Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan Media Biologi
yang dibina oleh Ibu Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd
Oleh:
Ahya Mujahidin (180341863042)
Dina Isti’anah (180341863029)
Fiqih Zahra (180341663068)
Thesa Ihtiar D. (180341663064)
(Kelas A – 2018)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1. (a) Gambar senjata tradisional suku di Indonesia, (b)
Pakaian adat suku Madura, (c) Rumah gadang suku Minangkabau,
(d) Sistem pencernaan sapi. (Sumber : Burhanuddin, 2019).
Menurut Kusnandi dan Bambang (2013), terdapat beberapa
syarat-syarat media gambar yakni sebagai berikut :
a) Harus autentik : gambar harus sesuai dalam menyampaikan
suatu kenyataan yang sebenarnya
b) Sederhana: jelas dalam menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar agar siswa tidak kesulitan dalam memahami
gambar
c) Gambar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
d) Gambar harus menunjukkan objek dalam keadaan
memperlihatkan aktivitas tertentu sesuai dengan tema
pembelajaran
e) Gambar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Menurut Sadiman (2009), media gambar memiliki
kekurangan dan kelebihan diantaranya :
a) Sifatnya konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibanding dengan media verbal semata
b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, karna tidak
semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam
kelas dan tidak selalu peserta didik dibawa ke obyek atau
peristiwa tersebut
c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
Sel atau penampang daun yang tak mungkin dilihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk
gambar atau foto
d) Gambar atau foto dapat memperjelas suatu masalah dalam
bidang apa saja dan untuk usia berapa saja
e) Murah dan tidak memerlukan peralatan khusus untuk
menyampaikannya
f) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata
g) Gambar atau foto yang terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembelajaran
h) Ukurannya terbatas untuk kelompok besar
2) Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka
bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta
Diuna dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang
pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga
kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan
majalah. Media cetak adalah segala barang cetak yang
dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya macam-macam media cetak pada
umumnya (Suranto, 2010).
(a) (b)
Gambar 2. (a) Media cetak berupa buku pelajaran sekolah, (b)
Media cetak berupa majalah. (Sumber : Burhanuddin, 2019).
A. Kelebihan Media Cetak
Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media
cetak juga memiliki kelebihan dibanding media elektronik.
Kelebihan media cetak secara umum dibanding media
elektronik terletak dari “daya tahan” informasi. Dari berbagai
jenis media massa, media cetak memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut
permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa
mengulanginya sampai mengerti isi pesan yang disampaikan,
tanpa biaya tambahan (Mondry, 2008).
Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih
lama dibanding surat kabar, berusaha menampilkan informasi
yang lebih lengkap lagi, juga dengan gaya penulisan feature
yang lebih memikat sehingga tetap disukai pembaca
(Mondry, 2008).
B. Kelemahan Media Cetak
Menurut Burhanuddin (2019), terdapat beberapa
kelemahan dari media cetak yakni sebagai berikut :
Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan
Biaya pencetakan mahal
Proses pencetakan media memakan waktu, peralatan dan
kerumitan cetakan.
Perbagian materi pelajaran dalam media cetakan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
panjang dan dapat membosankan siswa
3) Media Poster
Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif
tinggi karena menampilkan suatu persoalan (tema) yang
menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Poster juga
merupakan alat untuk menyampaikan pertanyaan terhadap
persoalan di atas, bukan memberikan solusi atau jawabannya.
Inilah yang membuat poster berbeda dengan ilustrasi biasa. Tujuan
poster adalah mendorong adanya tanggapan (respon) dari khlayak
dan akan lebih baik apabila kemudian digunakan sebagai media
diskusi (Wulandari, 2017).
(a) (b)
Gambar 6. (a) Model kerja turbin, (b) Model kerja asap rokok.
(Sumber : Burhanuddin, 2019).
(a)
(b)
Gambar 7. (a,b) Aplikasi 3 dimensi yang sedang dijalankan
menggunakan android. (Sumber : (a) Wahyudi et al., 2017) (b)
Pekerti, 2017).
(a) (b)
Gambar 8. (a) Media asli berupa awetan bintang laut, (b) Siswa sedang
mengamati perilaku kera di Kebun Binatang. (Sumber : Riandi, 2017).
A. Macam-macam Media Asli
Berdasarkan uraian di atas, media asli dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa cara, misalnya dari ukurannya, keutuhannya,
kondisinya dan sebagainya. Berdasarkan ukurannya, media asli dapat
dikelompokkan menjadi media makroskopis dan mikroskopis. Apabila
pengelompokkan tersebut didasarkan pada keutuhannya, media asli
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media dengan menampilakan
satu atau sekelompok individu utuh dan media dengan hanya
menampilkan bagian dari tubuh individu tersebut. Sedangkan apabila
didasarkan pada kondisinya, media asli dapat dikelopokkan menjadi
media segar dan media awetan.
1. Media Segar
Media segar atau seringkali disebut sebagai preparat segar
dapat diartikan sebagai media yang langsung disiapkan dan dipakai
saat media tersebut masih benar-benar alami. Keuntungan media atau
bahan segar tersebut antara lain kondisi media yang sama persis
dengan keadaan alaminya, seperti ukuran, warna serta perilakunya
(apabila media tersebut berupa hewan). Para siswa akan sangat
diuntungkan dengan penggunaan media segar tersebut, karena apa
yang mereka pelajari sangat menunjukkan kedekatannya dengan
kehidupan sehari-hari. Contoh media segar yang umum digunakan
dalam kegiatan pembelajaran biologi adalah :
Tumbuhan dan bagian-bagiannya; akar, batang, daun, bunga,
buah, biji, sporangium dan sebagainya.
Binatang; mencit, burung merpati, katak hijau, ikan, udang,
belalang, jangkrik, cacing tanah, Planaria dan sebagainya.
(a) (b)
Gambar 9. (a) Media segar berupa tumbuhan, (b) Media segar
berupa binatang. (Sumber : Riandi, 2017).
2. Media Awetan
Media awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering.
Awetan basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau
binatang baik dalam bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam
larutan pengawet. Larutan pengawet tersebut umumnya berupa
alcohol dengan konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam
asetat dan alcohol (larutan FAA) atau larutan formalin 4%.
Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuh-
tumbuhan, binatang atau bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa
bahan pengawet. Contoh yang paling populer adalah herbarium yang
diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu dapat diawetkan
dengan cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya.
Contoh media awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang
dipasang sesuai dengan struktur aslinya dan taksidermi.
(a) (b)
Gambar 10. (a, b) Awetan basah pada tanaman dan hewan. (Sumber
: Riandi, 2017).
(a) (b)
(c)
Gambar 11. (a,b,c) Awetan kering pada tumbuhan dan hewan.
(Sumber : Riandi, 2017).
A B
Gambar 1. Media asli, A. Tumbuhan; B. Hewan
b. Media Awetan
Media awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering. Awetan
basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau binatang baik
dalam bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam larutan pengawet.
Larutan pengawet tersebut umumnya berupa alcohol dengan
konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam asetat dan alcohol
(larutan FAA) atau larutan formalin 4%. Larutan alcohol biasanya
digunakan untuk mengawetkan binatang rendah dari Phylum
Arthropoda. Pengawet FAA banyak digunakan untuk mengawetkan
specimen tumbuh-tumbuhan. Untuk tumbuhan tingkat rendah seperti
lumut biasanya digunakan FAA konsentrasi rendah, sedangkan untuk
tumbuhan berkayu menggunakan FAA dengan konsentrasi tinggi.
Larutan formalin 4% digunakan untuk mengawetkan binatang atau
bagian tubuh binatang dengan cara merendamkannya. Hal yang perlu
diperhatikan pada media awetan basah adalah tempat yang digunakan
untuk menyimpan awetan basah tersebut harus tertutup rapat dan
specimen yang ada di dalamnya harus terendam, oleh karena itu
volume larutan pengawetnya harus dijaga. Hal lainnya yang harus
diperhatikan adalah ketika digunakan, larutan pengawet jangan sampai
tertelan karena bersifat racun.
Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuhtumbuhan,
binatang atau bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa bahan
pengawet. Contoh yang paling populer adalah herbarium yang
diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu dapat diawetkan dengan
cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya. Contoh media
awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang dipasang sesuai
dengan struktur.
A B
Gambar 2. Media awetan, A. Herbarium; B. Awetan basah hewan
2. Model
Model merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan
mungkin dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu
mewujudkan realitas. Hal ini dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan
dari media asli yang tidak mungkin dijadikan alat pembelajaran di kelas
yang disebabakan oleh berbagai alasan. Alasan tersebut antara lain ukuran
yang ekstrim besar atau ekstrim kecil, bagian dalam media asli yang tidak
tampak dari luar dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, media model
sengaja dibuat dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu agar bagian-
bagian lainya lebih jelas. Melalui penggunaan model sebagai media, suatu
obyek dapat dibawa ke dalam kelas dalam bentuk replikanya (Gillespie &
Spirt, 1973).
a. Model yang dibuat karena alasan ukuran objek sebenarnya
Beberapa obyek biologi kadang kala ukurannya sangat besar, misalnya
kerangka atau struktur tubuh Gajah. Media pembelajaran untuk obyek
tersebut dapat dikembangkan dengan cara membuat model yang
meniru obyek aslinya dengan ukuran yang memungkinkan untuk
dibawa ke kelas. Sebaliknya adakalanya suatu obyek biologi sangat
kecil ukurannya, misalnya sel dan jaringan. Hal tersebut dapat diatasi
dengan cara membuat model jaringan atau model sel dengan meniru
objek asli hasil pengamatan melalui mikroskop. Melalui model sel dan
jaringan tersebut para siswa dapat dengan mudah mempelajari struktur
sel.