat
apersepsi, 7) terdapat kesimpulan, contoh, dan latihan yang disertai umpan balik,
8) mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, 9) terdapat evaluasi yang
disertai hasil dan pembahasan, 10) memiliki intro yang menarik, 11) gambar,
animasi, teks, warna tersaji serasi, harmonis, dan proporsional, 12) interaktif, 13)
navigasi yang mudah, dan 14) bahasa yang digunakan bisa dipahami oleh siswa.
4. Prinsip dan pertimbangan pemilihan media pembelajaran

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran yang layak, yakni: (1) media


harus didasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan belajar yang akan
disampaikan, (2) media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik, (3) media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari
pengadaannya maupun penggunaannya, dan (4) media harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
prinsip umum dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yang
antara lain adalah: (1) tak ada satu pun jenis media, prosedur, dan pengalaman
yang paling baik untuk semua kegiatan belajar, (2) penggunaan media itu harus
sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran, (3) haruslah diketahui secara
menyeluruh apakah penggunaan media memang telah sesuai dengan tujuan
khusus program, (4) haruslah dipertimbangkan apakah ada kesesuaian antara
penggunaan media dengan cara pembelajaran yang dipilih, (5) jangan tergantung
pada pemilihan dan penggunaan media tertentu saja, (6) haruslah disadari bahwa
media yang paling baik pun apabila tidak dimanfaatkan secara baik akan
berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan dalam lingkungan yang
kurang baik, (7) haruslah disadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat dan
kemampauan individu serta gaya belajar mungkin berpengaruh terhadap hasil
penggunaan media, dan (8) haruslah juga disadari Kita menyadari bahwa sumber-
sumber dan pengalaman belajar bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan baik
atau buruk tetapi sumber-sumber dan pengalaman belajar ini berkaitan dengan
hal yang konkrit atau abstrak.

5. Konsep dasar sumber belajar


a. Definisi sumber belajar

sumber belajar adalah semua sumber yang meliputi data, orang dan
barang yang digunakan oleh peserta didik baik secara sendiri-sendiri maupun
dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan
kemudahan belajar.

b. Klasifikasi sumber belajar

AECT (Association of Education CommunicaTechnology) melalui


karyanya The Definition of Educational Technologi (1977)
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam.

 Message (pesan), yaitu informasi/ ajaran yang diteruskan oleh


komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta arti, dan data. Termasuk
dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau
bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik, dan
sebagainya.
 People (orang) yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini misalnya,
guru/dosen, tutor, peserta didik, dan sebagainya.
 Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan
untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras ataupun oleh
dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori material,
seperti transportasi, slide, film, audio, video, modul , majalah, buku,
dan sebagainya
 Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan misalnya overhead
projector, slide, video tape/recorder, pesawat radio/tv, dan sebagainya.
 Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan
untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk
menyampaikan pesan. Misalnya, pengajaran berprogram/modul,
simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA, dan sebagainya.
c. Komponen sumber belajar
Komponen-komponen sumber belajar menurut Nana Sudjana &
Ahmad Rivai (1989: 81-83) diantaranya adalah: 1) tujuan, misi, atau
fungsi sumber belajar 2) bentuk, format, atau keadaan fisik sumber
belajar 3) pesan yang dibawa oleh sumber belajar dan 4) tingkat kesulitan
atau kompleksitas pemahaman sumber belajar.
d. Fungsi dan peranan sumber belajar
Menurut Hijrah Saputra (2008) fungsi sumber belajar adalah : 1.
Dapat memberi pengalaman belajar langsung dan kongkrit 2.
Memungkinkan sesuatu yang tidak bisa diadakan, dikunjungi, dilihat
secara langsung. 3. Menambah dan memperluas cakrawala sajian. 4.
Memberi informasi yang akurat dan terpadu.
e. Kriteria pemilihan sumber belajar
Kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas ini
meliputi:

 Ekonomis, yang berarti bahwa Sumber belajar tidak harus mahal.


Sumber belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan
kebutuhan sumber belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya
prinsip ekonomi, perlu diusahakan agar mampu mendapatkan
sumber belajar berkualitas yang sesuai kebutuhan dengan alokasi
dana yang seminimal mungkin.
 Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan
tidak membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan
pelayanan atau alat lain yang sulit diadakan.
 Mudah diperoleh, bahwa sumber belajar mudah dicari dan
didapatkan. Jika perlu dapat memanfaatkan lingkungan sekitar
yang tersedia sehingga peserta didik juga dapat dengan mudah
memanfaatkan
 Fleksibel atau kompatible, sumber belajar tidak harus mengikat
pada satu tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih
baik jika dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran
bahkan juga keperluan yang lain.

Kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber


belajar yang berkualitas adalah sebagai berikut:

 Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar


 Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber
belajar yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan.
 Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar
yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat
secara teliti, dan sebagainya.
 Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya
sumberbelajar yang dipilih hendaknya dapat mengatasi
problem belajar peserta didik yang dihadapi dalam kegiatan
belajar mengajar.
 Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar
yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode,
atau strategi penyampaian pesan.
6. Perpustakaan sebagai sumber belajar
a. Definisi perpustakaan dan tujuannya

Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan


adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,
mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas
para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan


majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang
dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan
oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku
atas biaya sendiri.

Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala


umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melelui jasa
pelayanan perpustakaan agar mereka: a. Dapat mendidik dirinya sendiri
secara berkesimbungan; b. Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai
lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik; c. Dapat
memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota
keluarga dan masyarakat yang lebih baik; d. Dapat mengembangkan
kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan
kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya manusia; e.
Dapat meningkatkan tarap kehidupan seharihari dan lapangan pekerjaannya;
f. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar
bangsa; g. Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang
bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.

b. Fungsi dan jenis perpustakaan

Dalam pasal 3 UU No.43 2007 telah disebutkan bahwa perpustakaan


berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

terdapat berbagai jenis perpustakaan yang telah dikenal oleh masyarakat


luas di antaranya yaitu: Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah,
Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan tinggi, Perpustakaan Sekolah,
Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Keliling, Perpustakaan Wilayah,
Perpustakaan Masjid atau tempat ibadah lainnya.

7. Lingkungan sebagai sumber belajar


a. Definisi lingkungan

Istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian dengan


istilah “lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah
dapat dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama,
yaitu lingkungan dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik,
kimia, maupun biologi (lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan
dan lingkungan hidup tumbuhan).

Dalam Ensiklopedia Indonesia, pengertian lingkungan secara umum


adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organism, meliputi: (1)
lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri dari benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer dan lainnya. (2) Lingkungan hidup (Biotik)
yaitu lingkungan yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan
dan manusia.

Sementara itu, menurut Ensiklopedia Amerika, pengertian lingkungan


secara umum dinyatakan sebagai faktor-faktor yang membentuk lingkungan
sekitar organisme, terutama komponen-komponen yang memengaruhi
perilaku, reproduksi dan kelestarian organisme.

b. Jenis lingkunga sebagai sumber pembelajaran

Jenis lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar adalah


lingkungan di sekitar sekolah, seperti tumbuhan dan hewan yang terdapat di
halaman, batu-batuan, daun kering, serta pemandangan alam sekitar sekolah.

c. Keuntungan dan kelemahan lingkungan sebagai sumber pembelajaran


Keuntungan penggunaan media lingkungan sebagai media pembelajaran
antara lain:
 Menghemat biaya, karena dengan memanfaatkan benda-benda
yang telah ada di lingkungan, kita tidak perlu mengeluarkan uang.
 Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran
menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.
 Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka
benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran
kontekstual (contextual learning).
 Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa
melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat
diaplikasikan langsung, karena siswa akan lebih sering menemui
benda serupa di dalam kesehariannya.
 Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada
siswa.
 Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara
langsung dengan benda, lokasi, atau peristiwa yang sesungguhnya
secara alamiah.
 Dengan media lingkungan akan lebih komunikatif, sebab benda
dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya akan mudah
dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media lain yang
dikemas/didesain.(Erviana, 2016).
Kelemahan Penggunaan Media Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran. Di dalam media lingkungan tidak hanya memberikan
keuntungan saja, tetapi juga memiliki kerugian, yaitu:

 Kurangnya pemahaman guru dalam pemanfaatan lingkungan.


 Terkadang menjadi salah satu sasaran karena siswa lebih
berkesan main-main.
 Setiap siswa memiliki lingkungan yang berbeda-beda di
daerahnya.
 Perubahan kondisi lingkungan setiap saat ketika terjadi
pergantian musim.
 Timbulnya bencana alam.(Ifrianti & Emilia, 2016)

Anda mungkin juga menyukai