Anda di halaman 1dari 26

1.

Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Belajar

Kata media herasal dan bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dan kata

medium

yang secara harfíah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

pengantar pesan dan pengirirn kepada penenma pesan.

Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Asscoiution of

Education and communicatio technology AECT) di Ainerika mernebrikan batasan

“media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

menyalurkan pesan/informasi”. Slameto (1991:30) menyatakan bahwa “media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan murid yang dapat

merangsangnya unwk helajar”.

Sementara itu Haling (2004:24) berpendapat bahwa “media adalah scgala

alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsaflg inunid untuk belajar

buku, film,kaset, film bingkai adalah contoh – contohnya”.

Senada dengan itu Mukhtar, (2003:103) mengemukakan bahwa “media

secara harfiah berarti perantara/pengantar atau wahana/penyalur pesan/informasi

belajar”.

Menurut Marshall Mc. Luhan, (2001:33), Media adalah sarana yang

disebut pula

channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang

kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas

jarak, ruang dan waktu tertentu kini frngan bantuan media batas – batas itu

hamper menjadi tidak ada.


Dari berbagai pendapat di atas tentang pengertian media maka peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa media merupakan sarana atau alat baik berupa

fisik dan non fisik yang dapat membantu guru dalam mentransformasikan materi

pembelajaran kepada peserta didik. Sehingga pembelajatan yang disampaikan

oleh guru dapat di telaah oleh peserta didik.

b. Pengertian belajar

Ali (1983:14) mengemukakan bahwa belajar adalah “proses perubahan

perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan”.

Menurut Sardiman (I986:22), “Belajar dalarn arti luas, dapat diartikan

sebagi kegiatan psiko-fisik menunjukkan perkembangan pribadi seutuhnya”. Di

smi dapat diihat bahwa belajar merupakan sarana pengembangan pribadi dan

individu yang melakukannya.

Kemudian Sardiman (1986:22) juga mendefínisikan belajar dalam arti

sempit yaitu “Belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

seutuhnya”. Dan pendefinisian tersebut, dapat diartikan bahwa belajar adalah

suatu usaha pengembangan diri. Belajar sebagai sarana atau usaha pengembangan

diri, memberikan suatu proses yang harus dilalui untuk rnerubah diri tidak tahu

menjadi tahu, ini berarti ada tingkatan-tingkatan yang kemiudian harus dilalui dan

proses menjadi pribadi yang seutuhnya. Belajar sangat erat kaitannya dengan

usaha manusia dalarn pencapalan tujuan seperti yang dikemukakan oleh Gani

(Sardiman, 1986:56)

bahwa “masalah produktivitas berhubungan dengan kerja manusia dan efisien”.


Di sini ditunjukkan bahwa belajar memberikan kemampuan bagi manusia untuk

menjadi lebih baik atab prihadi yang utuh.

Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesirnpuan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mempermudah

pelaksanaan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

demikian media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran.

2. Jenis – jenis Media Pembelajaran

Penggunaan Media Pembelajaran di sekolah haruslah tepat sasaran. Dalam arti

bahwa penggunaan media harus tepat jenisnya dan tepat dalam penggunaanya.

Ada beberapa media pembelajaran yang digunakan, seperti yang dikemukakan

oleh Sudirman, dkk (1992:43) yang mengelompokkan media atau media

pembelajaran sebagai berikut :

1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

a. Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara

saja, seperti radio, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli

atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan,

media visual ini ada yang menampilkan gambar atau lukisan, cetakan, ada

pula media visual yang menampilkan gambar simbol yang bergerak

seperti film bisu, film kartun.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

2. Dilihat dari daya inputnya, media dibagi kedalam

a. Media yang mempunyai daya input yang luas dan serentak


b. Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruangan dan tempat

c. Media untuk pelajaran individual

3. Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi ke dalam :

a. Media yang sederhana, yaitu media ini bahan dasarnya mudah diperoleh

dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak

sulit.

b. Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya

sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya

memerlukan keterampilan yang memadai.

