Resume
Disusun untuk memenuhi tugas Genetika II
Yang dibina oleh Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok
M.B.Murditya (110 341 421 524)
Khairina Novi Amalia (110 341 421 )
Model Operon
Pada tahun 1961, F.Jacob dan J.Monod menemukan suatu set sekuens gen yang saling
berdekatan dan tersusun dalam urutan spesifik serta berfungsi untuk mengatur ekspresi gen
konstitutif. Set sekuens gen tersebut disebut sebagai operon. Secara umum operon ini
tersusun atas empat sekuens gen yakni regulator, promoter, operator, gen structural. Regulator
merupakan sequens gen yang mengkodekan protein repressor, protein repressor ini jika
berikatan dengan operator dari suatu gen maka proses transkripsi gen tersebut tidak akan
terjadi. Hal ini dikarenakan ikatan antara protein repressor dengan sekuens gen operator akan
menyebabkan RNA Polimerase tidak dapat menempel pada promoter, sehingga RNA
polymerase tidak akan dapat mentraskripsi gen struktural. Operator ini biasanya terletak
diantara promoter dan gen struktural.
Ketika protein repressor berikatan dengan operator maka menyala dan matinya
proses trankripsi suatu gen ditentukan oleh ada dan tidaknya molekul kecil yang disebut
sebagai molekul efektor. Keberadaan dan ketiadaan molekul efektor pada lingkungan intra
maupun ekstraseluler akan sangat berpengaruh terhadap aktif tidaknya protein repressor.
Apabila repressor ditemukan dalam kondisi aktif jika tidak ada molekul efektor pada
lingkungan intra dan ekstraseluler, maka protein repressor tersebut bekerja dengan prinsip
indusibel. Artinya protein repressor hanya mampu berikatan dengan operator jika dia
diketemukan dalam kondisi bebas (tidak berikatan dengan molekul efektor), apabila ia
ditemukan berikatan dengan molekul efektor maka ia tidak dapat berikatan dengan operator.
Operon yang memiliki protein repressor yang bekerja secara indusibel disebut sebagai operon
indusibel. Sedangkan apabila repressor ditemukan dalam kondisi aktif jika ada molekul
efektor pada lingkungan intra dan ekstraseluler, maka protein repressor tersebut bekerja
dengan prinsip represibel. Artinya protein repressor hanya mampu berikatan dengan operator
jika dia diketemukan dalam kondisi berikatan dengan molekul efektor, apabila ia ditemukan
tidak berikatan dengan molekul efektor maka ia tidak dapat berikatan dengan operator.
Operon yang memiliki protein repressor yang bekerja secara represibel disebut sebagai
operon represibel. Contoh dari operon indusibel adalah operon lac (lactose), sedangkan
contoh dari operon represibel adalah operon trp (tryptophan).
Operon Lac, Sebuah Operon Indusibel
Jacob dan Monod merumuskan konsep operon berdasarkan penelitian mereka
mengenai operon lac pada E.colli. Operon lac tersusun atas sebuah promoter, sebuha operator
dan tiga buah gen structural yakni gen z, y, dan a, dimana ketiga gen ini mengkodekan enzim
-galaktosidase, -galaktosidase permease dan -galaktosidase transasetilase. -galaktosidase
berfungsi untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, -galaktosidase permese
merupakan pompa protein yang memasukkan laktosa kedalam sel, sedangkan -galaktosidase
transasetilase, memiliki fungsi yang belum diketahui. Operon lac ini memiliki gen regulator
yang disebut dengan gen i. Protein represor dari operon lac yang dikodekan oleh gen I akan
menjadi inaktif apabila berikatan dengan allolactosa sebagai molekul efektornya (induser).
Allolactosa merupakan derivat laktosa yang dihasilkan dari reaksi pemecahan laktosa oleh
enzim -galaktosidase. Saat berikatan dengan alolactosa protein repressor akan inaktif dan
melepaskan ikatannya dengan operator sehingga proses transkripsi gen structural operon lac
dapat dilakukan.
Pertanyaan :
1. Jelaskan perbedaan antara mekanisme induksi dengan enzyme activation?
2. Jelaskan kemungkinan yang terjadi apabila terjadi mutasi pada sekuens operator dan
sekuens gen regulator dari suatu operon?
3. Jelaskan dampak mutasi gen y pada operon lac terhadap metabolism laktosa pada
E.colli?
Jawaban :
1. Peristiwa represi berkait erat dengan aktivitas transkripsi dari suatu gen pengkode
suatu enzim, dalam hal ini pengaktivasian dan penginaktivasian protein repressor
yang melekat pada operator dari suatu operon indusibel (mis. Operon lac) akan
berdampak pada pengikatan laju transkripsi dari gen tersebut yang secara langsung
akan berdampak pada peningkatan kuantitas enzim atau protein yang merupakan
produk dari gen tersebut. Sedangkan peristiwa enzyme activation tidak mutlak harus
berkaitan dengan peningkatan atau penurunan laju transkripsi dari suatu gen, selain itu
peristiwa ini juga tidak menyebabkan bertambahnya kuantitas enzim yang teraktivasi
tersebut di dalam sel. Sebab pada intinya enzyme activation adalah hanya peristiwa
pengaktivasian enzim yang semula telah ada didalam sel namun masih dalam kondisi
inaktif dan bukan merupakan peristiwa pensintesisan enzim baru.
2. Mutasi pada sekuens gen operator pada suatu operon akan mengakibatkan sekuens
tersebut tidak dapat dikenali oleh protein repressor sehingga transkripsi dari gen
structural yang dimiliki oleh operon tersebut berlangsung secara terus menerus.
Mutasi pada sekuens gen regulator dapat menyebabkan dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama yakni mutasi pada gen regulator tersebut akan menyebabkan
terbentuknya protein repressor dengan struktur konfigurasi dan konformasi yang tidak
berligan komplemen dengan sekuens operator sehingga protein repressor tidak dapat
berikatan dengan operator dan menyebabkan den structural dari suatu operon terus-
menerus terekspresi. Kemungkinan kedua adalah protein repressor memiliki ligan
yang berkomplemen dengan sekuens operator, namun demikian protein repressor
tersebut tidak memiliki ligan yang berkomplement dengan molekul efektor sehingga
molekul efektor tidak dapat berikatan dengan protein reseptor, yang mengakibatkan
operon tersebut selalu dalam kondisi inaktif.
3. Gen y pada operon lac mengkodekan produksi enzim -galaktosidase permease yang
berfungsi sebagai pompa protein yang bertugas mengalirkan laktosa dari lingkungan
ekstraseluler ke sitoplasma. Kerusakan pada gen ini akan mengakibatkan disfungsi
enzim -galaktosidase permease yang akan mengakibatkan laktosa tidak dapat masuk
ke dalam sel, demikian juga maka allolaktosa tidak bisa terbentuk sehingga
mengakibatkan operon lac tersebut tetap dalam kondisi inaktif.