Anda di halaman 1dari 25

MEDIA PEMBELAJARAN

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan Media Biologi
yang dibina oleh Ibu Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd

Oleh:
Ahya Mujahidin (180341863042)
Dina Isti’anah (180341863029)
Fiqih Zahra (180341663068)
Thesa Ihtiar D. (180341663064)
(Kelas A – 2018)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
JANUARI 2019
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a
source) dengan penerima pesan (a receiver). AECT (Association of Education and
Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti
dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Media merupakan alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran (Arsyad, 2010).
Menurut Sadiman (2006) mengemukakan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan
Arsyad (2010) menyatakan bahwa media adalah alat yang menyampaikan pesan-
pesan pembelajaran. Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar
atau penyalur pesan. National Education Association (NEA) atau Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Amerika mendefinisikan media
merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan atau informasi.
Media dapat digunakan sebagai salah satu alat komunikasi yang dalam
penyampaian pesan sangat bermanfaat apabila diimplementasikan ke dalam
proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut
disebut sebagai media pembelajaran. Televisi, film, foto, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka
media tersebut disebut media pembelajaran.
Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam
proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga
merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media
komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media
pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan
pembelajaran. Menurut Hanafiah & Suhana (2010) media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorang siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya
verbalisme.

2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Keefektifan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor
metode dan media pembelajaran yang digunakan dimana saling terkait pemilihan
metode tertentu terhadap jenis media yang digunakan. Sehingga, harus ada
kesesuaian diantara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun
ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti konteks
pembelajaran, karakteristik belajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari
murid. Dengan demikian, penataan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, meningkatrkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan berpengaruh secara psikologis terhadap siswa. Selanjutnya diungkapkan
bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu kefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian informasi pesan dan isi pembelajaran pada saau
itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dapat membantu peningkatan
pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini
dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar.
Menurut Arsyad (2010) manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan motivasi belajar,
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkunganya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai denga kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbaasan indera, ruang, dan waktu.
d. Media pembelajaan dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkunganya.

2.3 Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran


Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan
siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
2.3.1 Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat
hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru
menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar utuk membantu siswa
belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.3.2 Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki
kekhasan dan kekompakan. Media yang akan digunakan harus sesuai
dengan kompleksitas materi pemelajaran. Contohnya untuk
membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk di
Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang
mencerminkan pertumbuhan itu.
2.3.3 Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan yang kurang baik,
akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat
auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan
penglihatan yang kurang. Akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang
disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan dan
gaya yang berbeda. Guru perlu memerhatikan setiap kemampuan dan gaya
tersebut.
2.3.4 Media yang akan diguanakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi.
Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana
belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yag dirancang guru perlu
memerhatikan efektivitas penggunanya.
2.3.5 Media yang diguanakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media-media
mutakhir seperti media computer, LCD, dan media elektronik lainnya
memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. Media
secanggih apapun tidak akan bisa menolong tanpa kemampuan teknis
mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal ini
perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang
prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya
penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah
sebaliknya mempersulit siswa.

