Produk gen secara pasti, seperti molekul t-RNA, molekul rRNA, protein
ribosomal, komponen RNA polimerase (polieptida) dan enzim lain yang
mengkatalisis proses metabolisme sering kali berfungsi sebagai “housekeepping”
hampir disemua kehidupan sel.E.coli dan kebanyakan bakteri lain, mampu
tumbuh menggunakan salah satu karbohidrat (glukosa, sukrosa, galaktosa,
arabinosa, laktosa) sebagai sumber energi. Jika glukosa hadir di lingkungan, hal
tersebut menjadi metabolisme istimewa bagi sel E.coli karena walaupun tidak ada
glukosa, sel E.coli dapat tumbuh sangat baik dengan karbohidrat yang lain. Sel
tumbuh pada medium yang mengandung gula laktosa, contohnya karbon menjadi
sumber sintesis 2 enzim, β-galaktosidase dan β-galaktosida permease, yang sangat
dibutuhkan untuk katabolisme laktosa. (Enzim ketiga, β-galaktosida
transacetylase juga disintesis. Tidak diketahui fungsi metabolismenya). β-
galaktosidase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, dan β-
galaktosidase permease memompa β-galaktosida ke dalam sel. Tidak ada enzim
yang berfungsi di sel E.coli jika di lingkungan tidak mengandung laktosa. Sintesis
2 enzim tentu saja membutuhkan pemanfaatan energi (dari ATP dan GTP). Sel
E.coli mempunyai mekanisme pengaturan oleh sintesis enzim katabolisme laktosa
yang diaktifkan saat ada kehadiran laktosa dan tidak aktif saat tidak ada laktosa.
Di lingkungan alami (saluran usus dan pembuangan), sel E.coli mengalami
ketidakhadiran glukosa dan kehadiran laktosa lebih banyak sehingga sebagian
besar, kode gen E.coli untuk enzim pembawa laktosa tidak diekspresikan. Jika sel
tumbuh di lingkungan yang hanya mengandung sumber karbon, mereka dengan
cepat mulai mensintesis enzim yang dibutuhkan untuk laktosa. Proses ini
merupakan ekspresi gen yang aktif atau menyala untuk respon terhadap
lingkungan yang disebut induksi. Gen yang memiliki ekspresi yang diregulasi
disebut inducible gen, produk mereka, jika enzim disebut inducible enzymes.
Zat kimia atau molekul yang bertanggung jawab untuk induksi diketahui sebagai
inducer.
Enzim yang terlibat katabolik (degradative) seperti laktosa, galaktosa atau
arabinosa termasuk karakteristik inducible akan menjadi terlihat di wilayah yang
diikuti di cabang induksi yang terjadi pada tingkat transkripsi. Hal tersebut
mengubah laju sintesis enzim, bukan aktifitas dari molekul yang ada. Induksi
seharusnya tidak dipengaruhi oleh enzyme activation, yang terikat molekul kecil
ke enzim penambahan aktifitas enzim (tetapi tidak mempengaruhi laju sintesis
mereka).
Bakteri memiliki kapasitas metabolisme untuk mensintesis lebih molekul
organik (seperti asam amino, purin dan vitamin) yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mereka. Sebagai contoh, E.coli mempunyai 5 kode gen untuk enzim
yang dibutuhkan dalam sintesis triptofan. Lima gen tersebut harus diekspresikan
di pertumbuhan sel E.coli dalam lingkungan tanpa triptofan untuk menyediakan
cukup banyak asam amino untuk sintesis protein. Ketika sel E.coli muncul di
lingkungan yang mengandung cukup konsentrasi triptofan untuk mendorong
pertumbuhan yang optimal, kelangsungan sintesis enzim biosintesis triptofan akan
membuang banyak energi, karena bakteri sudah mempunyai kapasitas untuk
mengambil triptofan luar. Mekanisme regulasi yang berkembang di E.coli oleh
sintesis enzim biosintetik triptofan tidak aktif ketika triptofan hadir di lingkungan
eksternal. Proses menonaktifkan ekspresi dari gen disebut repression. Gen yang
ekspresinya dinonaktifkan disebut repressed; ketika ekspresi tersebut aktif, gen
pada tipe ini disebut derepressed. Repression seperti induksi terjadi pada tingkat
transkripsi.
Model Operon
Mekanisme induksi dan repression dari ekspresi gen digambarkan di tahun
1961 ketika F. Jacob dan J. Monod mengusulkan model operon untuk menjelaskan
regulasi gen yang mengkode enzim yang dibutuhkan untuk pemanfaatan laktosa
dalam E.coli.Jacob dan Monod mengusulkan bahwa transkripsi dari satu atau
sekumpulan gen struktural berdekatan (gen kode untuk polipeptida) diatur oleh 2
elemen pengendali. Salah satu elemen ini yang disebut regulator (atau gen
repressor), kode untuk protein yang disebut repressor, di bawah kondisi yang
telah sesuai, represor berikatan dengan elemen kedua, operator (atau rangkaian
operator).Operator selalu terletak berdekatan dengan gen struktural atau gen yang
mengekspresikan regulasi tersebut. Ketika repressor terikat ke operator,
transkripsi gen struktural tidak dapat terjadi. Pengikatan represor ke
operatormencegah RNA polimerase terikat pada situs promotor (RNA polimerase
sisi terikat) yang selalu berada berdekatan dengan (atau bahkan tumpang tindih)
urutan operator. Operator biasanya terletak diantara promotor dan gen struktural.
