Resume
Oleh :
Offering K
Pratiwi Kartika Sari (160342606267)
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2019
Pendahuluan
Gambar 1. (a) induksi sintesis enzim yang diperlukan untuk pemanfaatan laktosa sebagai sumber
energi dan (b) represi sintesis enzim yang diperlukan untuk biosintesis triptofan, keduanya dalam E.
coli. Rendahnya sintesis enzim terjadi baik metabolitnya ada atau tidak ada.
Jika sel tumbuh pada karbohidrat selain laktosa lalu dipindah ke media yang
mengandung laktosa sebagai satu-satunya sumber karbon, maka mereka secara cepat
mulai mensintesis enzim yang diperlukan untuk pemanfaatan laktosa. Proses ini,
dengan zat yang ada pada lingkungannya, disebut dengan induksi. Gen yang
ekspresinya diatur disebut dengan inducible genes (gen yang dapat diinduksi),
produknya, jika berupa enzim, disebut dengan inducible enzyme (enzim yang dapat
diinduksi). Zat atau molekul yang bertanggungjawab dalam proses induksi disebut
sebagai inducers (penginduksi).Induksi terjadi pada tingkat transkripsi, hal itu akan
mengubah tingkat sintesis enzim, bukan aktivitas yang ada pada molekul enzim.E.coli
memiliki lima gen yang mengkode enzim yang diperlukan dalam sintesis triptofan.
Ketika berada di lingkungan yang mengandung konsentrasi triptofan yang cukup
untuk mendukung pertumbuhan optimal, sintesis lanjutan dari enzim biosintetik
triptofan akan membuang energi, karena bakteri ini memiliki kapasitas untuk
mengambil triptofan eksternal, artinya mekanisme regulasi telah berevolusi pada
E.coli dimana sintesis dari enzim biosintetik triptofan di matikan ketika triptofan
berada di lingkungan eksternal. Proses “Turning off” dari ekspresi set gen disebut
“repression”. Gen yang ekspresinya dimatikan dengan cara ini dikatakan ditekan;
ketika ekspresinya dihidupkan, gen tipe ini dikatakan ”derepressed”.
B. Model Operon
Induksi dan represi ekspresi gen dicapai dengan mekanisme yang pada
dasarnya sama. Mekanisme ini pertama kali dijelaskan secara akurat pada tahun 1961
ketika F. Jacob dan J. Monod. Model operon untuk menjelaskan di dalam regulasi gen
yang mengkode enzim yang diperlukan untuk pemanfaatan Iaktosa pada E. Coli.
Mereka mengusulkan bahwa transkripsi satu set gen struktural yang berdekatan (gen
yang mengkode polipeptida) diatur oleh dua elemen kontrol yaitu gen regulator dan
sekuns operator. Sekuens operator selalu berada berdekatan dengan gen struktural
atau gen yang ekspresinya teratur dan biasanya terletak di antara promorer. Ketika
represor terikat pada operator, transkripsi gen struktural tidak dapat terjadi, hal ini
terjadi karena pengikatan represor ke operator secara sterik mencegah pengikatan
RNA polimerase di daerah pengikatan RNA polimerase yang selalu terletak
berdekatan dengan urutan sekuens operator.
Gambar 2. Komponen penting dari regulasi yang ditentukan oleh model operon.
Operon yang diinduksi, molekul efektor ini disebut penginduksi. Mereka yang
aktif pada operon yang dapat ditekan disebut ko-represor. Molekul efektor ini (in-
ducer dan co-repressors) bertindak dengan mengikat atau membentuk kompleks
dengan) represor. Perbedaan mendasar antara operon yang diinduksi dan operon yang
dapat ditekan adalah (1) Dalam kasus operon yang diinduksi, represor bebas mengikat
operator, mematikan transkripsi. Ketika molekul efektor (inducer) hadir, ia berikatan
dengan represor, melepaskan represor dari operator, yaitu, kompleks represor-inducer
tidak dapat mengikat ke operator. Sehingga, penambahan inducer menginduksi
transkripsi gen struktural dalam operon; (2) dalam kasus represor terepresi, represor
tidak bebas mengikat operator, hanya kompleks molekul represor-efektor (co-
represor) aktif pada pengikatan operator. Jadi, transkripsi gen struktural pada operon
terepresi dihidupkan tanpa adanya molekul efektor (ko-represor) yang dimatikan.
Oleh karena produk dari gen regulator, repressor bekerja utk menghentikan transkripsi
gen struktural sehingga disebut kontrol negatif, sedangkan kontrol positif yaitu
mengaktifkan transkripsi.