2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran


1. Jenis Media Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukurannya, media pembelajaran dibedakan menjadi 2 yakni
media 2 Dimensi dan 3 Dimensi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
perbedaan antara media 2 Dimensi dan 3 Dimensi, yakni :
a. Media 2 Dimensi
Media 2 Dimensi merupakan media yang hanya memiliki ukuran
panjang dan lebar dan berada pada satu bidang datar. Terdapat beberapa
contoh dari media pembelajaran 2 Dimensi ini yakni sebagai berikut :
1) Media gambar
Menurut Kusnandi dan Bambang (2013), media gambar
adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui
gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang
disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual.
Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian,
memperjelas materi, mengilustrasikan fakta dan informasi.
Sedangkan menurut Mayer (2009), media gambar adalah setiap
bentuk grafis statis maupun dinamis antara lain: foto, grafis, denah,
ilustrasi (yang terdiri dari dua atau lebih gambar), dan juga animasi
atau kartun. Tindakan membangun hubungan antara mental verbal
dan mental pictorial adalah satu langkah penting dalam
pemahaman konseptual. Materi yang disampaikan dengan
multimedia yang terkonstruksi dengan baik harusnya dapat
menjadi lebih baik dalam menerima pesan daripada hanya dengan
kata-kata.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1. (a) Gambar senjata tradisional suku di Indonesia, (b)
Pakaian adat suku Madura, (c) Rumah gadang suku Minangkabau,
(d) Sistem pencernaan sapi. (Sumber : Burhanuddin, 2019).
Menurut Kusnandi dan Bambang (2013), terdapat beberapa
syarat-syarat media gambar yakni sebagai berikut :
a) Harus autentik : gambar harus sesuai dalam menyampaikan
suatu kenyataan yang sebenarnya
b) Sederhana: jelas dalam menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar agar siswa tidak kesulitan dalam memahami
gambar
c) Gambar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
d) Gambar harus menunjukkan objek dalam keadaan
memperlihatkan aktivitas tertentu sesuai dengan tema
pembelajaran
e) Gambar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Menurut Sadiman (2009), media gambar memiliki
kekurangan dan kelebihan diantaranya :
a) Sifatnya konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibanding dengan media verbal semata
b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, karna tidak
semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam
kelas dan tidak selalu peserta didik dibawa ke obyek atau
peristiwa tersebut
c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
Sel atau penampang daun yang tak mungkin dilihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk
gambar atau foto
d) Gambar atau foto dapat memperjelas suatu masalah dalam
bidang apa saja dan untuk usia berapa saja
e) Murah dan tidak memerlukan peralatan khusus untuk
menyampaikannya
f) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata
g) Gambar atau foto yang terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembelajaran
h) Ukurannya terbatas untuk kelompok besar

2) Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka
bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta
Diuna dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang
pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga
kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan
majalah. Media cetak adalah segala barang cetak yang
dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya macam-macam media cetak pada
umumnya (Suranto, 2010).

(a) (b)
Gambar 2. (a) Media cetak berupa buku pelajaran sekolah, (b)
Media cetak berupa majalah. (Sumber : Burhanuddin, 2019).
A. Kelebihan Media Cetak
Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media
cetak juga memiliki kelebihan dibanding media elektronik.
Kelebihan media cetak secara umum dibanding media
elektronik terletak dari “daya tahan” informasi. Dari berbagai
jenis media massa, media cetak memiliki kelebihan yang
tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut
permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa
mengulanginya sampai mengerti isi pesan yang disampaikan,
tanpa biaya tambahan (Mondry, 2008).
Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih
lama dibanding surat kabar, berusaha menampilkan informasi
yang lebih lengkap lagi, juga dengan gaya penulisan feature
yang lebih memikat sehingga tetap disukai pembaca
(Mondry, 2008).
B. Kelemahan Media Cetak
Menurut Burhanuddin (2019), terdapat beberapa
kelemahan dari media cetak yakni sebagai berikut :
 Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan
 Biaya pencetakan mahal
 Proses pencetakan media memakan waktu, peralatan dan
kerumitan cetakan.
 Perbagian materi pelajaran dalam media cetakan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
panjang dan dapat membosankan siswa
3) Media Poster
Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif
tinggi karena menampilkan suatu persoalan (tema) yang
menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Poster juga
merupakan alat untuk menyampaikan pertanyaan terhadap
persoalan di atas, bukan memberikan solusi atau jawabannya.
Inilah yang membuat poster berbeda dengan ilustrasi biasa. Tujuan
poster adalah mendorong adanya tanggapan (respon) dari khlayak
dan akan lebih baik apabila kemudian digunakan sebagai media
diskusi (Wulandari, 2017).

Gambar 3. Macam-macam poster. (Sumber : Burhanuddin, 2019).