BeBerapa jenis media atau alat yang dapat digunakan dulam meningkatkan

kualitas pendidikan tersebut di atas, dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan sekolah yang akan rnenggunakannya. Pernilihan dari media tersebut,

haruslah memenuhi kriteria yang direncanakan.

3. Media Pembelajaran sebagai Alat Bantu

Media sebagat alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu kenyataan yang

tidak dapat dipungkìri. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk membantu

tugas

guru dalam menyampaikan pesan-pesan dan bahan pembelajaran yang diberikan guru

kepada

peserta didik. Guru hendaknya menyadari bahwa tanpa bantuan media, maka bahan

pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oieh setiap peserta didik, terutama materi

pembelajaran yang rumit dan kompleks.

Peserta didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat dahindari, disebabkan

penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahanhi. Apa salahnya rnenghadirkan media

sebagat alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum
pelaksanaan pengajaran. Sebagai alat bantu, media mempunyai funsgi rnelicinkan jalan

menuju tercapaunyaa tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa

proses pembeljaran dengan bantuan media meningkatkan proses dalam tenggang waktu

yang cukup

lama itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media akan menghasilkan

proses dan basil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.

Untuk dapat mernilih media pendidikan yang tepat dan sesuai dengan materi

pembelajaran yang akan kita sajikan sebaiknya konsep pemilihan media pendidikan

berdasarkan awal perilaku peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran yang akan

dipelajari. Proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk

di konsumsi oleh setiap peserta didik,nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi

terambil dari berbagai sumber. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut

membantu guru mernperkaya wawasan peserta didik. Aneka ragam bentuk dan jeius

media pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi

peserta didik.

Media sebagat sumber belajar diakui sebagal alat bantu auditif, visual dan

audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan tetapi harus

disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan kompetensi guru

itu sendiri.

Penggunaan alat bantu audio visual dalam proses pembelajaran sangat didukung

oleh

Dwyer (1967:102), salah seorang tokoh aliran realisme. Aliran Realisme berasumsi

hahwa

belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-hahan audio visual
yang

mendekati realitas.

Menurut Miller (1957:57), Lebih banyak sifat bahan audiovisual yang rnenyerupai

realisasi, makin mudah terjadi belajar. Karenanya ada kecenderungan dari pihak guru

untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak rnungkin dengan memberikan penjelasan

yang mendekati realisasi kehidupan dan pengalaman murid.

Sardirnan (1986:72) mengemukakan bahwa sebagai alat bantu dalam pendidikan

dan pengaj aran, audio visual mempunyi sifat sebagai berikut:

a. Kernampuan untuk rneningkatkan persepsi

b. Kernampuan untuk meningkatkan pengertian

c. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar

d. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil

yang

dicapai

e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran merupakan kegiatan sosial. Dalam dunia pendidikan saat ini kita

dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang

berkualitas dan niampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada

kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sekior kehidupan kita selalu dihadapkan

kepada masalah - masalah yang memerlukan matematika sebagai pemecahannya.

Media sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk matematika sendiri

tetapi juga untuk ilmu-ilmu lainnya. baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan

praktis sebagai aplikasi dan Matematika. Akan tetapi kenyataan lain menunjukkan bahwa
rendahnya mutu pendidikan terutarna pendidikan Matematika di SD, SLTP, dan SLTA

adalah masih banyak peserta didik cenderung kurang rnenggemari muatan pembelajaran

Matematika bahkan mereka cenderung tidak tertarik untuk belajar Matematika.

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian peserta

didik untuk belajar. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran erat kaitannya dengan

sifat-sifat peserta didik, baik yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan

minatnya. Media pernbelajaran yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu media

pembelajaran.