Promotor telah terbukti menjadi komponen penting dari sebuah operon. Unit
bersebelahan lengkap, termasuk gen struktural atau gen operator dan promotor
disebut operon.
Apakah represor akan berikatan dengan operator dan mematikan transkripsi
gen struktural dalam operon ditentukan oleh ada atau tidaknya moleklul efektor
(molekul kecil seperti asam amino dan gula) di lingkungan. Dalam kasus induksi
operon, molekul efektor ini disebut inducers. Mereka aktif di operon repressible
yang disebut co-represor. Molekul efektor ini (inducer dan co-represor) bertindak
dengan mengikat (atau membentuk komplek) repressor.
Satu-satunya perbedaan penting antara induksi operon dan repressible
operon yaitu apakah represor telanjang atau komplek molekul represor-efektor
aktif dalam mengikat operator. (1) Dalam kasus induksi operon, represor bebas
berikatan dengan operator, mematikan transkripsi. Ketika molekul efektor
(inducer) hadir, ia mengikat represor, melepaskan represor dari operator yaitu
represor-inducer komplek tidak berikatan dengan operator. Dengan demikian,
penambahan inducer aktif atau induksi transkripsi dari gen struktural di operon.
(2) Dalam kasus repressible operon, situasinya terbalik. Represor bebas tidak
dapat berikatan dengan operator. Hanya molekul represor-efektor (co-represor)
komplek yang aktif mengikat operator. Demikian transkripsi gen struktural dalam
repressible operon aktif apabila tidak hadir dan tidak aktif bila ada kehadiran
molekul efektor (co-represor). Kecuali untuk perbedaan ini dalam perilaku
operator pengikat repressor, induksi dan repressible operon sebanding.
Transkripsi mRNA tunggal membawa informasi pengkodean dari seluruh
operon. Dengan demikkian, mRNA dari operon terdiri lebih dari satu gen
struktural poligenik. Misalnya, operon mRNA triptofan dari E.Coli merupakan
makromolekul besar yang membawa urutan koding yang menentukan 5
polipeptida yang berbeda. Karena kontranskripsi mereka, semua gen struktural
dalam operon yang terkoordinasi diekspresikan.Karena produk dari regulator gen
represor, tindakan dengan mematikan transkripsi gen struktural, model operon
yang diusulkan oleh Jacob dan Monod disebut sebagai sistem kontrol negatif.
Dalam sistem kontrol positif, produk regulator gen diperlukan untuk
mengaktifkan transkripsi.
Kontrol positif dari Lac Operon oleh CAP dan AMP Siklis
Model Operon, oleh Jacob dan Monod ditujukan untuk menjelaskan induksi
dari biosintesis dari enzim yang dilibatkan dalam pemanfaatan laktosa ketika gula
ini ditambahkan ke medium tempat tumbuhnya sel-sel E. coli. Adanya glukosa,
diketahui untuk mencegah induksi dari lac operon, sebaik enzim pengontrol
operon lain yang dikandung di dalam katabolisme karbohidrat (misalnya operon
arabinosa dan galaktosa). Kejadian ini disebut represi katabolit (atau efek
glukosa), yang dengan jelas berkembang untuk memastikan bahwa glukosa
dimetaboliskan ketika tersedia, dalam pilihan lain kurang efisien, sumber energi.
Represi katabolit dari lac operon sekarang dikenal untuk dimediasi oleh
kontrol positif dari transkripsi oleh suatu pengatur (regulator) protein yang disebut
CAP (Catabolit Activator Protein) dan suatu efektor mollekul kecil yang disebut
AMP siklik (adenosa-3’-5’-fosfat). CAP biasanya juga disebut protein reseptor
AMP siklik. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya lac promotor mengandung
dua sisi yang mengikat terpisah. (1) satu untuk RNA polimerase dan (2) satu lagi
untuk CAP-cAMP kompleks.
CAP-cAMP kompleks harus diikat terhadap sisi ikatannya dalam lac
promotor dalam urutan operon untuk diinduksi. CAP-cAMP kompleks
menggunakan kontrol positif selama transkripsi lac operon. Meskipun mekanisme
pesis dari CAP-cAMP menstimulasi RNA polimerase mengikat promotor masih
tidak pasti, kontrol positifnya transkripsi lac operon dengan kuat dibuat dengan
eksperimen in vivo dan invitro.CAP dikenal memiliki fungsi sebagai dimer seperti
lac reseptor, ia multimerik dalam bigian fungsionalnya.
Hanya CAP-cAMP kompleks mengikat lac promotor, jika cAMP tidak ada
maka, CAP tidak mengikat. cAMP berperan sebagai molekul efektor, menentukan
efek CAP pada transkripsi lac operon. Konsentrasi Intraseluler cAMP peka
terhadap ada atau tidak adanya glukosa. Konsentrasi tinggi glukosa menyebabkan
penurunan tajam pada konsentrasi intraseluler cAMP.