A. Kelebihan Media Poster
Menurut Wulandari (2017), terdapat beberapa kelebihan
dari media poster yakni sebagai berikut :
 Dapat dibuat dalam waktu yang relatif singkat
 Tema bisa mengangkat realitas masyarakat
 Dapat menarik perhatian khalayak
 Biasa digunakan untuk diskusi kelompok maupun plene
B. Kelemahan Media Poster
Menurut Wulandari (2017), terdapat beberapa
kelemahan dari media poster yakni sebagai berikut :
 Butuh ilustator atau keahlian menggambar
 Biaya mahal
 Pesan yang disampaikan terbatas
 Perlu keahlian untuk menafsirkan
 Beberapa poster perlu keterampilan membaca dan
menulis
b. Media 3 Dimensi
Media 3 Dimensi merupakan media yang tampilannya dapat
diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang,
lebar da tinggi. Contoh dari media 3 dimensi ini adalah sebagai berikut :
1) Model Padat (Solid model)
Model padat merupakan model dari 3 dimensi yang
memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan
menyembunyikan bagian yang tidak masuk dalam objek
pembahasan melalui bentuk, warna dan susunannya. Model ini
bermanfaat untuk mengembangkan konsep realism bagi siswa
(Burhanuddin, 2019).

Gambar 4. Model padat pada replikasi tubuh manusia. (Sumber :


Burhanuddin, 2019).
A. Kelebihan Media 3D Model Padat
Menurut Burhanuddin (2019), terdapat beberapa
kelebihan dari media 3D model padat yakni sebagai berikut :
 Memberikan pengalaman langsung
 Biaya lebih murah
 Dapat mengembangkan konsep realisme peserta didik

B. Kelemahan Media 3D Model Padat


Menurut Burhanuddin (2019), terdapat beberapa
kelemahan dari media 3D model padat yakni sebagai berikut :
 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang
besar
 Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya

2) Model Penampang (Cuteway model)


Model penampang (Cuteway model) merupakan model
yang memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila
bagian permukaannya diangkat, maka akan mengetahui susunan
bagian dalamnya. Pada model penampang (Cuteway model) ini
hanya bagian terpenting saja yang ditonjolkan dengan warna yang
kontras dan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan
(Burhanuddin, 2019). Fungsi dari model penampang (Cuteway
model) adalah mampu mengganti objek sesungguhnya. Contoh :
Anatomi manusia (mata, gigi, kepala, otak, tulang belulang, paru-
paru, jantung, ginjal). Memperjelas objek yang sebenarnya, karena
bisa diperbesar atau diperkecil. Model ini dibuat karena benda
aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, contohnya :
gunung berapi.
(a) (b) (c)
Gambar 5. (a) Model replikasi gunung berapi, (b) Model replikasi
gigi manusia, (c) Model replikasi struktur bunga. (Sumber :
Burhanuddin, 2019).

3) Model Kerja (Working model)


Model Kerja (Working model) merupakan model tiruan dari
objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli. Model
kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para peserta didik
mekanisme suatu objek itu berfungsi. Pada model ini
mempergunakan pewarna yang kontras pada bagian yang
terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sirkuit atau berbagai
komponen yang menunjukkan hubungan satu sama lainnya
(Burhanuddin, 2019).

(a) (b)
Gambar 6. (a) Model kerja turbin, (b) Model kerja asap rokok.
(Sumber : Burhanuddin, 2019).

4) Model Aplikasi 3 Dimensi


Model aplikasi 3 Dimensi merupakan suatu media
pembelajaran yang menggunakan peran aplikasi untuk membuat
suatu media 3 dimensi. Salah satu media yang menggunakan
aplikasi dalam penggunaannya yakni Augmented reality.
Augmented Reality merupakan jenis teknologi interaktif yang
mengkombinasikan antara benda virtual dan benda nyata yang
akan menghasilkan objek 3D dan kemudian ditampilkan pada layar
(Adami dan Cahyani, 2016). Menurut Singhal dkk., (2012),
Augmented Reality telah berkembang pesat di dunia pendidikan
karena cukup efektif pada beberapa tahun terakhir. Augmented
Reality juga menyediakan cara yang efisien untuk suatu model
pembelajaran yang membutuhkan visualisasi. Kelebihan
Augmented Reality yakni memiliki tampilan visual yang menarik,
sebab dapat menampilkan objek 3D yang seakan-akan ada pada
lingkungan nyata (Indrawaty, 2013).