Untuk memahami bagaimana fasilitas dapat dilihat pada bagan kerangka pikir sebagai

benikut:

Guru

Alat Peraga
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (classsroom action research,

dilaksanakan dalani dua sikius. Jenis Petielitian tindakan Kelas I ini dipilih dengan

tujuann “mampu menawarkan cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

profesionalisme guru dalarn kegiatan pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai

indikator keberhasilan proses dan hasil belajar” (Umar, 2005:3). Selain itu penelitian

tindakan kelas 1 ini dianggap mudah karena hanya melalui empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitalif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dan peserta didik
berupa data hasil observasi aktifitas, hasil wawancara serta kegiatan guru atau

penelitian selama proses pembelajaran.

Adapun alur penelitian ini mengacu pada modifíkasi diagram oleh Kemmis dan

Mc.Taggart. (Depdiknas, 2003:19) sebagai berikut:

B. Fokus Penelitian

Karena input dan penelitian ini adalah peserta didik maka peneliti akan meneliti

peningkatan hasil pembelaiaran rnuatan matematika melalui penggunaan media

pembelajaran.

Adapun fokus dan penelittan ini adalah

1. Pengunaan media visual

Media visual dalam pembelajaran muatan maternatika merupakan alat

bantu yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dalam

pencapaian tujuan prmbelajaran adalah penciptaan dan pemeliharaan kondisi

pembelajaran yang optimal sebagai tindakan preventif. dan pengendalian kondisi

pembelajaran yang optimal jika terjadi ganguan proses belajar.

Adapun indkator untuk penggunaan media pembelajaran yaitu: (a)

bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, (b) mampu membuat soal sendiri

dan menjawab sendiri dengan benar, (c) menguasai keterampilan yang diperlukan,

(d) berani mencoba berbuat, (e) perhatian terhadap tugas besar, (f) senang helajar.

Sedangkan penggunaan Media pembelajaran untuk guru adalah: (a)

memantau kegiatan belajar peserta didik, (b) memberikan umpan batik, (c)

mengajukan pertanyaan menantang, (d) rnengembangkan kegiatan bervariasi, (e)


membuat alat bantu belajar sederhana, (f) mernilih media yang sesuai dengan

materi pembelajaran, (g) mencapai tujuan pembelajaran, (h) tidak membuat anak

takut salah, ditertawakan dan dianggap sepele, (i) menumbuhkan motivasi belajar.

2. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik adalah ukuran berhasil tidaknya seseorang

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

Indikator hash belajar peserta didik adalah bahwa setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran proses dan hasil

belajar matematika meningkat.

C. Setting Penelitian

1. Kondisi Peserta Didik

Jumlah peserta didik kelas satu SD Negeri 111 Inpres Bungin adalah 34

orang siswa yang terdiri atas 21 orang peserta didik laki – laki dan dan 13 orang

peserta didik perempuan. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik

Kelas I yang mengikuti muatan pembelajaran Matematika Tahun Pelajara

2017/2018 dengan jumlah peserta didik 34 orang yang terdiri atas peserta didik

laki – laki 21 orang dan peserta didik perempuan 13 orang. Berikut ini disajikan

tabel keadaan peserta didik kelas satu SD Negeri 111 Inpres Bungin.

2. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan

Jumlah pendidik dan tenaga pendidikan di sekolah ini adalah 10 orang

yang terdiri atas 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, berikut ini disajikan tabel

keadaan pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri SD Negeri 111

Inpres Bungin.
D. Prosedur Penelitian

Tahapan Siklus 1

1. Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Membuat lembar kerja peserta didik (LK)

d. Membuat lembar observasi sebagai alat pengumpul data mengetahui

bagaimana kondisi proses pembelajaran di kelas waktu berlangsungnya

kegiatan pembelajaran, baik peserta didik maupun guru.

e. Membuat alat evaluasi

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai scenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan itu

sebagai berikut:

a. Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan materi yang sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat yaitu matrei pembelajaran operasi

hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga kelereng dan lidi.

b. Peneliti atau guru menjelaskan materi pembelajaran setelah itu peserta

didik diminta untuk menanyakan hal – hal yang belum dipahami atau

belum jelas.

c. Peneliti kemudian membagikan Lembar Kerja peserta didik (LK) untuk

dikerjakan secara individu

d. Peneliti melakukan pemantauan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung berdasarkan pedoman observasi.


e. Maminta wakil dari tiap kelompok untuk mengerjakan soal dipapan tulis

dan kelompok lain menanggapi.

f. Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah yaitu membuat soal sendiri

dan diajawab dengan sendiri

g. Pada akhir siklus dilakukan pengukuran kemampuan peserta didik

3. Observasi

a. Peneliti memperhatikan peserta didik untuk mengetahui siapa yang hadir

dan siapa yang tidak hadir

b. Pemantauan keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung

berdasarkan format yang telah disiapkan menggunakan alat peraga

kelereng dan lidi

4. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang

diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisis data dilakukan

refleksi guna melihat kekurangan/kelemahan dan kelebihan/kekuatan yang

terjadi pada saat pembelajaran. Kekurangan dan kelebihan tersebut dijadikan

acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Adapun masalah yang

ditentukan pada tahap perencanaan yaitu bagaimana peserta didik dalam

mengerjakan tes awal.

Pada tahap aksi masalah yang ditentukan adalah belum seluruhnya peserta

didik aktif mengerjakan soal dan menanyakan hal – hal yang belum dipahami

serta terlalu lama mengerjakan soal.

Sedangkan masalah yang ditentukan pada tahap observasi adalah belum

sepenuhnya peserta didik pemjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.


Tahap Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang dilaksanakan pada siklu 1,

dilaksanakan pada siklus 1, dilakukan perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran

pada siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan perubahan

yang ingin dicapai. Hasil yang dicapai pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis

untuk menetapkan suatu kesimpulan.

E. Teknik Pemngumpulan Data

Data penelitian ini berupa hasil pekerjaan peserta didik terhadap soal yang

diberikan yang meliputi: (1) tes awak sebelum dan sesudah tindakan, (2) hasil

wawancara dengan subjek penelitian dan guru mata pembelajaran matematika, (3)

hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung, (4) hasil catatan lapangan

tentang kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan tindakan.

Tes awal dimaksudkan untuk memperoleh tingkat pemahaman pembagian

peserta didik dilakukan tindakan, sedangkan tes sesudah tindakan melihat

pemahaman konsep pembagian peserta didik sesudah tindakan. Wawancara untuk

menggali lebih jauh pemahaman peserta didik yang tidak dapat diketahui melalui

tes. Sedangakn hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung dimaksudkan

untuk mengetahui penerapan pendekatan muatan Matematika realitas berjalan

sesuai rencana atau tidak.

Sumber data penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas satu SD

Negeri 111 Inpres Bungin berdasarkan hasil tes awal yang telah diberikan, serta

guru di SD tersebut. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan tes, wawancara pengamatan, dan catatan lapangan. Empat teknik tersebut

diuraikan sebagai berikut :


1. Tes

Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta

didik terhadap konsep Matematika Tes dilaksanakan pada akhir setiap tindakan,

dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan Kisi – kisi tes, LK dan Tes

hasil pembelajaran

2. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk menggali dan medapatkan informasi

kesulitan peserta didik dalam memahami konsep muatan Matematika, yang

mungkin sulit peroleh dari hasil pekerjaan peserta didik maupun melalui

pengamatan

3. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan oleh orang yang terlibat aktif dalam pelaksanaan

tindakan yaitu guru yang mengajar di Kelas 1. Pada pengamatan ini

digunakan pedoman pengamatan untuk mencatat hal – hal yang dianggap

penting. Format observasi terlampir.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk merekam kejadian yang tidak terdapat

dalam format pengamatan dan dianggap penting. Dokumentasi ini dapat

berupa foto, atau dokumen lain yang juga diperlukan untuk mencabut

kejadian – kejadian istimewa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah

pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil

pengamatan, wawancara dengan indicator – indicator pada tahap refleksi


dari siklus penelitian. Data yang terkumpul didistribusikan kedalam

penelitian kualitatif.

Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui diskusi dengan guru

dan teman sejawat. Selain itu pengecekan keabsahan data dapat dilakukan

dengan membandingkan dan mengecek kembali informasi yang diperoleh

melalui tes, wawancara, pengamatan, dan catatan lapangan. Atau dengan

memndaingkan seluruh hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memvalidkan informasi yang

diperoleh guna melaksanakan.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakn ini adalah bila hasil belajar

peserta didik selama proses pembelajaran tiap siklus mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus II. Hal ini ditandai dengan daya serap

individu minimal 60% dan ketuntasan kasikal 70% serta observasi peserta

didik dan pengellaan pembelajaran berada dalam kategori baik dan sangat

baik.

Adapun kategori yang dikemukakan oleh Arikunto (1998:192),

yaitu “76% - 100% dikategorikan baik, 56% - 75% dikategorikan cukup

baik, 40% - 55% dikategorikan kurang baik, dan kurang dari 40%

dikategorikan tidak baik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian bab ini akan dibahas hasil penelitian setelah pelaksanaan.

Penggunaan Media Pembelajaran untuk meningkatkan Hasil Pembelajaran Matematian di

Kelas 1 pada SD Negeri III Inpres Bungin. Setelah menggunakan media pembelajaran

dari siklus I ke siklus II. Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa hasil

penelitian akan dianalisis secara deskriptif sebagai berikut:

A. Deksriptif Hasil Penelitian

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan telaah terhadap kurikulum, khususnya

kurikulum sekolah dasar. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai standar

kompetensi yang ingin dicapai pada muatan pembelajaran Matematika yaitu

membuat skenario pembelajaran, menetukan media pembelajaran, membuat

lembar observasi sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui bagaimana

kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan proses

pembelajaran, baik peserta didik maupun guru, membuat alat evaluasi,

membentuk kelompok belajar berdasarkan hasil evaluasi tes awal.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Adapun pelaksanaan pada siklus 1 ini berlangsung selama 1 kali

pertemuan dengan durasi waktu pertemuan 2 x 35 menit. Pertemuan berupa

pemberian tes kemampuan awal untuk mengetahui pemahaman peserta didik

terhadap materi pembelajaran kemampuan awal untuk mengetahui pemahaman


peserta didik tehadap materi pembelajaran yang akan diberikan sekaligus

menyelidiki apakah pengetahuan prasyarat tentang pembelajaran yang akan

diajarkan telah dimiliki oleh peserta didik.

Pelaksanaan tes kemampuan yang diberikan kepada peserta didik berkaitan

dengan bagaimana memahami operasi hitung bilangan bulat.

Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan materi yang sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat yaitu materi operasi bilangan bulat, guru

menjelaskan materi pembelajaran setelah itu peserta didik diminta untuk

menanyakan hal – hal yang belum dipahami, peneliti kemudian membagikan

Lembar Kerja (LK) untuk dikerjakan secara individu, peneliti melakukan

pemantauan selama kegitan proses pembelajaran berlangsung berdasarkan

pedoman observasi, memberikan tugas rumah yaitu membuat soal sendiri dan

dijawab sendiri, pada akhir siklus dilakukan pengukuran kemampuan.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta

melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar siklus.

Berdaskan hasil evaluasi diperoleh gambaran bahwa minat dan motivasi

peserta didik selama mengikuti kegiatan muatan pembelajaran Matematika

cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh :

1) Rata – rata presentase kehadiran peserta didik yang mengikuti kegiatan

pembelajaran pada siklus 1 sebesar 10%

2) Rata – rata presentase peserta didik yang memperlihatkan pembahasan

materi pembelajaran sebesar 90%


3) Rata – rata presentase peserta didik yang melaksanakan kegiatan lain

pada saat pembahasan materi pembelajaran 5%

4) Rata –rata presentase peserta didik yang mengajukan pertanyaan tentang

materi pelajaran yang belum di mengerti 85%

5) Rata –rata presentase peserta didik yang masih perlu bimbingan dalam

memeahami teks bacaan 5%

6) Rata – rata presentase peserta didik yang mengerjakan tugas/PR sebesar

100%

Berasarkan hasil evaluasi yaitu berupa test belajar peserta didik diperoleh

tabel statistik deskriptif sebagai berikut di mana untk uraian lengkapnya dapat

dilihat pada lampiran skor tertinggi yang dicapai peserta didik adalah 85

sedangkan skor terendah diperoleh oleh peserta didik adalah 60.

Tabel 4.1. Presentase Skor Hasil Belajar Matematika di Kelas 1 Pada Sd

Negeri 111 Inpres Bungin pada siklus 1

Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)


81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi 7 20
41-60 Sedang 16 53,3
21-40 Rendah 11 26,7
0-20 Sangat Rendah

d. Tahap Refleksi

Setelah melalui tahapan pelaksanaan serta sekaligus tahapan observasi dan

diakhiri dengan evaluasi hasil belajara peserta didik maka selanjutnya dilakukan

tahap refleksi, berdasarkan hasil observasi dan evaluasi diperoleh informasi bahwa

masih terdapat peserta didik yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung karena sebelumnya peserta didik telah terbiasa pasif

dalam menerima materi pengaajaran. Selain itu masih terdapat peserta didik yang
tidak mengumpulkan tugas/PR dan peserta didik yang masih perlu bimbingan

dalam mengerjakan soal latihan.

e. Rekomendasi

Gambaran presentase ketuntasan belajar peserta didik kelas 1 SD Negeri

111 Inpres Bungin dimana sebesar 73,3 % atau 23 dari 34 peserta didik termasuk

dalam kategori tuntas dari 26,7% atau 11 dari 34 peserta didik termasuk dalam

kategori tidak tuntas, berarti terdapat 11 peserta didik yang perlu remedial karena

mereka belum mencapai ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan belum

tercapainya ketuntasan klasikal sebesar 85%. Serta masih terdapat peserta didik

yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

karena sebelunya peserta didik telah terbiasa pasif dalam menerima materi

pembelajaran. Selain itu mashih terdapat peserta didik yang tidak mengumpulkan

tugas/PR dan peserta didik yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan soal

latihan. Maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan memperhatikan aspek –

aspek di atas.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti merancang kembali rencana pelaksanaan

pembelajaran sebagai kelanjutan materi dari siklus I dengan memperhatikan

rekomendasi dari siklus I, kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan membuat

instrument penelitian berupa tes hasil belajar dan lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berlangsung selama 1 kali

pertemuan dengan lama waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit. Proses

pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelompok kecil, di mana setelah proses


diskusi kelompok kecil dilanjutkan dengan pemberian rangkuman dan sintesis

sebagaimana tesaji pada RPP.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan

evaluasi berupa tes hasil belajar siklus I setelah pertemuan.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambar bahwa minat dan motivasi

peserta didik selama mengikuti kegiatan proses muatan pembelajaran matematika

cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh :

1) Rata – rata presentase kehadiran peserta didik yang mengikuti kegiatan

pembelajaran pada siklus I sebesar 100%

2) Rata – rata presentase peserta didik yang memperhatikan pembahasan materi

pembelajaran sebesar 95%

3) Rata – rata presentase peserta didik yang melaksanakan kegiatan lain pada

saat pembahasan materi pelajaran 5%

4) Rata - rata presentase peserta didik yang mengajukan pertanyaan tentang

materi yang belum dimengerti 95%

5) Rara – rata presentase peserta didik yang masih perlu bimbingan dalam

memahami teks bacaan 5%

6) Rata – rata presentase peserta didik yang mengerjakan tugas/PR sebesar

100%

Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa tes hasil belajar peserta didik

diperoleh peningkatan kemampuan berbicara peserta didik melalui penggunaan

media visual menagalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini berarti hasil
belajar peserta didik pada siklus II dan penerapan strategi pembelajaran diskusi

kelompok kecil tergolong tinggi.

Tabel 4.1 Presentase Skor Hail Belajar Matematika di kelas I Pada SD Negeri 111

Inpres Bungin Pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Presentase (%)

81-100 Sangat tinggi

61-80 Tinggi 14 46,7

41-60 Sedang 12 40

21-40 Rendah 6 13,3

0-20 Sangat rendah

Jumlah 34 100

B. Pemabahasan

Pada analisis kualitatid diperoleh data dari pengamatan guru pada saat

pembelajaran berlangsung dan tugas yang diberikan. Dalam hal ini yang menjadi

focus pengamatan adalah sikap, kesungguhan dan tanggapan – tanggapan peserta

didik.

1. Siklus I

Dari awal penelitian berlangsung hingga berakhirnya siklus I tercatat

sejumlah perubahan yang terjadi pada peserta didik yaitu :

a. Perharian peserta didik terhadap proses pembelajaran makin baik. Dalam

hal ini ditandai dengan kuantitas peserta didik yang bertanya meningkat.
b. Keberanian peserta didik untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini

ditandai dengan adanya beberapa peserta didik yang mengacungkan

tangannnya untuk naik kedepan kelas

c. Jumlah peserta didik yang mengerjakan tugas mengalami peningkatan,

sebaliknya peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas yang diberikan

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum

berlangsung penelitian ini.

Pada pertemuan siklus awal siklus I, semangat dan keaktifan peserta didik

mengikuti kegiatan belajar mengajar dan menyelesaikan tugas yang diberikan

hampir tidak mengalami perubahan yang berarti dibdandingkan dengan sebelum

pelaksanaan penelitian ini.

Soal bilangan bulat yang diberikan pada pertemuan pertama, walaupun

umumnya peserta didik mengerjakan tugas tersebut dari pengamatan terhadap

jawaban yang diberikan dan penguasaan mereka terhadap jawaban itu

menunjukkan bahwa mereka hanyalah mencontoh jawaban dari temannya yang

dianggap mampu, tanpa mengetahui bagaimana penyelesaian yang sebenarnya

dari tugas tersebut.

Dari tugas kelompok yang diberikan umumnya peserta didik masih lemah

dalam konsep dasar yang seharusnya telah mereka kuasai. Utamanya konsep

menyelesaikan bilangan bulat, peserta didik yang demikian sangat kesulitan

mengikuti materi yang diajarkan. Pada siklus motivasi peserta didik untuk

memberikan jawaban yang bendar untuk setiap tugas yang diberikan masih

sangat kurang. Dari segi sikap terhadap, proses pembelajaran matematika pada

awal – awal pertemuan siklus I tidak jauh beda dengan proses pembelajaran
sebelum penelitian dilakukan. Namun pada pertemuan – pertemuan berikutnya

peserta didik sudah mulai tertarik. Ini terlihat dari berkurangnya peserta didik

yang tidak hadir pada setiap belajar matematika. Hal ini juga disebebakan karena

contoh – contoh soal yang diberikan hampir seluruhnya berkaitan langsung

dengan kegiatan sehari – hari peserta didik.

Secara umum dapat dikaitkan bahwa siklus ini peserta didik sudah mulai

menampakkan sikap positif terhadap mata pelajaran matematika. Hal ini diiringi

dengan adanya beberapa peserta didik yang antusias menanggapi tugas – tugas

yang diberikan walaupun yang banyak memberikan komentar maupun jawaban

adalah berkisar pada peserta didik tertentu.

2. Siklus II

Pada siklus II , perubahan – perubahan dasar ditemukan pada peserta didik

adalah sebagai berikut:

a. Perhatian peserta didik pada proses pembelajaran dibandingkan siklus

sebelumnya semakin baik. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya

jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelejaran pada muatan

pembelajaran matematika.

b. Kesunguhan peserta didik dalam mengerjakan tiap tugas yang diberikan juga

mengalami peningkatan jika dibandingkan siklus I. Pada siklus I rata – rata

presentase 65 maka pada siklus II meningkat menjadi 75%

c. Kemampuan dan keberanian peserta didik untuk tampil di depan kelas

meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya peserta didik yang

mengacungkan tangan untuk mengerjakan di depan kelas

Proses pembelajaran pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus

sebelumnya saat berlangsungnya proses pembelajaran peserta didik yang


mengajukan pertanyaan hanya tertentu yakni peserta didik yang memperoleh

nilai baik saja. Demikian halnya dengan jawaban dari pertanyaan balik guru,

hamper tidak ada peserta didik yang menjawabnya.

Dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan umumnya peserta didik

masih selalu memerlukan bimbingan dari guru. Walaupun demikian perhatian

peserta didik terhadap pelajaran Matematika tidak dianggap positif. Hal ini

terlihat dari jawaban setiap peserta didik .

Pada akhirnya siklus II terlihat kesungguhan peserta didik dalam

mengikuti proses pembembelajaran mengalami kemajuan. Hal tersebut terlihat

oleh jawaban peserta didik menyelesaikan tugas – tugas dengan model tugas

mandiri dan individual. Tugas ini di ramu sedemikian rupa sehingga peserta didik

termotivasil untuk menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan.

Pada pelaksanaan siklus ini walaupun dari segi pemahaman materi hamper

tidak ada perbedaan. Akan tetapi dari segi sikap peserta didik terhadap mata

pelajaran matematika, minat, berupa keinginan untuk mengetahui materi yang

disajikan oleh guru ataupun kesungguhan peserta didik dalam proses

pembelajaran mengalami kemajuan. Hal ini terlihat dari jumlah peserta didik

yang hadir mengikuti pelajaran.

Dari analisis terhadap reflkesi yang dibuat peserta didik dapat

dikategorikan sebagai berikut: Pendapat peserta didikk tehadap mata pelajaran

matematika pada proses pembelajaran yang mereka alami. Umumnya peserta

didik menganggap bahwa matematika ini adalah mata pelajaran yang sulit

dimengerti. Pada sebgaian kecil peserta didik mengaku bangga dan merupakan

kepuasan tersendiri jika dapat memecahkan soal sendiri.


Pada awal siklus I umumnya peserta didik menganggap bahwa itu sesuatu

yang tidak penting. Namun setelah berlangsungnya pelaksanaan siklus I hingga

siklus II, di mana pada hamper semua contoh – contoh soal selalu dikaitkan

dengan keadan lingkungan sehingga pada akhirnya mereka mengerti tentang

manfaat pelajaran matematika dalam kehidupan.

Mengenai soal – soal latihan yang diberikan dan dikerjakan di kelas

umumnya mereka masih sulit mwnjawab. Sebagaian peserta didik biasanya

mengerti penjelasan guru di kelas. Namun jika sudah belajar di rumah atau

mengerjakan tugas, maka penjelasan guru sudah terlupa lagi, apalagi kalau

berselang beberapa setelah dijelaskan oleh guru.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama penelitian ini berlangsung dalam dua siklus perubahan –

perubahan yang terjadi atas peserta didik dapat dikemukan bahwa

penggunaan media pembelajaran pada muatan pembelajaran matematika di

Kelas 1 SD Negeri III Inpres Bungin meningkatkan proses dan hasil

belejar peserta didik.

B. Saran – saran

Setelah melihat hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti

menyarankan agar,

1. Strategi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

disusun sedemikian rupa sehingga menjadi model pembelajaran yang

lebih efektif terhadap materi pembelajaran tertentu.

2. Diupayakan sendiri mungkin untuk mengatasi kesulitan – kesulitan

yang dialami, baik oleh peserta didik maupun guru dalam proses

pembelajaran. Hal ini dapat didasarkan dari refleksi berupa perubahan

yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun diambil

dari tanggapan peserta didik itu sendiri.

3. Agar pihak yang berwenang lebih memprelihatkan mutu pendidikan

dengan lebih memberikan dukungan moril dan material dalam setiap

mengembanggkan model pembelajaran yang dianggap cocok dan

sesuai untuk diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai