Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini, sering kali siswa merasa sukar untuk memahami materi yang
disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh cara
guru dalam penyampaian materi yang kurang bervariasi yang menyebabkan siswa
merasa bosan untuk menyemak materi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu,
guru diwajibkan untuk berkreasi dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan
semua siswa mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik, baik oleh
siswa yang daya tangkap dalam pembelajaran rendah maupun yang tinggi. Serta
guru harus dapat berinovasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar. Sehingga saat ini dalam hal usaha untuk membantu guru
mempermudah penyampaian materi pembelajaran munculah media, alat, metode,
strategi, dan model pembelajaran yang dapat dijadikan sumber belajar yang mudah
dipahami oleh seluruh siswa.
Media merupakan segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk
kegiatan tersebut dimana fungsinya adalah menyampaikan pesan dan informasi.
Sedangkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna
mempermudah dalam penyampaian pesan dan informasi kepada peserta didik
disebut media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan
dalam mata pelajaran IPS adalah gambar pahlawan yang biasanya ditempelkan di
dinding-dinding kelas, dengan guru memanfaatkan media gambar para pahlawan
tersebut, siswa dapat lebih mudah mengenali para pahlawan dan mudah memahami
masing-masing karakteristik para pahlawan. Selain gambar pahlawan, guru juga
sering menggunakan media peta atau globe untuk menunjukan letak geografis suatu
negara atau pulau, juga untuk memberikan pembelajaran tentang bagaimana
membaca arah dalam peta atau globe tersebut.
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sangat luas lingkupnya,
diantaranya adalah materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Sesuai
dengan sebutanya sebagai ilmu, ilmu Sosial menekankan pada keilmuan yang

1
berkenaan dengan kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial. Ilmu Sosial adalah
semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosial atau
dengan kata lain semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena
materi pembelajaran yang ada didalamnya akan membantu kita dalam kehidupan
sehari-hari seperti mengenal lingkungan sekitar, membaca peta, mengenal macam
pekerjaan, mempelajari berbagai sejarah, baik sejarah kemerdekaan Indonesia,
sejarah uang, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari yang paling utama
terlihat manfaatnya setelah mempelajari mata pelajaran IPS ialah berinteraksi
dengan orang lain. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
akan dapat terlepas dari hubungan dengan orang lain. Manusia akan selalu
membutuhkan kehadiran dari makhluk hidup yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan
masalah antara lain:
1. Apa pengertian dari media pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?
3. Apa saja fungsi media pembelajaran?
4. Bagaimana pembelajaran IPS di SD?
5. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran IPS?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari media pembelajaran
2. Untuk mngetahui jenis-jenis media pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi media pembelajaran
4. Untuk mengetahui pembelajaran IPS di SD
5. Untuk mengetahui Pemanfaatan media pembelajaran IPS

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Media dalam pembelajaran hadir untuk membantu proses transfer
pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Dari
beberapa pendapat para ahli seperti yang dikemukakan Azhar Arsyad, (2006:4),
Gerlach dan Ely (Wina Sanjaya, 2006:161) (Arief S Sadiman dkk,2006:6) dapat
disimpulkan bahwa apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran disebut
media pembelajaran.
Menurut Briggs (1977), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan
sebagainya. Menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Menurut Rossi dan Breidle
(1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi
kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pembelajaran.
Sedangkan menurut Gerlach, media pembelajaran meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (sotfware). Perangkat keras (hardware) adalah alat-
alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan
sebagainya. Kemudian perangkat lunak (software) adalah isi program yang
mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan
bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang
dsuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran secara umum adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang

3
digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar
yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

B. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi
tergantung dari sudut mana melihatnya.
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang memliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide,
foto, transparansi, lukisna, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan
media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung
kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan
televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-
kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan
khusus.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti film, slide, vide, dan lain sebaganyai.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan
lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi
khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk

4
memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini,
maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b. Media yang tidak dapat diproyeksikan seperti gambar, foot lukisan, radio,
dan lain sebagainya.

C. Fungsi Media Pembelajaran


Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar
Dale (1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching” Edgar Dale
membuat klasifikasi menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling
abstrak.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal berikut ini:
1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih
efektif.
2. Sebagai salah satu komponen yang paling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Mempercepat proses belajar.
4. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
5. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme.
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1. Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah.
2. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.
4. Memberi kesamaan persepsi.
5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
7. Memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk:
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
3. Menambah gairah dan memotivasi belajar siswa.

5
D. Pembelajaran IPS
1. Pengertian pembelajaran IPS
Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi mulai
dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk
pengertian Social Studies seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan
kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah, seperti
ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial.
IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas.
Bidang garap itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di
masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah
kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada
kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial tadi
ditelaah, dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan
pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS, seperti yang dikemukakan
diatas dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis
gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek
kehidupan atau satu perpaduan.
IPS yang diajarkn pada pendidikan dasar menengah, menjadi dasar
pengantar bagi mempelajari IPS atau studi sosial ataupun ilmu sosial di
perguruan tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi.
Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial, dan sebaliknya hasil
kajian lmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.
2. Ruang lingkup pembelajaran IPS
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
3. Tujuan pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut:

6
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat.
c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi, dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
e. Membekali anak didik dengan kemamuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,
ilmu pengetahuandan teknologi.
4. Manfaat pembelajaran IPS
Manfaat pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:
a. Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam
sekitar sebagai sumber belajar.
b. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
c. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
d. Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta mepersiapkan
diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.

E. Pemanfaatan Media Pembelajaran IPS


Lembaga pendidikan haruslah dapat memberikan bekal yang baik, selain
berupa pengetahuan, juga menyangkut tentang nilai-nilai kemanusiaan
(humanisme) sebagai bekal (modal) dalam menghadapi tantangan global, pengaruh
negatif dari kemajuan iptek dan pembangunan. Oleh sebab itu, melalui peranan
mata pelajaran yang diberikan kepada siswa hal-hal tersebut disampaikan, dengan
tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.

7
Pada konteks ini, pembelajaran IPS di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting. Hal ini mengingat, sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi,
bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta menjadi
warga negara Indonesia yang cinta damai. Hal itu dibahas lebih lanjut dengan
merujuk pada Permendiknas tersebut, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
4. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
5. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
6. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sementara itu, pembelajaran demokrasi melalui Pendidikan IPS kurang
memberikan kontribusi terhadap pengembangan sikap dan perilaku demokratis,
yang ditandai penyebabnya oleh dua hal, yaitu sisi substantif yang melupakan unsur
lokal dan sisi pembelajaran yang monolitik dan undemokratis.
Peningkatan kualitas tenaga pendidik IPS diberikan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus
diperhatikan secara serius. Sehingga pembelajaran IPS dengan menggunakan cara
konvensional atau tradisional dapat ditinggalkan oleh para guru. Mereka perlu
dibekali tentang pola pembelajaran IPS terpadu dengan metode yang terbaru, dan
dilatih tentang model-model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Dengan demikian pembelajaran IPS yang diterima oleh peserta didik menjadi
bermakna, baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupannya dalam
lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Harus disadari secara mendalam oleh guru-guru IPS bahwa penerapan
dalam pembelajaran IPS terpadu mengandung arti yang strategis untuk kepentingan
peserta didik. Dalam buku Depdiknas (2006), diungkapkan bahwa model
pembelajaran IPS terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan

8
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik dan otentik. Melalui pembelajaran IPS terpadu peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan
aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik.
Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitannya dengan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari
dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga
peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan
keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan
dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPS terpadu.
Dalam pembelajaran IPS terpadu, sangat penting untuk dikembangkan
dalam kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan masyarakat. Masing-masing
daerah memiliki kearifan lokal, yang akan sangat berguna dalam pembelajaran IPS
terpadu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
IPS merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis
gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek
kehidupan atau satu perpaduan.
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan lebih
efektif dan efisien. Dengan adanya media dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) akan membuat siswa lebih memahami dalam mempelajari IPS.
Sehingga siswa lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sosial atau masyarakat.

B. Saran
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) harus didukung dengan
adanya media pembelajaran karena media dapat dijadikan sebagai salah satu unsur
pendukung untuk mempermudah pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan
tujuan untuk mencapai keefektifan dan keefisienan bagi siswa. Dengan adanya
pembelajaran IPS, siswa akan lebih memiliki kesadaran yang tinggi terhadap
lingkungan sosial di sekitar kita dan akan lebih mudah untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://tijaniaddawami.blogspot.com/2017/01/makalah-pemanfaatan-media-dalam-
proses.html

http://isnacutez.blogspot.com/2014/04/penggunaan-media-dalam-pembelajaran-ips.html

https://www.academia.edu/41327628/Makalah_Media_Pembelajaran_IPS_Kel

https://tjiptosubroto.wordpress.com/2011/04/17/pemanfaatan-media-pembelajaran-
dalam-pendidikan-ips-sd/

11

Anda mungkin juga menyukai