(a)
(b)
Gambar 7. (a,b) Aplikasi 3 dimensi yang sedang dijalankan
menggunakan android. (Sumber : (a) Wahyudi et al., 2017) (b)
Pekerti, 2017).

2. Jenis Media Berdasarkan Media Asli


Media asli atau specimen merupakan obyek sebenarnya yang
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam
pembelajaran biologi sangat luas, mulai dari bagian kecil dari suatu obyek
sampai ke obyek utuh lengkap dengan habitatnya. Berdasarkan ukurannya
mulai dari obyek yang besar sampai dengan obyek mikroskopis yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli sering juga disebut
sebagai realia karena media tersebut adalah obyek nyata (real), dalam kaitan
materi biologi adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya (Riandi,
2017).
Menampilkan obyek nyata di dalam kelas, dapat memberikan
pengalaman langsung kepada para siswa saat pembelajaran. Apabila
memungkinkan para siswa dapat menyentuh, membaui, memegang atau
memanipulasi obyek tersebut. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam penggunaan media asli antara lain tingkatan pengalaman siswa yang
belajar dan ketersediaan obyek sebagai media. Beberapa obyek mungkin
terlalu besar atau terlalu kecil untuk disajikan pada tingkatan sekolah tertentu
atau mungkin juga obyeknya membahayakan siswa, misalnya ular berbisa,
binatang buas, tumbuhan beracun dan lain sebagainya (Riandi, 2017).

(a) (b)
Gambar 8. (a) Media asli berupa awetan bintang laut, (b) Siswa sedang
mengamati perilaku kera di Kebun Binatang. (Sumber : Riandi, 2017).
A. Macam-macam Media Asli
Berdasarkan uraian di atas, media asli dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa cara, misalnya dari ukurannya, keutuhannya,
kondisinya dan sebagainya. Berdasarkan ukurannya, media asli dapat
dikelompokkan menjadi media makroskopis dan mikroskopis. Apabila
pengelompokkan tersebut didasarkan pada keutuhannya, media asli
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media dengan menampilakan
satu atau sekelompok individu utuh dan media dengan hanya
menampilkan bagian dari tubuh individu tersebut. Sedangkan apabila
didasarkan pada kondisinya, media asli dapat dikelopokkan menjadi
media segar dan media awetan.
1. Media Segar
Media segar atau seringkali disebut sebagai preparat segar
dapat diartikan sebagai media yang langsung disiapkan dan dipakai
saat media tersebut masih benar-benar alami. Keuntungan media atau
bahan segar tersebut antara lain kondisi media yang sama persis
dengan keadaan alaminya, seperti ukuran, warna serta perilakunya
(apabila media tersebut berupa hewan). Para siswa akan sangat
diuntungkan dengan penggunaan media segar tersebut, karena apa
yang mereka pelajari sangat menunjukkan kedekatannya dengan
kehidupan sehari-hari. Contoh media segar yang umum digunakan
dalam kegiatan pembelajaran biologi adalah :
 Tumbuhan dan bagian-bagiannya; akar, batang, daun, bunga,
buah, biji, sporangium dan sebagainya.
 Binatang; mencit, burung merpati, katak hijau, ikan, udang,
belalang, jangkrik, cacing tanah, Planaria dan sebagainya.

(a) (b)
Gambar 9. (a) Media segar berupa tumbuhan, (b) Media segar
berupa binatang. (Sumber : Riandi, 2017).
2. Media Awetan
Media awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering.
Awetan basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau
binatang baik dalam bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam
larutan pengawet. Larutan pengawet tersebut umumnya berupa
alcohol dengan konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam
asetat dan alcohol (larutan FAA) atau larutan formalin 4%.
Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuh-
tumbuhan, binatang atau bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa
bahan pengawet. Contoh yang paling populer adalah herbarium yang
diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu dapat diawetkan
dengan cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya.
Contoh media awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang
dipasang sesuai dengan struktur aslinya dan taksidermi.

(a) (b)
Gambar 10. (a, b) Awetan basah pada tanaman dan hewan. (Sumber
: Riandi, 2017).

(a) (b)

(c)
Gambar 11. (a,b,c) Awetan kering pada tumbuhan dan hewan.
(Sumber : Riandi, 2017).

2.4 Contoh Media Pembelajaran Biologi


2.4.1 Media Non Elektronik
Kelompok kategori media non elektronik didasarkan kepada cara
pengelompokkan atau klasifikasi media berdasarkan diperlukan tidaknya
perangkat elektronik untuk menjalankan media tersebut. Karena tidak adanya
tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik,
memungkinkan kelompok media ini dapat digunakan di berbagai daerah yang
belum memiliki sumber energi listrik.
1. Media Asli
Media asli atau spesimen merupakan obyek sebenarnya yang digunakan
sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam pembelajaran
biologi sangat luas, mulai dari bagian kecil dari suatu obyek sampai ke
obyek utuh lengkap dengan habitatnya. Berdasarkan ukurannya mulai dari
obyek yang besar sampai dengan obyek mikroskopis yang hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli sering juga disebut sebagai
realia karena media tersebut adalah obyek nyata (real), dalam kaitan materi
biologi adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya.
Menampilkan obyek nyata di dalam kelas, dapat memberikan pengalaman
langsung kepada para siswa saat pembelajaran. Apabila memungkinkan
para siswa dapat menyentuh, membaui, memegang atau memanipulasi
obyek tersebut. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penggunaan media asli antara lain tingkatan pengalaman siswa yang
belajar dan ketersediaan obyek sebagai media. Beberapa obyek mungkin
terlalu besar atau terlalu kecil untuk disajikan pada tingkatan sekolah
tertentu atau mungkin juga obyeknya membahayakan siswa, misalnya ular
berbisa, binatang buas, tumbuhan beracun dan lain sebagainya. Hal
lainnya adalah kemudahan mengoleksi serta harga suatu obyek yang
mungkin sangat mahal. Namun demikian penggunaan media asli dapat
menjembatani perbedaan situasi pembelajaran di kelas dengan situasi
kehidupan nyata (Gillespie & Spirt, 1973).
Berkaitan dengan media pengajaran biologi, sebenarnya tidaklah sukar
untuk mendapatkan media asli. Di sekitar sekolah atau lingkungan tempat
tinggal siswa banyak sekali objek yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran biologi. Kita jangan lupa bahwa biologi itu suatu ilmu
tentang alam kehidupan nyata, yang tentunya objek kajiannya adalah
halhal yang nyata pula. Bertitik tolak dari kenyataan ini, tentulah media
pengajaran yang paling cocok, mudah dan murah adalah objek nyata pula.
Kapankah kita memerlukan media berupa gambar, foto, model, video atau
animasi? Jawabannya tergantung kepada apa yang akan kita ajarkan
kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. Kalau tentang
struktur akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur
yang berupa molekuler seperti membran sel misalnya, tetapi kalau tentang
suatu proses mungkin media video atau animasi akan lebih baik digunakan
sebagai medianya.
Ketika sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar biologi, guru dapat
menggunakan peserta didik sebagai media atau bahkan kelas yang
digunakannya juga dapat berperan sebagai media. Demikian juga untuk di
luar kelas, halaman sekolah, kebun sekolah, kolam dan taman sekolah
dapat digunakan sebagai media apabila diperlukan. Melalui media asli,
anak didik melihat langsung peristiwa yang nyata, yang jauh lebih baik
ketimbang sekedar membaca uraian atau deskripsi mengenai obyek
tersebut. Contoh ketika kita akan memperkenalkan salah satu hewan
invertebrata yaitu Bintang laut, siswa secara langsung dapat menggunakan
semua panca indranya. Siswa dapat menginderai bentuk, warna, ukuran
dan dapat pula merabanya apakah halus atau kasar. Selain itu apabila
obyeknya masih hidup para siswa dapat melihat secara langsung
bagaimana gerakan hewan tersebut.
a. Media Segar
Media segar atau seringkali disebut sebagai preparat segar dapat
diartikan sebagai media yang langsung disiapkan dan dipakai saat
media tersebut masih benar-benar alami. Keuntungan media atau
bahan segar tersebut antara lain kondisi media yang sama persis
dengan keadaan alaminya, seperti ukuran, warna serta perilakunya
(apabila media tersebut berupa hewan). Para siswa akan sangat
diuntungkan dengan penggunaan media segar tersebut, karena apa
yang mereka pelajari sangat menunjukkan kedekatannya dengan
kehidupan seharihari. Contoh media segar yang umum digunakan
dalam kegiatan pembelajaran biologi adalah:
 Tumbuhan dan bagian-bagiannya; akar, batang, daun, bunga,
buah, biji, sporangium dan sebagainya
 Binatang; mencit, burung merpati, katak hijau, ikan, udang,
belalang, jangkrik, cacing tanah, Planaria dan sebagainya.

A B
Gambar 1. Media asli, A. Tumbuhan; B. Hewan
b. Media Awetan
Media awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering. Awetan
basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau binatang baik
dalam bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam larutan pengawet.
Larutan pengawet tersebut umumnya berupa alcohol dengan
konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam asetat dan alcohol
(larutan FAA) atau larutan formalin 4%. Larutan alcohol biasanya
digunakan untuk mengawetkan binatang rendah dari Phylum
Arthropoda. Pengawet FAA banyak digunakan untuk mengawetkan
specimen tumbuh-tumbuhan. Untuk tumbuhan tingkat rendah seperti
lumut biasanya digunakan FAA konsentrasi rendah, sedangkan untuk
tumbuhan berkayu menggunakan FAA dengan konsentrasi tinggi.
Larutan formalin 4% digunakan untuk mengawetkan binatang atau
bagian tubuh binatang dengan cara merendamkannya. Hal yang perlu
diperhatikan pada media awetan basah adalah tempat yang digunakan
untuk menyimpan awetan basah tersebut harus tertutup rapat dan
specimen yang ada di dalamnya harus terendam, oleh karena itu
volume larutan pengawetnya harus dijaga. Hal lainnya yang harus
diperhatikan adalah ketika digunakan, larutan pengawet jangan sampai
tertelan karena bersifat racun.
Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuhtumbuhan,
binatang atau bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa bahan
pengawet. Contoh yang paling populer adalah herbarium yang
diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu dapat diawetkan dengan
cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya. Contoh media
awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang dipasang sesuai
dengan struktur.

A B
Gambar 2. Media awetan, A. Herbarium; B. Awetan basah hewan
2. Model
Model merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba dan
mungkin dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu
mewujudkan realitas. Hal ini dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan
dari media asli yang tidak mungkin dijadikan alat pembelajaran di kelas
yang disebabakan oleh berbagai alasan. Alasan tersebut antara lain ukuran
yang ekstrim besar atau ekstrim kecil, bagian dalam media asli yang tidak
tampak dari luar dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, media model
sengaja dibuat dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu agar bagian-
bagian lainya lebih jelas. Melalui penggunaan model sebagai media, suatu
obyek dapat dibawa ke dalam kelas dalam bentuk replikanya (Gillespie &
Spirt, 1973).
a. Model yang dibuat karena alasan ukuran objek sebenarnya
Beberapa obyek biologi kadang kala ukurannya sangat besar, misalnya
kerangka atau struktur tubuh Gajah. Media pembelajaran untuk obyek
tersebut dapat dikembangkan dengan cara membuat model yang
meniru obyek aslinya dengan ukuran yang memungkinkan untuk
dibawa ke kelas. Sebaliknya adakalanya suatu obyek biologi sangat
kecil ukurannya, misalnya sel dan jaringan. Hal tersebut dapat diatasi
dengan cara membuat model jaringan atau model sel dengan meniru
objek asli hasil pengamatan melalui mikroskop. Melalui model sel dan
jaringan tersebut para siswa dapat dengan mudah mempelajari struktur
sel.

Gambar 3. Model sel tumbuhan


b. Model yang dibuat untuk menunjukkan bagian dalam suatu objek
biologi
Adakalanya bagian penting suatu obyek biologi untuk dipelajari tidak
mudah dilihat dari permukaannya dan diperlukan teknik dan alat
khusus untuk membedahnya. Untuk mengatasi kasus ini dapat dibuat
suatu model utuh obyek dan pada pada bagian lain sengaja dibuat
bagian dalamnya (cutaway models). Sebagai contoh model struktur
otak dengan posisi di dalam tengkorak, atau model ginjal dengan
struktur medulla di bagian dalamnya.
Gambar 4. Model cut away otak manusia
c. Model yang dibuat dengan menghilangkan bagian tertentu dari objek
aslinya
Teknik penyiapan model seperti ini dimaksudkan untuk menunjukkan
bagian-bagian tertentu saja dari suatu obyek biologi. Bagian yang tidak
dibuang adalah bagian yang ditonjolkan supaya mendapat perhatian
lebih dari siswa. Contoh model seperti ini antara lain model sistem
peredaran darah yang hanya menunjukkan pembuluh darah, jantung
dan paru-paru.
Gambar 5. Model pembuluh darah manusia
d. Model yang disiapkan untuk dibongkar pasang
Sejumlah model obyek biologi sengaja dibuat dengan bagain-bagian
yang dapat dibongkar dan dipasangkan kembali. Contoh untuk ini
adalah model tubuh manusia yang dirancang lengkap bagian struktur
luar dan organorgan dalam tubuh. Ketika model tersebut akan
digunakan guru membantu siswa memahami struktur alat-alat
pencernaan, dengan mudah guru dan siswa dapat membuka bagian luar
tubuh serta menguraikan bagian alat-alat pencernaannya.

Gambar 6. Model morfologi dan anatomi tubuh manusia


A. Media Elektronik
Media elektronik adalah informasi atau data yang dibuat, disebarkan, dan
diakses dengan menggunakan suatu bentuk elektronik, energi
elektromekanikal, atau alat lain yang digunakan dalam komunikasi
elektronik. Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain : televisi,
radio, komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima
informasi dengan menggunakan elektronik (Surya, 2012). Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media elektronik adalah
sarana media massa yang menggunakan alat-alat elektronik modern, seperti
radio, televisi, komputer, handphone, dll (Alwi, 2007).
1. Komputer/Laptop
Penggunaan komputer dalam dunia pendidikan itu sah- sah saja.
Komputer, dengan power pointnya mempermudah bagi kita sebagai guru
untuk membuat suatu media lebih menarik lagi, selain tulisan kita juga
bisa menampilkan gambar yang dibuat sendiri atau mengambil dari media
lainnya seperti mendonload dari internet atau tidak hanya gambar, kita
juga bisa menampilkan animasi atau film sekalipun yang di ambil dari
potongan-potongan film bisa itu dari VCD atau dari media Televisi.
Komputer juga dapat digunakan sebagai media untuk mengakses
informasi melalui internet.
Power point pada media komputer merupakan pengembangan dari OHP
dan slide proyektor, dimana pada OHP kita hanya terbatas pada gambar
diam saja namun pada media komputer kita bisa menampilkan animasi.
Penggunaan animasi misalnya pada materi tentang virus dan monera,
proses reproduksi sel baik secara langsung maupun tidak langsung,
sintesis protein atau pada peristiwa penyerapan makanan dalam sistem
pencernaan makanan.
2. Smart phone
Perkembangan teknologi sudah menjadi hal yang akrab bagi manusia saat ini.
Smartphone merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi yang
semakin pesat. Selain digunakan untuk sarana komunikasi, smart phone juga
dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan
aplikasi kahoot yang dapat diakses melalui smartphone untuk dilakukannya kuis
di dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai